Wakaf 1
Wakaf 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wakaf ialah mengalihkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan atau organisasi
yang memberikan manfaat bagi masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan dan
ridha Allah SWT.
Wakaf hukumnya sunnah dan harta yang di wakafkan terlepas dari pemiliknya untuk
selamanya, lalu menjadi milik Allah SWT semata-mata. Dan wakaf memiliki empat rukun yaitu,
orang yang mewakafkan, Ikrar serahterima wakaf, barang yang diwakafkan dan pihak
yang menerima wakaf. Wakaf memliki syarat-syarat bagi pewakaf, salah satunya yaitu
pewakafboleh menentukan apa saja syarat yang ia inginkan dalam wakafnya
Ke kuasaan atas wakaf dibagi dua: yang bersifat umum dan yangbersifat khusus. Yang
bersifat umum yaitu kekuasaan atas wakaf yang adaditangan Waliul Amr, sedangkan yang khas
yaitu kekuasaan yang diberikan kepada orang yang diserahi wakaf ketika dilakukan, atau orang
yang diangkat oleh hakim syar’i untuk itu.
Wakaf juga mempuyai hikmah dan manfaat, dan apakah bolehmengganti
barang wakaf ?. Untuk itulah materi ini sangat penting untukdipelajari, karena
sangat disayangkan jika umat Islam tidak tahu apa ituwakaf tersebut dan isi pembagian
yang ada didalamnya. Hal inilah yang membuat penulis berkeinginan membahas wakaf.
B. RUMUSAN MASLAH
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Wakaf (bahasa Arab: وق ف, [ˈwɑqf]; plural bahasa Arab: أوق اف, awqāf; bahasa
Turki: vakıf, bahasa Urdu: )وق فadalah perbuatan yang dilakukan wakif(pihak yang melakukan
wakaf) untuk menyerahkan sebagian atau keseluruhan harta benda yang dimilikinya untuk
kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat untuk selama-lamanya.
Wakaf menurut bahasa,, waqafa berarti menahan atau mencegah, misalnya “ saya
menahan diri dari berjalan”.
Dalam peristilahan syara’, wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya
dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal, lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum.
yang dimaksud dengan menahan (pemilikan) asal ialah menahan barang yang diwakafkan itu
agar tidakdiwariskan, digunakan dalam bentuk dijual, dihibahkan, digadaikan,
disewakan, dipinjamkan, dan sejenisnya. Sedangkan cara pemanfaatannya adalah
dengan menggunakannya sesuai dengan kehendak pemberi wakaf tanpa imbalan.
Ada beberapa pendapat para ulama mengenai wakaf diantarnya yaitu:
1. Mazhab maliki, berpendapat bahwa, wakaf tidak terwujud kecualibila orang yang
mewakafkan bermaksud mewakafkan barangnyauntuk selama—selamanya dan terus
menerus. itu pula sebabnya, makawakaf disebut shadaqah jariyah
2. Sebagian ulama Imamiyah mengatakan: pembatasan seperti itu menyebabkan wakaf tersebut
batal, tapi hab-snya 190 sah, sepanjang orang yang melakukannya memaksudkan hal itu
sebagai hasab.Sedangkan bila dia memaksudkannya sebagai wakaf, maka batallah wakaf
dan hasabnya sekaligus.
Hal itu telah membuat Syekh Abu Zahra salah paham dan mengalami kesulitan untuk
membedakan wakaf dari hasab yangberlaku dikalangan Imamiyah. itu sebabnya beliau
menisbatkan pendapat kepada Imamiyah bahwa dikalangan Imamiyah wakaf boleh
dilakukan untuk selamanya dan untuk waktu terbatas. ini jelas tidak benar, sebab dikalangan
Imamiyah wakaf itu berlaku untukselamanya.[1]
Dari beberapa pendapat para ulama dapat disimpulkan bahwapengertian wakaf ialah
mengalihkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan atau organisasi yang memberikan
manfaat bagi masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan dan ridha Allah SWT.
Wakaf juga dapat diartikan pemindahan kepemilikan suatu barangyang dapat bertahan
lama untuk diambil manfaatnya bagi masyarakat dengantujuan ibadah dan mencari ridha
Allah SWT.
Wakaf hukumnya sunah dan harta yang diwakafkan terlepas dari pemiliknya untuk selamanya,
lalu menjadi milik Allah SWT semata-mata, tidak boleh dijual atau dihibahkan untuk
perseorangan dan sebagainya. Pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang mewakafkan ,
karena termasuk shadaqah jariyah.
Bagi orang yang telah menyerahkan hak miliknya untuk wakaf,hilangkan hak milik
perorangan, dan Allah SWT. menggantinya dengan pahalameskipun
orang yang meberikan wakaf (wakif) telah meninggal dunia,selama harta yang diwakafkan
masih digunakan manfaatnya.
Rukun-rukun wakaf diantaranya yaitu :
Para ulama mazhab sepakat bahwa syarat bagi sahnya melakukan wakaf yaitu sehat
akalnya. Selain itu juga sudah baligh.
2. Pihak yang menerima wakaf (maukuf lahu)
Orang yang menerima wakaf ialah orang yang berhakmemelihara barang yang
diwakafkan dan memanfaatkannya. Orang-orang yang menerima wakaf diantarnya :
1. Hendaknya orang yang diwakafi tersebut ada ketika wakaf terjadi.
2. Hendaknya orang yang menerima wakaf itu mempunyai kelayakan
untuk memiliki.
3. Hendaknya tidak merupakan maksiat kepada Allah SWT.
Barang yang diwakafkan itu harus konkrit. artinya dapatdilihat wujudnya dan dapat
diperhitungkan jumlah dan sifatnya. maka tidak sah mewakafkan barang yang tidak tampak.
Misalnya mewakafkan masjid yang belum dibangun.
Barang yang diwakafkan juga harus bisa bertahan lama.Misalnya bangunan, tanah, kitab,
Al-Qur’an, alat-alat kantor atu rumahtangga seprti : tikar, bangku, meja dan lain-
lain. Dan barang yangtidak bisa diwakafkan dan tidak bias bertahan lama seperti: beras,
minuman dan sebagainya.barang-barang yang diwakafkan juga bukan barang yang terlarang.
sebab wakaf hanya pada hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.
4. Ikrar serah terima wakaf (lafal/sighat wakaf)
1. Redaksi waqaftu dalam konteks ini kalimatnya “ saya mewakafkan”, seluruh ulama
mazhab sepakat bahwa wakaf terjadi dengan menggunakan redaksi waqaftu tersebut.
2. Sikap. menurut Hanafi, Maliki dan Hambali mengatakan : wakaf terjadi cukup dengan
perbuatan, dan barang yangdimaksud berubah menjadi wakaf. tanpa kita harus
melafalkanwaqaftu, habistu (menahan dari dari milik saya).
3. Qabul, dalam wakaf. pendapat kalangan syafi’i yang lebihkuat, yaitu menetapkan bahwa
wakaf untuk orang-orangtertentu diisyaratkannya ada qabul.
9. Ikrarnya jelas. lebih afdhal jika dibuktikan secara tertulis misalnya, akte notaris, surat wakaf
dari Kantor UrusanAgama.
Kekuasaan atas wakaf ialah kekuasaan yang terbatas dalam memelihara, menjaga,
mengelola dan memanfaatkan hasil dari barang yang diwakafkan sesuai dengan yang
dimaksudnya. Kekuasaan atas wakaf dibagi menjadi dua : yang
bersifat umum dan yang bersifat khusus. Yang bersifat umum yaitu kekuasaan atas wakaf
yang ada ditangan Waliul Amr, sedangkan yang khas yaitu kekuasaan
yang diberikan kepada orang yang diserahi wakaf ketika dilakukan, atau orang yang diangkat
oleh hakim syar’i untuk itu.
Para ulama mazhab sepakat bahwa wali wakaf adalah harus orangyang berakal
sehat.baligh, pandai menggunakan harta, dan bisa dipercaya.bahkan Syafi’I dan banyak
ulama mazhab imamiyah mensyaratkan ia harusadil. sebetulnya cukup dengan sifat amanat dan
bisa dipercaya. di tambahdengan kemampuan mengelola wakaf secara sempurna.
Mereka juga sepakat bahwa, wali wakaf itu adalah orang yang dapat dipercaya yang
tidak dikenakan jaminan atas barang itu kecuali bila sengaja merusaknya atau lalai menjaganya.
Kecuali Imam maliki, Para ulama mazhab sepakat bahwa, pewakaf berhak
menjadikan kekuasaan atas wakaf ketika melangsungkan pewakafan, berada di tangannya sendiri,
atau mensyaratkan orang lain bersama dirinya sepanjang dia masih hidup, atau untuk waktu
tertentu, dan dia pun berhakuntuk menyerahkan penanganan wakaf tersebut terhadap orang lain.
Selanjutnya, Para ulama mazhab berbeda pendapat bahwa apabila pewakaf tidak
menentukan siapa orang yang menjadi wali wakaf: tidak orang lain, dan tidak pula
dirinya sendiri
Hambali dan Maliki mengatakan: kekuasaan atas barang wakafberada ditangan orang-
orang yang diserahi wakaf, mana kala orang-orangitu diketahui secara pasti. tetapi bila tidak,
kekuasaan atas barang wakaf berada ditangan hakim.
Banyak sekali hikmah dan manfaat dari wakaf, antara lain sebagaiberikut
:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari materi yang telah kami buat, dapat kami simpulkan sebagai berikut: Wakaf dapat
diartikan ialah pemindahan kepemilikan suatu barang yang dapat bertahan lama untuk diambil
manfaatnya bagi masyarakat dengan tujuan ibadah dan mencari ridha Allah SWT.
Wakaf hukumnya sunah. Rukun wakaf terdiri dari wakif, maukuflahu, maukuf,
lafal/sighat wakuf. Wakaf memliki syarat-syarat bagi pewakaf,salah satunya yaitu pewakaf boleh
menentukan apa saja syarat yang ia inginkan dalam wakafnya
Dalam kekuasaan wakaf bahwa wali wakaf adalah harus orang yang berakal
sehat.baligh, pandai menggunakan harta, dan bisa di percaya.bahkan
mensyaratkan ia harus adil dan mempunyai sifat amanat dan bisadipercaya. di tambah dengan
kemampuan mengelola wakaf secara sempurna.
Barang wakaf tidak boleh diberikan, dijual atau dibagikan. makabarang yang
diwakafkan tidak boleh diganti. namun persoalannya akan lain jika misalnya barang wakaf itu
tadi sudah tidak bisa dimanfaatkan, kecualidengan memperhitungkan harga atau nilai jual setelah
barang tersebut dijual. artinya hasil
jualnya dibelikan gantinya. dalam keadaan seperti inimengganti barang wakaf diperbolehkan.
Banyak sekali hikmah dan manfaat Dari wakaf, bagi kehidupan orang banyak yaitu
Mendidik manusia untuk bershadaqah dan selalu mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Membantu, mempercepat perkembangan agama islam, baik sarana,
prasarana umumberbagai perlengkapan yang diperlukan dalam pengembangan agama. Dapat
membantu dan mencerdaskan masyarakat, misalnya Wakaf buku, Al-Qur’an dan lain-lain.
B. SARAN
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki
makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mughniyah, Muhammad Jawad. 2001. Fiqih Lima Mazhab:Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’I,
Hambali. Jakarta: PT LenteraBasritama.
2. Matsna, Prof. Dr. H. Moh.2008. Fikih, Semarang. PT. Karya Toha,
http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/wakaf_19.html