Anda di halaman 1dari 36

Penyusun :

Tim ARuPA
Penyusun :
Tim ARuPA
Judul
Menghitung Cadangan Karbon di Hutan Rakyat
Panduan bagi Para Pendamping Petani Hutan Rakyat

Penyusun
Tim ARuPA

Diterbikan oleh
Biro Penerbit ARuPA

Cetakan Pertama : 2014


ISBN 978-979-96513-8-9

Foto & Ilustrasi


Dokumen ARuPA

Cover & Layout


Tim ARuPA

Alamat Penerbit
Jl. Magelang KM. 5 RT. 10 RW 29 No. 201
Dsn. Karanganyar. Sinduadi. Mlati. Sleman.
Yogyakarta. Indonesia 55284
Telp/ Fax. 0274 551 571
Email : arupa@arupa.or.id
Web : www.arupa.or.id
ii
Kata Pengantar
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya
suhu rata-rata permukaan bumi (atmosfer, laut, dan daratan).
Pemanasan global disebabkan oleh efek gas rumah kaca, yaitu
meningkatnya konsentrasi gas-gas di atmosfir yang
menyebabkan panas dari radiasi sinar matahari tersimpan di
permukaan bumi. Gas-gas yang menyebabkan terjadinya efek
gas rumah kaca utamanya yaitu uap air, karbon dioksida, metana,
nitrogin dioksida, dan CFC. Dampak dari pemanasan global telah
menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim,
misalnya : sering terjadi banjir karena curah hujan yang terlalu
tinggi, kekeringan berkepanjangan karena musim kemarau yang
panjang, dan suhu permukaan bumi yang semakin panas. Bagi
para petani hutan rakyat di pedesaan, perubahan iklim yang
ekstrim telah menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam
pranata mangsa (tata waktu bercocok tanam).

Untuk menghadapi terjadinya perubahan iklim yang


disebabkan oleh pemanasan global, ada dua hal yang perlu
dilakukan yaitu: adaptasi dan mitigasi. Adaptasi adalah upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim
yang sudah atau mungkin akan terjadi; misalnya dengan
menemukan bibit unggul tanaman pangan yang tahan terhadap
suhu tinggi, tahan kekeringan, tahan salinitas, tahan genangan,
dan beremisi rendah. Sedangkan mitigasi adalah upaya untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan sumber
penyebab terjadinya pemanasan global; misalnya dengan cara
memperbanyak penanaman dan pemeliharaan pohon,
mengurangi penebangan pohon, serta tidak melakukan
pembakaran besar-besaran.

iii
Pembangunan hutan rakyat merupakan salah satu
bentuk nyata dari mitigasi perubahan iklim yang sudah dilakukan
oleh para petani hutan rakyat. Hutan rakyat berperan penting
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca karena hutan dapat
menyerap karbon dioksida di udara yang kemudian disimpan
dalam pohon. Namun kebanyakan petani hutan rakyat belum
menyadari pentingnya hutan rakyat dalam mitigasi perubahan
iklim. Kebanyakan petani hutan rakyat tidak mengetahui berapa
banyak karbon dioksida yang sudah terserap oleh hutan rakyat
mereka. Dalam konteks lebih luas, masyarakat juga belum
banyak yang memahami berbagai istilah terkait dengan
pemanasan global dan perubahan iklim.

Buku ini diterbitkan sebagai panduan bagi para


pendamping petani hutan rakyat yang akan berguna pada saat
mendampingi petani hutan rakyat dalam menghitung cadangan
karbon di hutan rakyat. Selain itu, buku ini juga sebagai bahan
bacaan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
pemanasan global dan perubahan iklim.

Buku ini diterbitkan oleh ARuPA dengan dukungan dana


dari ICCTF melalui kerjasama Small Grand Program (SGP) dalam
upaya mitigasi perubahan iklim. Atas terbitnya buku ini,
diucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada rekan-rekan di
ARuPA yang telah berkontribusi terhadap penulisan buku ini,
serta Dr. Ir. Agus Setyarso, M.Sc. yang telah banyak memberikan
masukan. Semoga buku ini bermanfaat.

Yogyakarta, Juni 2014

Dwi Nugroho
Direktur Eksekutif ARuPA

iv
Daftar Isi

Bagian I Tanya Jawab Seputar Pemanasan Global, Perubahan Iklim, dan Penghitungan Karbon ...... 1

Bagian II Pengukuran dan Penghitungan Cadangan Karbon di Hutan Rakyat ................................... 12


A. Pengukuran Cadangan Karbon di Hutan Rakyat ........................................................................... 13
1. Penyiapan Alat dan Bahan ........................................................................................................ 13
2. Penyiapan Tim Pengukur .......................................................................................................... 14
3. Penentuan Sampel .................................................................................................................... 15
4. Pembuatan Plot......................................................................................................................... 15
5. Pengukuran Parameter ............................................................................................................. 15
a. Cara Mengukur Diameter Pohon ....................................................................................... 16
b. Cara Menaksir Tinggi Pohon .............................................................................................. 18
c. Cara Menaksir Diameter dan Tinggi Tajuk ......................................................................... 19
6. Penggambar Ekodia .................................................................................................................. 20

B. Penghitung Cadangan Karbon pada Hutan Rakyat ....................................................................... 22


1. Rekap Data dari Lapangan ........................................................................................................ 24
2. Kelompokkan Data Berdasarkan Jenis Pohon dan Hitung Sesuai Rumus Allometrik ............... 25
3. Gabungkan Data Biomassa Total Masing-masing Jenis Pohon ................................................. 25
4. Konversi Data Biomassa Total dari Seluruh Jenis Pohon kedalam Ton/Ha............................... 26
5. Hitung Kandungan Karbon ........................................................................................................ 26

Lampiran ............................................................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 28

v
Bagian I
Tanya Jawab Seputar Pemanasan Global,
Perubahan Iklim, dan Penghitungan Karbon

Kenapa saat ini suhu terasa panas?

Suhu di bumi saat ini memang mengalami kenaikan karena


adanya pemanasan global. Pemanasan global atau yang juga
disebut global warming adalah peristiwa meningkatnya suhu
rata-rata di atmosfer, laut dan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "Sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.

Apa itu gas rumah kaca?

Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi


yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu
permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah gas
rumah kaca. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas
tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca
yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu
di dalam rumah kaca tersebut tetap hangat, dengan begitu
tanaman di dalamnya pun akan tumbuh dengan baik karena
memiliki panas matahari yang cukup.

1
Apa itu efek rumah kaca?

Efek yang ditimbulkan karena gas rumah kaca sudah tidak dapat
berfungsi dengan baik. Gas rumah kaca sudah tidak mampu
menjaga suhu bumi agar tetap hangat karena banyaknya zat
asam arang (CO2) yang ada di atmosfer.

Berarti apakah pemanasan global berbahaya?

Ya, sangat berbahaya. Bahkan pemanasan global ini telah


dianggap dapat mengancam kehidupan manusia di bumi. bumi
agar tetap hangat karena banyaknya zat asam arang (CO2) yang
ada di atmosfer.

Apa saja yang terjadi akibat adanya pemanasan global?

Ada beberapa contoh akibat apabila pemanasan global terjadi


1. Mencairnya es di kutub utara dan selatan
2. Meningkatnya level permukaan air laut
3. Habisnya sumber-sumber air bersih di muka bumi
4. Terjadinya perubahan iklim atau iklim yang sangat
ekstrim

2
Gambar 1. Ilustrasi Pemanasan Global

PEMANASAN
GLOBAL

Apa itu Perubahan Iklim?

Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan iklim di bumi.


Perubahan ini adalah perubahan variabel khususnya suhu udara
dan curah hujan secara berangsur-angsur dalam jangka panjang.

Apa dampak dan contoh yang terjadi karena adanya perubahan


iklim?

Di dunia, IPCC (Inter-governmental panel on Climate Change)


menyebutkan bahwa selama 1990-2005 telah terjadi
0
peningkatan suhu merata di seluruh bumi, antara 0,15 sampai
30 C. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus dan tidak ada
upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim tersebut
diperkirakan pada tahun 2040 lapisan es di kutub-kutub bumi
akan habis meleleh.
3
Jadi adaptasi dan mitigasi jelas berbeda?

Ya, berbeda, sebagaimana terlihat dalam Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Perbedaan Adaptasi dan Mitigasi


Perbedaan Adaptasi Mitigasi

Pengertian Upaya atau langkah-langkah Upaya mengurangi efek


yang diambil/ dilakukan merugikan yang timbul dari
d a l a m l a n g k a adanya perubahan iklim
mengantisipasi terjadinya melalui pengurangan emisi
perubahan iklim gas rumah kaca

Contoh - Memilih pohon unggul - Menaman pohon pada


untuk ditanam lahan kosong
- Membangun pusat - Mengurangi makan
kesehatan yang baik daging
- Menanam sayuran - Tidak melakukan
untuk dikonsumsi pembakaran

Mengapa kita harus membangun hutan dan melindungi hutan?

Hutan yang terdiri dari pohon-pohon merupakan komponen


terbesar yang mampu menyerap karbon dan kemudian
menyimpanya. Dengan membangun dan sekaligus melindungi
hutan artinya ini adalah sebuah tindakan untuk mengurangi efek
yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Dengan demikian
diharapkan adanya pengurangan dampak perubahan iklim yang
terjadi saat ini.

4
Apa hanya dengan membangun dan melindungi hutan kita
dapat mengurangi dampak perubahan iklim?

Tidak. Banyak yang dapat dilakukan selain membangun hutan


dan melindungi hutan. Contoh lain adalah dengan mengurangi
pembakaran dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.
Tetapi hutan yang terdiri dari pohon-pohon jika dibakar
merupakan penghasil emisi terbesar dibandingkan dengan emisi
pembakaran motor, mobil maupun pesawat terbang.

Secara umum perubahan iklim akan membawa perubahan


kepada parameter cuaca seperti temperatur, curah hujan,
tekanan, kelembaban udara, arah angin, kondisi awan dan
radiasi matahari. Parameter-parameter tersebut kemudian akan
berdampak pada sektor sumber daya air, pertanian, perikanan
serta pantai.

Pada tahun 2007, hampir seluruh kota di Jawa mengalami


bencana puting beliung. Banjir ada dimana-dimana karena curah
hujan yang tinggi pada saat musim hujan dan kemudian terjadi
kekeringan yang luar biasa pada musim kemarau. Kemudian
dampak lain adalah bagaimana petani mengalami kebingungan
pada saat mulai menanam tanaman pertanian karena
perubahan musim tanam atau pranata mangsa.

Apa itu adaptasi perubahan iklim?

Upaya atau langkah-langkah yang diambil/dilakukan dalam


langka mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

5
Apa contoh yang dilakukan dalam adaptasi perubahan iklim?

Untuk melakukan adaptasi perubahan iklim dapat melakukan


pembangunan fasilitas kesehatan yang memenuhi (baik) dan
melakukan seleksi bibit unggul.

Apa yang dimaksud dengan mitigasi perubahan iklim?

Upaya mengurangi efek merugikan yang timbul dari adanya


perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. Apa
itu emisi gas rumah kaca? Emisi gas rumah kaca adalah gas
rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas yang ada. Gas rumah
kaca sendiri terdiri dari karbondioksida.

Apa contoh yang dilakukan dalam mitigasi perubahan iklim?

Melakukan penggunaan biofuel, menghemat energi,


mengurangi pembakaran, penggunaan lahan untuk menyerap
dan menyimpan karbon lebih lama dan melakukan penanaman
lahan-lahan gundul atau dengan kata lain dapat dikatakan
dengan membangun dan melindungi hutan.

Pohon yang ditebang maka biomassa yang tersimpan akan


membusuk dan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)
sehingga akan meningkatkan emisi gas rumah kaca di atmosfer
yang akan memerangkap panas yang terpancar di permukaan
bumi. Ketika pohon habis maka kita sebenarnya adalah
kehilangan sumberdaya yang sangat berharga karena pohon
adalah komponen yang mampu menyerap kemudian
menyimpan karbon melalui proses fotosintesis

6
Gambar 2. Fotosintesis Sederhana

Apa itu Karbon dioksida (CO2) dan Karbon (C)?

Karbon dioksida adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom
oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon.
Karbon dioksida (CO2) ini juga sering disebut dengan zat asam
arang. Karbon dioksida (CO2) dihasilkan oleh semua hewan,
tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme pada proses respirasi
dan digunakan untuk kegiatan fotosintesis. Karbon dioksida ini
juga dihasilkan dari pembakaran seperti pembakaran hutan
(pohon) dan pembakaran melalui penggunaan bahan bakar
minyak.

Karbon (C) adalah unsur kimia dengan nomor atom 6 dan


merupakan unsur bukan logam. Jika terlepas diudara dan terikat
dengan oksigen maka karbon akan menjadi CO2.

7
Apakah karbon sama dengan arang?

Dalam sebuah arang, ¾ nya adalah karbon.

Di mana saja kita bisa menemukan karbon?

Karbon dapat ditemukan pada makhuk hidup, baik yang sudah


mati ataupun masih hidup. Contohnya didalam sebuah
ekosistem hutan. Karbon dapat ditemukan pada pohon (baik
yang hidup atau mati), tumbuhan bawah (baik yang hidup atau
mati), serasah hutan, dan tanah.

Karbon-karbon dapat ditemukan dalam dalam mahluk hidup


yang melalui fotosintesis kemudian karbon ini akan bersifat
padat. Apakah karbon bisa ditemukan di udara? Saat lepas ke
udara, karbon (C) akan berikatan dengan oksigen (O2) yang
kemudian menjadi zat asam arang (CO2). Zat asam arang inilah
yang berbahaya dan akan merusak gas rumah kaca jika
berlebihan.

Apakah pohon mati juga masih terdapat karbon?

Ya. Pohon yang mati masih menyimpan karbon, tetapi pohon


yang mati sudah tidak bisa lagi menyerap karbon karena sudah
tidak ada kegiatan fotosintesis.

Apakah mebel, furniture, dan barang-barang lain yang terbuat


dari kayu masih menyimpan karbon?

YA

8
Apakah hutan itu sangat penting sehingga kita harus memagari
hutan agar tidak terganggu?

Ya, hutan sangat penting tetapi kita tidak perlu memagari hutan
untuk hal tersebut. Hutan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Masyarakat sangat
bergantung terhadap hutan. Dalam catatan Bank Dunia,
setidaknya ada lebih dari 1 milyar orang sangat bergantung
dengan hutan sebagai sumber kehidupan.

Berarti hutan sangat penting untuk mengurangi dampak


perubahan iklim?

Ya, sangat penting. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa


pohon akan menyerap dan menyimpan karbon. Berapa kilogram
atau ton dalam setiap pohon atau hutan dalam sebuah kawasan
bisa dihitung.

Bagaimana karbon hutan bisa dihitung?

Karbon hutan sangat mudah dihitung. Ada beberapa parameter


yang akan dihitung seperti tinggi pohon dan diameter pohon
untuk pohon, kandungan organik dalam tanah dan berat seresah
ataupun tumbuhan bawah.

Apa pentingnya menghitung cadangan karbon dalam hutan?

Sangat penting. Kita saat ini paham bahwa pohon adalah


komponen yang mampu mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan adanya perhitungan ini kita bisa mengetahui berapa
kemampuan karbon menyerap sekaligus menyimpan cadangan
karbon dalam hutan.

9
Kalau sudah dihitung karbonnya, apa karbon itu dihargai atau
bisa dijual?

Ada beberapa skema dimana hutan sebagai penyerap karbon


dan penyimpan karbon dihargai antara lain skema jasa
lingkungan dan REDD. Salah satu yang sudah terjadi di Indonesia
adalah jasa lingkungan. Jasa lingkungan adalah penyediaan,
pengaturan, penyokong proses alami, pelestarian nilai budaya
oleh suksesi alamiah dan manusia yang bermanfaat bagi
keberlangsungan kehidupan.

Empat jenis jasa lingkungan yang dikenal oleh masyarakat


global adalah jasa lingkungan tata air, keanekaragaman hayati,
penyerapan karbon, dan keindahan lanskap.

Penyedia jasa lingkungan dapat berupa : (a) perorangan; (b)


kelompok masyarakat; (c) perkumpulan; (d) badan usaha; (e)
pemerintah daerah; (f) pemerintah pusat, yang mengelola lahan
yang menghasilkan jasa lingkungan serta memiliki ijin atau alas
hak atas lahan tersebut dari instansi berwenang.

Adapun pemanfaat jasa lingkungan dapat berupa (a)


perorangan; (b) kelompok masyarakat; (c) perkumpulan; (d)
badan usaha; (e) pemerintah daerah; (f) pemerintah pusat, yang
memiliki segala bentuk usaha yang memanfaatkan potensi jasa
lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi pokoknya.

10
Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) adalah pemberian imbal jasa
berupa pembayaran finansial dan non finansial kepada
pengelola lahan atas jasa lingkungan yang dihasilkan.

Sistem PJL adalah mekanisme pembayaran finansial dan non


finansial dituangkan dalam kontrak hukum yang berlaku meliputi
aspek-aspek legal, teknis maupun operasional.

Tujuannya adalah sebagai alternatif sistem produksi dan


pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan, sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan pengelola lahan, sebagai upaya
perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam
untuk pembangunan ekonomi dan sosial yang lestari.

Contoh yang sudah terjadi di Indonesia seperti apa?

Model PJL di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau. DAS Cidanau


merupakan sumber air satu-satunya bagi industri di kawasan
Cilegon yang merupakan sumber air bagi sekitar 100 industri
yang beroperasi di Cilegon.

Pemegang ijin pengambilan air di DAS Cidanau adalah PT.


Krakatau Tirta Industri (KTI). Izin ini dikeluarkan oleh PEMDA
Serang - Provinsi Banten. Rahadian menjelaskan model
pembayaran jasa lingkungan yang sudah diterapkan di daerah
DAS Cidanau, Banten.

Dalam pelaksanaannya, dibentuk suatu Forum Komunikasi DAS


Cidanau atau disingkat FKDC berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Provinsi Banten yang beranggotakan unsur
masyarakat, pemerintah, LSM, dan swasta.

11
Bagian II
Pengukuran dan Penghitungan Cadangan Karbon di
Hutan Rakyat

Terdapat 3 (tiga) komponen cadangan karbon di hutan rakyat,


yaitu:
1. Biomassa (tumbuhan yang masih hidup) yaitu pohon dan
tumbuhan bawah (misalnya: semak, tumbuhan menjalar,
rumput, gulma).
2. Nekromassa (tumbuhan yang sudah mati) yaitu pohon yang
sudah mati (baik masih berdiri maupun sudah rebah) dan
serasah (bagian tumbuhan yang sudah gugur dan berada di
lantai hutan).
3. Bahan organik dalam tanah yaitu sisa-sisa mahluk hidup
(tumbuhan, hewan, manusia) yang sebagian atau seluruhnya
telah mengalami pelapukan menjadi tanah.

Modul ini merupakan panduan praktis untuk mengukur


cadangan karbon pada hutan rakyat di Jawa. Dalam modul ini,
pengukuran dan penghitungan cadangan karbon hanya
dilakukan pada tegakan pohon yang masih hidup, dengan keliling
batang diatas 30 cm.

12
A. Pengukuran Cadangan Karbon di Hutan Rakyat

Tahapan yang dilakukan dalam pengukuran cadangan karbon


adalah:
1. Penyiapan alat dan bahan
2. Penyiapan tim pengukur
3. Penentuan sampel
4. Pembuatan plot (petak ukur)
5. Pengukuran parameter
6. Penggambaran ekodia

1. Penyiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah:

Tabel 1. Alat dan Bahan


No Nama alat/bahan Fungsi
1 Peta hutan rakyat Untuk menentukan letak plot
2 Pita meter Untuk mengukur keliling pohon
berdiri
3 Christen Hypsometer dan galah Untuk menaksir tinggi pohon berdiri
2 meter
4 Tali plastik 20 meter dan patok Untuk membuat plot
5 Thally sheet, papan pencatat, Untuk mencatat hasil pengukuran
dan alat tulis
6 Cat dan kuas Untuk menandai (penomoran) pohon
7 GPS Untuk menentukan koordinat lokasi,
dan arah plot

13
Gambar 3. Alat dan Bahan

2. Penyiapan Tim Pengukur

Tim pengukur terdiri dari 4 (empat) orang dengan pembagian


tugas sebagai berikut:
§ 1 orang sebagai pengukur keliling pohon
§ 1 orang sebagai penaksir tinggi pohon
§ 1 orang sebagai pencatat dan membuat sketsa plot
§ 1 orang sebagai perintis dan penanda pohon

14
3. Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan cara berikut:


§ Jumlah sampel dalam satu desa minimal sebanyak 30
plot.
§ Pada setiap dusun diambil sampel minimal 10 keluarga
pemilik hutan rakyat, pengambilan sampel dilakukan
secara acak.
§ Sampel yang terpilih harus mempunyai hutan rakyat di
tegalan/alas dan atau pekarangan/kebon, dengan luas
masing – masing minimal 20 meter x 20 meter.
§ Jika lebar kurang dari 20 meter, diperbolehkan membuat
2
plot persegi panjang seluas 400 m .

4. Pembuatan Plot

Pada setiap sampel dibuat plot pada tegalan dan pekarangan.


Pembuatan plot dilakukan dengan cara berikut:
§ Tentukan titik ikat sebagai titik awal untuk pembuatan
plot. Penentuan titik ikat dipilih pada kondisi yang
mewakili lahan setempat.
§ Tancapkan patok pada titik ikat tersebut.
§ Tentukan koordinat lokasi titik ikat dengan GPS.
§ Buat plot seluas 400 m2, dengan titik ikat terletak di salah
satu pojok plot.

5. Pengukuran Parameter

Parameter yang diukur adalah keliling dan tinggi pohon.


Sedangkan data pendukung yang perlu dicatat adalah nomor
pohon, nama jenis pohon, diameter tajuk, tinggi tajuk, umur
pohon, asal pohon, dan informasi lahan.

15
Pengukuran paramater cadangan karbon dilakukan dengan
langkah – langkah berikut:
1. Ukur keliling pohon.
2. Taksir tinggi pohon.
3. Ta n d a i p o h o n ( p e n o m o ra n p o h o n ) d e n ga n
menggunakan cat.
4. Catat nomor pohon, nama pohon, umur pohon, keliling
pohon, tinggi pohon, diamater tajuk, dan tinggi tajuk.
5. Catat kelengkapan informasi lahan.

a. Cara Mengukur Diameter Pohon

Pengukuran dilakukan dengan cara:


§ Lilitkan pita meter pada batang pohon setinggi dada (1,3
meter). Posisi pita meter harus tegak lurus. Baca skala
pada pita meter. Skala yang terbaca menunjukkan keliling
batang.

16
Gambar 4. Posisi Diameter Setinggi Dada pada Berbagai Kondisi
Pohon

17
b. Cara Menaksir Tinggi Pohon

Penaksiran dilakukan dengan menggunakan Christen


Hypsometer dan galah 2 meter, dengan cara sebagai berikut:
§ Sandarkan galah sepanjang 2 m sejajar pohon dan atau
tegak lurus tanah.
§ Pegang Christen Hypsometer seperti pada gambar dan
bidik ujung-ujung pohon melalui sisi siku-siku bagian
dalam.
§ Bidikkan siku bawah pada pangkal pohon dan siku atas
pada ujung pohon.
§ Baca skala pada tinggi galah. Skala yang terbaca
menunjukkan tinggi pohon.

Prinsip kerja Christen Hypsometer adalah prinsip segitiga


sebangun.
AC DF BC x DF
D AOC = D DOF sehingga = = jadi AC =
BC EF EF

18
Gambar 5. Penggunaan Christen Hypsometer

Keterangan:
O = mata pembidik F = siku-siku bawah
BC = tinggi galah 2 m D = siku-siku atas
AC = tinggi pohon E = skala baca

c. Cara Menaksir Diameter dan Tinggi Tajuk

Penaksiran diameter tajuk dilakukan dengan mengukur jarak


antar tepi tajuk. Sedangkan perkiraan tinggi tajuk diperoleh
dari tinggi pohon total dikurangi tinggi pohon bebas cabang.

19
6. Penggambaran Ekodia

Ekodia adalah gambaran vertikal dan horisontal dari plot yang


dibuat. Dengan penggambaran ekodia, maka akan terlihat jelas
bagaimana kedudukan serta tutupan pohon pada plot yang
dibuat.

Ekodia horisontal adalah penggambaran kenampakan plot dari


samping. Cara membuatnya:
§ Ekodia horisontal dibuat dengan skala 1 : 100, yang
artinya setiap 1 cm di peta menggambarkan 1 meter di
lapangan.
§ Menarik garis lurus pada plot pada garis tengah,
kemudian digambar dengan wilayah masing-masing 1
meter kiri kanan dari garis lurus tersebut.

Gambar 6 . Ekodia Horisontal

20
Ekodia vertikal adalah penggambaran kenampakan plot dari
atas. Cara membuatnya:
§ Gambar tutupan tajuk (penampakan plot dari atas).
§ Penggambaraan tutupan tajuk didasarkan pada diameter
tajuk yang diukur.

Gambar 7. Ekodia Vertikal

21
B. Penghitungan Cadangan Karbon pada Hutan Rakyat

Setelah pengukuran di lapangan selesai, kemudian dilakukan


penghitungan cadangan karbon. Penghitungan cadangan karbon
dilakukan dengan menggunakan Rumus Allometrik. Untuk
penghitungan cadangan karbon pada hutan rakyat di Jawa, maka
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rumus Allometrik untuk Menaksir Biomassa Pohon atas


Tanah di Hutan Rakyat

Biomassa Total (batang


No Jenis Pohon cabang dan daun)

1. Mahoni Bt = 0,9029(D².H)⁰’⁶⁸⁴
(Swietenia mahagony)

2. Sonokeling Bt = 0,7458(D².H)⁰’⁶³⁹⁴
(Dalbergia latifolia)

3. Jati Bt = 0,0149(D².H)¹’⁰⁸³⁵
(Tectona grandis)

4. Sengon
(Paraserianthes Bt = 0,0199(D².H)⁰’⁹²⁹⁶
falcataria)

5. Akasia auri
(Acacia Bt = 0,0775(D².H)⁰’⁹⁰¹⁸
auriculiformis)

6. Lain-lain
(Others) Bt = 0,0219(D².H)¹’⁰¹⁰²

22
Cara menghitung cadangan karbon:
1. Gunakan rumus allometrik yang tersedia berdasar jenis
pohon.
2. Masukkan parameter tinggi dan diameter ke dalam
rumus.
3. Hitung biomassa pohon.
4. Jumlah biomassa pohon dalam satu plot.
5. Hitung jumlah biomassa pohon dalam ton/ha.

Contoh Penghitungan Cadangan Karbon

Penghitungan cadangan karbon dilakukan pada Desa


Rejomakmur yang terdiri dari 5 dusun. Lahan hutan rakyat di
Desa Rejomakmur terdiri dari pekarangan dan tegalan. Pada
masing-masing lahan tersebut dibuat 10 plot. Sehingga terdapat
total 50 plot pada pekarangan dan 50 plot pada tegalan. Setiap
2
plot berukuran 400 m .

23
Tahap – tahap penghitungan cadangan karbon pada hutan rakyat
di Desa Rejomakmur:
1. Rekap Data dari Lapangan

Tabel 4. Thally Sheet Perhitungan Potensi Cadangan Karbon


Hutan Rakyat

Informasi Lahan
No. plot: 10 Nama pemilik: Budiharjo
Koordinat plot: S.070.xx.xxx/E.110.xx.xxx Alamat pemilik: Dn. Kembangan/ RT 01
Ukuran plot: 20 x 20 m Lokasi lahan: Dn. Kembangan/ RT 03
Tipe lahan: Pekarangan Perisalah: Haryanto
Pola penanaman: Mengelompok Tanggal risalah: 20 Desember 2012

Data Pengukuran
No. Jenis Keliling Diameter Tinggi Diameter Tinggi
Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Tajuk Tajuk
(cm) (cm) (m) (m) (m)
1 Jati 40 12,74 10 4 3
2 Jati 38 12,10 12 3 2
3 Mahoni 42 10 3 2
4 Jati 29 9,24 6 2 3
5 Mahoni 34 8 4 3
6 Mahoni 64 10 4 5
7 Jati 32 10,19 6 3 5
8 Mahoni 48 11 4 3
9 Mahoni 26 6 2 2
...
Diameter pohon = keliling dibagi 3,14

24
2. Kelompokkan Data Berdasarkan Jenis Pohon dan
Hitung Sesuai Rumus Allometrik (mahoni, jati,
sonokeling, sengon, akasia auri dan jenis lain)

Contoh penghitungan rumus allometrik jati:

Tabel 5 . Penghitungan Rumus Allometrik


No. Jenis Diameter Tinggi Biomassa
Pohon Pohon Pohon Pohon Total
(cm) (m) (kg)
1 Jati 12,74 10 Bt jati1 = 0,0149 x (D2 x H) 1,0835
= 0,0149 x (12,742 x 10) 1,0835
= 0,0149 x (1.622,78) 1,0835
= 44,82
2 Jati 12,10 12 48,87
3 Jati 9,24 6 12,84
4 Jati 10,19 6 15,89
... ... ... ... ...
Σ biomassa jati 54.321,00
3. Gabungkan Data Biomassa Total Masing-masing Jenis
Pohon

Tabel 6 . Penghitungan Biomassa (kg) berdasarkan Jenis Pohon


No Biomassa Pekarangan
1 Jati 54.321,00
2 Mahoni 43.210,00
3 Akasia 32.100,00
4 Lain-lain 21.000,00
Σ biomassa (kg) 150.631,00

25
4. Konversi Data Biomassa Total dari Seluruh Jenis Pohon
kedalam Ton/Ha

Tabel 7 .Konversi Data Biomassa Total


Total biomassa Total biomassa Total biomassa Total biomassa
Pada 50 plot (kg) Pada 50 plot (ton) (per plot) (per ha)
150.631,00 kg totalbioma ssa = =
=
1.000kg totalbiomassa (ton) 10.000 m 2
biomassape rplot
150.631,00 jumlahplot ukuranplot
=
1.000 150,63 10.000
= = 3,01x
50 4000
= 150,63 ton
= 3,01 ton/plot = 75,31 ton/ha

5. Hitung Kandungan Karbon

Kandungan karbon kira-kira 50% dari biomassa

C = biomasssa x 0,5 (ton/ha)

C = 75,31 ton/ha x 0,5


= 37,66 ton/ha

Jadi kandungan karbon pada pekarangan di Desa


Makmur sebesar 37,66 ton/ha

26
Lampiran:
Thally sheet pengukuran cadangan karbon

Informasi lahan
No. plot: Nama pemilik:

Koordinat plot: Alamat pemilik:

Ukuran plot: Lokasi lahan:

Tipe lahan: Perisalah:

Pola penanaman: Tanggal risalah:

Data pengukuran
No. Jenis Keliling Diameter Tinggi Diameter Tinggi
Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Tajuk Tajuk
(cm) (cm) (m) (m) (m)

Diameter pohon = keliling dibagi 3,14

27
Daftar Pustaka

Agus R, Rudi S. Makalah : Global Warming Mengancam Keselamatan


Planet Bumi.
Aliadi, Arif dkk. 2008. Perubahan Iklim, Hutan, dan REDD: Peluang
atau Tantangan. Bogor : CSO Network on Forestry
Governance and Climate Change, The Partnership for
Governance Banten.
Anonim. 2009. Allometrik Berbagai Jenis Pohon untuk Menaksir
Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Rakyat.
Yogyakarta : BPKH Wil XI Jawa Madura dan MFP II.
CIFOR. 2010. REDD Apakah Itu? Pedoman CIFOR tentang Hutan,
Perubahan Iklim dan REDD. Bogor : CIFOR.
Hairiah, Kurniatun dkk. 2011. Pengukuran Cadangan Karbon : dari
tingkat lahan ke bentang lahan. Petunjuk Praktis. Edisi
Kedua. Bogor: World Agroforestry Center.
Rochmayanto, Yanto. 2012. Makalah : Peran Hutan Rakyat dalam
Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan. Pada Alih
Teknologi Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Semarang.
Setyarso, Agus. Ibbara, Enrique. 2010. Summary Report : Community
Carbon Accounting Action Recearh Project in Jogjakarta

28
ARuPA (Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam) adalah sebuah lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup. Didirikan pada tanggal 16 Mei 1998 di Yogyakarta
sebagai sebuah komite aksi untuk mendorong terjadinya reformasi. ARuPA
berdiri dengan dilandasi semangat untuk melakukan koreksi kritis atas
problematika pengelolaan sumber daya alam pada umumnya; dan sumber
daya hutan khususnya, yang disebabkan kesalahan dalam paradigma,
kebijakan, kelembagaan, dan sistem pengelolaan yang dikembangkan.

Visi ARuPA adalah terwujudnya masyarakat sipil yang berdaya secara ekonomi-
sosial-politik; untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang adil, lestari, demokratis, dan berkelanjutan; menuju
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang ARuPA bisa dilihat pada website berikut: www.arupa.or.id

ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund) adalah badan pendanaan


nasional di bidang perubahan iklim, yang bertujuan untuk mengembangkan
cara-cara inovatif untuk menghubungkan sumber daya keuangan
internasional dengan strategi investasi nasional. Dibentuk oleh Pemerintah
Indonesia (GOI) pada tahun 2009, ICCTF bertindak sebagai katalisator untuk
menarik investasi baik dari internasonal maupun nasional untuk
melaksanakan berbagai upaya mitigasi dan program adaptasi perubahan
iklim yang dikelola secara nasional.

ICCTF menerima kontribusi dari donor bilateral dan multilateral. ICCTF


memberikan hibah kepada instansi pusat dan pemerintah daerah, perguruan
tinggi, Organisasi Masyarakat Sipil, dan LSM untuk mendukung proyek-proyek
terkait perubahan iklim di Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
ICCTF bisa dilihat pada website berikut: www.icctf.or.id
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
Pemanasan rata-
permukaan
rata permukaan bumi
bumi(atmosfer,
(atmosfer, laut, dandandaratan).Dampak
daratan).Dampak daridari
pemanasan global
pemanasan globaltelah
telahmenyebabkan
menyebabkanterjadinya
terjadinyaperubahan
perubahaniklimiklim
yang ekstrim, misalnya : sering
yang sering terjadi
terjadibanjir
banjirkarena
karenacurah
curahhujan
hujanyang
terlalu
yang tinggi,
terlalu kekeringan
tinggi, kekeringan berkepanjangan
berkepanjangan karena musim
karena musimkemarau
yang panjang,
kemarau yang dan suhu permukaan
panjang, bumi yangbumi
dan suhu permukaan semakin
yangpanas.
semakin
panas.
Buku ini diterbitkan sebagai panduan bagi para pendamping petani
hutaninirakyat
Buku yang sebagai
diterbitkan akan bergunapanduanpada
bagisaat
paramendampingi petani
pendamping petani
hutan rakyat
hutan rakyat yang
dalamakanmenghitung
berguna padacadangan karbon di hutan
saat mendampingi rakyat.
petani
Selain rakyat
hutan itu, buku ini juga
dalam sebagai cadangan
menghitung bahan bacaankarbonuntuk meningkatkan
di hutan rakyat.
pemahaman
Selain itu, bukumasyarakat
ini juga sebagai mengenai
bahan bacaanpemanasan global dan
untuk meningkatkan
perubahan iklim.
pemahaman masyarakat mengenai pemanasan global dan
perubahan iklim.
Buku ini diterbitkan oleh ARuPA dengan dukungan dana dari ICCTF
melalui
Buku inikerjasama
diterbitkanSmall
olehGrand
ARuPAProgram
dengan (SGP) dalam
dukungan upaya
dana darimitigasi
ICCTF
perubahan
melalui iklim. Atas
kerjasama terbitnya
Small buku ini, diucapkan
Grand Program (SGP) dalam terima
upayakasih yang
mitigasi
sebesarnyaiklim.
perubahan kepadaAtasrekan-rekan
terbitnya bukudi ARuPA yang telah
ini, diucapkan berkontribusi
terima kasih yang
terhadap penulisan
sebesarnya kepada buku ini.
rekan-rekan di ARuPA yang telah berkontribusi
terhadap penulisan buku ini, serta Dr. Ir. Agus Setyarso, M.Sc. yang
telah banyak memberikan masukan. Semoga buku ini bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai