Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Laporan Akhir Survey Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap
Di 4 Kecamatan terselesaikan berkat kerjasama berbagai pihak. Kegiatan ini
merupakan kerjasama antara Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota
Denpasar dengan Konsultan PT. Lintas Daya Manunggal.
Salah satu pendekatan dalam pengumpulan data statistik perikanan adalah
melalui desa sampel terpilih. Untuk memilih desa-desa sampel perikanan,
diperlukan kerangka survei, yang antara lain berisi data jumlah Rumah Tangga
Perikanan/Perusahaan Perikanan (RTP/PP) di tiap desa perikanan dari masing-
masing Kabupaten/Kota.
Secara periodik, kerangka survei sebaiknya diperbaharui sepuluh tahun
sekali atau sepanjang diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan perikanan
tangkap ataupun budidaya. Penyusunan kerangka survei perikanan dilakukan oleh
Dinas (yang menangani perikanan) Provinsi dengan Dinas (yang menangani
perikanan) Kabupaten / Kota.
Kegiatan ini merupakan tahap awal dari kegiatan yang berkelanjutan,
sehingga diharapkan banyak manfaat yang dapat digunakan dalam mendukung
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Kegiatan Penyusunan Data
Statistik Perikanan di Kota Denpasar.
Laporan ini merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan, penyusun
mengharapkan kritik, saran dan dukungan untuk memperlancar kegiatan ini
selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama tersebut. Salam.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-3
DAFTAR ISI
Halaman
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...
ii
DAFTAR ISI ……………………………….……………………………………….. iv
v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….
1-1
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-4
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-5
BAB I
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan perikanan dan kelautan bertumpu pada empat pilar yaitu : (1)
melalui pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat pelaku usaha kelautan dan
perikanan (pro-poor); melalui optimalisasi potensi perikanan yang belum
tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran nasional (pro-job); (3)
melalui peningkatan pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan sebagai pilar
ketahanan ekonomi nasional melalui transformasi pelaku ekonomi kelautan
dan perikanan, dari pelaku ekonomi subsisten menjadi pelaku usaha modern,
melalui berbagai dukungan pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan
modernisasi (pro-growth); dan (4) melalui upaya pemulihan dan pelestarian
lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim (pro-sustainability).
Kota Denpasar sebagai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai
lebih kurang 36,5 km memiliki potensi dan posisi strategis bagi
pengembangan dan revitalisasi perikanan. Selain dikenal sebagai salah satu
pusat perikanan tuna terbesar di Indonesia yang kegiatannya terpusat di
Pelabuhan Perikanan Samudera Benoa, desa-desa pesisir di Kota Denpasar
secara historis merupakan desa-desa nelayan tradisional. Kota Denpasar juga
memiliki potensi besar dalam pengembangan perikanan melalui sistem
agribisnis terpadu yang berbasis pada pengolahan hasil dan pemasaran yang
didukung oleh infrastruktur fisik dan ekonomi yang relatif memadai. Dengan
kondisi tersebut sektor kelautan dan perikanan mempunyai prospek
pengembangan yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan perekonomian
daerah, perluasan usaha dan lapangan pekerjaan, serta perolehan devisa negara.
Dalam rangka memanfaatkan potensi dan pengembangan perikanan
secara optimal diperlukan survei potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan
Tangkap untuk memperoleh data dan informasi mengenai potensi perikanan serta
sarana dan prasarana pendukungnya. Survei ini adalah salah satu pendekatan
dalam pengumpulan data statistik perikanan melalui pemilihan desa sampel.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-6
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-7
Obyek Survei
Obyek dari survei ini meliputi:
A. Inventarisasi dan pendataan jumlah RTP/PP yang melakukan kegiatan
pembudidayaan ikan baik pembesaran maupun pembenihan yang
dilaksanakan baik di laut, air payau, kolam air tenang, kolam air deras,
keramba, jaring apung, sawah, dan wadah-wadah budidaya lainnya yang
sebagian atau seluruh produksi untuk dijual.
B. Inventarisasi dan pendataan jumlah RTP/PP yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan di laut atau perairan umum lainnya termasuk didalamnya
adalah alat yang digunakan untuk operasi penangkapan , jumlah unit ,
jumlah armada, kapasitas armada, jumlah hari operasi, jenis tangkapan, serta
volume hasil tangkapan rata-rata.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-8
1.5.2 Metodologi
Persiapan Survei
Persiapan dari pelaksanaan kegiatan survei ini dimulai dari pengumpulan
data sekunder yang berkaitan dengan lingkup kegiatan yaitu pada instansi
pemerintah/swasta terutama Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan kota
Denpasar yang mendaftarkan semua desa/ kelurahannya yang mempunyai
aktivitas di bidang pembudidayaan dan penangkapan ikan. Di mana dalam
pendaftaran desa/kelurahan tersebut harus diperhatikan agar tidak ada desa atau
kelurahan yang terlewati untuk dihitung. Prosedur pendaftaran desa-
desa/kelurahan-kelurahan adalah sebagai berikut :
a. Jika Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar
mempunyai data atau informasi yang diperlukan untuk pencacahan
desa/ kelurahan yang akan disurvei yang menunjukkan adanya aktivitas
budidaya / penangkapan ikan , maka pencacahan didasarkan pada
data/informasi tersebut.
b. Jika tidak ada data atau informasi seperti itu Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar, maka informasi yang
dibutuhkan tersebut berasal atau dikumpulkan dari PPL (Penyuluh
Pertanian Lapangan) dari semua desa atau kelurahan di mana aktivitas
budidaya dan penangkapan ikan dilaksanakan.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-9
3.5 Pencacahan
Dalam rangka inventarisasi jumlah RTP/PP (Rumah Tangga Perikanan/
Perusahaan Perikanan) untuk pembudidaya ikan di laut dan di darat, pendekatan
yang akan digunakan adalah melalui Kantor Desa atau Kantor Kelurahan.
Pencacahan dilakukan oleh anggota tim surveyor (petugas pencacah) dengan cara
mewawancarai orang yang mengetahui kegiatan budidaya atau penangkapan ikan
di daerah tersebut. Petugas pencacah di dalam melaksanakan tugasnya nanti
dilengkapi dengan surat tugas. Jika di suatu desa/kelurahan terdapat lebih dari satu
jenis kegiatan usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan, maka desa/kelurahan
tersebut dicacah sebanyak jenis kegiatan yang ada.
Berdasarkan kegiatan Rumah Tangga Perikanan / Perusahaan Perikanan
(RTP/PP) maka Responden RTP/PP dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu:
1. RTP Perikanan Budidaya:
a. RTP Budidaya Pembesaran:
di Laut
di Perairan Tambak
di Kolam
di Sungai/Waduk (Jaring Apung)
Sawah/Mina Padi
Saluran Irigasi
b. RTP Pembenihan :
di Laut/Payau
di Air Tawar
c. Ikan Hias:
Ikan Air Laut
Ikan Air Tawar
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-10
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-11
BAB II
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-12
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-13
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-14
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-15
Tabel 2.1. Angka Perbandingan Curah Hujan Tahun 2009 dengan Angka
Normal setiap Bulan di Kota Denpasar
c. Suhu Udara
Pengembangan sumberdaya perikanan sangat dipengaruhi oleh kedaan
rata-rata suhu di suatu kawasan/wilayah. Suhu udara rata-rata bulanan di Kota
Denpasar berkisar antara 26,7 ºC – 28,7 ºC (Tabel 3.3). Temperatur rata-rata
terendah terjadi pada bulan Agustus dan September dan tertinggi pada bulan
April. Suhu maksimum bulanan berkisar antara 32,4 oC – 35 oC, tertinggi pada
bulan April. Suhu minimum bulanan berkisar 18,6 oC – 25,2 oC, terendah pada
bulan Juni (Tabel 2.2.). Kisaran suhu seperti diatas masih sangat memungkinkan
untuk pengembangan sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-16
Tabel 2.2.Angka Perbandingan Suhu Udara Rata Tahun 2009 dengan Angka
Normal setiap Bulan di Kota Denpasar
Suhu Udara Rata-Rata (oC)
No Bulan
Realisasi Normal Perbedaan
1 Januari 27,4 27,8 -0,4
2 Februari 27,5 28 -0,5
3 Maret 28,0 27,9 0,1
4 April 28,7 28,1 0,6
5 Mei 27,9 27,6 0,3
6 Juni 27,1 26,8 0,3
7 Juli 26,9 26,2 0,7
8 Agustus 26,7 26 0,7
9 September 26,7 26,9 -0,2
10 Oktober 27,9 27,7 0,2
11 November 28,5 28,3 0,2
12 Desember 28,6 28,1 0,5
Sumber : BPS Kota Denpasar (2010)
Normal : rata-rata tahun 1995 - 2009
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-17
bulan Maret, April, Juni, Agustus, November dan Desember berada di atas normal
(Tabel 2.3).
e. Topografi
Geomorfologi wilayah Kota Denpasar secara garis besar berupa
pendataran dengan topografi dataran rendah dengan ketinggian 0 – 75 m dpl.
Sebagian besar (60,3%) wilayahnya berada pada ketinggian 0 – 25 m dpl, sisanya
17,4% berada pada ketinggian 25 – 50 m dpl dan 24,3% pada ketinggian 50 – 25
m dpl. Kecamatan Denpasar Selatan seluruhnya terletak pada ketinggian 0 – 25 m
dpl, sedangkan Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Timur terletak pada
ketinggian 0 – 75 m dpl dan Kecamatan Denpasar Utara terletak pada ketinggian
25 – 75 m. Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kota Denpasar didominasi
(86,2%) oleh elevasi 0 – 2 % ke arah selatan, sisanya yaitu 13,8% dengan
kemiringan lerengnya antara 2 – 8 %. Kemiringan lereng di beberapa tempat
terutama di tebing sungai dapat mencapai 2 – 15 % (Bappeda Kota Denpasar,
2010 dalam Kajian Pengembangan Kawasan minapolitan Kota denpasar 2010
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-18
f. Air Tanah
Pengembangan sumberdaya perikanan khususnya perikanan budidaya
disamping memanfaatkan sumber air permukaan dapat juga memanfaatkan air
tanah, khususnya untuk pengembangan ikan hias air tawar dan pemeliharaan ikan
skala rumahtangga.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-19
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-20
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-21
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-22
BAB III
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-23
Kapal Perikanan : kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan
perikanan dan penelitian/ eksplorasi perikanan
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-24
Kapal Motor (KM) : kapal yang menggunakan tenaga gerak mesin (motor)
yang ditempatkan secara permanen di dalam ruang mesin
Alat Bantu Penangkapan Ikan : sarana, perlengkapan atau benda lain yang
dipergunakan untuk membantu dalam rangka efisiensi dan efektifitas
penangkapan ikan:
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-25
o satu kapal penangkap ikan beserta nelayannya dan satu jenis alat
penangkapan ikan yang dapat dilengkapi dengan alat bantu
penangkapan ikan;
atau
alat penangkapan ikan yang menetap setiap unit alat dihitung 1 unit
penangkapan ikan
Jenis alat tangkap bubu, unit penangkapan ikan dihitung berdasarkan jumlah
kapal yang digunakan
Sekelompok nelayan tanpa perahu mengoperasikan 1 alat dihitung 1 unit
penangkapan ikan
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-26
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-27
Volume produksi perikanan tangkap adalah jumlah semua ikan yang telah
ditangkap dari sumber perikanan alami oleh perusahaan/rumah tangga
perikanan
Produksi dihitung dalam berat basah (jika didaratkan sudah dalam bentuk
olahan harus dikonversikan ke berat basah)
Penghitungan nilai produksi perikanan tangkap adalah jumlah nilai dalam satuan
rupiah dari semua ikan yang telah ditangkap oleh unit penangkapan ikan
Definisi istilah perairan umum (UU no. 6 tahun 1996 tentang perairan
indonesia) adalah bagian dari perairan darat yang merupakan bagian
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air dan
terbentuk secara alami atau buatan yang dikuasai/dimiliki oleh Negara.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-28
Sungai : perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah
tertentu, berasal dari air tanah/ air hujan/air permukaan yang akhirnya
bermuara ke laut/perairan terbuka yang luas
Danau : genangan air yang luas dengann tinggi dan luas permukaan air
berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal/sangat dalam,
mempunyai/ tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam/luar,
terbentuk secara alami dan terisolasi dari laut
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-29
• Nilai Produksi menurut jenis alat penangkapan ikan dan jenis ikan
• Produksi menurut jenis alat penangkapan benih ikan dan jenis ikan
• Nilai Produksi benih ikan menurut jenis alat penangkapan benih ikan
jenis ikan
• Nilai Produksi benih ikan menurut jenis budidaya dan jenis ikan
budidaya
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-30
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-31
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-32
BAB IV
IV. ANALISIS POTENSI PERIKANAN
4.1. Potensi Perikanan
4.1.1. Ekosistem Pesisir
Wilayah pesisir merupakan daerah esensial bagi kehidupan laut dan
menunjang sebagian besar sumberdaya hayati lautan. Wilayah pesisir sebagai
perbatasan dan peralihan antara daratan dan lautan umumnya mempunyai
keanekaragaman habitat (ekosistem) yang tinggi, yang memainkan peranan
penting dalam perlindungan sistem ekologi dan penunjang kehidupan yang
esensial di wilayah pesisir, pemeliharaan keanekaraganan hayati, dan merupakan
sistem sumberdaya alam potensial yang dikelola manusia. Di wilayah pesisir dan
laut di daerah tropis terdapat sembilan macam ekosistem utama (Dahuri et al.,
1994), yaitu ekosistem padang lamun (seagrass beds), terumbu karang (coral
reef), rumput laut (seaweed), estuaria, pantai pasir (sandy beach), pantai berbatu
(rocky beach), pulau-pulau kecil (small islands), laut terbuka (high sea) dan hutan
bakau (mangrove). Karaketeristik hidrologi, oseanografi dan lithologi suatu
kawasan pesisir sangat mempengaruhi ragam ekosistem yang ada di wilayah
tersebut.
Wilayah pesisir dan laut di Kota Denpasar mempunyai keanekaragaman
habitat atau ekosistem yang relatif tinggi, antara lain ekosistem mangrove,
terumbu karang (coral reefs), rumput laut (seaweed) dan padang lamun (sea grass
beds) (Gambar 4.1.). Ekosistem-ekosistem pesisir dan laut mempunyai peranan
penting dalam hal konservasi alam dan pengawetan plasma nutfah serta
keanekaragaman hayati; nilai produksi dan rekreasi/pariwisata.
Ditinjau dari lokasi dan kedekatan sebarannya, ekosistem mangrove,
ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun yang terdapat di wilayah
pesisir Kota Denpasar membentuk satu kesatuan ekosistem yang saling terkait
satu sama lainnya, terutama dalam hal fisik, persebaran nutrien dan bahan
organik terlarut, partikel anorganik tersuspensi, migrasi hewan air dan termasuk
persebaran dampak kegiatan manusia. Interaksi ekosistem-ekosistem pesisir
tersebut menyebabkan wilayah pesisir Kota Denpasar memiliki keanekaragaman
hayati laut yang tergolong tinggi.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-33
a. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang toleran
terhadap air asin yang tumbuh terutama sepanjang daerah pantai terlindung,
khususnya sepanjang teluk atau di dalam estuaria atau laguna. Hutan mangrove
yang terdapat di wilayah Kota Denpasar dapat dibedakan atas hutan mangrove
yang berada dalam kawasan hutan yaitu bagian dari kawasan hutan mangrove
Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan hutan mangrove yang berada di luar
kawasan hutan.
Luas hutan mangrove yang berada di dalam kawasan hutan (Tahura
Ngurah Rai) adalah 734,5 ha atau sekitar 53,5% dari 1.373,5 ha luas kawasan
hutan mangrove Tahura. Penyebaran hutan mangrove Tahura di Kota Denpasar
terdapat di Desa Pemogan, Sesetan, Sidakarya dan Serangan (Gambar 3.6).
Sementara hutan mangrove yang berada di luar kawasan hutan adalah hutan
mangrove yang tumbuh dan berada pada lahan milik masyarakat serta lahan
lingkungan kerja dan wilayah kerja Pelabuhan Benoa. Di wilayah kerja dan
lingkungan kerja Pelabuhan Benoa diestimasi luas hutan mangrove baik alami
maupun hasil penanaman adalah 31,5 ha.
Menurut Laporan Bali Turtle Island Development (1995), jenis-jenis
vegetasi penyusun hutan mangrove Teluk Benoa antara lain bakau putih
(Rhizophora apiculata) bakau-bakau (R. mucronata), prapat (Sonneratia alba),
duduk agung (Aegicaras cornitulatum), api-api (Avicenia marina), tancang
(Bruguiera gymnorchiza), sia-sia (Bruguiera parviflora), taruntum (Lumnitzera
racemosa), lindur (Ceriops tagal), buta-buta (Excoecoria agalocha), jeruju
(Acanthus ilicifolius), dan lain-lain.
Sebaran vegetasi mangrove di Kota Denpasar terdiri atas vegetasi alami
dan vegetasi permudaan buatan. Vegetasi mangrove alami dengan kerapatan
kanopi tinggi tersebar memanjang tepian teluk Benoa yang berbatasan dengan laut
serta di Pulau Serangan. Vegetasi alami tersebut terdistribusi dengan ketebalan
yang bervariasi yaitu di sebelah timur jalan Pelabuhan Benoa maksimum 400 m
dan di sebelah baratnya maksimum 800 m. Areal Tahura dengan kerapatan
vegetasi rendah terdapat di Kelurahan Sidakarya dan areal terbuka tanpa vegetasi
terdapat di TPA Suwung.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-35
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-36
c. Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji
satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat
berbeda dengan rumput laut (algae). Padang lamun merupakan habitat bagi
beberapa organisme laut. Hewan yang hidup pada padang lamun ada sebagai
penghuni tetap dan ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Hewan yang
datang sebagai pengunjung biasanya untuk memijah atau mengasuh anaknya
seperti ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari makan seperti sapi
laut (Dugong dugong) dan penyu (seaturtle) yang makan lamun Syriungodium
isoetifolium dan Thalassia hemprichii (Nontji, 1987).
Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan
sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang
tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau
detritus. Jenis-jenis polichaeta dan hewan–hewan nekton juga banyak didapatkan
pada padang lamun. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan
organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-37
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-38
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-39
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-40
meter dari garis surut rendah sampai jarak 320 meter kearah tubir karang, dengan
demikian lebar padang lamun mencapai 310 meter. Komunitas lamun tersusun
atas 8 jenis, dengan penutupan rata-rata 42,74%. Berdasarkan jenisnya, penutupan
padang lamun sangat didominasi oleh jenis Thalassia hemprichii yaitu 30,85%.
Urutan kedua dan ketiga diduduki masing-masing oleh Cymodocea rotundata
(4,6%) dan Thalassodendron ciliatum (2,3%).
Padang lamun merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang penting
bagi masyarakat pesisir. Ekosistem padang lamun Kota Denpasar merupakan
daerah penangkapan ikan yang produktif. Di dalam ekosistem ini berasosiasi
berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya. Jenis-jenis ikan target yang terdapat di
ekosistem padang lamun ini yaitu ikan baronang (Siganus sp), ikan lanser, belut
laut , kelompok ikan wrasse, ikan botana (Acanthurus spp.), ikan benanak (Mugil
spp), ikan kakatua (Scarus spp.), ikan jenggotan (Parapeneus spp.) dan berbagai
jenis ikan hias.
Sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis penting lainnya yang
terdapat di ekosistem padang lamun antara lain bulu babi (Deadema spp.),
teripang (Holothuria spp.), dan rajungan (Portunus spp).
Selain mengandung berbagai jenis biota laut bernilai ekonomis penting,
sumberdaya padang lamun juga bernilai penting khususnya bagi masyarakat di
Pulau Serangan. Lamun jenis Enhalus acoroides menghasilkan biji yang dapat
dikonsumsi. Biji muda lamun dimanfaatkan menjadi salah satu produk kuliner
yang digemari oleh konsumen.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-41
spp.), bulung sangu (Gracillaria spp.) dan bulung jaja (Hypnea spp.). Gracillaria
dan Hypnea merupakan jenis rumput laut yang paling banyak dimanfaatkan oleh
penduduk Pulau Serangan. Kedua jenis rumput laut ini keberadaan cukup
melimpah, dimana habitatnya berasosiasi dengan padang lamun.
4.1.3. Sumberdaya Ikan
Perairan pesisir Kota Denpasar merupakan bagian dari wilayah perairan
Bali Timur dengan luas 3.350 km2. Wilayah perairan Bali Timur mengandung
potensi lestari sumberdaya ikan sebesar 10.050 ton/tahun, terdiri atas potensi ikan
pelagis 5.695 ton/tahun dan ikan demersal 4.355 ton/tahun. Ikan-ikan pelagis
yang dominan meliputi ikan tongkol (Euthynnus affinis), tuna (Thunus spp.),
cakalang (Katsuwonus pelamis), albakora dan tenggiri (Scomberomorus
commersoni). Sedangkan ikan demersal meliputi ikan kerapu (Serranidae.),
kakap (Lutjanidae), cucut, dan jenis-jenis ikan karang lainnya (Dinas Perikanan
Provinsi Bali, 1999).
4.2. Penggunaan Lahan Perairan
4.2.1. Penggunaan Perairan Umum
Perairan umum yang ada di denpasar terdiri dari sungai, bendungan/
waduk. wilayah Kota Denpasar mengalir beberapa buah sungai yang tergolong
dalam sungai utama dan sungai yang berasal dari alur rawa-rawa
Sungai-sungai utama yaitu (Master Plan Drainase Kota Denpasar, 1995) :
1) Tukad Ayung, merupakan sungai lintas kabupaten, mengalir di bagian timur
Kota Denpasar bermuara di pantai Padanggalak, hulunya di Kabupaten
Bangli dan melewati Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar. Panjang
Tukad Ayung adalah 62,5 km dan lebar rata-rata di daerah hilir 25 m. Sungai
ini memiliki beberapa anak sungai, dimana anak sungai yang mengallir di
wilayah Kota Denpasar meliputi Tukad Pengengeh, Tukad Anggabaya,
Tukad Titis dan Tukad Kedua.
2) Tukad Badung, panjang 17,15 km, merupakan sungai yang mengalir di
tengah-tengah Kota Denpasar yang sistem DAS-nya menempati wilayah Kota
Denpasar di bagian hulu dan tengahnya, sedangkan bagian hilir menjadi batas
antara wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung. Bagian hilir Tukad
Badung dibendung menjadi sebuah waduk (estuary dam) yang bernama
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-42
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-43
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-44
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-45
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-46
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-47
(h) reef watch (glass bottom dan submarine); (i) water and marine sport (banana
boat, jetskie, parasailing, canoeing, dan swimming); (j) beach recreation
(sun/sand bathing); (k) dan lain sebagainya.
Karakteristik osenaografi, seascape, dan keanekaragaman spesies dan
ekosistem pesisir Kota Denpasar merupakan potensi besar untuk mengembangkan
wisata bahari yang semakin berkualitas dan berdaya saing. Daya saing juga
ditunjang oleh aksesibilitas yang tinggi dan berada dekat dengan pusat-pusat
distinasi pariwisata berkembang.
Perairan yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari, jenis kegiatan
wisata bahari di Kota Denpasar telah berkembang berbagai aktivitas wisata bahari
meliputi:
b. Diving (hookah, snorkeling, dan scuba diving) berlokasi di Matahari
Terbit, Glady Willis, Sindhu, Semawang dan Serangan.
c. Yachting (motor cruise dan sailing cruise) berlokasi pangkalan di
Serangan, Pelabuhan Benoa.
d. Cruising (day cruise, ocean going, dan live aboard) berpangkalan di
Pelabuhan Benoa.
e. Fishing (trawling, coral fishing, deep fishing dan game fishing) berlokasi
di Selat Badung dan perairan outer reefs.
f. Boad surfing berlokasi di pantai timur Pulau Serangan dan pantai Sanur.
g. Kite surfing dan wind/sailing surfing berlokasi di pantai Sindhu, pantai
Semawang, pantai Mertasari dan timur laut pulau Serangan.
h. Reef watch (glass bottom dan seawalker) berlokasi di pantai Semawang
dan pantai Sanur.
i. Water and marine sport (banana boat, jetskie, parasailing, canoeing, dan
swimming) berlokasi di pantai Semawang dan Mertasari.
j. Beach recreation (sun/sand bathing) berlokasi hampir sepanjang pantai
berpasir putih di wilayah Sanur dan pantai timur Pulau Serangan.
Capture animal watching (atraksi lumba-lumba), berlokasi di Br. Ponjok
Kelurahan Serangan (sedang dalam pembangunan).
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-48
C. Perhubungan Laut
Salah satu fungsi laut adalah sebagai medium transportasi laut, baik
angkutan barang maupun penumpang. Untuk menunjang sistem moda
transportasi laut, di Kota Denpasar terdapat sebuah pelabuhan laut yaitu
Pelabuhan Laut Benoa. Kondisi Pelabuhan Laut Benoa dari hasil pengembangan
tahun 1990 sampai 1996 dibagi menjadi 3 (tiga) zona yaitu zona pelabuhan
umum, zona kapal wisata/marina dan zona perikanan. Luas daratan 52,15 Ha dan
perairan 227,6 Ha, lebar alur pelayaran 150 meter dengan kedalaman 9,5 m LWS,
kedalaman kolam pelabuhan penumpang/container 9,0 m LWS, kedalaman kolam
pelabuhan umum 7,0 m LWS, kolam pelabuhan perikanan 5,0 m LWS dan jumlah
dermaga 17 uniut (1.259 meter), adalah untuk menampung kapal barang kapasitas
10.000 DWT atau kapal penumpang kapasitas 20.000 GRT dengan kapasitas
kunjungan kapal 16.650 kali, kapasitas penumpang 1.100.000 orang dan barang
1.985.000 ton.
Alur keluar dan masuk kapal di Pelabuhan Benoa memanfaatkan perairan
selat sempit antara Pulau Serangan dan Tanjung Benoa dengan kedalaman
maksimum 15 m, sedangkan alur pelayarannya memanfaatkan perairan Selat
Badung.
Di Kota Denpasar juga terdapat Pelabuhan Sanur yang telah ditetapkan
tatanan kepelabuhannya berdasarkan Kepmen Perhubungan No. KM.53 Tahun
2002 sebagai pelabuhan lokal yang melayani penyeberangan ke dan dari Nusa
Penida dan Nusa Lembongan. Perairan pantai juga digunakan sebagai
pemangkalan armada angkutan wisata bahari, seperti untuk boat-boat diving tour,
yacht (sailing cruise), dan boat long tour. Pangkalannya memanfaatkan perairan
di pantai Sindhu, Kesuma Sari, Mertasari dan perairan Serangan (utara Pulau
Serangan).
4.3. Hasil Survei Potensi Perikanan
Survei potensi perikanan yang telah dilakukan merupakan penyusunan
data base perikanan dan dimanfaatkan sebagai acuan apdating/ pemutakhiran data
sesuai dengan perubahan data RTP/PP yang memanfaatkan potensi perikanan dan
produksi yang dihasilkan dari kegiatan perikanan budidaya maupun perikanan
tangkap yang ada di 4 Kecamatan Kota Denpasar. Data base yang diperoleh
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-49
Hasil survei terhadap RTP Budidaya dan RTP/PP tangkap yang telah
dilakukan disajikan pada Tabel 4.2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa RTP/PP
Tangkap di Perairan Laut terkonsentrasi pada Kecamatan Denpasar Selatan,
namun RTP Tangkap yang terdapat pada perairan umum sungai dan waduk
menyebar di 4 Kecamatan yang ada di Denpasar.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-50
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jumlah Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun 2014
Jumlah RTP
Tangkap Budidaya
KECAMATAN DESA/KEL Laut Perairan Umum Jumlah
Rumput Pembesaran Pembenihan Ikan Hias
Ikan Waduk Sungai
Laut
DENSEL Pemogan 46 18 64
Pedungan 40 12 52
Sesetan 24 11 35
Serangan 103 11 22 136
Sidakarya 2 1 3
Panjer 16 15 31
Renon 13 1 1 15
Sanur Kauh 160 160
Sanur 56 12 68
Sanur Kaja 73 73
TOTAL 502 11 18 0 76 29 1 637
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-51
Jumlah RTP
Tangkap Budidaya
KECAMATAN DESA/KEL Laut Perairan Umum Jumlah
Rumput Pembesaran Pembenihan Ikan Hias
Ikan Waduk Sungai
Laut
DENTIM Dangin Puri Kelod 0
Sumerta Kelod 1 1
Kesiman 13 13
Kesiman Petilan 4 4
Kesiman Kertalangu 5 5
Sumerta 0
Sumerta Kaja 0
Sumerta Kauh 0
Dangin Puri 4 4 8
Penatih 9 9
Penatih Dangin Puri 36 36
TOTAL 0 0 0 22 49 0 4 75
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-52
Lanjutan...Tabel 4.2
Jumlah RTP
Tangkap Budidaya
KECAMATAN DESA/KEL Laut Perairan Umum Jumlah
Rumput Pembesaran Pembenihan Ikan Hias
Ikan Waduk Sungai
Laut
DENBAR Pd Sambian Kelod 4 12 16
Pemecutan Kelod 12 12
Dauh Puri Kauh 8 8
Dauh Puri Kelod 0
Dauh Puri 0
Dauh Puri Kangin 0
Pemecutan Kelod 0
Tegal Harum 0
Tegal Kertha 0
Padang Sambian 1 1
Pd Sambian Kaja 0
TOTAL 0 0 8 4 13 0 12 37
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-53
Jumlah RTP
Tangkap Budidaya
KECAMATAN DESA/KEL Laut Perairan Umum Jumlah
Rumput Pembesaran Pembenihan Ikan Hias
Ikan Waduk Sungai
Laut
DENUT Pemecutan Kaja 0
Dauh Puri Kaja 0
Dangin Puri Kauh 0
Dangin Puri Kaja 0
Dangin Puri Kangin 0
Tonja 5 1 10 16
Peguyangan 5 12 17
Ubung 0
Ubung Kaja 7 7
Peguyangan Kaja 5 36 22 63
Peguyangan Kangin 5 12 17
TOTAL 7 20 49 44 120
TOTAL DENPASAR 502 11 33 46 187 73 17 869
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-54
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-55
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar IV-56
Tabel 4.3. Data Base Jenis dan Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkapan ikan di laut di Kota Denpasar
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-57
Jumlah RTP dan Produksi budidaya dari jumlah RTP yang didapatkan
dari hasil survei di sajikan pada Tabel 4.5, 4.6 dan Tabel 4.7. Luas areal produksi
budidaya pembesaran lebih banyak terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan dan
budidaya air tawar di Kecamatan Denpasat Utara dengan produksi total 20.875 kg
per siklus panen.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-58
DENSEL 1 5
DENTIM 4 2
DENBAR 12 12
DENUT
Total Denpasar 17 19
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-59
Gambar. 4.5. Peta Data Base RTP Budidaya Ikan Hias di Denpasar
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-60
BAB V
Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data
atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau
kenampakan obyek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data
deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut (yaitu informasi tentang
Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota
Denpasar).
b. Keluaran (output)
C. Output GIS
Pada umumnya peta output GIS merupakan peta bertipe tematik, bukan
hanya sekedar peta bertipe referensi umum yang menampilkan sejumlah informasi
geografis dalam sebuah peta. Peta tematik dibuat dengan memfokuskan tujuan
pembuatannya sebagai representasi hubungan struktural tema peta tertentu.
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-62
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-63
File utama GIS tersimpan dengan extension Workspace (Wor). Untuk file
utama GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4
Kecamatan Kota Denpasar tersimpan dengan nama file dengan extention .Wor.
Jika sebelumnya file tersebut sudah pernah terbuka, maka untuk membuka
kembali dengan cepat dapat memilih menu no 2 yaitu Open Last Use Workspace
pilih file Workspace yang pernah dibuka dan diakhiri dengan menekan tombol
Ok. Jika file GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak
Kabupaten Tabanan belum pernah dibuka, pilih menu no. 3 yaitu Open a
Workspace dan tentukan direktori tempat file GIS Survei Potensi Perikanan
Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar tersimpan
seperti tampak pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Menentukan dan Memilih File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan
Hijauan Makanan Ternak Kabupaten Tabanan
Dari gambar diatas, pada saat menentukan dan memilih file GIS Survei
Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota
Denpasar pastikan pilihan pada bagian Files of Type berisi Workspace (*.wor)
dan akhiri dengan menekan tombol Open.
monitor akan tampak tampilan kosong. Untuk membuka file GIS Survei Potensi
Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar,
pilih menu File dan sub menu Open seprti tampak pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Membuka File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan
Ternak Kabupaten Tabanan
Selanjutnya akan tampak tampilan seperti tampak pada Gambar 5.2. Pilih
file utama GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan Tangkap Di 4
Kecamatan Kota Denpasar sebagai contoh yaitu Peta Potensi Budidaya.wor yang
diakhiri dengan menekan tombol Open, maka akan tampak Peta Gogle GIS
Potensi Budidaya seperti tampak pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4. Peta Citra GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan
Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-65
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-66
BAB VI
VI. SIMPULAN
6.1. Simpulan
1. Data Base Potensi Perikanan yang didapatkan dari hasil survei adalah
sebanyak 869 RTP yang meliputi :
Alat Tangkap :
3. Tokal 2 unit
4. Panah 1 unit
5. Bubu 1 unit
7. Serok 64 unit
- Waduk 33 RTP
- Sungai 46 RTP
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-67
2. Istilah, definisi dan alur untuk peroleh data yang sesuai dengan kondisi
eksisting diperlukan pemahaman dan kesepakatan kepada semua pihak yang
akan melakukan dan penyusunan data statistik maupun afdating dan
pemetaan yang dapat dioperasionalkan di Kota Denpasar.
6.2. Saran
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-68
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Angka Perbandingan Curah Hujan Tahun 2009 dengan Angka Normal
setiap Bulan di Kota Denpasar .......................................................... II-5
Tabel 2.2. Angka Perbandingan Suhu Udara Rata Tahun 2009 dengan Angka
Normal setiap Bulan di Kota Denpasar ............................................. II-6
Tabel. 4.1. Jumlah RTP/PP Tangkap yang Terdapat di Kota Denpasar .......... IV-18
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jumlah Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap dan
Perikanan Budidaya di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun 2014
....................................................................................................... IV-19
Tabel 4.3. Jumlah RTP Perikanan Tangkap di Perairan Umum ...................... IV-24
Tabel 4.3. Data Base Jenis dan Jumlah Alat Tangkap dan Armada Penangkapan
ikan di laut di Kota Denpasar .......................................................... IV-25
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar I-69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2. Peta Sungai Dan Air Tanah Kota Denpasar ................................. II-10
Gambar. 4.2. Peta Data Base RTP/PP Perikanan Tangkap ............................. IV-23
Gambar 4.3. Peta Data Base RTP Budidaya Pembesaran ................................ IV-27
Gambar 4.4. Peta Data Base RTP Pembenihan di Denpasar ........................... IV-28
Gambar. 4.5. Peta Data Base RTP Budidaya Ikan Hias di Denpasar .............. IV-28
Gambar 5.2. Menentukan dan Memilih File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan
Hijauan Makanan Ternak Kabupaten Tabanan ................................................... V-4
Gambar 5.3. Membuka File GIS Zonasi Kawasan Pengelolaan Hijauan Makanan
Ternak Kabupaten Tabanan ................................................................................ V-5
Gambar 5.4. Peta Citra GIS Survei Potensi Perikanan Budidaya Dan Perikanan
Tangkap Di 4 Kecamatan Kota Denpasar ........................................................... V-5
Survei Potensi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap Kota Denpasar Tahun 2014