AKTIVA TETAP
Contoh soal :
PT Andela pada tanggal 1 januari 2000 membeli peralatan dengan cara angsuran
seharga Rp.35.000.000,- uang muka Rp.5.000.000,- dan sisanya dibayar setiap
awal tahun selama 3 tahun. Bunga 25% per tahun. Jurnal yang diperlukan PT
Andela adalah :
1
pokok utang = 11.868.000 x {1- }
(1+0,2)3
0,02
= 11.868.000 x 2,1065
= 25.000.000,- (dibulatkan)
bunga selama angsuran dihitung sebagai berikut :
jumlah angsuran 35.604.000
pokok utang (25.000.000)
bunga yang ditangguhkan 10.604.000
bunga yang ditangguhkan sebesar Rp.10.604.000,- akan dialokasikan dalam jangka
waktu 3 tahun dengan perhitungan sebagai berikut (dalam ribuan rupiah) :
Tahun angsuran Bunga Pokok angsuran Pokok utang
0 - - - 25.000
1 11.868 20% x 25.000 = 5.000 6.868 18.132
2 11.868 20% x 18.132 = 3.626,4 8.241,6 9.890,4
3 11.868 20% x 9.890,4 = 1.978,08 9.890,4 0
Perhitungan :
Harga perolehan peralatan lama 45.000.000,-
- penyusutan (garis lurus) :
- tahun 2000 (1 April – 31 des) = 6.000.000,-
- tahun 2001 (1 tahun) = 8.000.000,-
- tahun 2002 (1 jan – 1 juli) = 4.000.000,-
akumulasi penyusutan (18.000.000,-)
nilai buku 27.000.000,-
nilai peralatan lama yang disetujui (30.000.000,-)
laba pertukaran 3.000.000,-
*) Laba yang diperoleh akan mengurangi nilai peralatan yang baru menjadi
Rp.62.000.000,- karena (65.000.000 – 3.000.000) dan yang harus dibayar oleh kas
adalah sebesar Rp.35.000.000,- karena (65.000.000 – 30.000.000).
Ilustrasi :
PT Abdillah tanggal 1 juli 2003 memperoleh sebuah mesin yang harganya
Rp.65.000.000,- dengan cara ditukar dengan peralatan. Peralatan tersebut dibeli
tanggal 1 april 2001 dengan harga perolehan Rp.45.000.000,- dan diperkirakan
mempunyai masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp.5.000.000,- pada saat
pertukaran peralatan yang lama dihargai Rp.30.000.000,- dan kekurangannya
dibayar dengan kas. PT Abdillah menggunakan metode garis lurus untuk
menghitung penyusutan aktiva tetapnya.
Berdasarkan data di atas, jurnal yang dibutuhkan PT Abdillah untuk mencatat
pertukaran aktiva tetap itu adalah :
Mesin Rp.65.000.000,-
Akumulasi penyusutan Rp.18.000.000,-
Kas Rp.35.000.000,-
Peralatan Rp.45.000.000,-
Laba pertukaran aktiva Rp. 3.000.000,-
Perhitungan :
Harga perolehan peralatan 45.000.000,-
Penyusutan (garis lurus) :
- tahun 2001 (1 april-31 des) = 6.000.000,-
- tahun 2002 (1 tahun) = 8.000.000,-
- tahun 2003 (1 jan-1 juli) = 4.000.000,-
akumulasi penyusutan (18.000.000,-)
Ilustrasi :
PT An-Nisa memperoleh sebuah peralatan dengan cara ditukar dengan 5.000
lembar saham biasa, nilai nominal saham Rp.15.000,- perlembar. Pada saat
pertukaran harga pasar saham diketahui Rp.16.500,- per lembar.
Jurnal yang perlu dibuat adalah :
peralatan Rp.82.500.000,-
modal saham biasa Rp.75.000.000,-
agio saham biasa Rp. 7.500.000,-
jika dalam pertukaran tersebut PT An-Nisa menambah uang kas, maka harga
perolehan aktiva adalah harga pasar saham ditambah dengan uang kas yang
dikeluarkan. Misalnya, dari soal di atas PT An-Nisa menambah uang tunai dalam
pertukaran tersebut sebesar 2.500.000,- jadi jurnalnya adalah :
peralatan Rp.85.000.000,-
modal saham biasa Rp.75.000.000,-
agio saham biasa Rp. 7.500.000,-
kas Rp. 2.500.000,-
10 | P a g e Karyadi Hidayat
b). Metode Saldo Menurun
dalam metode ini beban penyusutannya tidak sama besar, semakin lama maka
semakin berkurang atau semakin kecil (menurun). Dengan anggapan bahwa
semakin tua aktiva tetap yang bersangkutan kapasitasnya semakin menurun.
Metode saldo menurun ini terdiri dari dua cara yaitu :
1. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
2. metode tarif tetap atas nilai buku (double dechlining balance method)
1). Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
beban penyusutan yang dihasilkan dalam periode ini juga tidak sama besar per
periodenya, perhitungan beban penyusutannya di dasarkan pada angka-angka
tahun. Beban penyusutan per tahun dihitung dengan cara jumlah angka tahun
dikalikan dengan harga perolehan yang telah dikurangi dengan nilai sisa. Angka
tahun diperoleh dengan cara menjumlahkan masa manfaat aktiva tetap yang
bersangkutan. Dan perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Contoh :
Sebuah kendaraan dengan harga perolehan Rp.32.000.000,- umur ekonomis 5
tahun dan nilai residu ditaksir Rp.8.000.000,- maka penyusutan periodik dengan
menggunakan metode jumlah angka tahun seperti berikut ini :
Angka Tarif Harga B.Peny. Akum.
Nilai buku
tahun penyusutan perolehan periodik penyusutan
5
1 32.000.000 8.000.000 8.000.000 24.000.000
15
4
2 32.000.000 6.400.000 14.400.000 17.600.000
15
3
3 32.000.000 4.800.000 19.200.000 12.800.000
15
2
4 32.000.000 3.200.000 22.400.000 9.600.000
15
1
5 32.000.000 1.600.000 24.000.000 8.000.000
15
24.000.000
11 | P a g e Karyadi Hidayat
Penjelasan :
a). Tarif penyusutan : pembilang menggunakan angka tahun dimulai tahun yang
terakhir/terbesar, ke tahun terkecil.
Penyebut adalah jumlah angka-angka tahun (1+2+3+4+5) = 15
Jumlah angka tahun dapat pula dihitung dengan rumus n (1+n)
= 5 (1+5) =15 2
2
b). Beban penyusutan = tarif penyusutan (harga perolehan – nilai sisa)
c). Harga perolehan – nilai sisa = 32.000.000 – 8.000.000 = 24.000.000,-
contoh 2 :
sebuah mesin dibeli pada bulan juni’01 dengan harga Rp.24.000.000,- mulai
dioperasikan bulan juli’01 umur ekonomisnya ditaksir 6 tahun dengan nilai residu
Rp.3.000.000,- buatlah jurnal penyesuaian atas mesin tersebut pada tanggal 31 des
’01 dan 31 des ’02.
Jawab :
Penyusutan tahun 1 = 6/21 (24.000.000 – 3.000.000) = Rp.6.000.000,-
Penyusutan tahun 2001 = 6 bulan = 6/12 x 6.000.000 = Rp.3.000.000,-
Penyusutan tahun 2 = 5/21 (24.000.000 – 3.000.000) = Rp.5.000.000,-
Penyusutan tahun 2002 = 6 bulan = 6/12 x 6.000.000 = Rp.3.000.000,-
6 bulan = 6/12 x 5.000.000 = Rp.2.500.000,-
Rp.5.500.000,-
2). Metode tarif tetap atas nilai buku (double dechlining balance method)
tarif penyusutan dalam metode ini sama dengan dua kali besarnya tarif
penyusutan metode garis lurus.
Beban penyusutan = tarif penyusutan x nilai buku (HP-Akum.Penyusutan)
Contoh :
Harga perolehan sebuah kendaraan Rp.32.000.000,- umur ekonomisnya ditaksir 5
tahun. Tarif penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus = 20%/tahun dari
jumlah yang disusutkan. Tarif penyusutan dengan metode ini = 2 x 20% = 40% dari
nilai buku pada awal periode.
12 | P a g e Karyadi Hidayat
Tarif
Thn B.Peny. Periodik Akum.Peny. Nilai Buku
peny.
0 - - - 32.000.000
1 40% 40% x 32.000.000 = 12.800.000 12.800.000 19.200.000
2 40% 40% x 19.200.000 = 7.680.000 20.480.000 11.520.000
3 40% 40% x 11.520.000 = 4.608.000 25.088.000 6.912.000
4 40% 40% x 6.912.000 = 2.764.800 27.852.800 4.147.200
5 40% 40% x 4.147.000 = 1.658.880 29.511.680 2.488.320
Atau
Contoh :
Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp.23.000.000,- nilai residu ditaksir
Rp.3.000.000,- taksiran produksi selama umur ekonomis 4.000.000 unit produksi.
Selama tahun ’03 produksi yang dihasilkan 600.000 unit dan tahun ’04 800.000 unit.
Hitunglah beban penyusutan tahun ’03 dan ’04.
Jawab :
Tarif penyusutan per unit (satuan) =Rp.23.000.000 – Rp.3.000.000 = Rp.5,-
4.000.000
beban penyusutan : tahun ’03 = 600.000 x Rp.5,- = Rp.3.000.000,-
tahun ’04 = 800.000 x Rp.5,- = Rp.4.000.000,-
13 | P a g e Karyadi Hidayat
2). Metode Jam Kerja (service house method)
dalam metode ini umur ekonomis suatu aktiva ditaksir dalam jumlah jam kerja.
Tarif penyusutan untuk setiap jam kerja dihitung dengan rumus :
Contoh :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp.23.000.000,- nilai residu ditaksir
Rp.3.000.000,- taksiran jam kerja selama umur ekonomis 10.000 jam. Selama tahun
2004 mesin tersebut dipakai selama 1.800 jam.
Maka besarnya penyusutan dihitung sebagai berikut :
Tarif penyusutan per jam kerja = Rp.23.000.000 – Rp.3.000.000 = Rp.2.000,-
10.000
beban penyusutan tahun 2004 = 1800 x Rp.2.000 = Rp.3.600.000,-
14 | P a g e Karyadi Hidayat
Ilustrasi :
PT At Tiener’s pada tanggal 5 juli 2004 menarik sebuah peralatan yang dibeli pada
tanggal 1 oktober 2001 dengan harga Rp.42.500.000,- ditaksir mempunyai masa
manfaat 20 tahun dengan nilai sisa Rp.2.500.000,- (penyusutan menggunakan
metode garis lurus). Jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penarikan aktiva tetap
tersebut adalah :
15 | P a g e Karyadi Hidayat
Penarikan peralatan tersebut dapat juga dilakukan dengan cara dijual, misalnya
dari ilustrasi di atas, peralatan tersebut dijual dengan harga Rp.37.500.000,- maka
jurnal yang perlu dibuat adalah :
kas Rp.37.500.000,-
akumulasi penyusutan Rp. 5.500.000,-
laba penarikan aktiva Rp. 500.000,-
peralatan Rp.42.500.000,-
perhitungan :
harga perolehan Rp.42.500.000,-
akumulasi penyusutan (Rp. 5.500.000,-)
nilai buku Rp.37.000.000,-
harga jual (Rp.37.500.000,-)
laba penarikan Rp. 500.000,-
jika peralatan tersebut dijual dengan harga Rp.35.000.000,- (dibawah nilai buku),
maka jurnal yang perlu dibuat adalah :
kas Rp.35.000.000,-
akumulasi penyusutan Rp. 5.500.000,-
rugi penarikan aktiva Rp. 2.000.000,-
peralatan Rp.42.500.000,-
perhitungan :
harga perolehan Rp.42.500.000,-
akumulasi penyusutan (Rp. 5.500.000,-)
nilai buku Rp.37.000.000,-
nilai jual (Rp.35.000.000,-)
rugi penarikan Rp. 2.000.000,-
16 | P a g e Karyadi Hidayat
a. pendekatan data pasar (market data approach)
merupakan suatu metode penilaian dimana perkiraan nilai pasar didasarkan atas
nilai yang terjadi pada saat transaksi aktiva yang sejenis saat itu.
b. pendekatan biaya (cost approach)
merupakan suatu metode di mana nilai aktiva diperoleh dari biaya reproduksi
baru dikurangi dengan penyusutan.
c. pendekatan pendapatan (income approach)
adalah suatu metode penilaian di mana keuntungan bersih di analisis guna
mendapatkan besarnya jumlah investasi dalam menghasilkan besarnya jumlah
investasi dalam menghasilkan keuntungan tersebut.
Ilustrasi :
Peralatan yang dibeli dengan harga Rp.42.500.000,- dan masa manfaatnya
ditaksir 20 tahun. Namun pada akhir tahun ke-15 ternyata menurut taksiran masa
manfaat aktiva tetap yang baru menunjukkan bahwa aktiva tetap tersebut masih
dapat dipakai 10 tahun lagi. Jurnal yang diperlukan adalah :
Cara (a).
biaya penyusutan Rp.1.062.500,-
akumulasi penyusutan Rp.1.062.500,-
perhitungan :
Harga perolehan Rp.42.500.000,-
Akum. Penyusutan (15/20 x 42.500.000) = (Rp.31.875.000,-)
Nilai buku Rp.10.625.000,-
Kemudian nilai buku tersebut dialokasikan berdasarkan taksiran masa manfaat yang
baru, yaitu : (Rp.10.625.000 : 10 tahun = Rp.1.062.500,-)
Cara (b).
a). Mencatat selisih penyusutan
akumulasi penyusutan Rp.6.375.000,-
laba ditahan Rp.6.375.000,-
18 | P a g e Karyadi Hidayat
Perhitungan :
Akum. Penyusutan menurut taksiran lama (20 tahun)
(15/20 x 42.500.000,-) = Rp.31.875.000,-
Akum. Penyusutan menurut taksiran baru (25 tahun)
(15/25 x 42.500.000,-) = (Rp.25.500.000,-)
Penurunan nilai penyusutan Rp. 6.375.000,-
* Aktiva tetap yang telah disusutkan sepenuhnya tetapi masih dapat digunakan
dalam kegiatan produksi.
Dalam suatu perusahaan sering terjadi suatu aktiva tetap telah disusutkan
sepenuhnya (full depreciated) tetapi masih dapat digunakan dalam kegiatan operasi
perusahaan. Namun demikian biaya perawatannya seringkali lebih besar daripada
biaya perawatan aktiva yang baru. Jika hal ini terjadi, maka biaya yang dikeluarkan
tersebut tidak boleh menambah harga perolehan aktiva yang bersangkutan, dan
akumulasi penyusutannya juga tidak boleh disesuaikan.
Ilustrasi :
Peralatan yang dibeli dengan harga Rp.50.000.000,- dan masa manfaatnya
ditaksir 20 tahun. Setelah dipakai 18 tahun dikeluarkan biaya perbaikan
Rp.3.500.000,- dan tidak menambah masa manfaat. Jurnal yang diperlukan adalah :
a). Mencatat biaya perbaikan
peralatan Rp.3.500.000,-
kas Rp.3.500.000,-
b). Mencatat biaya penyusutan
biaya penyusutan Rp.4.250.000,-
kas Rp.4.250.000,-
Perhitungan :
Penyusutan lama (50.000.000 : 20) = Rp.2.500.000,-
Perbaikan (3.500.000 : 2) = Rp.1.750.000,-
Jumlah = Rp.4.250.000,-
19 | P a g e Karyadi Hidayat
Jika perbaikan tersebut akan menambah masa manfaat aktiva, misalkan 5 tahun,
maka jumlahnya adalah sebagai berikut :
Akumulasi penyusutan Rp.3.500.000,-
Kas Rp.3.500.000,-
Maka biaya penyusutan yang baru adalah :
Harga perolehan Rp.50.000.000,-
Akum. Penyusutan Rp.45.000.000,-
Perbaikan (Rp. 3.500.000,-) (Rp.41.500.000,-)
Nilai buku yang baru Rp. 8.500.000,-
Biaya penyusutan = 8.500.000 : 5 = Rp.1.700.000,-
Aktiva tidak berwujud tersebut harus disusutkan sesuai dengan masa manfaat
penggunaannya, penyusutannya disebut amortisasi. Apabila tidak terdapat batas
waktu yang jelas tentang masa manfaatnya, maka dapat ditaksir dengan melihat
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. peraturan-peraturan atau perjanjian-perjanjian
2. kebiasaan bisnis yang sehat
3. batas waktu yang diberikan untuk pembaharuan kembali
4. akibat kompetisi atau faktor-faktor ekonomi lainnya yang mempengaruhi umur
aktiva tak berwujud tersebut
5. dan lain-lain
22 | P a g e Karyadi Hidayat
4. penilaian atas harga perolehan tergantung pada apakah aktiva tak berwujud
tersebut dapat diidentifikasikan secara khusus atau tidak
5. harga perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan adalah
merupakan bagian dari jumlah harga perolehan sekelompok aktiva dari
perusahaan yang diakuisisi.
6. Harga Perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi tidak boleh
masuk goodwill.
23 | P a g e Karyadi Hidayat