Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan tekanan


darah pada lansia hipertensi
Hari/tanggal : Sabtu/ 22 Februari 2014
Jam : 16.30 WIB - 17.30 WIB
Tempat : Mesjid Jami’ Al-Kamil Purus

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang


banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun
harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan
arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari
banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang
hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga
perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat
tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa
atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi
hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007
mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi
berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal,
oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan
perawatan Hipertensi.
Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005 jumlah
pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat Penderita
Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri lambung
12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-paru
1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %.
Penggunaan teknik relaksasi untuk menurunkan tekanan darah merupakan
salah satu cara yang mudah untuk dilakukan. Salah satu teknik relaksasi yang
dapat dilakukan oleh lansi hipertensi adalah teknik relaksasi otot progresif. Teknik
relaksasi otot progresif adalah suatu latihan dan olah pernafasan yang dilakukan
untuk menghasilkan respon yang dapat memerangi respon stres sehingga dapat
menurunkan kerja jantung dan dapat menurunkan tekanan darah (Smeltzer &Bare,
2002).
Berdasarkan studi pendahuluan di Jalan Purus 1 dan 2 tanggal 10 Februari
didapatkan dari 10 lansia, terdapat 80% lansia dikategorikan dengan hipertensi.
Penanganan yang telah dilakukan dengan mengurangi konsumsi garam. Lansia
tidak tahu penanganan lainnya. Hal ini menunjukan perlunya teknik relaksasi
ringan yang dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Pendidikan kesehatan ini dilakukan di Mesjid.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami
konsep teori Hipertensi dan mempraktekkan teknik relaksasi otot
progresif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c. Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan teknik relaksasi otot
progresif
e. Menyebutkan pengertian teknik relaksasi otot progresif
f. Menyebutkan manfaat dari teknik relaksasi otot progresif
g. Menyebutkan tujuan dari teknik relaksasi otot progresif
h. Mengetahui langkah-langkah dari teknik relaksasi otot progresif
C. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan teknik relaksasi otot progresif ini adalah
lansia hipertensi yang memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg dan tidak
memiliki hambatan dalam melakukan kegiatan.

D. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya Jawab

E. MEDIA DAN ALAT


a. Laptop
b. Infocus
c. Power point
d. Leaflet

F. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/tanggal : Sabtu/ 22 Februari 2014
Jam : 16.30 WIB – 17.30 WIB
Tempat : Mesjid Jami’ Al-Kamil Purus

G. PENGORGANISASIAN
 Moderator : Rini Heldina, S.Kep
 Leader : Sari Angreni, S.Kep
 Co leader : Reftika Edelwis
 Fasilitator : Rahmiati DS, S.Kep
Honesty Putri, S. Kep
Rusmanwadi, S. Kep
Andi batafia, S. Kep
Usriani Andari, S. Kep
 Observer : Rina Novriana, S.Kep
 Dokumentator : Siska Yulandari, S.kep

H. URAIAN TUGAS

1. Leader

Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pengertian,

tujuan dan manfaat teknik relaksasi otot progresif.

2. Co Leader

Memperagakan langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif.

3. Moderator

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing

 Menjelaskan tujuan dan topik

 Menjelaskan kontrak waktu

 Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri

 Mengarahkan alur diskusi

 Memimpin jalannya diskusi

 Menutup acara

4. Fasilitator

 Memotivasi peserta agar berperan aktif

 Membuat absensi penyuluhan

 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan

penyuluhan
5. Observer

 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

I. SETTING TEMPAT

Pb P M

O
F L F L F

L F L F L

D
Keterangan :

L = Lansia

P = Leader / Penyuluh

M = Moderator

F = Fasilitator

O = Observer

Pb = Pembimbing

D = Dokumentator

J. MATERI (TERLAMPIR)
K. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu

Pembukaan - Menjawab salam 5 mnt


- Moderator memberi salam
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Moderator memperkenalkan
anggota penyuluhan
- Moderator memperkenalkan - Mendengarkan dan memperhatikan
pembimbing klinik dan
pembimbing akademik
- Moderator menjelaskan
tentang topik penyuluhan - Mendengarkan dan memperhatikan
- Moderator menjelaskan dan
membuat kontrak waktu,
- Mendengarkan dan memperhatikan
bahasa, tujuan dan tata tertib
penyuluhan

2 Pelaksanaan 40 mnt
- Pemateri mengkaji - Mengemukakan pendapat

pengetahuan audiens tentang


hipertensi
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan
- Meluruskan konsep tentang - Mendengarkan dan memperhatikan
pengertian hipertensi
- Pemateri mengkaji - Mengemukakan pendapat
pengetahuan audiens tentang
penyebab hipertensi
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan
- Meluruskan konsep tentang - Mendengarkan dan memperhatikan
penyebab hipertensi
- Pemateri mengkaji - Mengemukakan pendapat
pengetahuan audiens tentang
tanda gejala hipertensi
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan
- Meluruskan konsep tentang - Mendengarkan dan memperhatikan
tanda gejala hipertensi
- Pemateri mengkaji
pengetahuan audiens tentang - Mengemukakan pendapat

teknik relaksasi otot progresif


- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan

- Meluruskan konsep tentang - Mendengarkan dan memperhatikan

pengertian teknik relaksasi


otot progresif
- Mengkaji pengetahuan audien - Mengemukakan pendapat

tentang tujuan teknik


relaksasi otot progresif - Mendengarkan

- Memberi reinforcement (+)


- Menjelaskan tujuan teknik - Mendengarkan dan memperhatikan

relaksasi otot progresif


- Mengkaji pengetahuan audien - Mengemukakan pendapat

tentang manfaat teknik


relaksasi otot progresif
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan

- Menjelaskan tentang manfaat - Mendengarkan dan memperhatikan

teknik relaksasi otot progresif


- Menjelaskan langkah-langkah - Mengemukakan pendapat
teknik relaksasi otot progresif
- Memberi kesempatan audiens - Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan
- Menjawab pertanyaan - Mendengarkan
Penutup 5 menit
3
- Meminta audiens mengulang - Mengemukakan pendapat
beberapa informasi yang telah -
diberikan -
- Memberi reinforcement (+) - Mendengarkan dan memperhatikan
- Bersama peserta - Mengemukakan pendapat
menyimpulkan materi
- Menutup dengan salam - Menjawab salam

L. EVALUASI
1) Evaluasi struktur

 75 % atau lebih peserta menghadiri acara

 Alat dan media sesuai dengan rencana

 Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang

direncanakan

2) Evaluasi proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

 Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi


3) Evaluasi hasil

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :

 Menyebutkan pengertian dari hipertensi

 Menyebutkan penyebab hipertensi

 Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

 Menyebutkan pengertian teknik relaksasi otot progresif

 Menyebutkan tujuan dari teknik relaksasi otot progresif

 Menyebutkan manfaat teknik relaksasi otot progresif

 Menyebutkan langkah-langkah back exercise


LAMPIRAN

HIPERTENSI

B. PENGERTIAN

Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg,
sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas
normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90
mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat
senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (1993:199)
dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan


oleh kaplan (1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi
bila tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg,
sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah
diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan
160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita
(1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg
dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih
dianggap normal. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90
mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang
berbeda. (JNC VI, 1997).
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali
kunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau
lebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkan
nilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan Waguno P, 1990).

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari
140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)
hipertensi esensial kadang tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun
terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala, pusing bahkan terasa berat di pundak
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun

D. PENYEBAB HIPERTENSI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
LATIHAN OTOT PROGRESIF

A. PENGERTIAN
Teknik relaksasi otot progresif nerupakan teknik relaksasi yang berfokus
pada perlahan tegang dan santai otot.

B. TUJUAN
Relaksasi Progresif bertujuan untuk mengenali apa yang terjadi pada
tubuh, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan dapat melanjutkan kegiatan.

C. MANFAAT
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai
macam yaitu:
- Stres
- Kecemasan
- Insomnia
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Membangun emosi positif dari emosi negatif.

D. CARA MELAKUKAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


 Menggenggam tangan sambil membuat suatu kepalan dan dilepaskan
 Meluruskan lengan kemudian tumpukan pergelangan tangan kemudian tarik
telapak tangan hingga menghadap ke depan.
 Diawali dengan menggenggam kedua tangan kemudian membawa kedua
kepalan ke pundak sehingga otot-otot beiceps akan menjadi tegang
 Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa
hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah
kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

 Otot-otot wajah dahi, mata, rahang dan mulut. Gerakan untuk dahi dengan
cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya
keriput.
 Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot
rahang dengan cara mengatup rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang
 Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimonyongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
 Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang.
Letakkan kedua tangan di belakang kepala, kemudian dorong kepala ke
belakang sambil tangan menahan dorongan kepala.
 Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara membawa kepala ke muka,
kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya, sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka
 Gerakan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan
dengan cara kedua tangan diletakkan di belakang sambil menyentuh lantai
dan menahan badan. Kemudian busungkan dada.
 Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada. Klien diminta untuk menarik
nafas panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian diturunkan ke perut. Pada saat
ketegangan dilepas, klien dapan bernafas normal.
 Gerakan melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik
kuat-kuat perut ke dalam, kemudia menahannya sampai perut menjadi
kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang
kembali seperti gerakan awal untuk peru ini.
 Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan untuk melatih otot-otot paha,
dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot
paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjkan dengan mngunci lutut sedemikian
sehingga ketegangan pindah ke otot-otot betis

 Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang


selama 10 detik baru sete;ah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan
masing-masing dua kali.
E. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN
TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF
a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri
sendiri
b. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik
c. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup, jangan dengan berdiri
d. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan
e. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudia bagian kiri dua kali
f. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks
g. Terus-menerus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan tidak
terlalu lambat
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi,


(Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html)

DIKLIT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar Keperawatan


Kardiovaskuler. RS Jantung Harapan Kita. Jakarta

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih


Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R,


Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.

Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan


Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan
pembuluh darah Harapan kita. Jakarta

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah


Brunner and Sudarth, vol. I (edisi 8 ). Alih Bahasa : Monica Ester, Ellen
Panggabean. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai