Anda di halaman 1dari 2

2.2.

7 Penatalaksanaan
2.2.7.1 Tindakan operasi dan observasi
Menurut prorokol PERABOI, pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk
menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna.Bila
nodul suspek maligna dibedakan apakah operable atau inoperable.Jika nodul
inoperable dilakukan dilakukan biopsi insisi untuk pemeriksaan histopatologi
secara blok paraffin, setelah ada diagnosis histopatologi selanjutnya diberikan
radiasi eksterna. Bila nodul suspek maligna operable dilakukan tindakan
isthmulobektomi dengan pemeriksaan potong beku. Hasil yang didapat:
a) Lesi ganas, maka dilakukan tiroidektomi total kecuali pada karsinoma papiler
risiko rendah. Papiler dengan risiko rendah dilakukan isthmulobektomi saja
namun bila penderita tidak memungkinkan control rutin dianjurkan untuk total
tiroidektomi.
b) Anaplastik, jika memungkinkan dilakukan tiroidektomi total bila tidak, cukup
debulking dilanjutkan dengan radiasi eksterna.
c) Lesi jinak, operasi selesai dilanjutkan observasi.
d)Lesi folikuler, operasi selesai dilanjutkan observasi, jika hasil histopatologi
pasca operasi lesi ganas, dilakukan observasi completion total thyroidectomy.
Tindakan isthmulobektomi ini dianjurkan dengan pertimbangan jika nantinya
penderita menolak operasi kembali, tindakan tersebut dianggap sudah cukup.1
2.2.7.2 Radiasi Terapi
radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan sinar-x energi tinggi atau
radiasi jenis lainuntuk membunuh sel kanker atau mencegah penumbuhan sel
tersebut.Terdapat dua jenis terapi radiasi.Terapi radiasi eksternal menggunakan
mesin diluar tubuh untuk mengirim radiasi terhadap kanker.Terapi radiasi internal
menggunakan zat radioaktif yang dimasukkan dalam jarum, bibit, kawat, atau
kateter Universitas Sumatera Utara yang ditempatkan langsung ke dalam atau
berhampiran dengan kanker.Cara terapi radiasi diberikan tergantung pada jenis
dan stadium kanker yang sedang dirawat.2
2.2.7.3 Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang menggunakan obat untuk
menghentikan pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh sel atau dengan
menghentikan mereka dari membagi.Bila kemoterapi diambil melalui mulut atau
disuntikkan ke vena atau otot, obat memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel
kanker di seluruh tubuh (sistemik kemoterapi).Bila kemoterapi ditempatkan
langsung ke dalam cairan cerebrospinal, organ, atau rongga tubuh seperti perut,
obat terutama mempengaruhi sel-sel kanker di daerah tersebut (kemoterapi
regional). Cara kemoterapi diberikan tergantung pada jenis dan tahap kanker yang
sedang dirawat.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Suyatno., Emir Taris Pasaribu. 2009. Bedah Onkologi Diagnostik. Jakarta


: Sagung Seto.

2. AJCC Cancer Staging Manual 7th Edition. 2010. VII:345-76.

Anda mungkin juga menyukai