Anda di halaman 1dari 15

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

JOB III: Analisa Saringan dan Hidrometer


Subjek : Pengujian Laboraturium

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Melakukan pengujian analisa saringan dengan benar
 Cara uji ini merupakan prosedur untuk mendapatkan jumlah dari distribusi
ukuran butir tanah

2. Pendahuluan
Analisis saringan
Suatu usaha untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah dengan
menggunakan analisis saringan.
Analisis saringan fraksi yang tertahan saringan No.10 (2,00 mm)
Sejumlah contoh tanah 500 gram yang tertahan saringan No.10 (2,00mm)
akan ditentukan jumlah dan distribusi butirnya, dipisahkan dalam rangkaian
susunan ukuran saringan 75 mm; 50 mm; 25 mm; 9,5 mm dan 4,75 mm (3 inci,
2 inci, 1 inci, 3/8 inci dan No.4). Saringan dengan ukuran lubang besar
diletakkan di atas saringan yang mempunyai ukuran lubanglebih kecil.
Penggunaan saringan lainnya mungkin saja diperlukan, tergantung contoh
danspesifikasi bahan yang di uji.
Analisis saringan fraksi yang lolos saringan No.10 (2,00 mm)
Contoh tanah yang lolos saringan No.10 (2,00 mm) sebanyak 100 gram atau
50 gramdilakukan analisis hidrometer terlebih dahulu. Setelah langkah terakhir
pengujian hidrometerselesai maka tanah kering yang tertahan pada saringan
No.200 (0,075 mm) tersebut ditentukan jumlah dan distribusi butirnya dengan
menggunakan serial saringan No.40 (0,425mm) - No.200 (0,075) mm.
Analisa hydrometer

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Suatu usaha untuk mendapatkan distribusi ukuran tanah yang melewati


saringan 200 mm berdasarkan proses sedimentasi tanah dengan menggunakan
alat hydrometer.

3. Peralatan dan Bahan Uji


A. Peralatan
1. Saringan

Gambar 3.1 Saringan


2. Semprotan botol

Gambar 3.2 Semprotan Botol


3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Gambar 3.4 Timbangan Digital

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Oven dengan suhu ± 110°𝐶

Gambar 3.5 Oven


5. Gelas ukur

Gambar 3.6 Gelas Ukur


6. Mixer

Gambar 3.7 Mixer

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Cawan

Gambar 3.8 Cawan


8. Mesin Penggetar

Gambar 3.9 Mesin Penggetar


9. Alat Hidrometer

Gambar 3.10 Alat Hidrometer


B. Bahan Uji
 Tanah terganggu untuk Analisa Saringan Tanah kering ± 500 gram
BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.11 Tanah

 Sodium Hexamethaposphate

Gambar 3.11 Sodium Hexamethaposphate


4. Prosedur Pengujian
ANALISA SARINGAN

1. Timbang masing-masing ayakan yang akan dipergunakan dan harus


diperhatikan ayakan dalam keadaan bersih dan tidak basah sebelum
ditimbang.

Gambar 4.1 Penimbangan ayakan kosong

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Periksalah dengan hati-hati contoh tanah yang mewakili untuk pemerikasaan,


hancurkan tanahnya menjadi butiran dengan menggunakan pemuluk karet.
3. Timbang sample tanah kering ± 500 gram. Bila tanah yang diperiksa
mengandung butiran kasar lebih besar dari ayakan no. 4 contoh tanah perlu
ditambah.

Gambarb 4.2 Penimbangan tanah 500 gram


4. Ayaklah tanah melalui urutan-urutan ayakan sambil menggoyangkan kearah
horizontal dengan menggunakan mesin penggetar.

Gambar 4.3 Pengayakan tanah


5. Kurangkan berat tanah pada step 5 dengan berat ayakan pada step 1 yang
memberikan hasil berat tanah yang tertinggal.

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.4 Penimbangan berat tanah tertahan


6. bila bagian tanah yang tertinggal pada saringan no. 200 cukup besar, dalam
hal tersebut dilakukan pencucian.
Pencucian ini dilakukan dengan mencuci tanah yang tertinggal dalam ayakan
dengan menggunakan air kedalam ayakan tersebut. Kumpulkan tanah yang
telah dicuci, keringkan dan timbanglah. Berat yang diperoleh dipergunakan
untuk mengurangi berat tanah yang tertinggal pada ayakan no. 200 dan
tambahkan hasil tersebut pada berat tanah yang tertinggal di pan pada step 6.

7. Hitung komulatif tertahan dan lolos saringan, dengan cara :


a. Persentase tanah yang tertinggal/tertahan pada masing-masing ayakan

Berat tan ah yang tertinggal


 x100 %
Berat total

a. Persentase komulatif tanah yang tertinggal pada ayakan = jumlah


prosentase tanah yang tertinggal pada semua ayakan yang lebih besar.
Persentase yang lebih halus pada ayakan = 100 % – persentase komulatif
tanah yang tertinggal.

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

ANALISA HIDROMETER

1. Tanah lolos saringan Ø 0.075 ditimbang berat keringnya seberat ± 30gr

Gambar 4.5 Penimbangan tanah 30 gram


2. Masukkan kedalam alat mixer dan campur dengan air ± 2/3 dari tinggi
cangkir mixer, tambahkan Sodium Hexametafosfat ± 10gr untuk mencampur
kedua bahan tersebut. Mixer selama ± 10 menit.

Gambar 4.5 Pemasukan Sodium hexamethaposphate

Gambar 4.6 Penambahan tanah

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.7 Pemasukkan campuran ke dalam mixer

Gambar 4.8 Campuran dicampur pada Mixer


3. Taruhlah hasil mixer dalam tabung gelas ukur berkapasitas 1000ml
Tambahkan air sebanyak ± 10cm dari bibir gelas. Diamkan selama ± 24
jam.

Gambar 4.9 Pemasukkan campuran ke dalam tabung gelas ukur


4. Siapkan satu gelas ukur lagi yang berkapasitas sama kemudian isikan air ±
10 cm dari bibir gelas ukur.

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.10 Satu gelas ukur berisi air


5. Setelah 24jam, tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan
telapak tangan). Kocok suspensi dengan membolak-balik vertical dan
kebawah selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam
air. Langsung masukkan hydrometer kedalam gelas ukur yang berisi
suspensi/campuran, jalankan stop watch dan merupakan waktu permulaan
pengendapan T = 0.

Gambar 4.11 Penutupan gelas ukur dengan tutup karet


6. Lakukan pembacaan hydrometer pada saat t = 2; 5; 30; 60 dan 240menit
(setelah T = 0), dengan cara sebagai berikut :
kira-kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan,
ambil hydrometer dari gelas ukur kedua, celupkan secara hati-hati dan
pelan-pelan dalam suspensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran
skala yang akan terbaca, kemudian lepaskan (jangan sampai timbul
goncangan). Kemudian pada saatnya bacalah skala yang berimpit dengan
muka air. Setelah dibaca, segera ambil hydrometer pelan-pelan, pindahkan
kedalaman gelas ukur kedua.

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.12 Pembacaan hydrometer


7. Setelah pembacaan hydrometer terakhir selesai dilaksankan (T = 240
menit), tuangkan suspensi keatas saringan no.200 seluruhnya, jangan ada
butir yang tertinggal. Cucilah dengan air sampai air yang mengalir dibawah
saringan menjadi jernih dan tidak ada lagi butir-butir halus yang tertinggal.

Gambar 4.13 Pencucian tanah


8. Pindahkan butir-butir tanah yang tertinggal pada suhu tempat, kemudian
keringkan dalam oven (dalam temperature 105o-110oC).

Gambar 4.14 Pemindahan tanah ke cawan

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.15 Pengovenan tanah


9. kemudian dinginkan dan timbang serta catat massa tanah kering yang
diperoleh.

Gambar 4.16 Penimbangan tanah


10. Saringlah tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut
pada bagian alat dan bahan no.2.
11. Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertingal di atas tiap saringan.
Periksalah bahwa seharusnya jumlah massa dari masing-masing bagian
sama atau dekat dengan massa sebelum disaringan.
12. Hitung data hasil percobaan dengan cara sebagai berikt:
% lebih besar ( N) dapat dihitung.

Rh x GS
𝑁=
𝑊𝑑 𝑥 (𝐺𝑠 − 1)

Dimana :

Gs : Specific gravity

Wd : Berat tanah dalam larutan

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rh : Pembacaan Hydrometer pada suspensi

Koreksi Persen lebih halus N’.

W1
𝑁𝐼 = 𝑁 𝑥 100 %
𝑊𝑆

Dimana :

N : % lebih halus

WI : berat tanah kering yang lolos ayakan 0.075

Ws : berat seluruhnya dari tanah kering untuk memperhitungakn analisa ayakan.

5. Data-data hasil Pengujian


Analisa Saringan
Diameter Berat Saringan Berat Saringan + Berat Tanah
Ayakan No. (gr) Tanah Tertinggal
Saringan
(mm) (gr) (gr)
4.75 4 486.2 487.5 1.3
2.36 8 463.9 584.6 120.7
1.12 16 441.6 628 186.4
0.6 30 291.5 371.3 79.8
0.42 40 438.3 468.2 29.9
0.15 100 446.7 496 49.3
0.075 200 752.1 773.3 21.2
Pan 280.3 285.3 5
Total 500

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Berat
No. Ayakan %Kumulatif
No. Tertahan % Tertahan % Lolos
(mm) Saringan lolos
(gr)
4.75 4 1.3 0.26 0.26 99.74
2.36 8 120.7 24.14 24.40 75.6
1.12 16 186.4 37.28 61.68 38.32
0.6 30 79.8 15.96 77.64 22.36
0.42 40 29.9 5.98 83.62 16.38
0.15 100 49.3 9.86 93.48 6.52
0.075 200 21.2 4.24 97.72 2.28

Pan 11.4 2.28 100 0

Total 500 100 438.8 -

Modulus Halus Butir (MHB)


MHB = 438.8 / 100
= 4.388

Grafik 1 Analisa saringan butiran kasar

Grafik Analisa Saringan


120

100

80
% Lolos

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5
Diamter Ayakan (mm)

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hidrometer
Tanggal Waktu Pembacaan hydrometer
25 Oktober 2017 14 : 07 1.018
14 : 10 1.0165
14 : 15 1.0160
14 : 35 1.0150
15 : 05 1.0145
18 : 05 1.0130
14 : 05 1.0115

6. Pembahasan
Berdasarkan data pengujian yang telah ada, nilai MHB sangat menentukan
baik buruknya kualitas gradasi suatu tanah. Semakin banyak butiran tanah yang
lolos pada saringan, maka kualitas kehalusan butri tanah tersebut semakin baik.
Analisa hidrometer dapat dilakukan setelah tahap analisa saringan. Butir tanah
yang lebih besar akan mengendap dengan kecepatan lebih besar. Hubungan dari
analisa saringan dan analisa hidrometer akan menghasilkan suatu perbandingan
yang memperlihatkan gradasi dari tanah yang diuji.

7. Kesimpulan

Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa tanah yang


diuji termasuk kedalam jenis SM ( Pasir mengandung lanau) dan SC (Pasir
mengandung Clay).

BERLIANA SYAFITRI / 3PJJ A

Anda mungkin juga menyukai