Anda di halaman 1dari 30

Pemrograman Linier Model

TRANPORTASI

Solusi Awal
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280

1
North West Corner
Langkah-langkahnya adalah seperti berikut :
• Mulai pada pojok barat laut (pojok kiri atas) dan alokasikan
sebanyak mungkin pada X11 tanpa menyimpang dari kendala
penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan
yang terkecil di antara S1 dan D1)
• Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau
permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang
dapat dialokasikan, selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin ke
sel di dekatnya pada baris atau kolom. Jika kolom maupun baris
telah dihabiskan pindah ke sel berikutnya yang terdekat.
• Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
dihabiskan dan keperluan permintaan terpenuhi.

North West Corner


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280

2
North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30
3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280

North West Corner


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280

3
North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20
Demmand 150 70 60 280

North West Corner


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

TC = (120x8)+(30x15)+(50x10)+(20x9)+(60x10) = 2960

4
Least Cost
Metode ini berusaha mencapai yujuan minimasi biaya dengan
alokasi sistematik pada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya
transpor per unit.

Prosedur metode ini adalah sbb:


• Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya tranpor (Cij) terkecil dan
alokasikan sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil, Xij = minimum
[S1,D1]. Ini akan menghabiskan bari i atau kolom j.
• Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau
tidak dihilangkan), pilih nilai Cij terkecil berikutnya dan alokasikan
sebanyak mungkin.
• Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan
terpenuhi

Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

1 3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280

5
Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 2 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 3 6
Jakarta 120
70
15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

6
Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 4 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
5 15 10 12
Medan 80
10
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

7
Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

TC = (70x5)+(50x6)+(70x15)+(10x12)+(80x3) = 2060

Vogel Aproximation Method


Proses VAM dapat diringkas seperti berikut :
• Hitung opportunity cost untuk setiap baris atau kolom. Opportunity
cost setiap baris i dihitung dengan mengurangkan nilai Cij terkecil
pada baris itu dengan nilai Cij satu tingkat lebih besar pada baris
yang sama. Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang
serupa. Biaya-biaya ini adalah penalti karena tidak memilih kotak
dengan biaya minimum.
• Pilih baris atau kolom yang memiliki opportunity cost terbesar (jika
ada angka kembar pilih salah satu). Alokasikan sebanyak mungkin
ke kotak dengan niali Cij minimum pada baris atau kolom yang
dipilih.
• Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi
yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris atau kolom di mana
penawaran atau permintaan telah dihabiskan (maksimum)
• Jika semua penawaran dan permintaan belum terpenuhi, kembali ke
langkah 1 dan hitung opportunity cost yang baru.

8
Vogel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4

Vogel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4

9
Vogel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6
80
Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4

Vogel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

15 – 8 = 7 10 – 5 = 5 12 – 6 = 6

10
Vogel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

15 – 8 = 7 10 – 5 = 5 12 – 6 = 6

Vogel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

10 – 5 = 5 12 – 6 = 6

11
Vogel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Vogel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
70
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

12
Vogel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

TC = (70x8)+(50x6)+(70x10)+(10x12)+(80x3) = 1920

Russel Aproximation Method


RAM melengkapi metode penyusunan tabel awal dengan
pendekatan selisih biaya terbesar antara biaya distribusi masing-
masing sel dengan biaya distribusi terbesar pada masing-masing
baris dan kolom di mana sel itu berada. Secara matematis :

Δij = Bij – Ri – Tj

di mana,
Δij : Selisih biaya distribusi Russell
Bij : Biaya distribusi sel pada baris ke-i dan kolom ke-j
Ri : Biaya distribusi terbesar pada baris ke-i
Tj : Biaya distribusi terbesar pada kolom ke-j

13
Russel Aproximation Method
Δ11 = 8 – 8 – 15 = – 15
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 8

15 10 12
Medan 80 15

3 9 10
Semarang 80 10

Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

Russel Aproximation Method


Δ11 = 8 – 8 – 15 = – 15
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

- 15 8 5 6
Jakarta 120 8

15 10 12
Medan 80 15

3 9 10
Semarang 80 10

Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

14
Russel Aproximation Method
Δ11 = 5 – 8 – 10 = – 13
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

- 15 8 5 6
Jakarta 120 8

15 10 12
Medan 80 15

3 9 10
Semarang 80 10

Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

Russel Aproximation Method


Δ11 = 5 – 8 – 10 = – 13
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

- 15 8 - 13 5 6
Jakarta 120 8

15 10 12
Medan 80 15

3 9 10
Semarang 80 10

Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

15
Russel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

-15 8 -13 5 -14 6


Jakarta 120 8

-15 15 -15 10 -15 12


Medan 80 15

-22 3 -11 9 -12 10


Semarang 80 10

Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

Russel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

-15 8 -13 5 -14 6


Jakarta 120 8

-15 15 -15 10 -15 12


Medan 80 15

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Tj 15 10 12

16
Russel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

8 -13 5 -14 6
Jakarta 120 8
70
15 -12 10 -12 12
Medan 80 12

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Tj 10 12

Russel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 -12 10 -12 12
Medan 80 12

3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Tj 10 12

17
Russel Aproximation Method
Tujuan
Sumber Supply Ri
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 -12 12
Medan 80 12
70
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Tj 12

Russel Aproximation Method


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

TC = (70x8)+(50x6)+(70x10)+(10x12)+(80x3) = 1920

18
Metode Stepping Stone
Setelah solusi dasar awal diperoleh dari
masalah transportasi, langkah berikutnya
adalah menekan kebawah biaya transpor
dengan memasukkan variabel non basis
(yaitu alokasi barang ke kotak kosong) ke
dalam solusi. Proses evaluasi variabel non
basis yang memungkinkan terjadinya
perbaikan solusi dan kemudian
mengalokasikannya kembali dinamkan
metode Stepping Stone.

Stepping Stone
Tujuan 5 – 10 + 15 – 8 = 2
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

19
Stepping Stone
6 – 10 + 9 – 10 + 15 – 8 = 3
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
30 50
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

812 – 10 + 9 – 105= 1 6
Jakarta 120
120
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
30 50
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

20
Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 3 – 15 + 10 – 9 = – 11 120
120
(-) 15 (+) 10 12
Medan 80
30 50
(+) 3 (-) 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 (+) 10 12
Medan 80
10 70
(+) 3 (-) 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

Iterasi Pertama

21
Stepping Stone
Tujuan 5 – 10 + 15 – 8 = 2
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
10 70
3 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
6 – 10 + 3 – 8 = – 9
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
10 70
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

22
Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
12 – 10 + 3 – 15 = – 10
8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 10 (+) 12
Medan 80
10 70
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
9 – 3 + 15 – 10 = 11
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
10 70
(-) 3 (+) 9 10
Semarang 80
20 60
Demmand 150 70 60 280

23
Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 10 (+) 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50
Demmand 150 70 60 280

Iterasi Kedua

Stepping Stone
Tujuan
5 – 10 + 12 – 10 + 3 – 8 = – 8
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50
Demmand 150 70 60 280

24
Stepping Stone
6 – 10 + 3 – 8 = – 9
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
Tujuan
Sumber 15 – 12 + 10 – 3 = 10 Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 10 (-) 12
Medan 80
70 10
(-) 3 9 (+) 10
Semarang 80
30 50
Demmand 150 70 60 280

25
Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
9 – 10 +120
12 – 10 = 1
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
70 10
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
30 50
Demmand 150 70 60 280

Stepping Stone
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

Iterasi Ketiga

26
Stepping Stone Optimum
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80
Demmand 150 70 60 280

C12 = 5 – 6 + 12 – 10 = 1 C32 = 9 – 3 + 8 – 6 + 12 – 10 = 10
C21 = 15 – 8 + 6 – 12 = 1 C33 = 10 – 3 + 8 – 6 = 9

Modified Distribution
Dalam metode ini suatu nilai Ui, dirancang
untuk setiap baris ke-i dan suatu nilai Vj
untuk kolom ke-j pada tabel transportasi.
Untuk setiap basis (yaitu kotak isi), Xij
mengikuti hubungan seperti berikut :
Ui + Vj = Cij,
dimana Cij adalah biaya transpor per unit

27
Modified Distribution
1. Tentukan nilai-nilai Ui untuk setiap baris dan nilai Vj
untuk setiap kolom dengan menggunakan hubungan
Cij = Ui + Vj untuk semua variabel basis dan tetapkan
nilai nol (0) untk U1.
2. Hitung perubahan biaya Cij untuk setiap variabel non
basis dengan menggunakan rumus Cij = cij – Ui – Vj.
3. Jika terdapat Cij negatif solusi belum optimal. Pilih
variabel dengan nilai Cij negatif terbesar sebagai
entering variable.
4. Alokasikan barang ke entering variable Xij sesuai
dengan proses stepping stone. Kembali ke langkah 1.

Modified Distribution
U1 = 0
X11 : U1 + V1 = C11 = 8 0 + V1 = 8, V1 = 8
X21 : U2 + V1 = C21 = 15 U2 + 8 = 15, U2 = 7
X22 : U2 + V2 = C22 = 10 7 + V2 = 10, V2 = 3
X32 : U3 + V2 = C32 = 9 U3 + 3 = 9, U3 = 6
X33 : U3 + V3 = C33 = 10 6 + V3 = 10, V3 = 4

Cij = cij – Ui – Vj, menghasilkan nila Cij yang identik dengan


stepping stone

C12 = c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 3 = 2
C13 = c13 – U1 – V3 = 6 – 0 – 4 = 2
C23 = c23 – U2 – V3 = 12 – 7 – 4 = 1
C31 = c31 – U3 – V1 = 3 – 6 – 8 = (– 11)

28
Modified Distribution
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta 120 U1 = 0
C12=120
C12 =c12
c12––U1
U1–– V2
V2==55–– 00––33==22
C13
C13==c13
c13––15
U1
U1–– V3
V3==610
6–– 00––44==2122
Medan 80 U2 = 7
C23
C23=30
=c23
c23––U2
U2–50
– V3
V3==12
12 ––77––44 ==11
C31
C31==c31
c31––3U3
U3–– V1
V1==339 –– 66––88==(–
(–11)
10 11)
Semarang 80 U3 = 6
20 60
Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 3 V3 = 4

Modified Distribution
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta C12
C12==c12
c12––U1
U1––V2
V2==55––00––33==22 120 U1 = 0
C13 120 – U1 – V3 = 6 – 0 – 15 = (-9)
C13==c13
c13 – U1 – V3 = 6 – 0 – 15 = (-9)
15 – V3 = 1210
C23 = c23 – U2 – 7 – 15 = 12
(-10)
Medan C23 = c23 – U2 – V3 = 12 – 7 – 15 = (-10) 80 U2 = 7
C32 10 70
C32==c32
c32––U3
U3––V2V2==99––(-5)
(-5)––33==11
11
3 9 10
Semarang 80 U3 = (-5)
20 60
Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 3 V3 = 15

29
Modified Distribution
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta 120 U1 = 0
C12
C12=120
=c12
c12––U1
U1––V2V2==55––00––13 13==(-7)
(-7)
C13 = c13 – U1 – V3 = 6
C13 = c13 –15U1 – V3 = 106 – 0 – 15==12
– 0 – 15 (-9)
(-9)
Medan
C21 = c21 – U2 – V1 = 15 – (-3) 80 U2 = (-3)
C21 = c21 – U270 – V1 = 15 –10 (-3) – 15==33
– 15
C32
C32==c32
c32––3U3
U3––V2V2==999––(-5)
(-5)––13 10==11
13
Semarang 80 U3 = (-5)
30 50
Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 13 V3 = 15

Modified Distribution Optimum


Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta C12 120 U1 = 0
C12=70
=c12
c12––U1
U1––V2V2==55––050
0––44==11
C21
C21==c21
c21––15
U2
U2––V1V1==15
15––66––88==1211
10
C32 80 U2 = 6
Medan
C32==c32
c32––U3
U3–70
–V2
V2==99––(-5)
(-5)––66==88
10
C33 = c33 – U3 – V3 = 10 – (-5) – 6 =
C33 = c33 – U3 – V3 = 10 – (-5) – 6 = 9 9
3 9 10
Semarang 80 U3 = (-5)
80
Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 4 V3 = 6

30

Anda mungkin juga menyukai