Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan
menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika
mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh
pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan .
Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi.
Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang paling
umum digunakan untuk mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di dalam
bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis
batuan dan rembesan isi air, dan mutu air .
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pasif
dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh
bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur
respon yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan
elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi. Medan buatan dapat berupa
ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan metode seismik ?
2. Apa saja jenis-jenis metode seismik ?
3. Bagaimana sistem perekaman pada metode seismik ?

C. TUJUAN
1. Memahami apa yang dimaksud dengan metode seismik.
2. Mengetahui jenis-jenis metode seismik.

1
3. Mengetahui sistem perekaman pada metode seismik.

D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui bagaimana proses pengambilan data seismik.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis dan perbedaan dari metode seismik.
3. Dapat memberikan contoh nyata keunggulan dan kelemahan metode seismik dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN METODE SEISMIK


Metode seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu,
ledakan, dll). Setelah gangguan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium
(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu
jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman
inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Gelombang seismik (suara)
yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang
perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang
dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang
disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi. Metode seismik merupakan salah satu bagian
dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkanA sebuah wadah kecil berisi merkuri pada
beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-
riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi
untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi
minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara
intensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik
refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini
pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.

3
B. JENIS- JENIS METODE SEISMIK
Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi
dan seismik refleksi.

1. Seismik refraksi (bias)


Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang
formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka
air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang
gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi mengenai
kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini. Informasi ini kemudian
digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air
tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang
terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh
cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok
konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.

2. Seismik refleksi
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk
melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke
permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan
gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic repleksi banyak dimanfaatkan
untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi
struktur lapisan tanah.Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang
dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang
Love. Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang
diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah

4
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada
teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat
diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah
permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan
seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.

C. SISTEM PEREKAMAN PADA METODE SEISMIK


1. Geophone / Hydrophone
Metode seismik memanfaatkan fenomena rambat gelombang seismik, yang
merupakan gelombang usikan mekanis yang menjalar dari suatu tempat ke tempat yang
lain melalui lapisan batuan bawah permukaan bumi. Gelombang ini dapat mengalami
pemantulan oleh perlapisan batuan yang memiliki perbedaan densitas dan kecepatan dalam
merambatkan gelombang, dan kemudian terekam sebagai fungsi waktu. Sebagai unit
perekam fenomena seismik tersebut, dalam dunia seismik eksplorasi pada khususnya,
digunakan suatu sensor perekaman/ recivier khusus, yang juga jenisnya berbeda sesuai
dengan daerah/lingkungan pengukuran. Untuk survey seismik darat, alat ini
berupa geophone, dan untuk survey seismik laut berupa hydrophone.

Gambar 1.a Sensor Geophone Gambar 1.b Sensor Hydrophone

5
2. Multi Channel Digital Seismic Recorder
Sistem perekaman data lapangan terdiri dari satu sumber seismik dan banyak
penerima, dimana gelombang-gelombang seismik terpantul (refleksi) tiba ke permukaan
hampir bersamaan. Kondisi tersebut mengakibatkan perekaman dilakukan secara simultan,
dengan suatu instrumen multiplexer. Multiplexer berfungsi sebagai pencuplik amplitudo
gelombang, yang dengan mekanismenya berputar sangat cepat, mencuplik gelombang 1
dari penerima 1 ke 2, 3, dst, mencuplik gelombang 2 dari penerima 1,2,3, dst. Mekanisme
tersebut menyebabkan amplitudo gelombang seismik tidak terekam berdasarkan urutan
waktu/trace seismik, namun berdasarkan urutan posisinya. Hal ini pun akan menjadi
permasalahan tersendiri, yang dalam tahapan Pengolahan Data Seismik dilakukan
proses demultiplexing untuk mengatasinya.

3. Amplifier Gelombang Seismik


Banyak faktor yang mempengaruhi perambatan gelombang seismik melalui
medium bumi, sehingga mengakibatkan adanya pelemahan amplitudo yang akan menjadi
sulit untuk direkam seiring bertambahnya waktu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
dipergunakan instrumen penguat elektronik (amplifier) yang nilai penguatannya (gain)
dapat diatur sesuai dengan bertambahnya waktu. Terdapat dua macam amplifier yang
umumnya digunakan :
 Binary Gain Amplifier, dimana penguatannya dapat diatur naik +6 dB (penguatan
sekitar 12 kali) dan turun -6 (pelemahan sekitar 0,5 kali).
 Automatic Gain Control (AGC), amplifier yang mampu menguatkan sinyal yang terlalu
lemah, sekaligus melemahkan sinyal yang terlalu kuat, sesuai dengan batas dynamic
range-nya.

4. Formater
Instrumen pemformat ini berfungsi untuk mengatur penempatan data di dalam pita
magnetik.

6
D. KOREKSI METODE SEISMIK
Ada beberapa koreksi dari pengolahan data seismik ;
1. Koreksi Lapisan Lapuk
Koreksi lapisan lapuk adalah koreksi yang adilakukan dengan mengurangi waktu
tempu gelombang seismic yang melewati lapisan lapuk dengan waktu tempu yang seolah-
olah tidak dilewati lapisan lapuk. Hal ini dilakukan karena pada lapisan lapuk terjadi
absorbsi yang besar terhadap penurunaan kecepatan yang besar ketika gelombang seismic
melewati lapisan lapuk.
Metode yang sering digunakan dalam koreksi lapisan ini adalah metode Up Hole Survey
yitu untuk mementukan ketebalan lapisan lapuk, kecepatan gelombang-P pada lapisan lapuk
dan kecepatan gelombang-P dilapisan yang lebih kompak (dibawah lapisan lapuk). Dari
gambar 4.1 dapat diperoleh hubungan :

Wc = koreksi lapisan lapuk, berharga negative karena Vc > Vw

Gambar 4.1. Metode Uphoe Survey

Dari hasil survey (observer log) akan diperoleh harga waktu tempu uphole (Tu):

7
Dari persamaan terakhir diperoleh:

dimana : dw : ketebalan lapisan lapuk

ds : kedalaman shot point dari permukaan

Vc : kecepatan gelombang-P pada lapisan kompak

Vw : kecepatan gelombang-P pada lapisan lapuk

Tu : Up Hole time, waktu tempuh gelombang dari shot point ke


permukaan

2. Koreksi Elevasi
Koreksi ini berjuan untuk menempatkan posisi shot point dan geophone pada
level datum yang sama, sehingga pengaruh elevasi yang digunakan adalah mean sea
level atau bidang referensi datum lain yang dipilih dan telah ditetapkan kedalamnya.
a. Kasus shot point dibawah batas lapisan lapuk

Gambar 4.2. Koreksi static dengan shot point dibawah lapisan lapuk

Koreksi shot point =

Koreksi geophone =

8
b. Kasus shot point diatas batas lapisan lapuk

Gambar 4.3. Koreksi static dengan shot point diatas lapisan lapuk

 Koreksi shot point =

 Koreksi geophone =

Dimana : Es : elevasi shot point dari MSL

Ed : elevasi datum dari MSL

Eg : elevasi geophone dari MSL

E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN METODE SEISMIK


Metode seismk sendiri memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya :
1. Keunggulan
a. Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang
relevan, yaitu kecepatan seismik.

9
b. Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukan
c. Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan
pengendapan.
d. Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan
konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (porositas,
permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
e. Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.

2. Kelemahan
a. Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika
diinginkan data yang baik
b. Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode
geofisika lainnya.
c. Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal dan
ahli-ahli yang banyak.
d. Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika
lainnya.
e. Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat
dilakukan

10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah kali ini adalah sebagai berikut:
a. Metode seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu,
ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium
(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan
b. Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang
formasi geologi di bawah permukaan tanah, sedangkan metoda seismik refleksi
mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara,
terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu
geophone.
c. Sistem Perekaman pada metode seismic terjadi dengan menggunakan beberapa peralatan
dan software yakni, geophone, Multi Channel Digital Seismic Recorder, amplifier
gelombang seismic dan formater.
2. Saran
Sekiranya pembaca memberi kritikan terhadap penulis agar penulis dapat termotifasi
akan kritikan pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4908629/METODE_SEISMIK/ diakses pada tanggal 10 Oktober


2017.
https://geohazard009.wordpress.com/2015/02/19/akuisisi-data-seismik-refleksi/ diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017.
https://geohazard009.wordpress.com/tag/metode-geofisika/ diaskses pada tanggal 10 Oktober
2017
https://www.scribd.com/doc/24710650/METODE-SEISMIK/ diakses pada tanggal 10 Oktober
2017

12

Anda mungkin juga menyukai