Anda di halaman 1dari 12

MATERI ASISTENSI PERPAJAKAN 4

PPh 22 : atas penghasilan tertentu, sifatnya dipungut


DI PUNGUT OLEH :
1. bendaharawan / lembaga pemerintah lainnya
2. badan pemerintah / badan swasta
3. WP tertentu (ex prusahaan industri kertas semen dll ,dan penjualan barang mewah)
PEMUNGUTAN :
 ATAS IMPOR
Catatan :
API NON API Barang tak di kuasai
2,5 % 7,5 % 7,5% Khusus impor kedelai , gandum, dan
Dari nilai impor tepung
(CIF + Bea masuk + Pungutan lain yang sah)
API = 0,5 % dari nilai impor

 ATAS PEMBELIAN BARANG OLEH Non API = 7,5 % dari nilai impor
BENDAHARAWAN
1,5 % dari harga beli ( tak termasuk PPN)
 ATAS PENJUALAN BARANG HASIL PRODUKSI
1. Kertas 0,10% 4. Otomotif 0,45%
2. Semen 0,25% 5. Obat 0,30 %
3. Baja 0,30 %
Tarif x harga jual di luar PPN ( DPP PPN)
 ATAS PENJUALAN BBM
SPBU swasta dan pihak lain SPBU pertamina
Premium, solar, premix 0,3% 0,25%
Gas LPG pelumas 0,3% 0,3%
DARI HARGA JUAL

 Atas industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor
kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan
Tarif 0,25% dari harga jual
 BARANG SANGAT MEWAH
5% dari harga jual

PPh 23 : Penghasilan yang lebih identik diterima oleh BADAN meskipun ada OP yang kena pph 23 namun
mayoritas adalah badan . Meliputi :
• Modal
• Penyerahan Jasa
• Penyelenggaraan Kegiatan Selain Yg Dipotong Pph 21

PEMOTONG
• BADAN PEMERINTAH • PERWAKILAN PERUSAHAAN LN LAINNYA
• SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI • WP PRIBADI YANG DITUNJUK OLEH
• PENYELENGGARA KEGIATAN DIRJEN PAJAK
• BUT
ATAS PENGHASILAN
15 % X JUMLAH BRUTO :
1. Deviden
2. Bunga, Termasuk Premium, Diskonto, Imbalan Sehubungan Dengan Jaminan Pengembalian Hutang
3. Royalti
4. Hadiah, Penghargaan, Bonus, dan Sejenisnya Selain yang Dipotong Pph 21
2 % X JUMLAH BRUTO:
 Sewa & Penghasilan Lain Sehubungan Dengan Penggunaan Harta Kecuali Sewa Menurut Ps 4(2)
 Imbalan Sehubungan Dengan Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan, Dan
Jasa Lain Selain Yg Telah Dipotong Pajak Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 21

SAAT TERUTANG : Bulan di bayarnya atau bulan terhutangnya penghasilan


PENYETORAN : Tgl 10 bulan berikutnya
PELAPORAN : Tgl 20 bulan berikutnya.

PPh 24 : Bersifat Final


pajak yang terutang atau dibayarkan di luar negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar
negeri yang dapat dikreditkan terhadap penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
dalam negeri.
Subjek :Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari luar negeri.
Objek :penghasilan yang berasal dari luar negeri

1. JUMLAH KREDIT PAJAK YANG DIPERBOLEHKAN


- penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dari luar negeri Setinggi-tingginya sama
dengan jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah
yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap penghasilan
kena pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas penghasilan kena pajak, atau setinggi -
tingginya sama dengan pajak yang terutang atas penghasilan kena pajak dalam hal Penghasilan
Kena Pajak lebih kecil dari Penghasilan Luar Negeri.
- Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap
pajak yang terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dari luar negeri tersebut. Yang dimaksud dengan pajak atas
penghasilan yang terutang di luar negeri adalah pajak atas penghasilan berkenaan dengan usaha
atau pekerjaan di luar negeri, sedangkan yang dimaksud dengan pajak atas penghasilan lainnya di
luar negeri, misalnya bunga, deviden, dan royalty.
2. PAJAK BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN & DISKONTO (FINAL)
- WPDN &BUT = 20%
- WPLN = 20% atau tariff P3b
3. TIDAK DIKENAKAN PPH FINAL
Pemotongan tidak final apabila penerima penghasilan adalahWP OP dalam negeri dan seluruh penghasilan
dalam 1 tahun tidak melebihi jumlah PTKP.

Kerugian LN tak boleh di kompensasikan


Kerugian dalam negri boleh di kompensasi max 5 tahun

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
Untuk menentukan besarnya pajak yang boleh di kreditkan bandingkan ketiga hal SBB :
 Total PPh terhutang
 Penghasilan neto LN x Tot PPh. Terutang
Penghasilan DN + LN
 PPh yg terhutang (dibayar) di LN
DARI KETIGA HAL TERSEBUT PILIH YANG NILAI PAJAKNYA PALING RENDAH, ITU YANG BISA D PAKAI
UNTUK KREDIT PAJAK.
HAL INI DI LAKUKAN DENGAN ASUMSI NEGARA TIDAK MAU RUGI , DALAM ARTI INGIN
MEMAKSIMALKAN PAJAK.

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
SOAL ASISTENSI
PPh 22
PPh 22 Bendaharawan
PT. Furnimart (ber NPWP) menerima pembayaran dari Kantor Pemerintah Salatiga atas penyediaan almari
kantor, senilai Rp 350.000.000,00. Bagaimanakah perlakuan pajak dari tansaksi ini?
Pemungut : Yang dipungut :
Bendahara Kantor Pemkot PT Furnimart
Jumlah pemungutan :
PPh 22 = 1.5% * 350.000.000 = 5.250.000
Mekanisme :
Ketika dilakukan pembayaran dari pemkot kepada OT Furnimart, maka kas yang diserahkan sudah bersih
sebesar Rp. 344.750.000. Adapun 5.250.000 yang dipungut tersebut disetorkan oleh Pemkot ke Kas
Negara, dengan menggunakan SSP atas nama PT Furnimart.
SSP tersebut akan diserahkan oleh Pemkot kepada PT Furnimart, sebagai bukti sudah dilakukan
pemungutan (Bukti Pungut), untuk dapat dikreditkan dalam perhitunganPPh Tahunan PT Furnimart.
(PPh 22 tidak final).

Jurnal PT Furnimart : Jurnal Pemkot Salatiga :


Furniture 350.000.000
Kas 344.750.000 Kas 344.750.000
Pajak dibayar di muka PPh 22 5.250.000 Utang PPh 22 5.250.000
Penjualan 350.000.000

PT. Buana melakukan penjualan kepada Pemprov Bali, harga jual barang dengan nilai sudah termasuk PPN
10% dan PPnBM 35% sebesar Rp. 145.000.000. Berapakah PPh 22 yang dipungut?
Harga jual = 145.000.000  Harga pokok barang 100% + PPN 10% + PPn BM 35%
100% + 10% + 35% = 145.000.000  145% = 145.000.000  145.000.000 / 145% = 100.000.000
Harga barang saja = 100.000.000
PPh 22 = 1.5% * 100.000.000 = 1.500.000

PPh 22 Impor
Importir PT.Importindo (tidak memiliki API) tgl 1 Oktober 2012 mengimpor 500 unit IPad dari Amerika.
Sesuai dokumen impor nilai pembelian US $ 40.000, biaya angkut US$ 5.000, asuransi US $ 2.000, tarif bea
masuk 20%. PPN impor 10% serta PPn BM 20%. Tentukan PPh Pasal 22 impor yang dipungut dari PT
Importindo!

Harga Faktur (cost) 40.000 US$


Asuransi (insurance) 2.000
Pengapalan (Freight ) 5.000
Harga Pabean (CIF) 47.000
CIF dalam rupiah = 47.000 X 9.585 (kurs pajak 1 oktoebr 12) = 450.495.000
Bea masuk 20% x 450.495.000 = 90.099.000
Nilai Impor 450.495.000 + 90.099.000 = 540.594.000
PPh pasal 22 (7,5% x 540.594.000) = 40.544.550

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
PT Subur (memiliki API) mengimpor 5000 Ton pupuk urea dari China, dengan harga CNY 130 / Ton. Biaya
pengiriman sebesar 4% dari nilai barang. Biaya asuransi dibayar kepada Ping An Insurance asal China
sebesar 2% dari nilai barang dan ongkos angkut. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 20%
dan 10% dari CIF. Kurs CNY 1 = IDR 100. Berapakah PPh 22 impor yang dipungut?
Pemungut : Yang dipungut :
DJBC/Bank Devisa PT Subur
Jumlah pemungutan :
Cost 5000 Ton X CNY 130/Ton X 100 IDR/CNY = 65.000.000
Freight 4% X Cost = 2.600.000
Cost + Freight = 67.600.000
Insurance 2% X CF = 1.352.000
Cost + Insurance + Freight = 68.952.000
Bea Masuk 20% X CIF = 13.790.400
Bea Masuk Tambahan 10% X CIF = 6.895.200
PPh 22 Impor = 2.5% X (CIF+Bea) = 2.5% X 89.637.600 = 2.240.940
Mekanisme :
Saat barang masuk ke daerah pabean (pelabuhan), untuk dapat memproses pengeluaran barang dari
pelabuhan, PT Subur harus melunasi pembayaran syarat-syarat impor, bea cukai, dll. Bersamaan
dengan pengurusan dokumen impor (PIB) itulah PT Subur harus dipungut PPh 22 impor, dengan cara
menyetorkan ke kas Negara menggunakan SSPCP (SSP Cukai & Pajak). Bukti SSPCP inilah yang akan
disimpan oleh PT Subur sebagai bukti pengkreditan PPh 22 saat perhitunganPPh tahunan.
Jurnal PT Subur Saat pemungutan PPh 22:
UM PPh 22 2.240.940
Pupuk 65.000.000
Kas 67.240.940

PPh 22 Industri tertentu


PT Semen Gresik menjual 1000 zak semen dengan harga Rp. 50.000 per zak kepada Toko Besi Murah.
Bagaimanakah perlakuan atas transaksi tersebut?
Pemungut : Yang dipungut :
PT Semen Gresik Toko Besi Murah
Jumlah pemungutan :
PPh 22 = 0.25% * 50.000.000 = 125.000
Mekanisme :
Dari penjualan semen sebesar 50.000.000 ini, PT Semen Gresik akan memungut tambahan 1.250.000
dari TB Murah, ATas pungutan tersebut, SG harus menyetorkan ke kas Negara, dan memberikan bukti
pungut kepada TB Murah. Bagi TB Murah, bukti pungut PPh 22 tidak final tersebut akandipakai untuk
kredit pajak saat perhitunganPPh tahunan.
Jurnal PT Subur : Jurnal TB Murah:
Kas 50.125.000 UM PPh 22 1.250.000
Utang PPh 22 125.000 Persediaan 50.000.000
Sales 50.000.000 Kas 51.250.000

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
CV. Mina membeli lima kontainer udang senilai Rp 1.500.000,00 per kontainer untuk keperluan ekspor dari
Bambang. Jika Bambang tidak memiliki NPWP, berapakah besar PPh 22 yang harus dipungut oleh CV. Mina?
Tarif PPh 22 = 0,25% x (1 + 100%)
= 0,5%
Beban PPh 22 = 0,5% x 5 x 1.500.000
= Rp 37.500,00

PPh 23
Jelaskan Peran masing-masing perusahaan, Tarif, Nilai Pajak, Mekanisme, Kewajiban Pelaporan, dan
Pencatatan perpajakan PPh 23 berikut :
1. PT Sumber Tenaga merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja. PT Sumber Tenaga mendapat
kontrak dari PT Maju Terus untuk menyediakan tenaga kerja pemasaran sebanyak 20 orang dengan
mendapat imbalan jasa sebesar Rp 20.000.000,00 Tenaga kerja tersebut selanjutnya menjadi
pegawai PT Maju Terus.
PT Sumber Tenaga PT Maju Terus

Peran Dipotong Pemotong


Tarif 2%

Nilai Pajak 2% * 20.000.000 = 400.000

Mekanisme PT Maju Terus memotong PPh 23 dari penghasilan yang dibayarkan PT Maju
Terus kepada PT Sumber Tenaga.
PT Maju Terus memiliki kewajiban untuk menghitung, menyetor PPh 23 yang
sudah dipotong ke kas negara, dan melapor SPT PPh 23.
PT Maju Terus juga membuat bukti potong PPh 23 yang akan diserahkan
kepada PT Sumber Tenaga. Bukti potong tersebut selanjutnya dapat dipakai
oleh PT Sumber Tenaga untuk bukti melakukan pengkreditan PPh 23 yang
sudah dipotong.
Pelaporan SPT Dilakukan oleh PT Maju Terus

Pencatatan D. Kas 19.600.000 D. Beban 20.000.000


D. Uang Muka PPh23 400.000 C. Kas 19.600.000
C. Pendapatan 20.000.000 C. Hutang PPh23 400.000

2. PT Aman Jaya merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja untuk keamanan (satpam). PT Aman
Jaya mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja satpam sebanyak 20 orang dari PT Dwi Makmur.
Tenaga kerja satpam tersebut tetap merupakan pegawai PT Aman Jaya. Dalam Kontrak disepakati
bahwa pembayaran atas penyerahan jasa oleh PT Aman Jaya terdiri dari gaji untuk 20 orang satpam
per bulan sebesar Rp 20.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan satpam per bulan sebesar Rp
2.000.000,-
PT Aman Jaya PT Dwi Makmur

Peran Dipotong Pemotong

Tarif 2%
Nilai Pajak Rincian tagihan PT Aman Jaya kepada PT Dwi Makmur :

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
Pembayaran gaji 20 orang satpam .............. Rp 20.000.000,-
Imbalan Jasa .................................................. Rp 2.000.000,-

Atas pembayaran yang dilakukan PT Dwi Makmur kepada PT Aman jaya


dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Dwi Makmur sebesar : 2% x Rp 2.000.000,- = Rp
40.000,-

Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan di atas maka jumlah
bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp 22.000.000,-
sehingga PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Dwi Makmur atas
pembayaran kepada PT Aman Jaya adalah sebesar 2% x Rp 22.000.000,- = Rp
440.000,-
Mekanisme PT Dwi makmur memotong PPh 23 dari penghasilan yang dibayarkan PT Dwi
makmur kepada PT Aman Jaya.
PT Dwi Makmur memiliki kewajiban untuk menghitung, menyetor PPh 23 yang
sudah dipotong ke kas negara, dan melapor SPT PPh 23.
PT Dwi Makmur juga membuat bukti potong PPh 23 yang akan diserahkan
kepada PT Aman Jaya. Bukti potong tersebut selanjutnya dapat dipakai oleh PT
Aman Jayauntuk bukti melakukan pengkreditan PPh 23 yang sudah dipotong.
Pelaporan SPT Dilakukan oleh PT Dwi Makmur
Pencatatan Dengan rincian tagihan D. Beban 22.000.000
D. Kas 21.960.000 C. Kas 21.960.000
D. Uang Muka PPh23 40.000 C. Hutang PPh23 40.000
C. Pendapatan 2.000.000
C. Utang Gaji 20.000.000
atau
D. Kas 21.960.000
D. Uang Muka PPh23 40.000
C. Pendapatan 22.000.000

Tanpa rincian tagihan


D. Kas 21.560.000 D. Beban 22.000.000
D. Uang Muka PPh23 440.000 C. Kas 21.560.000
C. Pendapatan 2.000.000 C. Hutang PPh23 440.000
C. Utang Gaji 20.000.000
atau
D. Kas 21.560.000
D. Uang Muka PPh23 440.000
C. Pendapatan 22.000.000

3. PT Megah (pihak pertama) melakukan kontrak dengan PT Satu Sarana selaku perusahaan agen
periklanan (pihak kedua) untuk membuat iklan sekaligus memasang iklan pada perusahaan media
(pihak ketiga). Nilai kontrak yang telah disepakati adalah sebesar Rp 103.000.000,00. Rincian
tagihan PT Satu Sarana kepada PT Megah adalah :
a. pembelian material untuk pembuatan iklan Rp 15.000.000
b. jasa konsultan (terkait pembuatan dan pemasangan iklan Rp 5.000.000
YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
c. Fee agen Rp 3.000.000
d. biaya pemasangan iklan ke perusahaan media (PT Media Solusi) Rp 80.000.000, namun
bukti pembayaran/tagihan tidak dapat ditunjukkan oleh PT Satu Sarana.
Jelaskan pemotongan PPh 23 atas transaksi PT Megah dengan PT Satu Sarana
PT Megah PT Satu Sarana

Peran Pemotong Dipotong


Tarif 2%

Nilai Pajak 2% Jasa Konsultan = 2% * 5.000.000 = 100.000


2% Jasa Keagenan = 2% * 3.000.000 = 60.000
Biaya pemasangan iklan, karena tidak ada bukti untuk penggantian maka
dianggap Rp. 80.000.000 ini adalah bagian jasa yang diberikan oleh PT Satu
Sarana, sehingga PT Satu Sarana dipotong PPh 23 2% * 80.000.000 = 1.600.000

Apabila PT Satu Sarana memberikan bukti pendukung tagihan pemasangan


iklan ke PT Media Solusi, maka yang dipotong bukan PT Satu Sarana, melainkan
PT Media Solusi.
Mekanisme IDEM
Pelaporan SPT Dilakukan oleh PT Megah

Pencatatan D. Beban Iklan 103.000.000 D. Kas 101.240.000


C. Kas 101.240.000 D. Uang MukaPPh23 1.760.000
C. utang PPh 23 1.760.000 C. Pendapatan 103.000.000

4. PT Terang mengikat kontrak dengan PT Garmindo untuk pembuatan seragam kantor PT Terang
berdasarkan model dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh PT Terang. Dalam kontrak disepakati
bahwa PT Terang akan menyediakan bahan baku utama berupa kain dan PT Garmindo akan
menyediakan bahan tambahan. Imbalan yang disepakati atas kontrak tersebut adalah sebesar Rp
25.000.000,- tidak termasuk biaya bahan tambahan. PT Garmindo mengeluarkan biaya sebesar Rp
5.000.000,- untuk bahan tambahan.
PT Terang PT Garmindo
Peran Pemotong Dipotong

Tarif 2%
Nilai Pajak Rincian tagihan PT Garmindo kepada PT Terang :
Biaya untuk bahan tambahan ................ Rp 5.000.000,-
Imbalan Jasa maklon................................ Rp 25.000.000,-

Atas pembayaran tersebut PT Garmindo dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Terang


sebesar :
2% x Rp 25.000.000,- = Rp 500.000,-

Dalam hal tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan


2% x Rp 30.000.000,- = Rp 600.000,-
Mekanisme IDEM

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
Pelaporan SPT Dilakukan Oleh PT Terang

Pencatatan D. Beban 30.000.000 D. Kas 29.500.000


C. Kas 29.500.000 D. UM PPh 23 500.000
C. Hutang PPh 23 500.000 X. Kas 30.000.000

5. Untuk acara pembukaan cabang baru, PT Abadi meminta CV Sedap yang bergerak di bidang
pengadaan catering untuk menyediakan makanan yang terdiri dari makanan pembuka, makanan
utama, dan makanan penutup untuk sekitar 500 orang. Kontrak yang disepakati untuk pengadaan
catering tersebut adalah Rp 20.000.000,-

PPh 24
Penentuan Penggabungan Penghasilan
PT A di Jakarta dalam tahun pajak 2009 menerima dan memperoleh penghasilan neto dari sumber luar
negeri sebagai berikut :
a.Hasil usaha di Singapura dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp 800.000.000
 masuk tahun 2009, untuk hasil usaha sesuai accrual basis
b.Dividen atas pemilikan saham pada ''X Ltd.'' di Australia sebesar Rp 200.000.000 yaitu berasal dari
keuntungan Tahun 2007 yang ditetapkan dlm rapat pemegang saham Tahun 2008 dan baru dibayar dalam
Tahun 2009;
 tahun 2009, termasuk pendapatan lainnya yg diakui berdasarkan cash basis
c. Dividen atas penyertaan saham sebanyak 70% pada ''Y Corporation'' di Hongkong yang sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp 75.000.000,00 yaitu berasal dari keuntungan saham 2007 yang
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ditetapkan diperoleh Tahun 2009;
 tahun 2009, dividen perusahaan non public dg penyertaan > 50%, sesuai tahun penetapan MK
d. Bunga kwartal IV Tahun 2009 sebesar Rp100.000.000 dari ''Z Sdn Bhd'' di Kuala Lumpur yang baru akan
diterima bulan Juli 2010
 tahun 2010, pendapatan lainnya diakui cash basis

Jawaban:
a. tidak dihitung karena bukan pajak final
b. Dividen  PPh = 1% x bruto = 1% x 200.000.000
c. Dividen  PPh = 1% x bruto = 1% x 75.000.000
d. Bunga  PPh = 1% x bruto = 1% x 100.000.000

Perhitungan PPh pasal 24


Selama tahun 2011, PT. Sentosa memperoleh penghasilan dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam
sebagai berikut : di Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp. 100.000.000 ; dari Malaysia memperoleh
pendapatan sebesar Rp. 500.000.000 (tarif pajak 20%) ; dari Filipina memperoleh pendapatan sebesar Rp.
800.000.000 (tarif pajak 15%) ; dari Vietnam mengalami kerugian sebesar Rp. 200.000.000 (tarif pajak 20%).
Diketahui total omzet PT Sentosa baik di dalam maupun luar negeri adalah RP. 20.000.000.000. Berapakah
PPh yang masih harus dibayar?
Tahap perhitungan :
1. Menghitung total PKP
Negara Penghasilan Netto
Indonesia (100.000.000)
Malaysia 500.000.000
YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
Filipina 800.000.000
Vietnam 0
Total PKP 1.200.000.000

2. Menghitung total PPh terutang


Omzet < 50 M  mendapat keringanan 50% untuk bagian 4.8 M
Yang mendapat keringanan = (4.8 M / 20 M) X 1.200.000.000 = 288.000.000
Yang tidak memperoleh keringanan = 1.200.000.000 – 288.000.000 = 912.000.000

PPh terutang :
50% X 25% X 288.000.000 = 36.000.000
25% X 912.000.000 = 228.000.000
PPh terutang = 264.000.000
3. Menghitung batas maksimal PPh luar negeri yang bisa dikreditkan
Malaysia
(500.000.000 / 1.200.000.000 ) X 264.000.000 = 110.000.000

Filipina
(800.000.000 / 1.200.000.000 ) X 264.000.000 = 176.000.000
4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di Luar negeri
Malaysia
20% X 500.000.000 = 100.000.000
Filipina
15% X 800.000.000 = 120.000.000

Yang bisa dikreditkan = 220.000.000

Jurnal saat terima pendapatan dari Malaysia


Dr. Kas 400.000.000
Dr. UM PPh 24 100.000.000
Cr. Pendapatan 500.000.000

Jurnal saat terima pendapatan dari Filipina


Dr. Kas 560.000.000
Dr. UM PPh 24 120.000.000
Cr. Pendapatan 800.000.000

Jurnal saat perhitungan PPh tahunan


Dr. PPh terutang 264.000.000
Cr. UM PPh 24 220.000.000
Cr. Kas 44.000.000

Perhitungan PPh pasal 24


Selama tahun 2011, PT. Sentosa memperoleh penghasilan dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam
sebagai berikut : di Indonesia mengalami keuntungan sebesar Rp. 100.000.000 ; dari Malaysia memperoleh
YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
pendapatan sebesar Rp. 500.000.000 (tarif pajak 20%) ; dari Filipina memperoleh pendapatan sebesar Rp.
800.000.000 (tarif pajak 30%) ; dari Vietnam mengalami kerugian sebesar Rp. 200.000.000 (tarif pajak 20%).
Diketahui total omzet PT Sentosa baik di dalam maupun luar negeri adalah RP. 70.000.000.000. Berapakah
PPh yang masih harus dibayar?
Tahap perhitungan :
1. Menghitung total PKP
Negara Penghasilan Netto
Indonesia 100.000.000
Malaysia 500.000.000
Filipina 800.000.000
Vietnam 0
Total PKP 1.400.000.000

2. Menghitung total PPh terutang


Omzet > 50 M  tidak memperoleh fasilitas keringanan pajak
PPh terutang = 25% X 1.400.000.000 = 350.000.000
3. Menghitung batas maksimal PPh luar negeri yang bisa dikreditkan
Malaysia
(500.000.000 / 1.400.000.000) X 350.000.000 = 125.000.000
Filipina
(800.000.000 / 1.400.000.000) X 350.000.000 = 200.000.000  KPLN
4. Menghitung PPh yang dipotong/dibayar di Luar negeri
Malaysia
20% X 500.000.000 = 100.000.000  KPLN

Filipina
30% X 800.000.000 = 240.000.000

Yang harus dibayar = 350 – 200 – 100 = 50

Jurnal saat terima pendapatan dari Malaysia


Dr. Kas 400.000.000
Dr. UM PPh 24 100.000.000
Cr. Pendapatan 500.000.000

Jurnal saat terima pendapatan dari Filipina


Dr. Kas 560.000.000
Dr. UM PPh 24 240.000.000
Cr. Pendapatan 800.000.000

Jurnal saat PPh tahunan


Dr. Beban Pajak 350.000.000
Cr. UM PPh 24 300.000.000
Cr. Kas 50.000.000

Dr. Beban Pajak 40.000.000


YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA
Cr. UM PPh 24 40.000.000

YOUR PARTNER
INT-EYU-EVN-GRA

Anda mungkin juga menyukai