PENDAHULUAN
1
Sehingga penulis berfikir bahwa metode yang tepat dalam hal
menurunkan kadar COD dan BOD adalah dengan menggunakan stabilitas pond
dimana dalam pengolahan air limbah pada industri minyak kelapa wasit tersebut
dapat dikalsifikasikan dengan sistem fakultatif (aerob-anaerob). Pengolahan
limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam
limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
2
Perkebunan Nusantara VI Unit PKS Bunut. Yang berawal dari sumber penghasil
limbah cair hingga sampai pada pengolahan dan pemanfaatan terhadap jenis
karakteristik limbah cair itu sendiri.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit perlu diperhatikan pula beban
pencemaran yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan dengan baik. Setiap ton
tandan buah segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50%
dibandingkan dengan total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak
4
23% (Sutarta et al, 2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1
ton CPO menghasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 – 60.000
mg/l. Mutu limbah cair yang dapat dialirkan ke sungai adalah: BOD 3.500 hingga
3.000 mg/liter, Minyak dan lemak ≤ 600 mg/liter, dan pH ≥ 6.
5
suhu, kekeruhan, bau, dan rasa, berdasarkan sifak kimia meliputi kandungan
bahan organik, protein, BOD, chemical oxygen demand (COD), sedangkan
berdasakan sifat biologi meliputi kandungan bakteri patogen dalam air limbah.
6
Tahun 2003 tentang Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri
Minyak Kelapa Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit (Soerjani,
2007).
Karakteristik limbah yang dihasilkan PMKS dan baku mutu limbah
disajikan pada tabel di bawah ini.
7
lingkungan yang disyaratkan. Proses pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit
(LPKS) terdiri dari perlakuan awal dan pengendalian lanjutan. Perlakuan awal
meliputi segregasi aliran, pengurangan minyak di tangki pengutipan minyak (fat-
pit), penurunan suhu limbah dari 70-80°C menjadi 40-45°C melalui menara atau
bak pendingin. Setelah segregasi aliran limbah pada PKS kapasitas olah 60 ton
TBS/jam, volume air limbah yang diolah berkurang menjadi 700-750 m3/hari.
Jika kolam sudah penuh, dan alirannya secara gravitasi, pemakaian energi
menjadi berkurang namun biaya operasi dan pemeliharaan secara periodik masih
diperlukan jika biaya pembebasan lahan tidak termasuk dalam pembangunan
UPL tersebut, maka biaya investasi dengan cara ini sebanding dengan alternatif
pertama. Proses fakultatif kurang mantap dalam penurunan kualitas air limbah,
terutama pada panen puncak dan kondisi fluktuasi, dan hal ini merupakan salah
satu kerugian yang ditimbulkan oleh sistem tersebut.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung,
data sekunder berfungsi sebagai pelengkap dan penunjang di dalam
penelitian atau data yang sudah didokumentasikan oleh orang lain.
Adapun data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
Data kualitas limbah cair
Gambar detail unit-unit pengolahan limbah industri minyak kelapa
sawit
Kapasitas instalasi dan kapasitas produksi
Jumlah wilayah pengolahan limbah cair
Kondisi geologi, geografis, topografi, hidrologi, klimatologi dan
lain-lain perusahaan.
9
3. Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan penulis dengan membaca buku-buku, laporan-
laporan penelitian, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
masalah pengolahan penurunan kadar cod dan bod limbah cair.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen terkendali
maupun tidak terkendali yang ada di perusahaan serta catatancatatan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah pengolahan limbah cair.
10
DAFTAR PUSTAKA
Loebis, B. Dan Tobing, P.L., 1989. Potensi Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. Buletin
Perkebunan, 20: 49 – 56.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pedoman Teknis Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di
Perkebunan Kelapa Sawit. Jakarta
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 29 Tahun 2003 Tentang Pedoman Syarat Dan Tata Cara
Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di
Perkebunan Kelapa Sawit. Jakarta
Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Medan : Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
Nasution D Y. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal
Dari kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui
Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia Vol 8. No.2. 38-40.
Soerjani, 2007, Lingkungan Hidup (The Living Environment) Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan (Education,
Environmental Management And Sustainable Development), Institut
Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan : Jakarta.
Sutarta, E.S., Winarna, P.L Tobing, dan Sufianto, 2001. Aplikasi Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Dalam
Darmosarkoro, et al (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi 1.
2007. PPKS, Medan.
11