Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Walau pertama kali ditemukan pada tahun 1872, ketika secara tak sengaja orang
menemukan serbuk putih dalam botol berisi gas vinil klorida yang terekspos oleh sinar Matahari,
orang harus menunggu 54 tahun berikutnya hingga ditemukannya teknik pemanfaatan polivinil
klorida, serbuk putih yang biasa disebut PVC itu. Usaha pemanfaatan PVC pada awalnya
banyak menemui jalan buntu karena sifatnya yang mudah rusak jika dipanaskan padahal
pemanasan merupakan cara pengolahan yang paling logis, mengikuti analogi pengolahan besi,
gelas serta beberapa bahan polimer organik yang ketika itu sudah ditemukan.

Pada tahun 1926, seorang peneliti pada perusahaan ban BFGoodyear dalam usaha mencari
formulasi lem untuk merekatkan karet ke logam menemukan bahan elastomer thermoplastik
pertama di dunia (bahan elastis yang dapat diubah bentuknya jika dipanaskan) ketika
memanaskan PVC dalam cairan tricresyl phosphate atau dalam dibutyl phthalate. Yang terjadi
adalah bahwa PVC dapat bercampur secara sempurna (miscible) dengan masing-masing zat yang
kemudian lazim disebut sebagai plasticizer itu, menghasilkan bahan baru dengan sifat yang dapat
direkayasa, mulai dari yang keras, ketika hanya sedikit plasticizer dicampurkan dengan PVC, hingga
yang sangat elastis, ketika komponen terbesar dalam campuran itu adalah plasticizer. Terobosan
teknis ini merupakan awal dari revolusi penggunaan PVC sebagai commodity plastics, yang
melibatkan penggunaan plasticizer (misalnya tricresyl phosphate atau dibutyl phthalate seperti dalam
kisah diatas) guna mempermudah pemrosesannya serta memberinya sifat elastis yang cocok untuk
berbagai aplikasi seperti kulit imitasi, plastik untuk alas meja, dan sebagainya. Terobosan teknis
kedua berupa berkembangnya teknologi formulasi PVC dengan penggunaan zat-zat yang lazim
disebut stabilizer, processing aid dan sebagainya, dan yang tak kalah penting, perkembangan
teknologi mesin pemroses PVC sehingga dimungkinkan pemrosesan PVC tanpa kandungan plasticizer
(rigid application). Kini mayoritas penggunaan PVC adalah pada aplikasi tanpa plasticizer tersebut
terutama di bidang konstruksi, seperti berbagai jenis pipa untuk air bersih maupun untuk air
limbah domestik, pembungkus (isolator) berbagai macam kabel.
Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer termoplastik
urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh
dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC
relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian,
perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil
klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan
baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya.

B. Tujuan

Bagaimana mengetahui bagian – bagian dari PVC.

C. Rumusan Masalah
Dapat mengetahui bagian – bagian dari PVC.
BAB II

ISI

2.1Sejarah PT. Asahimas Chemical

PT. Asahimas Chemical (PT. ASC) merupakan industri yang didirikan pada tanggal 8
September 1985 dengan nama PT. Asahimas Subentra Chemical,yang kemudian pada tanggal 1
Juli 1999 berubah nama menjadi PT. AsahimasChemical. PT. ASC didirikan dengan investasi
awal sebesar US$ 200 juta, hinggasaat ini investasi mencapai US$ 535 juta.PT. ASC memulai
proses produksi yang kemudian pada tanggal 26 Agustus 1989 diresmikan oleh Presiden
Soeharto, dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal lahirnya PT. Asahimas Chemical (PT.
ASC).PT. ASC awalnya didirikan pada lahan seluas 24 hektar dan setelah dilakukan perluasan
pada tahap I, II, II dan IV, luas pabrik ini menjadi 91 hektar.

PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Minyak bumi
diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut crackingmenjadi berbagai macam zat, termasuk
etilena ( C2H4), sementara garam dapur diolahmelalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida
(NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilenakemudian direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida
(CH2Cl-CH2Cl).Proses cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil
klorida(CHCl=CH2 danasamklorida(HCl).Akhirnya,melaluiprosespolimerisasi(penggabungan molekul yang
disebutmonomer , dalam hal ini vinil klorida) dihasilkanmolekul raksasa dengan rantai panjang (polimer):
polivinil klorida (PVC), yang berupa bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi
untuk mengubah resinPVC menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat.Penampakan resin PVC
sangat mirip dengan tepung terigu. Dan resin PVCmemang dapat dianalogikan seperti tepung terigu:
keduanya tidak dapat digunakan dalam bentuk aslinya. Seperti halnya tepung terigu yang harus diolah
dengan mencampurkan berbagai kandungan lain hingga menjadi kue tart dan berbagai jenis roti yang
menarik,resin PVC juga harus diolah dengan mencampurkan berbagai jenis zat aditif hingga dapat
menjadi berbagai jenis produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari

TAhapan

1. Klor-Alkali
Proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl2) merupakan produk utama yang
dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk sampingan berupa natrium hidroksida
(NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).

Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan
serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa
menghasilkan NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.

2NaCl + 2H2O → Cl2 + H2 + 2NaOH


Natrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk turunan yang didapat dengan
mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.

NaOH + Cl2 → NaOCl + HCl

2. EDC/VCM

Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl chloride
monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi VCMdilakukan
dengan dua langkah secara bersamaan, yaitu Direct Chlorination (DC) dan proses Oxy-Chlorination
(OC).

Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang dihasilkan dari Proses Klor-Alkali direaksikan
dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene dichloride (EDC) dimana penggunaan utamanya
adalah sebagai bahan baku pembuatan VCM. Reaksinya adalah:

CH2=CH2 + Cl2 → ClCH2CH2Cl

Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan oksigen(O2)
menghasilkan ethylene dichloride (EDC). Reaksi pada proses ini adalah:

CH2=CH2 + 2 HCl + ½ O2 → ClCH2CH2Cl + H2O

Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua langkah diatas kemudian dilakukan proses
cracking menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai produk
sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC kemudian
digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC.

3. Polimerasasi

Dalam proses yang ketiga, yaitu proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi
polivinil klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi PVC adalah sebagai berikut:
Satu tahap penting lagi sebelum resin PVC bisa ditransformasikan menjadi berbagai
produk akhir adalah pembuatan
compound
/adonan (
compounding
).
Compound
adalah resin PVC yang telah dicampur dengan berbagai aditif yang masing -
masingmemiliki fungsi tertentu, sehingga siap untuk diproses menjadi produk jadi
dengan sifat-sifat yang diinginkan. Sifat -sifat yang dituju meliputi warna,
kefleksibelan bahan,ketahanan terhadap sinar ultra violet (bahan polimer/plastik cenderung
rusak jika terpapar oleh sinar ultra violet yang terdapat pada cahaya matahari),
kekuatan mekanik transparansi, dan lain-lain. PVC dapat direkayasa hingga bersifat keras untuk
aplikasi-aplikasi seperti pipa dan botol plastik, lentur dan tahan gesek seperti pada produk
solsepatu, hingga bersifat fleksibel/lentur dan relatif tipis seperti aplikasi untuk
wall paper
dan kulit imitasi. PVC dapat juga direkayasa sehingga tahan panas dan tahan cuaca
untuk penggunaan di alam terbuka. Dengan segala keluwesannya, PVC cocok
untuk jenis produk yang nyaris tak terbatas dan setiap compound PVC dibuat untuk
memenuhikriteria suatu produk akhir tertentu.

Anda mungkin juga menyukai