Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan


efisien menuju meningkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian,
keluhuran budi pekerti, karakter yang kuat, dan daya saing bangsa
merupakan program prioritas pemerintah untuk pembangunan pendidikan
di Indonesia. Sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah,
pembangunan pendidikan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui
mekanisme pemberian bantuan yang beberapa diantaranya diberikan
langsung ke sekolah. Mekanisme ini dirasakan efektif ketika jumlah dana
yang disalurkan menjangkau semua sekolah. Sehubungan dengan
kesanggupan penyediaan dana oleh pemerintah yang semakin meningkat
tajam mendekati angka 20% dari APBN, maka mekanisme pemberian
program bantuan ke sekolah harus disesuaikan. Salah satu dari tahapan
proses mekanisme verifikasi yang semula dilaksanakan pada setiap sekolah
yang akan menerima program bantuan, kini menjadi tidak relevan lagi, dan
sebagai penyesuaian perubahan adalah ”Verifikasi Wilayah”.

Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun ini telah dilengkapi


dengan strategi dan prosedur pelaksanaan. Petunjuk pelaksanaan Verifikasi
Wilayah ini tentu masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut
berdasarkan pengalaman lapangan dan masukan dari berbagai pihak.
Dengan diterbitkannya Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini
diharapkan pelaksanaan di lapangan akan menjadi lebih baik dan terarah
sehingga hasil kerja petugas verifikasi wilayah lebih efektif, efisien, akuntabel
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berpartisipasi


dalam penyempurnaan Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini.
Jakarta,
Tim Verifikasi Wilayah
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Dasar Hukum ................................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH ......................................... 4
A. Pelaksanaan ................................................................................... 4
B. Tugas dan Tanggungjawab .............................................................. 4
BAB III DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH ............................ 5
A. Data Dasar ....................................................................................... 5
B. Instrumen Peralatan ....................................................................... 16
BAB IV MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE ................................. 20
A. Sekolah ............................................................................................ 20
B. Ketua MKKS ..................................................................................... 23
C. Dinas Pendidikan Provinsi .............................................................. 27
BAB V PENUTUP ................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan pengembangan pendidikan kejuruan merupakan hal
substansial yang harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel.
Menyikapi tuntutan tersebut, Direktorat pembinaan SMK melakukan
pengembangan mekanisme pelaksanaan verifikasi wilayah SMK calon
penerima program bantuan yang sumber dananya berasal dari APBN.

Verifikasi yang semula dilakukan pada setiap program bantuan, diubah


menjadi verifikasi wilayah yang mencakup keseluruhan bantuan yang
berbasis data SMK di Provinsi. Verifikasi Wilayah adalah kegiatan
pembaharuan, pemeriksaan, dan validasi data/usulan kebutuhan SMK yang
dilaksanakan secara terpadu untuk semua jenis program bantuan yang
disalurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembaharuan data dilaksanakan
di Dinas Pendidikan Provinsi dengan melibatkan seluruh SMK, sedangkan
pemeriksaan dan pembuktian kebenaran data dilakukan dengan mengambil
sampel secara acak pada beberapa SMK.

Hasil verifikasi wilayah akan dipergunakan sebagai salah satu dasar


penyusunan dan pelaksanaan program pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan pendistribusian bantuan peningkatan dan
pengembangan SMK.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pelaksanaan verifikasi wilayah,
antara lain:
1. Verifikasi perlu dilakukan secara komprehensif-terintegrasi sehingga
verifikasi terhadap SMK calon penerima program bantuan Direktorat
Pembinaan SMK dapat dilakukan lebih efisien.
2. Kebutuhan data untuk perencanaan anggaran 1 (satu) tahun
berikutnya (perencanaan T-1) akan tersedia secara terus menerus

1
dan tepat waktu karena instrumen verifikasi wilayah yang digunakan
memuat aspek-aspek utama kebutuhan yang dipersyaratkan pada
setiap program bantuan. Aspek utama setiap program bantuan yang
diverifikasi ke lapangan akan dimanfaatkan untuk memetakan SMK
berdasarkan kebutuhan program bantuan. Dengan demikian seluruh
SMK yang akan menjadi calon penerima program bantuan untuk 1
(satu) tahun ke depan sudah dapat dipetakan pada tahun yang
sedang berjalan.
3. Berdasarkan data dari sejumlah SMK dan beberapa petugas
verifikasi tingkat pusat, diketahui bahwa 1 (satu) lokasi SMK bisa
didatangi lebih dari 1 (satu) petugas verifikasi pusat untuk program
bantuan berbeda. Hal ini sering terjadi karena setiap petugas
verifikasi hanya dipersiapkan untuk memverifikasi 1 (satu) program
bantuan yang melekat pada tugas dan fungsi Subdit. Oleh karena itu,
penerapan konsep verifikasi wilayah diharapkan dapat mencegah
terjadinya pengulangan verifikasi pada lokasi yang sama, karena 1
(satu) kali verifikasi telah menjangkau untuk seluruh program
bantuan.
Verifikasi wilayah harus disikapi secara positif oleh semua pihak dengan
berpartisipasi aktif demi perbaikan verifikasi wilayah ke depan.

B. Tujuan
Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun dalam rangka
pelaksanaan pemberian program bantuan untuk pengembangan SMK,
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelaksanaan
verifikasi;
2. Menyediakan materi dan informasi kepada para pihak sehubungan
kebijakan pelaksanaan verifikasi wilayah untuk menggantikan
pendekatan verifikasi sebelumnya;

2
3. Membangun sistem verifikasi yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK);

C. Dasar Hukum
Ketentuan hukum yang menjadi pijakan dan menaungi pelaksanaan konsep
Verifikasi Wilayah agar para pihak memiliki kepastian langkah dalam
melaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan;
5. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

3
BAB II
PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH

A. Pelaksanaan
Verifikasi wilayah dilaksanakan di region yang telah ditentukan oleh
Direktorat Pembinaan SMK. Pembagian setiap region tempat pelaksanaan
Verifikasi Wilayah memperhatikan antara lain:
1. Jumlah SMK: Jumlah SMK yang mengikuti Verifikasi Wilayah tidak
boleh melebihi 200 SMK.
2. Region ditentukan berdasarkan wilayah yang belum melakukan
update Verifikasi Wilayah sehingga keterbacaan data yang dihasilkan
tidak maksimal.

B. Tugas dan Tanggungjawab


1. Dinas Pendidikan Provinsi
a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan
petugas verifikasi Direktorat Pembinaan SMK dan Ketua MKKS;
b) Melakukan validasi data dan usulan sekolah, melalui aplikasi
verifikasi wilayah.
2. Ketua MKKS
a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan
Dinas Pendidikan Provinsi;
b) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan SMK
yang ada dalam satu Region;
c) Mengunggah data/usulan kebutuhan seluruh SMK di
Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi verifikasi wilayah.
3. Kepala sekolah
a) Melakukan pembaruan data/usulan sekolah pada aplikasi
verifikasi wilayah.
b) Menyetujui hasil pembaharuan data/usulan dan disampaikan ke
ketua MKKS.

4
BAB III
DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH

A. Data Dasar SMK


Instrumen Usulan terbagi ke dalam 2 (dua) jenis data, yaitu: Data Dasar SMK
dan Data Usulan Bantuan. Data Dasar SMK merupakan data kondisi SMK
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebutuhan jenis bantuan.
Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan
pembaruan dari setiap data. Data Dasar SMK terdiri dari:

1. Nomor
Diisi dengan nomor sesuai urutan sekolah.

2. Nama SMK
SMK Negeri/Swasta/SMK yang telah mendapat ijin operasional dan
memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) di Kabupaten/Kota.
Nama SMK ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen).

3. Kategori Sekolah
Diisi sesuai dengan Kategori SMK: Potensi Rujukan/ Reguler/ Aliansi/
Konsorsium/ Pesantren/ USB. Bisa diisi lebih dari 1 (satu) kategori 8
 Rujukan : Sekolah yang memiliki siswa lebih dari 1.000
siswa.
 Reguler : Sekolah rata-rata pada umumnya yang
memiliki siswa 601 – 1.000 siswa.
 Aliansi : Sekolah yang memiliki jumlah siswa 201 – 600
Siswa.
 Konsorsium : Sekolah yang memiliki jumlah siswa di bawah
200 Siswa.

5
 Pesantren/Komunitas : SMK yang menerapkan pembelajaran
karakter berbasis Pesantren/komunitas dan
menerapkan pola asrama.
Contoh Pengisian:
Pesantren, Reguler  jika sekolah tersebut termasuk dalam kategori
SMK di pesantren dan merupakan sekolah
reguler.

4. Jumlah Siswa Mendaftar


Jumlah pendaftar ke SMK pada tahun ajaran 2017/2018.
Contoh pengisian :
200  artinya jumlah siswa adalah 200

5. Jumlah Siswa Diterima


Jumlah siswa diterima di SMK pada tahun ajaran 2017/2018.
Contoh pengisian :
100  artinya jumlah siswa adalah 100

6. Jumlah Siswa
Jumlah siswa (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII) pada sekolah dan ditampilkan
sesuai dengan Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen).

7. Jumlah Santri yang Mondok


Diisi dengan jumlah siswa yang tinggal di asrama pesantren.

Contoh Pengisian:
10  jika ada 10 siswa yang tinggal di asrama.

6
8. Daftar Paket Keahlian
Daftar paket keahlian/kompetensi keahlian (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII)
pada SMK, ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen).

9. Paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan Siswa Terbanyak


Diisi sesuai paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan siswa terbanyak
pada tahun ajaran 2017/2018. Apabila terdapat dua paket keahlian
dengan siswa sama banyaknya, maka boleh diisikan lebih dari dua.

Contoh pengisian :
Teknik Sepeda Motor, Teknik Pemesinan  apabila paket keahlian
dengan siswa terbanyak
adalah paket keahlian
Teknik Sepeda Motor
dan Teknik Pemesianan

10. Jumlah Rombel


Rombongan Belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada
satuan kelas dalam satu SMK. Data ditampilkan sesuai Data Pokok
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

11. Jumlah Guru Produktif PNS


Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif
pada suatu SMK yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Contoh Pengisian:
17  jika guru pengajar berstatus PNS yang mengajar di sekolah
tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

7
12. Jumlah Guru Produktif Non PNS
Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif
pada suatu SMK yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Contoh Pengisian:
10  jika guru pengajar berstatus Non PNS yang mengajar di sekolah
tersebut berjumlah 10 (tujuh belas) orang.

13. Jumlah Guru Mapel Umum (PNS)


Guru mapel umum (PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran
normatif/adaptif yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Contoh Pengisian :
17  jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus PNS yang
mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.

14. Jumlah Guru Mapel Umum (Non PNS)


Guru mapel umum (Non PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran
normatif/adaptif yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS)

Contoh Pengisian :
17  jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus Non
PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh
belas) orang.

15. Jumlah Ruang Teori


Ruang Teori adalah ruang pembelajaran teori yang dimiliki suatu SMK.
Jumlah ruang teori ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen).

16. Jumlah Ruang Praktik Siswa (RPS)


Ruang Praktik Siswa (RPS) adalah tempat pelaksanaan kegiatan praktik,
perawatan, dan perbaikan peralatan. Jumlah Ruang Praktek Siswa (RPS)
8
ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen).

17. Lahan Pertanian(A)/ Peternakan(B)/ Kolam(C)/ KJA(D)


Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan
praktik. Secara khusus, Lahan Pertanian/Peternakan/ olam/Keramba
Jaring Apung (KJA) adalah sebidang tanah untuk melaksanakan kegiatan
praktik pada paket-paket keahlian pada bidang pertanian/perikanan.
Pembaruan data pada instrumen verifikasi wilayah dilakukan dengan
mengisi jumlah Lahan Pertanian/Peternakan/Kolam/Keramba Jaring
Apung (KJA) yang dimiliki Sekolah.

Contoh pengisian:
2A, 5B  Jika satu sekolah memiliki 2 (dua) lahan pertanian dan 5 (lima)
lahan peternakan.

18. Ruang Hotel Bisnis


Ruang Hotel Bisnis adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya bisnis bidang perhotelan yang dikelola sekolah seperti
lobi, resepsionis, restoran, kamar hotel, ruang pertemuan, dan lain-lain.

Contoh pengisian:
20  jika satu sekolah memiliki 20 ruang yang digunakan sekolah untuk
menjalankan bisnis perhotelan.

19. Laboratorium Mata Pelajaran Adaptif


Ruang Laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik
yang memerlukan peralatan khusus. Dalam hal ini dikhususkan untuk
mata pelajaran adaptif yaitu: Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, IPA,
Bahasa, Komputer, multimedia, dan lain-lain. Jumlah Laboratorium
ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen).

9
20. Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Jumlah Perpustakaan
ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen).

21. Kapasitas Asrama ( Boarding School )


Diisi dengan daya tampung siswa yang tinggal di asrama. Apabila jumlah
siswa yang tinggal di asrama kurang atau lebih dari daya tampung maka
data yang diisikan adalah sesuai daya tampungnya.

Contoh pengisian :
50 / 75  Jika daya tampung ideal asrama adalah 50 siswa, sedangkan
jumlah siswa SMK yang tinggal di asrama adalah sebanyak
75 siswa

Jumlah siswa yang tinggal di asrama sekarang

Daya tampung ideal siswa

22. Jumlah Ruang yang Rusak (Sedang/Berat)


Jumlah ruang belajar yang rusak adalah jumlah ruang yang rusak sedang
dan rusak berat. Untuk rusak ringan dapat menggunakan dana BOS.
Penentuan tingkat kerusakan adalah berdasarkan perhitungan analisis
kerusakan dari dinas Pekerjaan Umum (PU) daerah setempat.

Contoh pengisian:
12  jika terdapat 12 (dua belas) ruang yang rusak

23. Total Luas Lahan SMK


Luas lahan yang dimiliki oleh SMK ditampilkan sesuai Data Pokok
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).

10
24. Lahan Kosong Siap Bangun
Diisi luas lahan/area kosong yang siap bangun. Satuan lahan dalam
meter persegi (m2). Lahan/area siap bangun adalah lahan yang
diperuntukkan untuk pembangunan ruang belajar dan bukan lahan
pertanian, taman, lapangan upacara, ruang terbuka, atau lahan antar
bangunan.

Contoh pengisian:
100  jika satu sekolah memiliki lahan kosong siap bangun seluas 100
meter persegi.

25. Lahan Cor/Dak


Diisi luas lahan cor/dak beton di lantai dua yang siap bangun. Satuan
lahan dalam meter persegi (m2).

Contoh pengisian:
96  jika satu sekolah memiliki lahan cor/dak beton siap bangun seluas
96 meter persegi.

26. Bukti Kepemilikan Lahan


Diisi dengan Bukti kepemilikan lahan yang menerangkan bahwa lahan
tersebut atas nama Pemerintah Daerah/Yayasan, atau Pribadi.

Contoh pengisian:
Pemerintah  jika kepemilikan lahan atas nama pemerintah
Yayasan  jika kepemilikan lahan atas nama yayasan
Pribadi jika kepemilikan lahan masih atas nama perorangan
Lainnya jika kepemilikan lahan seperti Girik, Hak Guna
Bangunan, dll.
27. Listrik
Daya listrik yang dimiliki sekolah untuk menunjang proses pembelajaran
di sekolah tersebut ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen).
11
28. Internet
Diisi dengan kecepatan internet di suatu sekolah untuk mendukung
pembelajaran dan proses pembaharuan Data Pokok Pendidikan. Satuan
dalam Mbps.
(catatan: 1 Mbps = 1.024 Kbps; 0,5 Mbps = 512 Kbps; dan seterusnya)

Contoh Pengisian:
2  jika satu sekolah memiliki kecepatan internet sebesar 2 Mbps

29. Jumlah Alat (set per Ruang Praktik yang Ada)


Perhitungan Peralatan pada suatu sekolah berdasarkan pada jumlah set
alat praktik yang dimiliki di setiap ruang praktik. Sebagai catatan jika
dalam satu ruang praktik terdapat alat praktisi utama yang cukup untuk
digunakan sepertiga jumlah siswa dalam satu rombel, sudah bisa disebut
1 (satu) set.

Contoh pengisian:
10  jika satu sekolah memiliki 10 (sepuluh) set peralatan praktik

30. Jumlah Industri yang Membuka Kelas Khusus


Jumlah industri yang membuka kelas khusus di SMK yang sesuai dengan
Kompetensi Keahlian.
Contoh Pengisian :
2  Apabila SMK memiliki kelas Industri (Kompetensi Keahlian
Pemasaran dengan Alfamart/Indomaret, Kompetensi Keahlian
Teknik Sepeda Motor dengan Ahas Honda Motor/Yamaha)

31. Memiliki BKK yang terdaftar di Disnaker


SMK memiliki BKK yang sudah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
Kabupaten/Kota.

12
Contoh pengisian :
Ada  Jika sekolah memiliki BKK yang sudah terdaftar di Disnaker
Kab/Kota
Tidak ada  Jika sekolah belum memiliki BKK yang sudah terdaftar di
Disnaker Kab/Kota

32. Jumlah Unit Produksi


Diisi dengan jumlah jenis unit produksi yang dimiliki sekolah (misal: suatu
sekolah memiliki unit produksi pembuatan kerajinan kulit, pembuatan
peralatan permesinan, pembuatan pagar, minimarket, dll).
Contoh pengisian :
2  Apabila sekolah memiliki 2 unit produksi

33. Jumlah Jenis Produk Hasil Unit Produksi


Diisi dengan banyaknya jenis produk yang dihasilkan oleh unit produksi
pada SMK. Misal suatu SMK memiliki unit produksi pada bidang tata
boga dan jenis produk yang dihasilkan adalah makanan dan unit produksi
pada bidang tata busana jenis produk yang dihasilkan adalah pakaian.
Contoh pengisian :
2  SMK memiliki 2 jenis produk hasil unit produksi

34. Jumlah Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sekolah


Diisikan dengan jumlah industri di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dengan ketentuan SMK sudah bekerjasama dengan
pengelola di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
tersebut.
Misal : SMK di Kota Malang memiliki kerjasama dengan pengelola
industri di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di
Surabaya.

13
Contoh pengisian :
50  Jika jumlah industri yang dimiliki pengelola Kawasan
Industri/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut yang sudah
bekerjasama dengan SMK adalah 50 industri dan selaras
dengan kompetensi keahlian di SMK.

35. Jumlah Industri Pasangan


Diisi jumlah banyaknya industri pasangan yang sudah bekerjasama
dengan sekolah.
Contoh pengisian :
5  Jika satu sekolah memiliki industri pasangan sebanyak 5 industri

36. Teaching Factory (Ada/Tidak)


Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk
dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar. Suatu sekolah
disebut telah memiliki Teaching Factory jika sekolah tersebut sudah
memiliki kemampuan untuk membuat produk berbasis kompetensi
keahlian dan memiliki nilai ekonomi atau daya jual dan diterima oleh
pasar.
Contoh pengisian:
Ada  Jika SMK memiliki Teaching Factory
Tidak  jika SMK tidak memiliki Teaching Factory

37. Technopark (Ada/Tidak)


Technopark pada satu SMK adalah sekolah yang menjadi pusat inovasi
produksi, showroom/tempat penawaran untuk kumpulan/hasil dari
Teaching Factory.
Contoh pengisian:
Ada  Jika suatu sekolah merupakan Technopark
Tidak  jika suatu sekolah bukan merupakan Technopark

14
38. Jumlah Siswa Berprestasi Nasional(A) / Internasional (B) / Nasional dan
Internasional (C)
Diisi dengan jumlah siswa yang memiliki prestasi tingkat nasional,
internasional, dan nasional internasional.
Contoh pengisian :
3A, 2B  Apabila SMK memiliki 3 siswa berprestasi Nasional dan 2 siswa
berprestasi Internasional

39. Jumlah Siswa Layak PIP (Yatim)


Diisi dengan jumlah siswa yatim yang layak mendapatkan PIP pada tahun
ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :
10  Jika di sekolah terdapat 10 siswa yatim yang layak mendapatkan
PIP

40. Jumlah Siswa Layak PIP (Miskin)


Diisi dengan jumlah siswa miskin yang layak mendapatkan PIP pada
tahun ajaran 2017/2018.

Contoh pengisian :
10  Jika di sekolah terdapat 10 siswa miskin yang layak mendapatkan
PIP

15
B. USULAN BANTUAN
Data usulan bantuan merupakan data kebutuhan sarana dan prasarana
setiap SMK, disesuaikan dengan isian pembaharuan dari data dasar. Pada
bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan pembaruan
dari setiap data. Data Usulan meliputi:

41. RKB
Diisi dengan jumlah kekurangan RKB. RKB adalah pembangunan ruang
kelas baru (RKB) dimulai dari semula tanah kosong, selanjutnya didirikan
menjadi bangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan/atau dapat dibangun di
lantai kedua yang sudah dipersiapkan dak beton. Jumlah Ruang Kelas
yang dibutuhkan dihitung sebesar minimal 70% dari Rombel yang ada.
Bantuan RKB Reguler diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa
lahan/area siap bangun.
(catatan: Jumlah RKB yang dibutuhkan dihitung sebesar 70% dari jumlah
rombel yang ditetapkan).

Contoh pengisian:
6  jika sekolah mengusulkan bantuan RKB reguler sebanyak 6 (enam)
ruang

42. Rehabilitasi
Diisi dengan usulan jumlah ruang yang memerlukan rehabilitasi
berat/sedang.

Contoh pengisian:
5  jika sekolah mengusulkan rehabilitasi ruang belajar sebanyak 5
(lima) ruang.

16
43. RPS
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan RPS dihitung dengan
mempertimbangkan bahwa setiap Paket Keahlian minimal memerlukan
1 (satu) jenis RPS dan selanjutnya kebutuhan RPS dalam suatu paket
keahlian tertentu dihitung dengan proporsi tiga rombongan belajar
memerlukan 1 (satu) RPS. Bantuan RPS diberikan kepada SMK yang
masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
5  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan RPS sebanyak 5
(lima) ruang.

44. Lahan Pertanian(A) / Peternakan(B) / Kolam(C) / KJA(D)


Diisi dengan usulan jumlah kekurangan/usulan Ruang Praktik Pertanian/
Peternakan/ Kolam/ KJA. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang
masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
3A, 5B  Jika sekolah tersebut kekurangan dan mengusulkan 3 (tiga)
lahan pertanian dan 5 (lima) lahan peternakan.

45. Ruang Hotel Bisnis


Diisi dengan usulan jumlah usulan ruang praktik perhotelan yang akan
digunakan sebagai hotel bisnis. Bantuan akan diberikan kepada SMK
yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
10  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang Hotel
Bisnis sebanyak 10 (ruang) ruang.

17
46. Perpustakaan (Ruang)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Perpustakaan, dengan
perhitungan bahwa dalam satu sekolah minimal memerlukan satu
perpustakaan. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki
sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
1  jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang
Perpustakaan sebanyak satu ruang.

47. SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah


Diisi dengan usulan SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah dengan
prioritas di bidang bahan baku yang diolah menjadi produk
keunggulan/seni/geografis/sejarah.

Contoh pengisian:
Ya  Jika mengusulkan
Tidak  Jika tidak mengusulkan

48. SMK di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Diisi dengan usulan di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK).

Contoh pengisian:
Ya  Jika mengusulkan
Tidak  Jika tidak mengusulkan

49. SMK yang melaksanakan Kelas Industri


Diisi dengan usulan SMK yang melaksanakan Kelas Industri.

Contoh pengisian:
Ya  Jika mengusulkan
Tidak  Jika tidak mengusulkan

18
50. Peralatan Praktik (Set)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Peralatan Praktik. (catatan: satu
RPS dihitung memerlukan satu set peralatan. Kekurangan Peralatan
Praktik dihitung berdasarkan jumlah RPS yang ada, ditambah
Kekurangan/Usulan RPS, kemudian dikurangi dengan Set Peralatan yang
telah ada).

Contoh pengisian:
12  jika sekolah mengusulkan bantuan Peralatan Praktik sebanyak 12
(dua belas) set.

51. Kehadiran
Diisi dengan kehadiran sekolah pada saat pelaksanaan Verifikasi
Wilayah. Apabila hadir ditulis angka 1 dan tidak hadir angka 0, ditambah
dengan hasil pengecekan data yang ditampilkan, apabila data update (A)
sedangkan data belum update (B)

Contoh pengisian:
- Diisi 1A jika sekolah hadir dan data update
- Diisi 1B jika sekolah hadir dan data tidak update
- Diisi 0A jika sekolah tidak hadir dan data update
- Diisi 0B jika sekolah tidak hadir dan data tidak update

52. Paraf Sekolah


Diisi dengan Paraf Kepala SMK atau yang mewakili.

19
BAB IV
MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE

Untuk mempermudah proses pembaruan data verifikasi wilayah, selanjutnya


pembaruan/update data verifikasi wilayah akan dilaksanakan secara online.
Pembaruan data dilakukan oleh sekolah dengan memperbarui data pada
instrumen verifikasi wilayah, kemudian instrumen verifikasi wilayah akan
diunggah ke aplikasi verifikasi wilayah online oleh pengelola verifikasi wilayah
di Dinas Pendidikan Provinsi.

Urutan proses pengisian data verifikasi wilayah dapat mengikuti panduan


urutan berikut :

A. SEKOLAH
1. Sekolah login ke dalam aplikasi verifikasi wilayah online melalui laman di
http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan menggunakan akses
username dan password yang sudah terdaftar di jaringan akses DAPODIK.

2. Setelah masuk ke aplikasi, silahkan membuka menu 3.1 Data Master yang
terdapat pada kolom menu pada bagian sebelah kiri.
20
3. Jika nama sekolah sudah ditampilkan, selanjutnya klik dua kali pada data
sekolah anda untuk memperbarui data atau centang pada data sekolah
anda kemudian klik tombol ubah.
Pada form pengisian data verifikasi wilayah dibagi kedalam 3 tabular,
yaitu :
1) Data Dasar
Berisi data dasar sekolah yang meliputi data jumlah siswa,jumlah
guru dll.

2) Data Usulan
Berisi seluruh data usulan kebutuhan sekolah yang meliputi usulan
RKB, RPS dll.

21
3) Dokumen Terkait
Tabular ini digunakan apabila sekolah ingin melampirkan dokumen
gambar yang berkaitan dengan kondisi sekolah maupun yang
berkaitan dengan data kebutuhan yang di usulan.

4. Sampai pada tahap ini berarti data Verifikasi Wilayah untuk sekolah
anda telah selesai di perbarui.

Tahap selanjutnya adalah tugas dari Ketua MKKS untuk login ke dalam
aplikasi verifikasi wilayah dan membuat pengajuan pengesahan online
kepada Dinas Pendidikan Provinsi.

22
B. KETUA MKKS
Ketua MKKS login ke dalam aplikasi Verifikasi Wilayah Online dengan
akses khusus yang di terima dari pengelola aplikasi Verifikasi Wilayah di
Direktorat Pembinaan SMK. Tugas utama ketua MKKS adalah membuat
pengesahan data verifikasi wilayah kepada Dinas Pendidikan Provinsi
secara online melalui aplikasi. Langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut :

1. Login kedalam aplikasi verifikasi wilayah online melalui laman di


http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan akses username dan
password yang diterima khusus untuk ketua MKKS dari Ditpsmk.

2. Buka menu 3.1 Data Master dan kemudian klik pada tombol “Instrumen
verwil” untuk mengunduh file rekap data Verifikasi Wilayah seluruh
sekolah di wilayah anda.

23
3. Setelah mengunduh file excel yang berisi data rekap seluruh sekolah,
maka ketua MKKS harus mencetak data tersebut kemudian melengkapi
paraf semua kepala sekolah untuk setiap data sekolah dan memberikan
tanda tangan ketua mkks pada bagian bawah kiri.

24
Jika ketua MKKS di kab/kota berbeda antara Sekolah Negeri dan Sekolah
Swasta, maka cetak datanya hanya tetap satu, tetapi pada tanda tangan
ketua MKKS di buat dua.

4. Setelah paraf masing-masing kepala sekolah dan tanda tangan ketua


MKKS terisi secara lengkap, maka cetakan tersebut harus di scan dan
disimpan dalam bentuk file pdf untuk selanjutnya di lampirkan di
pengajuan pengesahan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

5. Untuk membuat pengajuan pengesahan ke Dinas Pendidikan Provinsi,


Buka Menu 3.3 Pengesahan Data, kemudian klik tombol “Buat Baru” yang
terdapat pada bagian atas.

25
Klik pada icon seperti yang diberi tanda kota merah pada gambar atas,
kemudian pilihkan file scan PDF yang sudah berisi paraf dan tanda tangan
Ketua MKKS. Jika sudah memilih scan file PDF, klik tombol “simpan”.
Sehingga tampilan akan menjadi seperti pada gambar di bawah ini:

Setelah proses ini selesai, segera menghubungi Dinas Pendidikan Provinsi


untuk melakukan review ulang data dan meminta Dinas Pendidikan Provinsi
untuk memberikan persetujuan secara online.

26
C. DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
1. Login ke aplikasi verifikasi wilayah melalui alamat
http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan menggunakan username
dan password khusus Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Kemudian buka menu 3.3 pengesahan data, Jika Ketua MKKS telah
selesai membuat pengajuan pengesahan data Verifikasi Wilayah,maka
akan muncul seperti pada gambar dibawah ini.

27
3. Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi mengunduh lembar pengesahan
dengan cara klik pada link “(Lembar Pengesahan)” kemudian periksa
kembali apakah data yang dilampirkan pada proses pengajuan ini sudah
sesuai dengan data yang terdapat pada menu 3.1 Data Master. Jika
sudah sesuai,maka cetak lembar pengesahan tersebut kemudian
lengkapi dengan tanda tangan Kepala Dinas atau KABID SMK pada kolom
tanda tangan Dinas Provinsi.

pengajuan tersebut bisa disetujui dengan cara klik pada tombol


“Pengajuan Disetujui” seperti yang sudah diberi tanda kotak merah pada
gambar diatas dan melampirkan cetakan lampiran pengesahan yang
sudah dilengkapi dengan tanda tangan Kepala Dinas atau KABID SMK.

28
BAB V
PENUTUP

Dengan disusunnya Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini, diharapkan


verifikasi wilayah berjalan dengan baik sesuai dengan konsep dan tujuan
verifikasi wilayah. Saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk perbaikan
petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah.

29

Anda mungkin juga menyukai