Anda di halaman 1dari 34

PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang telah melimpahkan kasih
dan berkat, sehingga tugas makalah Perkembangan Perpetaan dan SIG (Sistem Informasi
Geografi) dapat di selesaikan.

Perkembangan perpetaan dan SIG, baik dari perkembangan peralatan dari dulu
hingga saat ini, serta system yang semakin berkembang sangat di perlukan bukan hanya
dalam pengelolaan sumber daya alam saja, tetapi banyak di gunakan dalam aplikasi di
bidang pertanian, persoalan kesehatan, hingga bisnis distribusi dan pelayanan. Luasnya
pemakaian perpetaan dan SIG harus diantisipasi oleh perguruan tinggi dalam penyediaan
sumberdaya manusia yang handal.

Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
sangat diharapkan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat membantu dasar pemahaman Perpetaan dan SIG dalam penerapannya di
bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan dan aplikasi SIG yang semakin berkembang

Jakarta,….Juni 2014

Penulis

Teknik Sipil 2014 UMB Page 1


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. 1


DAFTAR ISI ………………………………………………………………. 2

BAB I
SEJARAH SURVEI DAN PEMETAAN
SERTA PERKEMBANGAN PERALATANNYA ………………………………………………………………. 3

BAB II
PERPETAAN DAN SIG MODEREN
A Pengertian Perpetaan ……………………………………………………………… 9
A.1 Karakter & Manfaat Peta ……………………………………………………………… 10
A.2 Metode Membuat Peta ……………………………………………………………… 11
A.3 Metode Pengukuran ……………………………………………………………… 12
A.4 Klasifikasi Peta ……………………………………………………………… 14

SIG (Sistem Informasi Geografis)


B-B.1 Pengertian SIG ..……………………………………………………………. 17
B.2 Sejarah Perkembangannya ..……………………………………………………………. 19
B.3 Komponen SIG ..…………………………………………………………… 20
B.4 Metode SIG …………………………………………………………… 22
B.5 Ruang Lingkup SIG …………………………………………………………… 22
B.6 Manfaat Sig
Di Berbagai Bidang ..…………………………………………………………… 23

BAB III
CONTOH KASUS
Garis Kontur/Pengukuran
Kontur tanah ……………………………………………………………. 26
Pengukuran Poligon Terbuka …………………………………………………………… 30

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 34

Teknik Sipil 2014 UMB Page 2


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

BAB I

SEJARAH SURVEI DAN PEMETAAN

SERTA PERKEMBANGAN PERALATANNYA


Kisah lama yang terekam oleh sejarah pada saat ini,
menunjukan perkembangan ilmu dibidang survey pertama kali di
daerah Mesir. Herodotus menjelaskan bahwa di era Sesostris (sekitar
1400 SM) dibagi tanah mesir ke dalam sebuah gambar untuk tujuan
perpajakan. sungai nil menyapu sebagian dari plot ini, dan surveyor
ditunjuk untuk menggantikan batas. Pada awalnya surveyor disebut
tali tandu, karena pengukuran mereka dibuat dengan tali yang
memiliki penanda di setiap satuan jarak.

Sebagai konsekuensi dari pekerjaan ini, pemikir Yunani mulai


mengembangkan ilmu geometri. Mereka sangat mengutamakan
kemajuan dari ilmu tersebut. Seorang penemu kebangsaan Yunani
bernama Heron berusaha menerapkan ilmu pengetahuan untuk
melakukan survei di sekitar 120 SM. Ia adalah penulis dari beberapa
buku tentang surveyor. termasuk dioptra, yang menceritakan
Métode survei di lapangan, menggambar perencanaan, dan
membuat perhitungan. Ini juga termasuk menjelaskan salah satu
bagian yang pertama dari peralatan survey yang terekam, yaitu
Diopter. Bertahun-tahun Heron berkuasa di kalangan surveyor Yunani
dan Mesir.

Perkembangan yang signifikan dalam seni survei


berasal dari pemikir-pemikir praktis Romawi,
yang paling terkenal tulisan di survei adalah
tulisan Frontinus. Meskipun naskah asli
menghilang, sebagian karyanya
telah tersimpan. Berikut video penggunaa
groma di masa romawi kuno:

Frontinus adalah seorang insinyur romawi di bidang survey dan tercatat hidup pada abad
pertama, adalah seorang pelopor di lapangan, dan tulisannya menjadi acuan selama
bertahun-tahun. Kemampuan keteknikan bangsa Romawi telah didemonstrasikan oleh
pekerjaan proses konstruksi yang luas untuk membangun kekaisaran. Survey yang
diperlukan untuk konstruksi ini mengakibatkan terbentuknya organisasi serikat surveyor.
Peralatan canggih terus dikembangkan dan dipergunakan. Diantaranya yaitu Groma,
dipergunakan untuk pengamatan; LIbella; dengan pemberat (unting-unting) untuk
pengukuran kedataran; Chorobates, terbuat dari kayu, berbentuk horisontal / lurus,

Teknik Sipil 2014 UMB Page 3


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

memiliki ketinggian sekitar 20 kaki (6 meter) dengan dukungan 4 buah lengan dan bagian
atas digenangi air untuk menunjukan ketinggian.

Salah satu naskah latin tertua yang ada adalah naskah kuno Acerianus, yang ditulis pada
sekitar abad keenam. Ini berisi hitungan survei seperti yang dilakukan oleh Romawi dan
termasuk beberapa halaman dari risalah Frontinus itu. Naskah ini ditemukan pada abad
kesepuluh oleh Gerbert dan naskah tersebut sebagai dasar untuk panduan mempelajari
geometri, tentang survei. Selama abad pertengahan, ilmu bangsa Arab, yunani dan
romawi terus berkembang. Sedikit kemajuan dibuat dalam seni survei, dan semua tulisan-
tulisan yang berhubungan dengan hal tersebut disebut “geometri praktis.”.

Pada abad 13, Von Piso menulis sebuah buku yang berjudul Practica Geometri, berisi
petunjuk tentang survei. Dia juga menulis LIber Quadratorium yang membahas
tentang kwadran, dengan menciptakan sebuah alat berupa bingkai kuningan berbentuk
persegi dengan sudut 900 dan skala yang berbeda-beda. Dengan menggunakan pointer yang
bergerak untuk penunjuk. Astrolabe adalah sebuah Instrumen lainnya yang diciptakan.
Astrolabe berupa lingkaran logam dengan berengsel pointer di pusatnya terdapat cincin di
atas, jalur pembidik. Alat ini dipergunakan untuk mengukur jarak dan sudut.

Pada awal peradapan bumi diasumsikan seperti permukaan datar, tetapi tapi dengan
mencatat bumi bayangan melingkar bumi di bulan selama gerhana bulan dan melihat kapal
berangsur-angsur hilang saat mereka berlayar ke arah cakrawala, perlahan disimpulkan
bahwa planet ini sebenarnya melengkung ke segala arah.Menentukan ukuran dan bentuk
bumi secara tepat telah menjadi topik yang menarik untuk dipelajarai selama berabad-abad.
Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes adalah di antara yang
pertama untuk menghitung dimensi bumi secara ilmiah, yang terjadi sekitar 200 sm.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 4


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Eratosthenes menyimpulkan bahwa kota-kota Mesir dan Iskandariyah itu terletak pada
meridian yang sama, dan dia juga mengamati bahwa di tengah hari pada titik balik matahari
dikala musim panas, matahari berada tepat di atasnya, (Ini jelas karena pada saat hari itu,
citra matahari bisa terlihat mencerminkan dari bagian bawah vertikal sumur di sana). Dia
beralasan bahwa pada saat itu, matahari didaerah Iskandariyah berada di sebuah jalur
meredian umum, dan jika ia dapat mengukur panjang busur antara dua kota, dan sudut itu
cenderung di pusat bumi, ia bisa menghitung lingkar bumi. Dia menentukan sudut dengan
mengukur panjang bayangan di Alexandria dari st vertikal panjang dikenal ditemukan dari
mengalikan jumlah hari kafilah antara Syene dan Alexandria dengan jarak rata-rata harian
bepergian. Dari pengukuran ini Eratosthenes menghitung keliling bumi menjadi sekitar
25.000 mil.

Pada abad 18 dan 19, seni survei maju lebih cepat. Kebutuhan untuk peta dan lokasi batas-
batas nasional yang disebabkan kebutuhan Inggris dan Perancis untuk membuat titik-titik

Teknik Sipil 2014 UMB Page 5


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

triangulasi yang akurat melahirkan periode survei geodetik. Survei pantai yang dilakukan AS
(sekarang Survei Geodesi nasional dari Departemen Perdagangan AS) telah membuat
monumen referensi posisi yang dapat diketahui secara tepat di seluruh negeri. Peningkatan
harga nilai tanah dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan permintaan
untuk perbaikan publik di kanal, kereta api, dan jalan tol, membawa survei ke posisi penting.
Baru-baru ini, pada pekerjaan seperti; konstruksi umum skala besar, pengelolaan lahan
dengan subdivisi yang banyak dengan catatan yang lebih baik diperlukan, dan tuntutan yang
ditimbulkan oleh bidang eksplorasi dan ekologi telah mensyaratkan betapa pentingnya
peran survei dan pemetaan. Survei masih merupakan tanda kemajuan dalam, penggunaan,
pelestarian, dan pengembangan sumber daya bumi.

Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan sipil yang terus berkembang, survei selalu
memainkan peran penting dalam kegiatan pertahanan bangsa. Perang dunia I dan II, konflik
Korea dan Vietnam, dan konflik yang lebih baru di timur tengah dan Eropa telah
menciptakan tuntutan yang mengejutkan untuk pengukuran yang tepat dan peta yang
akurat. Ini operasi militer juga memberikan stimulus untuk meningkatkan instrumen dan
metode untuk memenuhi kebutuhan ini. Survei juga memberikan kontribusi, dan manfaat,
program ruang di mana peralatan baru dan sistem yang diperlukan untuk memberikan
kontrol yang tepat untuk penyelarasan rudal dan untuk pemetaan dan memetakan bagian-
bagian dari bulan dan planet-planet di dekatnya. Perkembangan peralatan survei dan
pemetaan kini telah berkembang ke titik di mana instrumen tradisional yang digunakan
sampai sekitar tahun 1960-an atau 1970 mengalami perubahan.

Teodolit, Dumpy Level, dan beberapa peralatan lainnya kini telah hampir sepenuhnya
digantikan oleh sebuah instrument teknologi tinggi. Ini termasuk Instrumen Stasiun
elektronik Total, yang dapat digunakan untuk secara otomatis mengukur dan merekam jarak
horizontal dan vertikal dan sudut horizontal dan vertikal: dan Positioning System global
(GPS) yang dapat memberikan informasi lokasi yang tepat untuk hampir semua jenis survei.
Laser scanning instrumen telah dikembangkan yang menyediakan gambar dalam bentuk
digital, dan gambar-gambar ini dapat diolah untuk memperoleh informasi spasial dan peta
baru menggunakan instrumen digital restitusi fotogrametri (disebut softcopy Plotter)

Salah satu naskah latin tertua yang ada adalah naskah kuno Acerianus, yang ditulis pada
sekitar abad keenam. Ini berisi hitungan survei seperti yang dilakukan oleh Romawi dan
termasuk beberapa halaman dari risalah Frontinus itu. Naskah ini ditemukan pada abad
kesepuluh oleh Gerbert dan naskah tersebut sebagai dasar untuk panduan mempelajari
geometri, tentang survei. Selama abad pertengahan, ilmu bangsa Arab, yunani dan
romawi terus berkembang. Sedikit kemajuan dibuat dalam seni survei, dan semua tulisan-
tulisan yang berhubungan dengan hal tersebut disebut “geometri praktis.”.

Pada abad 13, Von Piso menulis sebuah buku yang berjudul Practica Geometri, berisi
petunjuk tentang survei. Dia juga menulis LIber Quadratorium yang membahas
tentang kwadran, dengan menciptakan sebuah alat berupa bingkai kuningan berbentuk
persegi dengan sudut 900 dan skala yang berbeda-beda. Dengan menggunakan pointer yang
bergerak untuk penunjuk. Astrolabe adalah sebuah Instrumen lainnya yang diciptakan.
Astrolabe berupa lingkaran logam dengan berengsel pointer di pusatnya terdapat cincin di
atas, jalur pembidik. Alat ini dipergunakan untuk mengukur jarak dan sudut.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 6


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Pada awal peradapan bumi diasumsikan seperti permukaan datar, tetapi tapi dengan
mencatat bumi bayangan melingkar bumi di bulan selama gerhana bulan dan melihat kapal
berangsur-angsur hilang saat mereka berlayar ke arah cakrawala, perlahan disimpulkan
bahwa planet ini sebenarnya melengkung ke segala arah. Menentukan ukuran dan bentuk
bumi secara tepat telah menjadi topik yang menarik untuk dipelajarai selama berabad-abad.

Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes adalah di antara yang
pertama untuk menghitung dimensi bumi secara ilmiah, yang terjadi sekitar 200 sm.
Eratosthenes menyimpulkan bahwa kota-kota Mesir dan Iskandariyah itu terletak pada
meridian yang sama, dan dia juga mengamati bahwa di tengah hari pada titik balik matahari
dikala musim panas, matahari berada tepat di atasnya, (Ini jelas karena pada saat hari itu,
citra matahari bisa terlihat mencerminkan dari bagian bawah vertikal sumur di sana). Dia
beralasan bahwa pada saat itu, matahari didaerah Iskandariyah berada di sebuah jalur
meredian umum, dan jika ia dapat mengukur panjang busur antara dua kota, dan sudut itu
cenderung di pusat bumi, ia bisa menghitung lingkar bumi. Dia menentukan sudut dengan
mengukur panjang bayangan di Alexandria dari st vertikal panjang dikenal ditemukan dari
mengalikan jumlah hari kafilah antara Syene dan Alexandria dengan jarak rata-rata harian
bepergian. Dari pengukuran ini Eratosthenes menghitung keliling bumi menjadi sekitar
25.000 mil.

Pada abad 18 dan 19, seni survei maju lebih cepat. Kebutuhan untuk peta dan lokasi batas-
batas nasional yang disebabkan kebutuhan Inggris dan Perancis untuk membuat titik-titik
triangulasi yang akurat melahirkan periode survei geodetik. Survei pantai yang dilakukan AS
(sekarang Survei Geodesi nasional dari Departemen Perdagangan AS) telah membuat
monumen referensi posisi yang dapat diketahui secara tepat di seluruh negeri. Peningkatan
harga nilai tanah dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan permintaan
untuk perbaikan publik di kanal, kereta api, dan jalan tol, membawa survei ke posisi penting.
Baru-baru ini, pada pekerjaan seperti; konstruksi umum skala besar, pengelolaan lahan
dengan subdivisi yang banyak dengan catatan yang lebih baik diperlukan, dan tuntutan yang
ditimbulkan oleh bidang eksplorasi dan ekologi telah mensyaratkan betapa pentingnya
peran survei dan pemetaan. Survei masih merupakan tanda kemajuan dalam, penggunaan,
pelestarian, dan pengembangan sumber daya bumi.

Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan sipil yang terus berkembang, survei selalu
memainkan peran penting dalam kegiatan pertahanan bangsa. Perang dunia I dan II, konflik
Korea dan Vietnam, dan konflik yang lebih baru di timur tengah dan Eropa telah
menciptakan tuntutan yang mengejutkan untuk pengukuran yang tepat dan peta yang
akurat. Ini operasi militer juga memberikan stimulus untuk meningkatkan instrumen dan
metode untuk memenuhi kebutuhan ini. Survei juga memberikan kontribusi, dan manfaat,
program ruang di mana peralatan baru dan sistem yang diperlukan untuk memberikan
kontrol yang tepat untuk penyelarasan rudal dan untuk pemetaan dan memetakan bagian-
bagian dari bulan dan planet-planet di dekatnya. Perkembangan peralatan survei dan
pemetaan kini telah berkembang ke titik di mana instrumen tradisional yang digunakan
sampai sekitar tahun 1960-an atau 1970 mengalami perubahan.

Teodolit, Dumpy Level, dan beberapa peralatan lainnya kini telah hampir sepenuhnya
digantikan oleh sebuah instrument teknologi tinggi. Ini termasuk Instrumen Stasiun

Teknik Sipil 2014 UMB Page 7


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

elektronik Total, yang dapat digunakan untuk secara otomatis mengukur dan merekam jarak
horizontal dan vertikal dan sudut horizontal dan vertikal: dan Positioning System global
(GPS) yang dapat memberikan informasi lokasi yang tepat untuk hampir semua jenis survei.
Laser scanning instrumen telah dikembangkan yang menyediakan gambar dalam bentuk
digital, dan gambar-gambar ini dapat diolah untuk memperoleh informasi spasial dan peta
baru menggunakan instrumen digital restitusi fotogrametri (disebut softcopy Plotter)

Dan selanjutnya di Bab berikutnya kami akan sajikan perkembangan modern perpetaan dan
SIG (Sistem Informasi Geografis)

Teknik Sipil 2014 UMB Page 8


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

BAB II
PERPETAAN DAN SIG MODEREN
(Sistem Informasi Geografis)

PERPETAAN

A. PENGERTIAN PERPETAAN
Pengertian Perpetaan :Segala sesuatu yang berhubungan dengan peta.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan peta banyak sekali, antara lain : arti peta itu
sendiri,fungsi peta, klasifikasi peta, cara pembuatan dan sebagainya.

Peta adalah penyajian informasi spasialpermukaan/bawah permukaan bumi dalam skala tertentu
dan digambarkan di atas bidangdatar melalui sistem proyeksi.
Dari definisi di atas dapat dimengerti bahwa peta merupakan alat untuk menyampaikan
informasi(alat komunikasi). Informasi yang disampaikan adalah unsur –unsur
permukaan/bawah bumisecara grafis.

Penyajian informasi dalam bentuk grafis akan mempersoalkan beberapa pengertian


yang perludiketahui, yaitu :
 visualisasi : data yang akan dirubah menjadi gambar,
 universal : sesuatu yang akan disajikan/digambar haruslah difahami oleh
setiap orang,
 grafik : gambar tersebut harus dapat diperkecil skalanya, direproduksi
tanpa merubah pengertian yang mendasar tentang sesuatu informasi.

A.1 KARAKTERISTIK dan MANFAAT PEMETAAN

A.1.1 Karakteristik
Peta merupakan gambaran dalam bentuk 2(dua) dimensi,gambaran yang
disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari keadaan
yangsebenarnya, informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk
penegasan dari unsur yang ada. Fungsi :

 memperlihatkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam


hubungannyaterhadap tempat lain di permukaan bumi),
 memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak -
jarak di permukaan bumi.
 memperlihatkan bentuk (dari peta dapat dilihat bentuk -bentuk daerah
bergunung, permukiman, dataran, dan obyek lain yang cukup besar,
sehingga dimensinya dapatdiperlihatkan dalam peta dengan skala yang
tertentu),

Teknik Sipil 2014 UMB Page 9


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

 menghimpun dan menyeleksi data (peta menghimpun dan menyeleksi


sejumlah data-datatertentu dari suatu daerah dan disajikan dalam bentuk
yang memadai keadaan di permukaan bumi).

A.1.2 Manfaat Peta


 Sebagai Dasar Penetapan Kebijaksanaan pembangunan.
 Sebagai alat dalam proses perencanaan.
 Sebagai alat dalam pelaksanaan pembangunan.
 Sebagai alat monitoring.
 Untuk presentasi data.

A.2 METODE MEMBUAT PETA

Metode yang sering digunakan untuk mebuat peta (peta garis) adalah
metode terestris danfotogrametris dan salah satu yang akan dipelajari di sini adalah
cara membuat peta denganmetode terestris – yaitu dengan melakukan
pengukuran-pengukuran langsung di lapangan.

Kalau diperhatikan dengan cermat, peta garis merupakan kombinasi secara


sistematis dariunsur -unsur ilmu ukur Euclidian (titik, garis, dan luasan). Data dasar
yang diperlukanadalah jarak, sudut, asimut, dan tinggi (untuk kontur). Masing-
masing data dasar tersebutakan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Peralatan yang digunakan :

BAGIAN THEODOLIT
Bagian-bagian yang penting dari alat theodolit
antara lain:
 Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
 Lingkaran skala vertical
 Sumbu mendatar
 Indeks pembaca lingkaran skala tegak
 Penyangga sumbu mendatar
 Indeks pembaca lingkaran skala mendatar
 Sumbu tegak

Teknik Sipil 2014 UMB Page 10


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Teknik Sipil 2014 UMB Page 11


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

A.3 METODE PENGUKURAN / PEMETAAN

Metode atau cara pengukuran digunakan untuk perhitungan, pengolahan,


dan koreksi data untuk menentukan posisi (koordinat) setiap titik yang terukur
dalam wilayah pemetaan. Secara umum metode ini dapat dibagi sebagai berikut :
Metode pengukuran pada alat ukur sederhana :

A.3.1 Pengukuran jarak


Apabila jarak antara dua titik yang akan diukur lebih panjang dari alat
ukur yang ada maka dua tahapan yang harus dilakukan :

 Pelurusan (pembanjaran)
Pembanjaran dilakukan oleh dua orang, seorang membidik
sementara yang lain menancapkan yalon sesuai dengan komando
dari si pembidik. Seprti yang terlihat pada gambar x, misalnya akan
diukur jarak AB, dua buah yalon harus ditancapkan di atas titik A
dan B. Selanjutnya pembidik berdiri di belakang yalon A dan
mengatur agar mata pembidik satu garis dengan yalon A dan B.
Keadaan ini dapat diketahui jika mata si pembidik hanya melihat
satu yalon saja. Di antara yalon A dan B harus ditancapkan
beberapa yalon atau patok yang jaraknya terjangkau oleh alat ukur.
Seringkali dijumpai rintangan pada areal yang akan
diukur sehingga pembanjaran tidak dapat dilakukan seperti gambar
diatas. Maka pembanjaran disini perlu perlakuan yang berbeda,
dikarenakan :
a. Kondisi lapangan yang bergelombang/curam/berbatasan
dengan tembok tinggi.
b. Ada bangunan/rintangan di tengah areal yang akan diukur,
dan sebagainya.

 Pengukuran jarak secara langsung


Pengukuran jarak dua titik dapat dilakukan dengan
menggunakan kayu meter, rantai meter, pita meter.

Untuk permukaan tanah yang miring, pengukuran dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pita/kayu ukur yang
diatur horizontal dengan bantuan nineau serta mengukur langsung
tanah yang miring.

A.3.2 Pengukuran sudut miring


Pengukuran sudut miring sangat diperlukan dalam memperoleh
informasi jarak (D) dan beda tinggi (BT) secara tidak langsung.
Alat yang biasanya digunakan adalah abney level, yang penggunaannya
dengan membidik langsung pada puncak obyek yang diinginkan
kemudian menggerakkan niveau yang dihubungkan dengan penunjuk
skala hingga berada pada posisi tengah benang. Hasilnya dapat dibaca
langsung pada penunjuk skala tersebut.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 12


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

A.3.3 Pengukuran Beda Tinggi (BT)


Pengukuran beda tinggi antara dua titik di lapangan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu cara langsung dengan menggunakan alat ukur
yang dipasang mendatar, serta cara tidak langsung dengan mengukur
panjang miringnya dan sudut yang terbentuk terhadap lereng.

A.3.4 Pengukuran dengan waterpass instrumen


Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi
Pada waterpass pengukuran jarak memiliki rumus :
D = 100. (Ca – Cb)
Untuk pengukuran beda tinggi (BT) antar dua titik dapat dihitung
berdasarkan tinggi alat dan nilai kurva tengah, sehingga dirumuskan
menjadi :
BT = TA-Ct

A.3.5 Pengukuran Dengan Theodolit

a. Pembacaan sudut horizontal (Az)


Sudut arah adalah sudut horisontal yang dibentuk oleh
perpotongan suatu garis dengan meridian bumi ( utara-selatan).
Dalam pengukuran, untuk menyatakan besarnya sudut dikenal dua
cara, yaitu : “Bearing” dan “Azimuth”.
Bearing merupakan sudut arah yang diukur dari utara atau selatan
magnet bumi ke titik lain yang searah/berlawanan dengan arah
putaran jarum jam, dengan sudut kisaran antara 0-90. Azimuth
merupakan sudut arah yang diukur dari utara magnet bumi ke titik
yang lain searah jarum jam sehingga mempunyai kisaran antara 0-
360.

b. Pembacaan sudut miring (V)


Sudut miring merupakan sudut yang dibentuk oleh garis bidik
teropong dengan bidang horisontal. Pada umumnya besarnya sudut
horisontal dan vertikal terdapat dalam satu mikrometer, namun
adapula yang dipisahkan.

c. Pengukuran jarak (D) dan beda tinggi (BT)


Jarak horisontal (H) dan Jarak (D)
D = 100 ( Ca-Cb). Cos α
H = D. Cos α
H = 100 ( Ca – Cb). Cos2 α
Beda Tinggi (BT)
BT = H. Tg α – h

Teknik Sipil 2014 UMB Page 13


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

d. Penggambaran posisi tiap titik kenampakan pada peta


Penggambaran dapat dilakukan secara grafis dengan busur
derajat untuk menentukan sudut arah dan jaraknya dengan mistar
(sesuai skala). Cara lain adalah menggunakan sistem koordinat yang
terdiri atas dua saling tegak lurus. Posisi tiap sasaran yang diukur
digambarkan dengan menghitung harga absis dan ordinatnya.
e. Poligon
Poligon adalah rangkaian titik-titik yang dihubungkan secara
berurutan. Jika titik awal dan titik akhir bertemu, disebut sebagai
poligon tertutup. Sebaliknya jika titik awal dan titik akhir tidak
bertemu maka disebut sebagai poligon terbuka.
Poligon digunakan sebagai kerangka dasar di dalam
pengukuran kenampakan di lapangan. Poligon terbuka lebih sering
untuk pekerjaan perencanaan/perbaikan jalan, saluran, irigasi dll.
Poligon tertutup untuk pembuatan peta areal/wilayah dan kontur.
Untuk pembuatan poligon tertutup, pengukuran sudut arah
cukup dilakukan pada awal pengukuran saja. Sudut arah untuk titik
berikutnya didasarkan pada sudut arah awal (titik sebelumnya) dari
sudut dalam bersangkutan. Sudut dalam untuk menghitung sudut
arah (azimuth) adalah sudut dalam terkoreksi.
Tiga parameter yang digunakan sebagai pedoman adanya
penyimpanan dan perlu koreksi adalah :
1. Σ sudut dalam = (n-2) x 180
2. Σ D sin α = 0
3. Σ D cos α = 0

Jika data pengukuran menyompang dari syarat di atas, maka


poligon tidak tertutup dan perlu adanya koreksi.
Persamaan umum dalam menghitung sudut arah adalah :

Azimuth (α)n = α (n-1) + 1800 – Sn

Untuk koreksi secara grafis, maka polygon yang tidak tertutup


setelah tergambar dapat dikoreksi dengan menghitung sudut atau
cara graphical plot.

A.4 KLASIFIKASI PETA

A.4.1 Klasifikasi Peta berdasarkan bentuk penyajiannya

 Peta Garis (Line Map): peta yang menyajikan gambaran dari


permukaan bumi dalam bentuk garis atau grafis.
 Peta Foto (Photo Map): gambaran dari permukaan bumi disajikan
dalam bentuk fotografis, hasil dari pemotretan udara.
 Peta Dijital (Digital Map): suatu peta yang data-datanya (nomor titik,
koordinathorisontal, vertikal) tersimpan dalam media komputer.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 14


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

A.4.2 Klasifikasi Peta berdasarkan isi peta

a. Peta Topografi (Topographic Map)/Rupabumi


BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)
mendefinisikanPeta Topografi/Rupabumi sebagai :
 Peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur -unsur pada
permukaan dan di bawah bumi yang meliputi :
 hipsografi (tinggi rendahnya lasekap dalam bentuk
kontur),hidrografi (tatanan air : sungai, danau, dan
sebagainya),vegetasi (budidaya dan non budidaya),toponimi
(nama-nama generik unsur -unsur muka bumi),batas-batas
administrasi,unsur -unsur buatan manusia (jalan, bendungan,
permukiman, termasuk peninggalan purbakala, dan
sebagainya),rujukan geografis baku.

b. Peta Tematik (Thematic Map)

Peta yang menyajikan informasi unsur -unsur tertentu dari


permukaan bumi sesuai dengantema peta bersangkutan dan
umumnya mempunyai hubungan tertentu dengan informasitopografi.

c. Chart,
Suatu peta untuk kegunaan bersifat khusus, dalam hal ini data-data
yang disajikan berhubungan dengan masalah navigasi.

A.4.3 Klasifikasi Peta berdasarkan kegunaan peta

Peta Referensi atau Peta Serbaguna


Peta yang dijadikan dasar dari perencanaan pembangunan nasional
dan regional, umumnyadiproduksi dalam satu seri peta, jenis dari peta
referensi antara lain :
 Peta Planimetris, Peta yang hanya menyajikan posisi horisontal
dari unsur -unsur permukaan bumi tanpamenyajikan data
ketinggian.
 Peta Kadaster,Peta yang menyajikan batas pemilikan tanah.
 Peta Topografi/Rupabumi, Peta yang menggambarkan tidak
hanya detil planimetris dari unsur -unsur di permukaan bumi,
tetapi juga menggambarkan bentuk terein/relief. Seri pemetaan
nasional adalah dalam bentuk Peta Topografi/Rupabumi.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 15


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

A.4.4 Klasifikasi Peta berdasarkan kegunaan peta

a. Peta Tematik
Dalam pembuatan peta tematik, diperlukan dua elemen penting,
yaitu peta dasar sertadata/informasi spesifik yang akan disajikan.
Contoh peta tematik antara lain :
 Peta Geologi,
 Peta Geomorfologi,
 Peta Sumber Daya Alam,
 Peta Jaringan Jalan,
 Peta Tanah,
 Peta Pariwisata,
 Peta Sumber Daya Hutan,
 Peta Tata Guna Lahan,
 Peta Sumber Daya Air,
 dan sebagainya.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 16


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

SIG(Sistem Informasi Geografis)

B. PENGERTIAN SIG (Sistem Informasi Geografis)

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris : Geographic Information


System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun
dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan
basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

B.1 PENGERTIAN MENURUT AHLI

 Menurut Aronaff (1989)


SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja
komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan
menganalisa data serta memberi uraian.

 Menurut Rifhi Siddiq


SIG adalah sistem informasi untuk memasukkan, pengelolaan,
memanipulasi, menganalisa, pengumpulan, menampilkan,
menghasilkan data untuk dilakukan pengujian, penggabungan,
pengamanan, manajemen yang ditujukan untuk mendukung
segala perencanaan di masa mendatang.

 Menurut Burrough (1986)


SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan,
penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan
penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

 Menurut Kang-Tsung Chang (2002)


SIG sebagai a computer system for capturing, storing,
querying, analyzing, and displaying geographic data.

 Menurut Murai (1999)


SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau

Teknik Sipil 2014 UMB Page 17


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan


dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber
daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan
umum lainnya.

 Menurut Marble et al (1983)


SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

 Menurut Bernhardsen (2002)


SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan
dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data,
penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data,
manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan
dan presentasi data serta analisa data

 Menurut Gistut (1994)


SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-
deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial
perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

 Menurut Berry (1988)


SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi data keruangan.

 Menurut Calkin dan Tomlison (1984)


SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

 Menurut Linden, (1987)


SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara
spasial terkait dengan muka bumi.

 Menurut Alter
SIG adalah sistem informasi yang mendukung
pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk
daerah pada sebuah peta.

 Menurut Prahasta
SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan
keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 18


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

 Menurut Petrus Paryono


SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG
merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada
kerja komputer (mesin).

B.2. SEJARAH PERKEMBANGANNYA

Pada ±35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu
Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang
dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan
dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang
ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.

Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis


diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk
keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitiansenjata nuklir membawa aplikasi
pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di


Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah
data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land
Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah,
pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala
1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan
analisis. GIS dengan gvSIG

CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai
arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional
pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger
Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".

CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga
aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti
Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor

Teknik Sipil 2014 UMB Page 19


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG,
menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial
dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan
1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer
pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem
dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para
pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang
membutuhkan standar pada format data dan transfer.

Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan
Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan,
teknologi dan riset.

Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan


geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas
di Indonesia yang membuka programDiploma SIG ini adalah D3 Penginderaan
Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam
Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi.
Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun mampu
menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah
dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui laboratorium-
laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.

B.3. KOMPONEN SIG ( Sistem Informasi Geografis)

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang


bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

B.3.1 Perangkat Keras (hardware)


Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang
merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis
goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan
untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta
mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk
menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 20


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

 Input data: mouse, digitizer, scanner


 Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
 Output data: plotter, printer, screening.

B.3.2 Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan,


menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-
spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software
SIG adalah:

 Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG


 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk menganalisa data-data
 Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

B.3.3 Data

Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
Data Spasial

 Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang
terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan
berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan disimpan
dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image
(raster) yang memiliki nilai tertentu.

 Data Non Spasial (Atribut)


Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel
tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek
dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang
saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

B.3.4 Manusia

Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah


perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan
seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang
mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang
menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.

B.4 METODE SIG ( Sistem Informasi Geografis)


Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap
permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 21


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

B.5 RUANG LINGKUP SIG ( Sistem Informasi Geografis)

Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:

B.5.1 Input Data


Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan
data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG
harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus
dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat
digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay
dengan melakukan proses scanning pada peta analog.

B.5.2 Manipulasi Data


Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu
dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena
itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun
non-spasial.

B.5.3 Manajemen Data


Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah
pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.

B.5.4 Query dan Analisis


Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara
fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:

B.5.5 Analisis Proximity


Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada
jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan
pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

B.5.6 Analisis Overlay


Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang
berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang
membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

B.5.7 Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik
diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk
menyimpan dan memberikan informasi geografis.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 22


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

B.6 MANFAAT SIG di BERBAGAI BIDANG

B.6.1 Manajemen tata guna lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian


geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai
segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai
dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan
lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat
membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan
hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-
utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di
daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak
melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-
kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area
pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5
meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa
memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-
kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang
tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di
daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak
mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim,
kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan
lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan
lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal
biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman
penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah.
Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu
dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan
peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan,
SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah
agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik
dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan
ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.

B.6.2 INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM

Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya


alamialah sebagai berikut:

Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya


minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 23


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:

 Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;


 Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
 Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
 Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
 Rehabilitasi dan konservasi lahan.

B.6.3 UNTUK PENGAWASAN DAERAH BENCANA ALAM

Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

 Memantau luas wilayah bencana alam;


 Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
 Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah
bencana;
 Penentuan tingkat bahaya erosi;
 Prediksi ketinggian banjir;
 Prediksi tingkat kekeringan.

B.6.4 BAGI PERENCANAAN WILAYAH dan TATA KOTA

 Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman,


pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan
energi, analisis daerah rawan bencana.
 Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata
ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan
permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
 Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah,
seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih,
perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
 Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan
analisis potensi pariwisata suatu daerah.
 Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan
transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan
perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan
kemacetan dan kecelakaaan.
 Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas
dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan
persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya,
pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan
pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan
pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri,
sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 24


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

BAB III

CONTOH KASUS
GARIS KONTUR

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang
sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu. Konsep dari garis kontur dapat dengan
mudah dipahami dengan membayangkan suatu kolam air. Jika air dalam keadaan tenang,
maka tepi permukaan air menunjukkan garis yang mempunyai ketinggian yang sama dan
garis tersebut akan menutup pada tepi kolam membentuk garis kontur.
Jika permukaan air turun, sebagai contoh permukaan air turun 5 meter, maka tepi dari
permukaan air akan membentuk garis kontur yang kedua. Demikian selanjutnya setiap
permukaan air turun akan membentuk garis kontur yang lainnya (gambar 10.1.1.1)

Garis-garis kontur merupakan garis-garis yang kontinu dan tidak dapat bertemu atau
memotong garis kontur lainnya dan tidak pula dapat bercabang menjadi garis kontur yang
lain, kecuali pada hal kritis seperti jurang atau tebing.

Gambar 10.1.2 memperlihatkan gambar garis kontur dan gambar irisan dari pulau tersebut.
Garis pasang di sebelah kiri ditunjukkan dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian
nol, jika permukaan air naik setiap l0cm pada jarak tertentu, maka tepi permukaan air pada
permukaan tanah akan membentuk garis kontur yang mempunyai ketinggian 10 m, 20 m, 30
m, dan 40 m.

Kemiringan tanah
Ketinggian antara garis-garis kontur yang berurutan disebut selang vertikal atau selang

Teknik Sipil 2014 UMB Page 25


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

kontur dan besarannya selalu tetap pada peta. Pada irisan dari selang vertikal diperlihatkan
oleh garis AB. Jarak mendatar antara dua buah kontur digambarkan oleh jarak BC. Jarak
tersebut disebut jarak horizontal.
Kemiringan permukaan tanah antara titik A dan C adalah :

kemiringan AB/BC = Selang Vertikal/Jarak Horisontal

Karena selang vertikal merupakan besaran yang tetap pada kemiringan masing-masing peta,
maka akan berubah jika jarak horizontal berubah.

Contoh : Cara menggambar peta kontur Tanah

Setelah sebelumnya tentang artikel pengertian Peta kontur selanjutnya kita akan mencoba
membuat tutorial cara menggambar peta kontur tanah sehingga dapat digunakan sebagai
acuan untuk membangun struktur rumah, gedung, jalan raya maupun infrastruktur lainya.

misal kita melakukan sebuah pengukuran satu bidang tanah sehingga mendapat data
ukuran tanah dan hasil perhitungan pengukuran tanah untuk peta kontur sebagai berikut:

ALAT TITIK BACAAN RAMBU UKUR ( BT BEDA TINGGI TINGGI KETERANGAN


) TITIK
BELAKANG LAIN- MUKA NAIK TURUN
LAIN
P1 BM 4.940 1.190 100.000
A 3.750 101.190 PILAR
2.540
1 1.210 103.730
0.240
2 0.970 103.970
-3.180
3 4.150 100.790
2.870
4 1.280 103.660
0.470
6 0.810 104.130
-1.360
7 2.170 102.770
1.160
8 1.010 103.930
0.250
13 0.760 104.180
-0.560
14 1.320 103.620
0.640
15 0.680 104.260

Teknik Sipil 2014 UMB Page 26


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

-0.840
20 1.520 103.420

P2 14 1.275 103.620
-0.200
21 1.475 103.420
-0.895
22 2.370 102.525
-0.910
23 3.280 101.615
0.500
C 2.780 102.115 PILAR
1.240
27 1.540 103.355
-0.330
28 1.870 103.025
1.660
29 0.210 104.685

P3 23 4.200 101.615
0.990
5 3.210 102.605
1.340
B 1.870 103.945 PILAR
0.970
9 0.900 104.915
-2.200
10 3.100 102.715
0.925
11 2.175 103.640
1.195
12 0.980 104.835
0.310
16 0.670 105.145
-1.500
17 2.170 103.645
0.010
18 2.160 103.655
0.260
19 1.900 103.915
-1.900
24 3.800 102.015
1.670
25 2.130 103.685
-1.790
26 3.920 101.895

Teknik Sipil 2014 UMB Page 27


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

2.810
30 1.110 104.705
-1.020
31 2.130 103.685
-0.240
D 2.370 103.445

PILAR

setelah melihat dan mempelajari data pengukuran tersebut kemudian kita lanjutkan ke
langkah selanjutnya:Data yang akan digunakan untuk membuat peta kontur adalah tinggi
tiap titik, caranya adaah seperti berikut:

Pertama kali kita tentukan skala jarak untuk menggambar denah dan skala tinggi untuk
menggambar potongan kontur
misal diambil
skala jarak : 100

Menggambar letak titik titik yang akan digambar sebagai berikut:

selanjutnya menentukan koefisien garis tinggi yang akan digambar, misal disini diambil
102.00 , 102.25 , 102.5 , 102.75 , 103.00 dst, titik-titik ini terserah kita dalam menentukanya
karena semakin rapat maka akan semakin akurat.

Teknik Sipil 2014 UMB Page 28


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Dalam gambar diatas dapat kita lihat bahwa

 Tinggi titik A :101.9


 Tinggi titik B :103.75
 Jarak titik A-B :1000
 Maka jarak Titik dengan ketingggian 102.00 adalah
 selisih tinggi 102.00-101.9=0.1
 Tinggi B-A= 103.75-101.9=1.85
 Maka jarak tinggi titik 102.00 ke titik A = (0.1/1.85)x1000 mm =54.0541 mm

“Prinsipnya adalah perbandingan antara segitiga kecil dan segitiga besar” sehingga dapat
dicari jarak titik dengan ketinggian tertentu.

Begitu juga dengan ketinggian titik lainya dihitung satu persatu sehingga di temukan lokasi
titiknya untuk kemudianmenghubungkan tinggi titik yang sama dengan garis sebagai
berikut,

Teknik Sipil 2014 UMB Page 29


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

PENGUKURAN POLIGON TERBUKA

A.Latar Belakang

Poligon disebut juga pengukuran segi banyak yang merupakan salah satu cara untuk
menentukan satu titik dilapangan.

B.Teori Singkat

Dapat dilakukan dengan 3 cara:


 Poligon bebas
 Poligon terikat (terikat oleh syarat)
 Poligon terikat sempurna

Kegunaaan:
 Untuk membuat kerangka peta
 Pengukuran-pengukuran rencana jalan raya dan jalan kereta api
 Pengukuran rencana saluran air

C. Langkah kerja

Stel alat sesuai dengan ketentuan


 Letakkan alat di titik P15 kemudian letakkan bak ukur di titik P16,nolkan kearah P15
putar sudut kearah P17,letakkan bak ukur di P17 baca Ba,Bt dan Bb
 Lakukan kegiatan ke-3 hingga ketitik A

D. Buat Sket

P20

P17 P19

P16

P15 A

E.Hasil Data Di Lapangan

Topic : pengukuran poligon terbuka

Lokasi praktek : samping blok mesin ,depan blok elektronika dan halaman RSG

Situasi dan Cuaca : saat praktek cuaca mendukung dan cerah

Teknik Sipil 2014 UMB Page 30


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Titik Bacaan bak ukur Sudut Jarak


Ba Bt Bb α β
(m)
P15 1,890 1,780 1,670
337019’46” 20
P16 1,410 1,255 1,100 218041’00”
446008’06” 31
P17 1,540 1,320 1,100 270007’20”
501036’26” 44
P20 1,395 1,292 1,190 215030’40”
567004’46” 20,5
P19 1,500 1,330 1,160 245028’20”
34
A

F.Perhitungan

αP16-P17

α1=218041’00” – 1800=38041’00”

αP16-P17=337019’46”+ 38041’00”=376000’46”

α2=270007’20” – 1800=90007’20”

αP17-P20=446008’06”+ 90007’20”=466008’06”

α3=215030’40”– 1800=35028’20”

αP20-P19=466008’06”+ 35028’20”=501036’26”

α4=245028’20”– 1800=65028’20”

αP19-A=501036’26”+ 65028’20”= 567004’46”

-d x sinP16-P17=31-sin 376000’46”=8,6

d x sinP16-P17=31-cos 376000’46”=29,8

-d x sinP17-P20=44-sin 466008’06”=42,3

d x sinP17-P20=44-cos 466008’06”= -12,2

-d x sinP20-P19=20,5-sin 501036’26”=12,7

Teknik Sipil 2014 UMB Page 31


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

d x sinP20-P19=20,5-cos 501036’26”= -16,7

-d x sinP19 - A=34-sin 567004’46”= -15,5

d x sinP19 - A=34-cos 567004’46”= -30,3

-d x sinP15-P16=22-sin 337019’46”= -8,5

d x sinP15-P16=22-cos 337019’46”=20,3

v Koordinat

-xP16=xP15+d. sinP15-P16=0,389+(-8,5)= -8,1

yP16=yP15+d.cosP15-P16= -168,961+20,3= -148,7

-xP17=xP16+d. sinP16-P17= -8,7+8,6= -0,1

yP16=yP15+d.cosP16-P17= -148+29,8= -118,9

-xP16=xP17+d. sinP17-P20= -0,1+42,3= 42,2

yP16=yP17+d.cosP17-P20= -118,9+(-12,2)= -131,1

-xP16=xP20+d. sinP20-P19=42,2+12,7= 54,9

yP16=yP20+d.cosP20-P19= -131+(-16,1)= -147,2

-xP16=xP19+d. sin P19 - A= 54,9+(-15,5)= 39,4

yP16=yP19+d.cosP 19- A=147,2+(-30,3)= -177,5

Titik Β Sudut jurusan Jarak d sin α d cos α x Y

(α) (m)
P15 0,389 -168,961
337019’46” 22 -8,5 20,3
P16 218041’00” -8,1 -148,7
376000’46” 31 8,6 29.8
P17 270007’20” -0,1 -118,9
466008’06” 44 42,3 -12,2
P20 215030’40” 42,2 -131,1
501036’26” 20,5 12,7 -16,1
P19 245028’20” 54,9 -147,2
567004’46” 34 -15,5 -30,3
A 39,4 -177,5

Teknik Sipil 2014 UMB Page 32


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

G. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
 Dalam pengukuran sangat dipengaruhi dan diperlukan kerja sam team yang solid
 Koordinat akhir(A) x=39,4; y= -177,5
 Pengukuran kurang teliti dikarenakan adanya data yang meleset dari yang
sebenarnya

B. Saran
 Pastikan stel alat dengan benar
 Lakukan dengan serius
 Pahami konsep
 Ikuti langkah kerja

Teknik Sipil 2014 UMB Page 33


PERPETAAN & SIG (Sistem Informasi Geografis)

Daftar Pustaka
1. Sudaryatno, 2001, Petunjuk PraktIkum Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
3. www.ilmusipil.com/cara-menggambar-peta-kontur-tanah
4. http://ilmusurveypemetaan.wordpress.com/author/ilmusurveypemetaan/

Teknik Sipil 2014 UMB Page 34

Anda mungkin juga menyukai