Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2020-2035
FORESIGHT RISET KELAUTAN
2020–2035
i
ii
FORESIGHT RISET KELAUTAN
2020–2035
Penanggung Jawab
Dr. Dirhamsyah, MA
Dr. Trina Fizzanty, M.Si.
Tim Penyusun
Lutfah Ariana
Ikbal Maulana
Purnama Alamsyah
Irene Muflikh N.
Ria Hardiyati
Chichi Shintia L.
Setiowiji Handoyo
M. Zulhamdani
Fasilitator
A’an Johan Wahyudi
Intan Suci Nurhati
Hadiyanto
Ana Setyastuti
Ratih Pangestuti
iii
iv
KATA PENGANTAR
Poros Maritim Dunia 2045, adalah sebuah pencapaian jangka panjang Indonesia menuju 2045 yang
memfokuskan pada pembangunan kemaritiman dan kelautan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional. Namun demikian, jalan panjang bangsa maritim ini harus melewati berbagai
tantangan global dan nasional yang kompleks dan dinamis. Sebagai lembaga penelitian pemerintah,
Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI berupaya untuk mengambil posisi dan peran dalam
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia untuk mendukung sektor kelautan.
Meskipun banyak lembaga litbang sampai saat ini diakui masih belum mampu menjadi arus utama
dalam pembangunan, celah dan peluang iptek masih sangat lebar untuk diungkap lebih jauh.
Pada tahun 2017, P2O LIPI bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkembangan Iptek
(PAPPIPTEK) LIPI menyusun Dokumen Foresight Riset Kelautan Indonesia 2020 – 2035. Dokumen
ini merupakan hasil eksplorasi dan refleksi dari isu-isu, tantangan hingga riset strategis di masa
depan yang digali dari berbagai sumber, mulai dari acuan global di sektor kelautan masa depan di
negara-negara maju, sampai kerangka kebijakan nasional seperti Poros Maritim Indonesia 2045,
Rencana Induk Riset Nasional 2017 – 2045 dan beberapa dokumen strategis lainnya. Tak kalah
penting, hasil pemikiran pakar dan peneliti kelautan Indonesia dan para pemangku kepentingan
serta pengambil kebijakan di beberapa Kementerian/Lembaga terkait merupakan sumber knowledge
kunci dan inspiratif yang dikembangkan dalam Foresight Kelautan ini.
Sebagai hasil akhir dari dokumen ini, beberapa rekomendasi penting bagi P2O LIPI menjadi
pembelajaran berharga untuk mempersiapkan organisasi menentukan riset ke depan dalam
lingkungan yang penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, P2O sebagai entitas LIPI akan berperan
aktif dalam melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung kebijakan
pemerintah terutama dalam mengelola sumberdaya alam laut, lingkungan laut, budaya maritim
serta pengembangan sumberdaya manusia.
Sebagai sebuah living document, masih banyak kekurangan untuk kelengkapan data dan informasi
dokumen ini di sepanjang waktu. Oleh karena itu, kritik, saran dan masukan dari pembaca dan
khalayak ilmiah akan sangat dibutuhkan dalam proses penyempurnaannya. Atas nama pimpinan
P2O LIPI, saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung proses
kegiatan Foresight ini, mulai dari pimpinan LIPI, peneliti P2O, Bappenas, Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Kemenkomar, BPPT, pakar akademisi, praktisi, LSM dan pihak-pihak yang
ikut bekerja keras memberikan curah pikirnya selama aktivitas ini berlangsung. Tak lupa, saya
sangat mengapresiasi kerja keras Tim Foresight PAPPIPTEK LIPI dan Tim PME P2O LIPI dalam
menyelesaikan dokumen dengan baik. Semoga Foresight Riset Kelautan 2020-2035 ini menjadi
pembuka wacana intelektual kita ke depan dan bermanfaat seluas-luasnya untuk mendukung
kemajuan iptek Indonesia.
Dr. Dirhamsyah, MA
v
vi
SELAYANG PANDANG
Apa yang akan terjadi 10 hingga 15 tahun mendatang dengan lautan Indonesia? Ketika penelitian
mutakhir menggabungkan ilmu pengetahuan dasar dan teknologi tinggi, penelitian transformatif
mengintegrasikan penelitian mutakhir dengan industrialisasi, apakah hal itu akan menjadi tren
penelitian di beberapa disiplin ilmu?
Di tengah perubahan sosial tanpa batas, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang cepat
dengan sistem dan manajemen inovasi yang mengandalkan potensi strategis. Pusat Penelitian
Oseanografi (P2O) LIPI terus bergerak maju untuk membuat rencana jangka panjang tidak hanya
untuk iptek, tetapi juga untuk struktur organisasional, sumber daya manusia, mode manajemen, dan
struktur sumber daya penelitian. Tujuan utamanya tiada lain adalah P2O LIPI akan terus berdiri di
garis depan ilmu pengetahuan kelautan dan memainkan peran utama dalam sistem inovasi nasional,
dan bahkan memimpin dalam beberapa disiplin penelitian kelautan di dunia. Oleh karena itu,
Foresight Riset Kelautan ini menjadi penting untuk digagas dari awal.
Lebih dari 50 pakar kelautan nasional bergabung dalam mendukung kegiatan foresight yang
dijalankan selama kurang lebih 6 bulan. Dalam dokumen ini dipetakan isu dan tantangan penting
terkait sektor kelautan, baik nasional maupun global menuju 2035. Beberapa masalah ilmu
pengetahuan inti, analisis kesenjangan antara riset yang telah dilakukan dan riset di masa depan
yang relevan telah disusun berdasarkan factual phenomena Indonesia, dan akhirnya laporan strategis
mengenai peta jalan riset kelautan P2O LIPI untuk lima belas tahun di wilayah prioritas sampai
2035 telah terbentuk.
Fitur unik dari Foresight penelitian kelautan ini adalah penggunaan pendekatan kombinasi
antara kualitatif dan kuantitatif. Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (PAPPIPTEK) LIPI, salah satu
satker LIPI yang menekuni bidang kebijakan dan manajemen iptek dan inovasi, mengkoordinasikan
penelitian, memilih para ilmuwan, mengidentifikasi langkah-langkah konkret dan persyaratan tugas,
mengemukakan pendekatan penelitian, dan menyelenggarakan workshop, FGD, panel pakar, dan
tinjauan independen terhadap penelitian ini, untuk memastikan kelancaran kemajuan penelitian
strategis mengenai foresight untuk bidang prioritas.
Dalam rangka menentukan arahan penelitian, ilmuwan utama (eminent scientist) dan peneliti
harus dipilih sebagai anggota inti kelompok pakar untuk memastikan bahwa penelitian strategis
di bidang prioritas didasarkan pada penelitian mutakhir dan frontier. Cendekiawan informasi dan
dokumentasi terutama untuk analisis scientometrics dilibatkan dalam kegiatan ini untuk menjamin
efisiensi dan sistematisasi penelitian melalui pengumpulan dan analisis data.
Selain aktivitas berbasis data sekunder, beberapa pertemuan seperti Focus Group Discussion dan
Panel Pakar telah diselenggarakan secara berurutan dalam bentuk berikut: (i) Workshop di tingkat
strategis (pimpinan), (ii) workshop di tingkat peneliti; (iii) workshop di level pemangku kepentingan
nasional (stakeholder meeting); dan (iv) workshop pakar kelautan nasional (profesional).
Dalam rangka mengatasi pesatnya perkembangan iptek global dan tuntutan kebutuhan nasional,
sebuah peta jalan pada dasarnya memerlukan studi berkelanjutan, dan harus direvisi setiap 3-5
tahun. Oleh karena itu, panel ilmuwan dan peneliti harus dibentuk untuk terus mengawasi area
vii
prioritas dan masalah iptek terutama untuk manfaat jangka panjang bangsa dan melakukan studi
lebih lanjut dalam hal ini.
Kami berharap semoga dokumen ini memuat isinya dengan kuat berdasarkan konteks kelautan
Indonesia untuk menjaga masa depan. Karya ini merupakan kristalisasi hikmat dari para ilmuwan,
ditulis dengan hati-hati dan teliti berdasarkan pendekatan saintifik terintegrasi. Dengan ini, rasa
terima kasih kami yang tulus kepada semua pakar/ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, konsultasi
dan review. Karya ini adalah usaha bersama dan kerja keras mereka yang membantu memungkinkan
dokumen ini diterbitkan untuk publik hanya dalam waktu enam bulan.
Untuk memprediksi secara tepat masa depan adalah hal yang sangat menantang. Penelitian
strategis ini mencakup berbagai area dan waktu, dan mengadopsi pendekatan penelitian baru.
Dengan demikian, dokumen ini mungkin memiliki kekurangan karena keterbatasan pengetahuan
dan penilaian. Oleh karena itu, kami menyambut kritik, saran dan sambutan yang mencerahkan dari
kalangan ilmuwan yang jauh lebih luas di seluruh Indonesia. Penerbitan dokumen ini merupakan
awal yang baru, bukan akhir dari penelitian strategis. Dengan ini, kami akan melanjutkan penelitian
kami dalam hal ini, dengan sepatutnya melepaskan hasil penelitian, dan membuat dokumen Foresight
direvisi setiap lima tahun sekali. Kami berharap, dokumen ini bisa memberikan insight baru bagi
pengambil keputusan di sektor kelautan dan kemaritiman, mulai dari Kementerian, lembaga
penelitian, industri, dan universitas untuk pembuatan kebijakan iptek mereka. Dan yang tak kalah
pentingnya, meningkatkan kesadaran masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
penting bagi modernisasi Indonesia.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
SELAYANG PANDANG vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
FORESIGHT RISET xiii
PENDAHULUAN 1
VISI BIRU INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA 1
TANTANGAN NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KE-
LAUTAN 2
ANTARA RISET KE DEPAN DAN RISET P2O LIPI: SEBUAH ANALISIS KESEN-
JANGAN 25
Analisis Kesenjangan Tema Riset Ketahanan Pangan 25
Analisis Kesenjangan Tema Penelitian Ketahanan Energi 31
Analisis Kesenjangan Tema Penelitian Pencemaran Laut 31
Analisis Kesenjangan Riset Keanekaragaman Hayati Laut 35
Analisis Kesenjangan Pengelolaan Lingkungan Pesisir yang Berkelanjutan 36
Analisis Kesenjangan Riset Perubahan Iklim 43
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
FORESIGHT RISET
“The objective of foresight is not to predict the future, but to prepare strategies that are robust across a
range of plausible futures.” (Policy Horizon Canada, 2016)
Setiap organisasi perlu menyiapkan kebutuhan dan harapan di masa depan seperti apa meskipun
banyak hal-hal di masa depan yang tidak pasti. Antara masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang,
foresight berguna untuk mengeksplorasi ketidakpastian itu dan membantu mengantisipasi hal-hal
yang tidak kita inginkan. Foresight juga membantu melihat "weak signal" yang kemungkinannya
kecil dan kejadian berdampak besar yang kadang diabaikan.
Foresight dapat diartikan sebagai suatu proses sistematik, partisipatif yang melibatkan kemampuan
melihat masa depan dalam jangka waktu panjang untuk mengidentifikasi area riset strategis dan
munculnya teknologi baru untuk menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Dalam penyusunan foresight organisasi, seberapa besar sumber daya yang akan dialokasikan
sangat tergantung kepada beberapa faktor sebagai berikut:
• Apa tujuan dari melakukan foresight
• Siapa yang akan menindaklanjuti/mengimplementasikan hasil foresight
• Apa yang ingin dilihat
• Siapa yang akan berpartisipasi dalam foresight
• Metode apa yang digunakan
xiii
What is the future of Marine Science in P2O? Itulah pertanyaan penting yang akan dijawab
dalam proyek penelitian ini. Pada tahun 2017, Pusat Penelitian Oseanografi bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Perkembangan Iptek menyusun kegiatan Foresight di bidang riset marine science
yang selanjutnya disebut sebagai Corporate Foresight.
Sebagai sebuah lembaga riset kelautan yang berdiri dan telah tumbuh selama lebih dari satu abad,
Pusat Penelitian Oseanografi (P2O-LIPI) membutuhkan rencana strategis nasional di bidang kelautan
Indonesia dalam jangka panjang. Rencana strategis ini tidak hanya berorientasi kepada kebutuhan
pemangku kepentingan di tingkat lokal, melainkan perlu bersinergi dengan arah yang sepadan
dengan beberapa hal, di antaranya riset global dan regional, kebutuhan penyelesaian permasalahan
nasional dan kepemilikan orisinalitas yang kontekstual dengan kebutuhan P2O.
Kenapa Foresight? Menurut Foresight International (2006), Foresight merupakan "a university
human capacity which allows people to think ahead and consider, model, create and respond to future
eventualities”. Pendekatan ini bagaimanapun juga merupakan proses berpikir yang "unconscious”
meskipun semua pihak berpikir tentang masa depan, tetapi kita tidak menyadari bahwa kita telah
terlibat dalam proses foresight itu sendiri. Dalam konteks organisasi, foresight tidak harus bersifat
universal. Proses keseluruhannya harus ditempatkan pada konteks yang tepat, dan didukung oleh
metodologi yang spesifik dalam rangka membangun kapasitas organisasi untuk foresight.
Foresight telah banyak digunakan oleh negara-negara maju dalam mendukung strategic plan
dari area riset di masa depan. Sebagai contoh foresight yang dilakukan Jepang secara kontinu sejak
tahun 1960 telah mengeluarkan daftar area riset prioritas dan daftar teknologi kunci yang penting.
Republik Rakyat Cina (RRC) dan Korea juga menentukan daftar teknologi penting berdasarkan
Delphi-Based Foresight yang dilakukan secara berkala. Jerman juga melakukan technology foresight
dalam melakukan analisis terhadap potensi dan permintaan terhadap riset dan teknologi.
Foresight P2O LIPI dirancang dengan mengombinasikan beberapa pendekatan kuantitatif
dan kualitatif dalam serangkaian proses yang bersifat sistematis, participatory, melibatkan future
intellegence gathering dalam dimensi pembentukan proses visi yang bersifat jangka medium-panjang
untuk membentuk strategi, keputusan dan implementasi di masa yang akan datang. Harper (2016)
mendefinisikan foresight sebagai salah satu pendekatan kolektif dalam mengeksplorasi, mengantisipasi
dan membentuk masa depan. Oleh karena itu, Foresight P2O LIPI 2020–2035 disusun dengan
melibatkan banyak aktor, termasuk stakeholder terkait untuk memberikan gambaran serta strategi
yang tepat. Selain itu, foresight juga mengedepankan kombinasi aktivitas seperti panel, scenario
workshop, brain-storming, consensus building, horizon scanning dan trend analysis (Harper, 2016).
xiv
PENDAHULUAN
Laut Indonesia Visi Biru Indonesia dan negara besar yang lain.
Oleh karena itu, pemerintah
Terletak di persilangan antara Menuju Poros Maritim
mempertimbangkan empat
Samudra Hindia dan Samudra Dunia
sektor utama ekonomi maritim
Pasifik yang secara geopolitis Pembangunan berbasis laut nasional, yaitu (i) transportasi
menjadikan posisi Indonesia saat ini dan ke depan tetap laut; (ii) pariwisata bahari; (iii)
sangat strategis dalam perairan
akan menjadi isu besar dan perikanan; (iv) pertambangan.
laut global. Sebagai negara
strategis. Menurut Bappenas Pe re n c a n a a n t e r s e b u t
kepulauan yang menghampar (2017), diperlukan peranan bersinergi dengan harapan
dari Sabang sampai Merauke peneliti bersama birokrat untuk pemerintah yang tertuang
dengan hampir 75% membangun kesepahaman dalam Perpres RI No 16. 2017
wilayahnya merupakan lautan
dalam mengembangkan sektor tentang kebijakan kelautan
memberikan potensi ekonomi kelautan dan kemaritiman Indonesia, di mana terdapat
yang sangat besar sehingga karena telah menjadi suatu tujuh (7) pilar sebagai
secara ekonomi sangat logis
kebutuhan bersama. pedoman bagi kementerian
jika bidang kelautan dijadikan Se b a g a i m a n a p e r n y a t a a n dan nonkementerian untuk
tumpuan dalam pembangunan Presiden dalam Rakornas dijalankan. Ketujuh pilar
ekonomi nasional. Sementara
Kemaritiman (2017), bahwa tersebut adalah 1) pengelolaan
itu, secara politik semangat pendekatan iptek sangat penting sumber daya kelautan dan
menjadikan sektor kelautan
untuk meningkatkan potensi pengembangan sumber daya
sebagai basis ekonomi nasional
ekonomi kelautan Indonesia. manus ia, 2) per tahanan ,
harus didukung oleh visi dan
konsensus bersama semua Dalam Dokumen Visi keamanan dan penegakan
pengambil kebijakan di negeri Kemaritiman Indonesia 2045, hukum, 3) tata kelola dan
ini, baik pada tataran eksekutif Indonesia ber tekad akan kelembagaan laut, 4) ekonomi
(termasuk militer dan polisi), menjadi Poros Maritim Dunia. dan infrastruktur kelautan dan
legislatif, maupun yudikatif Secara geopolitik, keberadaan peningkatan kesejahteraan
serta didukung oleh segenap Indonesia di jalur persimpangan masyarakat, 5) pengelolaan
komponen bangsa Indonesia. transportasi barang dan jasa ruang laut dan perlindungan
global menjadikan Indonesia lingkungan laut, 6) budaya
sebagai titik pertemuan maritim, dan 7) diplomasi
kepentingan politik dan maritim.
ekonomi negara adidaya
Pendahuluan || 1
Bagaimana (supaya) Tantangan Nasional perubahan karena berbagai
iptek berperan dalam mengisi tekanan. Meskipun demikian,
Dalam Pembangunan
komitmen kemaritiman upaya memaksimalkan manfaat
Indonesia maka Kementerian Kemaritiman dan dari jasa ekosistem laut ini
Ristek-Dikti menghadirkan Kelautan tidak serta merta dapat dikelola
Rencana Induk Riset Nasional Visi Kemaritiman 2045 dengan mudah. Dengan
2017–2045 (RIRN). RIRN meletakkan landasan komitmen semakin bertambahnya aktivitas
merupakan sistem nasional bangsa untuk menjadikan manusia dan tekanan alam
penelitian, pengembangan dan Indonesia sebagai Poros Maritim yang tidak bisa diprediksi,
penerapan iptek yang diarahkan Dunia di mana sektor kelautan pengelolaan laut membutuhkan
untuk menciptakan nilai tambah dan kemaritiman diharapkan sinergi dari berbagai aktor,
sumber daya alam dalam rangka dapat berkontribusi hingga baik dari pemerintah, industri,
transformasi ekonomi nasional 30% dari PDB pada tahun ilmuwan hingga masyarakat
menuju innovation driven 2045. Kontribusi utama sektor maupun pemerhati kelestarian
economy. Oleh karena itu, untuk kelautan dan kemaritiman lingkungan global.
menghindari diskonektivitas tersebut mencakup transportasi Maraknya aktivitas
hasil riset dengan kebutuhan laut, pariwisata bahari, berbasis “laut” seperti
pemangku kepentingan, perlu perikanan dan pertambangan. industri pariwisata, reklamasi,
dirancang sebuah rencana riset Selain itu, peluang ekonomi pembangunan tol laut dan lain-
ke depan yang mengadaptasi lainnya diharapkan juga lain juga sangat berpengaruh
tantangan dan hasil luaran yang muncul dari bioteknologi terhadap perubahan lingkungan
diharapkan seperti apa, sesuai kelautan dan eksplorasi sumber masyarakat pesisir, terutama
dengan kapasitas sumber daya energi baru dari laut seperti mata pencaharian dan budaya
yang dimiliki. Berdasarkan gelombang laut, arus laut, bahari lokal. Oleh karena itu,
bidang riset RIRN, kemaritiman angin hingga sumber energi untuk mendukung program
merupakan satu dari delapan potensial dari gunung berapi nasional maritim 2045,
bidang riset yang diprioritaskan. bawah laut yang masih banyak diperlukan tata kelola yang
Foresight Riset Kelautan menyimpan kekayaan alam. baik mulai dari sektor ekonomi,
P2O LIPI disusun dengan Tidak hanya pembangunan sosial, politik, budaya serta
mengacu kepada kerangka ekonomi, Visi Kemaritiman pertahanan dan keamanan
strategi utama Riset Kelautan 2045 juga menekankan pada untuk menciptakan ekonomi
2018–2045 yang mencakup pembangunan kekuatan berbasis kelautan/kemaritiman
tiga aspek utama: kebijakan hankam maritim dan budaya yang berkesinambungan.
pembangunan maritim maritim untuk mendorong Di antara berbagai
2025–2050, kebutuhan iptek kedaulatan wilayah nasional tantangan tersebut, terbentang
maritim dan status riset maritim, yang kuat dan maju. peluang besar laut tropikal
kebijakan dan roadmap riset Jasa-jasa ekosistem laut Indonesia dalam memberi
maritim 2020–2045 serta seper ti per ubahan iklim, manfaat untuk memacu
penguatan sumber daya riset penyerapan karbon (carbon pertumbuhan nasional. Tanpa
maritim. Beberapa landasan sink), siklus nutrien, perubahan disadari, potensi kekayaan
penting dari perspektif kebijakan suhu sampai kepada proteksinya biodiversitas laut Indonesia dan
nasional dan global memperkuat terhadap lingkungan pesisir kekayaan energi laut yang masih
proyeksi riset bidang kelautan diperkirakan akan semakin terpendam menarik minat
tahun 2020–2035. bernilai mengingat aktivitas pihak asing untuk melakukan
ini semakin cepat mengalami ekspansi industri ke wilayah
kita. Lebih dari itu, kekayaan
terumbu karang Indonesia yang
Pendahuluan || 3
“bushido” untuk bekerja keras di beberapa kementerian dan Berkelanjutan (ocean
mempelajari suatu teknologi, Perguruan Tinggi. Jumlah sustainability) dengan
AS memiliki curiosity untuk kapal riset kelautan sekitar berbagai agenda riset berbasis
discovery, bagaimana dengan 9 unit tersebar di beberapa pemanfaatan keanekaragaman
Indonesia yang terkenal dengan institusi, seperti LIPI (Baruna hayati laut Indonesia
budaya melautnya? Indonesia Jaya VIII), BPPT (Baruna Jaya (sustainability of the use of
memiliki kearifan lokal III dan IV), BALITBANG marine resources). Dalam rangka
masyarakat pesisir mulai dari KKP (Bawal Putih), STP membangun reputasi, kapasitas
Aceh (Panglima Laot) sampai Perikanan (Madidihang), riset dan hubungan jejaring
Maluku (Sashi), yaitu bagaimana PPGL (Geomarin I dan III), nasional dan internasional, P2O
mempertahankan sumber daya dan Pushidros (2 kapal baru). LIPI merumuskan beberapa
laut supaya tetap lestari di Dengan tersebarnya tantangan penting tentang
tengah-tengah tantangan alam. institusi kelautan dan anggaran permasalahan dan kebutuhan
Aspek inilah yang seharusnya riset yang sangat minim (dana nasional terhadap potensi
terus dipertahankan untuk riset keseluruhan termasuk laut sebagai penyedia dan
pengelolaan laut yang melekat kelautan hanya 0,25% PDB penyangga sumber kehidupan
dengan local/indigenous pada tahun 2017) maka akan di masa depan. Selanjutnya,
culturemaritim Indonesia. sulit mendapatkan inovasi di agenda ini dilanjutkan sampai
Sampai saat ini, pemerintah bidang maritim. Bahkan, topik kepada perumusan riset ke
bersama-sama dengan berbagai kajian terkadang merupakan depan di bidang kelautan
pihak dari akademisi, industri duplikasi dari penelitian- nasional yang bisa menyediakan
dan masyarakat berupaya penelitian sebelumnya solusi dan berkontribusi untuk
untuk semakin memperhatikan karena kurangnya koordinasi kebutuhan nasional, baik
laut melalui kolaborasi dan antar-institusi tersebut. Oleh bagi pemangku kepentingan
kerja sama berkelanjutan. karena itu, langkah baru yang maupun masyarakat Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui, digagas pada tahun 2017 yaitu Melalui Foresight Riset
institusi riset kelautan tersebar Konsorsium Riset Samudra Kelautan 2020–2035, akan
yang merupakan salah satu dilihat lebih jauh bagaimana
kebijakan yang sudah tepat iptek bisa membuka peluang
untuk mendorong kebersamaan baru dan mengidentifikasi
1. Balitbang KKP
dan sinergi program antar- kapabilitas serta prioritas yang
2. LIPI (Oseanografi) institusi. dibutuhkan bagi keberlanjutan
3. PPGL-ESDM Dalam periode 2015–2019 pengelolaan laut di masa yang
4. BIG (Kelautan) LIPI mengimplementasikan akan datang.
5. Lapan (Kelautan) riset menuju Laut yang
6. BPPT
7. Pushidros TNI AL
8. Perguruan Tinggi
(negeri dan swasta)
Penelitian Manfaat
Mengembangkan berbagai metode pengukuran Memproduksi informasi bagi industri penangkapan
stok biota baik secara langsung, maupun tidak ikan/non-ikan.
langsung dengan mengukur luas habitat,
ataupun unsur-unsur lain dalam ekosistem yang
memengaruhi keberadaan biota tersebut.
Memahami siklus hidup dan pola migrasi Untuk merancang tatakelola penangkapan yang
sepanjang siklus hidup biota yang potensial tepat di tingkat lokal dan nasional yang bisa menjaga
sebagai bahan pangan atau bahan bermanfaat keberlanjutan produktivitas perikanan, misalnya
lainnya. mencegah tangkap lebih (overfishing) yang menguras
stok ikan/non-ikan atau melarang penggunaan
bahan peledak dalam penangkapan ikan, mencegah
penangkapan pada siklus hidup tertentu (misalnya pada
saat ikan melakukan pemijahan).
Mengenali pengaruh pencemaran yang berasal Rekomendasi kebijakan/regulasi terkait penanganan
dari kawasan hunian, pertanian dan industri limbah, dan memberi gambaran tentang prospek
terhadap produktivitas penangkapan maupun investasi di industri perikanan di suatu daerah.
budi daya ikan/non-ikan.
Pengembangan cara/teknik konservasi dan Rekomendasi kebijakan untuk memulihkan kesehatan
pemulihan habitat untuk mengembalikan atau ekosistem.
meningkatkan produktivitas perikanan.
Bioprespeksi terhadap biota-biota yang tersedia Melihat prospek pemanfaatan biota untuk berbagai
dalam jumlah cukup berarti. keperluan (obat, kosmetik atau lainnya) dengan
menggunakan iptek.
Memahami interaksi unsur-unsur dalam Rekomendasi regulasi penangkapan berbagai jenis ikan.
ekosistem dan pengaruh intensitas dan cara
penangkapan terhadap dinamika dan kerentanan
ekosistem.
Pengaruh spesies yang tercemar pada manusia Memberi informasi pada nelayan dan publik tentang
yang mengkonsumsinya tingkat kelayakan produk pangan laut.
Menjaga stabilitas ketersediaan stok dengan
memasukkan kembali spesies-spesies yang mulai
langka (misalnya dengan menyebarkan kembali
telur atau larva).
Pengaruh perubahan iklim pada ketahanan Memberikan informasi pada publik dan pemerintah
pangan terkait adaptasi yang harus dilakukan untuk
meminimalkan dampak perubahan iklim.
Penelitian Manfaat
Pengembangan teknik budi daya biota laut yang Mempromosikan komoditas laut yang baru.
memiliki potensi komersial berdasarkan kajian
bioprospeksi, namun belum menjadi perhatian
masyarakat ataupun lembaga lain.
Identifikasi stok biota laut dan tingkat intensitas Regulasi penangkapan di tingkat lokal dan nasional,
penangkapannya yang sesuai dengan stok untuk dan penguatan kelembagaan nasional dan kerja
menjamin kelangsungan usaha penangkapan biota sama internasional untuk mencegah perikanan yang
laut. ilegal, tak terlaporkan dan tak teregulasi atau illegal,
unreported, and unregulated fishing (IUU fishing).
Pengembangan metode penangkapan ikan yang Untuk menjamin investasi di bidang penangkapan
efektif dengan menggunakan berbagai teknologi ikan/non-ikan yang menguntungkan.
terkini.
Penelitian Manfaat
Pengaruh budi daya biota laut pada ekosistem Untuk menjamin kegiatan budi daya yang
di sekitarnya yang diakibatkan oleh pemberian ramah lingkungan.
makanan, antibiotik atau senyawa kimia lainnya; juga
konsentrasi biota yang tinggi akan menghasilkan
kotoran yang bisa menyebabkan algal bloom ataupun
menyebarkan mikroba yang berbahaya.
Pemuliaan bibit unggul dan pengembangannya Untuk kepentingan penyediaan bibit unggul
melalui rekayasa genetika. bagi nelayan.
Memahami proses penyebaran penyakit di kawasan Memproduksi pengetahuan yang bisa
budi daya dan cara pengelolaan penanggulangannya digunakan untuk mengatasi wabah penyakit
secara kolektif. pada biota di kawasan budi daya.
Pengembangan teknik budi daya biota laut yang Membantu masyarakat untuk melakukan
efisien dan ramah lingkungan. kegiatan budi daya yang lebih produktif tetapi
tidak berdampak negatif pada lingkungan.
Melihat laut, kita bisa bahwa komposisi energi yang sumber energi tersebut masih
membayangkan potensi besar digunakan yang bersumber belum banyak tergarap padahal
akan sumber energi yang tersedia. dari ocean energy masih sangat laut memberikan keragaman
Akan tetapi, potensi yang kecil, berada pada tingkat 0,2%. sumber energi yang luar biasa
dilihat saat ini menggambarkan Angka ini menunjukkan bahwa untuk menunjang kebutuhan
nasional kita.
Kenapa laut kaya akan energi? Dibandingkan darat, laut menyerap panas paling besar.
Lebih dari 90% energi terakumulasi dalam sistem iklim yang terpetakan antara 1971
dan 2010 berada di laut. Temperatur di darat akan tetap tinggi dalam sejarahnya,
sedangkan temperatur di laut semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Harapan terbesar saat pada permukaan lautan. yang berasal dari energi angin.
ini terkait penyerapan polusi Bagaimanapun juga, hal tersebut Sebagai contoh, pemanfaatan
adalah laut sebab di daratan, dapat dipandang positif karena tenaga angin di Belanda dapat
fungsi hutan sudah banyak yang terpenting adalah energi diperuntukkan untuk sumber
berkurang akibat penggunaan di laut bertambah. Sebagai energi kereta api.
lahan secara masif walaupun contoh, untuk mengidentifikasi
Pada prinsipnya, energi
pada kenyataannya kemampuan dan memantau perubahan yang
bersifat kekal, tidak akan
daratan, dalam hal ini hutan, terjadi di laut, Jepang secara
bertambah atau berkurang
dalam menyerap polusi yang rutin berkunjung ke lautan
maupun hilang, hanya saja
dihasilkan akibat aktivitas sisi selatan Jepang. Pada titik
berubah bentuk. Prinsip ini
manusia, tiga kali lipat lebih di area laut tertentu, Jepang
menunjukkan tiga kondisi
cepat dibandingkan penyerapan melakukan pengukuran-
paling umum yang terjadi saat
oleh laut. Hal ini dikarenakan pengukuran, seperti mengukur
ini. Tiga kondisi tersebut dapat
hutan memiliki berlapis kedalaman laut tersebut secara
dimanfaatkan ketika kondisi
material dalam menyerap racun- berkala untuk mengidentifikasi
bumi semakin memanas dan
racun tersebut, sedangkan laut perubahan-perubahan yang
energi yang dihasilkan bisa
diyakini hanya memiliki satu mungkin terjadi yang terlihat
dimanfaatkan sebagai energi
layer saja. dari perbedaan-perbedaan hasil
kalor, energi kinetik, dan energi
Lautan menerima polutan pengukuran dari waktu yang
potensial.
berbentuk karbon. Ketika berbeda-beda. Fakta lain saat
proses penerimaan polutan ini, energi kinetik di atmosfer
terjadi, terjadi pula pemanasan terus bertambah, khususnya
Tabel 6. Energi yang berasal dari bumi (minyak bumi, gas, dan panas bumi)
Penelitian Manfaat
Riset cekungan yang berpotensi hidrokarbon (minyak Menemukan lokasi baru dari sumber energi
bumi dan gas). Lokasi yang menjadi prioritas adalah di konvensional.
daerah konvergen atau daerah gundukan gunung api
(misalnya Laut Banda, Sulawesi).
Pemetaan resolusi tinggi geologi dasar laut (seabed Mengidentifikasi potensi dan lokasi SDA, termasuk
dan subsea) yang masuk dalam wilayah laut Indonesia.minyak bumi, gas, dan panas bumi.
Pengembangan teknologi eksplorasi dan identifikasi Mengembangkan kemampuan teknologi eksplorasi
energi konvensional di bawah laut. Misalnya dengan yang selama ini sangat tergantung pada teknologi
pengembangan teknik analisis data seismik. dari luar.
Dampak kegiatan eksplorasi pada lingkungan. Meskipun pencemaran yang ditimbulkan kegiatan
eksplorasi tidak seberapa dibandingkan eksploitasi,
dampaknya terhadap lingkungan tetap harus
dikenali.
Mengeksplorasi pengaruh gunung berapi bawah Untuk mengetahui bahwa gunung api tidak semata-
laut pada kekayaan alam (baik energi maupun mata ancaman, tetapi juga menghasilkan kekayaan
keanekaragaman hayati). alam yang bisa dimanfaatkan.
Mengkaji peluang mengeksploitasi energi bawah laut, Rekomendasi kepada pemerintah tentang
misalnya gas metan hidrat yang potensinya sangat eksploitasi energi.
besar di Indonesia, tetapi Indonesia belum memiliki
kemampuan teknologinya.
Mengkaji dampak lingkungan berbagai kegiatan Kegiatan ekploitasi energi konvensional kerap
eksploitasi pada ekosistem. menghasilkan limbah yang membahayakan
keseimbangan ekosistem.
Hal penting: Kita har us mengkaji hingga kerangka membutuhkan data manajemen
mencari tahu terlebih dahulu waktu, dengan kondisi yang yang terintegrasi. Fakta yang
di mana posisi paling optimal, dimiliki saat ini, terutama dari ada saat ini, data Laut Banda
kemudian siapa yang akan segi teknologi, hal tersebut tidak dimiliki oleh industri sehingga
m e n g e k s p l o r a s i . Un t u k mungkin dilakukan. Indonesia basis data yang kuat sangat
diperlukan.
Gas metan hidrat juga menjadi potensi yang sangat besar di Indonesia, terletak 100–200 m
di atas dasar laut. Sesungguhnya terdapat potensi untuk mengonversi metan menjadi energi,
namun sayangnya Indonesia belum memiliki alat dan teknologi untuk mengolah gas metan
tersebut. Hal ini karena jika dibawa begitu saja dengan teknologi konvensional, gas tersebut
justru akan hilang begitu saja.
Kemampuan membaca biodiversitas akan membuat pemahaman yang lebih baik terhadap
seberapa besar kekayaan sumber daya laut kita. Contoh kasus akibat ketidakmampuan
membaca venom, adanya potensi besar dalam zat ziconotide pada venom, dimana zat ini
1000 kali lebih ampuh dalam menghilangkan rasa sakit dibandingkan dengan morphine, dan
sudah dijual dalam brand Prialt oleh pihak asing. Hal tersebut dikarenakan pihak asing sudah
terlebih dahulu mampu membaca dan memanfaatkan venom tersebut. Produk tersebut
kemudian dijual di pasar dengan harga US$6.500.000 per gram. Pada kenyataannya, hingga
saat ini, sangat disayangkan, Indonesia tidak punya venom library. Padahal venom sendiri
sangat banyak ditemui di laut Indonesia (Sumber: Cone Snail Venom - Medical Uses and Potential
Benefits by Linda Crampton).
Perubahan dan Variabilitas Iklim terhadap Dinamika Laut Perairan Indonesia (Pola
arus, eddies, Arlindo)
Perubahan Iklim Perubahan dan Variabilitas Iklim terhadap Kestabilan Perairan Laut Indonesia
(kecepatan vertikal, upwelling, percampuran)
Memahami respon dari organisme laut terhadap perubahan dan variabilitas iklim
yang terjadi
Membangun basis data yang baik untuk efektifitas kebijakan local development dan juga mengarahkan
human behavior
Memastikan rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah di wilayah pesisir dengan
mempertimbangkan isu keberlanjutan, misalkan dengan melakukan pemetaan antara type of ecosystem,
type of ecosystem services, sector (fisheries, tourism, manufacture, agriculture, etc) dengan socio-economic
characteristics
Identifikasi sektor yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap coastal ecosystem.
Analisis biaya-manfaat dari masyarakat dan kegiatan ekonomi yang bergantung pada ekosistem di zona
pesisir
Menggunakan pemahaman terhadap kompleksitas sistem manusia dan alam di wilayah pesisir terkait
dengan sustainability serta efisiensi alokasi SDA
Kajian terhadap pendekatan kebijakan serta evaluasi penerapannya terkait dengan coastal ecosystem
manajemen, seperti: adaptasi, sustainable sectoral activity (ecotourism, pollution prevention, dll)
Kajian mengenai bagaimana meningkatkan nilai tambah barang dan jasa masyarakat pesisir
Opsi kebijakan untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif (sektoral dan umum)
“Ada banyak biota di laut. Karena terbatasnya jumlah peneliti dan dana penelitian, maka perlu diten-
tukan prioritas biota yang akan menjadi pusat penelitian. Hal ini tidak berarti biota lain diabaikan,
tetapi biota lain diteliti dalam hubungannya dengan biota yang menjadi prioritas. Misalnya peneli-
tian tentang ikan tuna tidak bisa dilepaskan dari penelitian biota-biota lain yang ada dalam jejaring
makanan yang menjadi penopang ikan tuna tersebut. Penentuan biota yang menjadi prioritas ini bisa
berasal dari potensi ekonominya saat ini atau berdasarkan bioprospeksi.”
Penelitian di area energi belum banyak diinisiasi oleh P2O, baik mengenai identifikasi sumber
energi konvensional, energi terbarukan hayati dan non hayati. Studi mengenai sumber energi laut
masih mencakup energi arus laut dan metode pengembangan micro algae untuk biodiesel. Peluang
riset ke depan di area energi masih sangat besar dan memiliki prospek strategis untuk mendukung
pemanfaatan sumber energi laut yang belum banyak tergali.
Dengan infrastruktur riset yang dimiliki saat ini, P2O berpeluang untuk menggali penelitian
di area eskplorasi sumber energi dari laut dan pengembangan teknologi.
Tabel 20. Analisis kesenjangan Riset Energi ke depan dan riset P2O LIPI
Penelitian Penelitian Sebelumnya yang relevan
Identifikasi sumber energi dari laut Energi Arus Laut (publikasi)
Bioprospeksi terhadap berbagai spesies • Chaetoceroe Gracilis and Tetraselmis sp. As Biomass and
mikroalga yang paling potensial sebagai Lipid Producer for Biodiesel Production
sumber energi • Transesterification: An Overview Simple Method for Fatty
Acid Methyl Esters (FAME) Preparation from Marine Microal-
gae as A Biodiesel Feedstocks
Konversi mikroalga menjadi energi, Pertumbuhan biomassa kandungan khlorofil-A, lipid dan asam-
misalnya biofuel. asam lemak pada mikroalga, Melosira sp. In Situ Acid-
Budi daya mikroalga Belum ada
Level ekosistem Biodiversitas Biota di Ekosistem P2O masih harus lebih ban-
- penelitian tentang faktor- Wilayah Pesisir di Minahasa Utara yak lagi melakukan penelitian
faktor yang menghasilkan, dan Sekitarnya (2016), tentang unsur-unsur yang
memelihara dan menguras Studi biodiversitas ekosistem per- berinteraksi dalam ekosistem.
keanekaragaman hayati airan Kepulauan Kei Kecil, Maluku Kelangsungan suatu biota
- pengetahuan tentang peran Tenggara (2011) sangat tergantung pada eko-
keanekaragaman hayati dalam sistem di sekitarnya. Sementara
fungsi ekosistem laut ekosistem juga berubah karena
pencemaran, perubahan iklim
- pemahaman bagaimana maupun kegiatan penangkapan
spesies dan populasi dapat yang mengganggu keseimban-
beradaptasi dengan peruba- gan ekosistem, dan karena itu
han lingkungan laut, mengganggu keanekaragaman
- Memahami hubungan antara hayati juga.
keanekaragaman hayati laut
dan layanan ekosistem
Tabel 27. Metode yang dapat memprediksi serta mengurangi dampak bahaya dan
bencana di pesisir
Penelitian ke Depan Penelitian Sebelumnya Analisis Kesenjangan
Mengembangkan, menguji dan Ujicoba bioremediasi cemaran P2O sudah banyak melakukan
menerapkan metode yang dapat minyak d pantai berpasir (2012); penelitian ini. Sasaran yang perlu
memprediksi serta mengurangi Studi dinamika dan evolusi dicapai adalah mengidentifikasi
dampak bahaya dan bencana di lingkungan pesisir Teluk Jakarta biomarker dan bioindicator untuk
pesisir, termasuk pendekatan (2012); Kajian fenomena Alga setiap polutan, keefektivannya,
rekayasa ekologis dan restorasi Bloom (HAB) dalam kaitannya serta apakah mengalami peruba-
lingkungan. dengan Sistem Peringatan Dini han/mutasi dalam proses menjadi
(2012-2013); Penelitian Amphipod penanda pencemaran.
sebagai biota uji biologis bahan
pencemar (2012); Pengembangan
Biomarker untuk Memprediksi Asal
Pencemaran Fecal dan Mikroor-
ganisme Patogen di Lingkungan
Pesisir dan Biota Ekonomi yang
Tercemar (2013); Strategi Pemban-
gunan Terpadu untuk Kawasan
Pesisir yang Mengalami Erosi:
Studi Kasus di Kawasan Pesisir
Ujung Gebang - Bugel, Indramayu,
Jawa Barat (2016); Kajian Potensi
Pencemaran terhadap kegatan
Transplantasi Terumbu Karang di
Perairan Selat Lembeh (2015)
Tabel 29. Teknologi dalam usaha peningkatan produktivitas sumber daya laut di wilayah
pesisir
Penelitian ke Depan Penelitian Sebelumnya Analisis Kesenjangan
Pengembangan teknologi dalam Evaluasi Teknik Transplantasi Karang - Optimasi teknik produksi se-
usaha peningkatan produktivi- untuk Kegiatan Wisata Bahari, nyawa aktif
tas sumber daya laut di wilayah Rehabilitasi dan Perdagangan di Bali
pesisir (2012) - Transplantasi sel testicular pada
ikan hias dan ikan laut
Tabel 34. Analisis kesenjangan riset perubahan iklim dengan fokus Tools
Penelitian ke Depan Penelitian Sebelumnya Analisis Kesenjangan
melakukan penambahan Ekspedisi Widya Nusantara-Perairan Sejauh ini bouy yang digunakan
bouy coastal (tinggier res) Sumba (2016); Ekspedisi Sabang (2015); belum yang tinggier res sehingga
to offshore dengan resolusi Ekspedisi Widya Nusantara (2015) perlu diupayakan penggunaan dan
yang dibutuhkan satelit, ter- penambahan buoy yang tinggier res
masuk di dalamnya pengem-
bangan algoritma
melakukan pemodelan Merupakan area yang perlu dikem-
coupled ocean-atmosphere, bangkan oleh P2O. Sejauh ini dalam
belum ada
resolusi, format data, data pemodelan menggunakan pakar dari
assimilation luar
menggunakan dan mengem- P2O telah memiliki kepakaran men-
bangkan paleo sebagai genai paleo. Namun sejauh ini keg-
Belum ada
aplikasi proksi dan pengem- iatan penelitian ini belum dilakukan
bangan proksi baru dalam tingkatan organisasi.
Dari beberapa tantangan dan 2. Riset yang berfokus pada Selanjutnya, bagaimana
analisis kesenjangan yang telah memahami kapasitas P2O LIPI mampu menjawab
dibahas sebelumnya, dokumen adaptasi dari fungsi sistem tantangan dan permasalahan
ini selanjutnya mengemukakan laut. melalui riset, perlu diidentifikasi
bagaimana sejumlah riset dapat 3. Riset yang dapat mendukung terlebih dahulu seperti apa
menjawab permasalahan yang pengambilan keputusan faktor kunci yang mendorong
ada. Pada akhirnya, agenda mengenai sistem kompleks sistem riset yang dijalankan P2O
riset yang akan dilakukan dan dinamis (evidence based sesuai dengan kapabilitasnya
menggarisbawahi perlunya policy). selama ini.
interkoneksi dan pentingnya 4. Riset yang mengembangkan Kapabilitas riset organisasi
memperbesar skala aktivitas solusi untuk perbaikan dalam hal ini merupakan hasil
bersama (kolaborasi) untuk ekologi dan desain dari beberapa pilar kunci
mencapai tujuan yang akan ekosistem untuk restorasi yang saling berintegrasi, di
ditetapkan. Berdasarkan enam berkelanjutan. antaranya visi organisasi
tantangan riset ke depan dan sebagai lembaga berkelas
analisis kesenjangan yang telah 5. R i s e t y a n g d i d u k u n g
dengan sistem pengukuran dunia, SDM yang unggul,
diuraikan sebelumnya, ada memiliki infrastruktur riset
beberapa komponen utama dan monitoring yang dapat
merekam perubahan dan yang memadai dan kemampuan
untuk mencapai agenda riset dalam menjalin kolaborasi
P2O LIPI 2020–2035. membangun pengetahuan
dasar untuk manfaat nasional dan internasional.
1. Diperlukannya data baseline pengelolaan dan konservasi Pusat Penelitian Oseanografi
kelautan Indonesia sebagai ekosistem. (P2O) LIPI merupakan institusi
referensi dasar yang berisi riset pemerintah yang memiliki
koleksi sumber daya 6. Pe n e r a p a n t e k n o l o g i tugas dan kewenangan untuk
laut, konservasi, dampak cerdas dan inovatif untuk melakukan penelitian di bidang
ancaman/gangguan, mendukung pemahaman kelautan di seluruh wilayah
variabilitas iklim dan mengenai sistem laut dan perairan Indonesia sehingga
perubahannya, serta data bioteknologi kelautan. pilar-pilar telah ditumbuhkan
dan informasi penting dan diperlukan secara terus-
lainnya. menerus. Untuk mendukung
Gambar 3. Rata-rata jumlah publikasi berdasarkan keltian pada setiap jenjang fungsional peneliti
yang masih muda tetapi sudah sitasi, ukuran lingkaran pada memiliki jumlah sitasi tinggi
cukup berpengalaman dalam grafik menunjukkan h-index seperti Dr Ratih dan Dr Zainal.
penelitian. dari peneliti dan warna Un t u k m e n g e t a h u i
Si t a s i a d a l a h u k u r a n lingkaran menunjukkan keltian sebaran topik riset kelautan,
yang bisa menggambarkan dari peneliti yang bersangkutan. maka analisis dilakukan
kualitas dari sebuah publikasi. Terlihat bahwa jumlah publikasi pada identifikasi kata-kata
Gambar 4 menunjukkan dan jumlah sitasi memiliki yang diekstraksi berdasarkan
pemetaan kuantitas dan kualitas hubungan linier, akan tetapi publikasi yang dihasilkan oleh
peneliti P2O. Pada sumbu x terdapat beberapa peneliti yang peneliti P2O.
menunjukkan jumlah publikasi,
sumbu y menunjukkan jumlah
Keterangan : besar lingkaran pada keyword menunjukkan frekuensi dari munculnya kata-kata
tersebut pada publikasi
Gambar 5. Sebaran kata kunci publikasi Google Scholar peneliti P2O LIPI
Gambar 6. Tahapan perkembangan riset topik riset berdasarkan jumlah dan pertumbuhan
publikasi
Jika dibanding dengan jika dilihat secara relatif, topik Biotechnology, Oceanography,
beberapa negara Asia Pasifik tertentu memiliki keunggulan, Ocean Warming, Marine/Ocean
seperti Jepang, Korea Selatan, ditunjukkan dengan nilai RCA Safety, Deep Sea masih cukup
China, Singapura dan Thailand, yang tinggi, seperti Marine tertinggal. Sementara itu, topik
jumlah publikasi Indonesia Biodiversity, Coastal Ecosystem, lainnya tergolong pada tahap
di bidang kelautan memang Small Island dan Ocean/Marine perkembangan karena beberapa
masih berada di bawah negara- Governance, sedangkan bidang topik masih dapat bersaing
negara tersebut. Akan tetapi, yang lain seper ti Marine dengan topik dari negara-negara
tersebut.
Tabel 35. Pemetaan RCA topik riset Indonesia dibandingkan dengan negara Asia Pasifik.
TOPIK RISET Global Jepang Korea China Singapura Thailand
marine science rendah rendah rendah rendah tinggi rendah
maritime rendah tinggi rendah rendah rendah rendah
marine biotechnol-
rendah rendah rendah rendah rendah rendah
ogy
marine biodiversity tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi rendah
marine biota rendah rendah tinggi tinggi tinggi rendah
oceanography rendah rendah rendah rendah rendah rendah
marine ecosystems rendah rendah tinggi tinggi tinggi rendah
marine bioprospect-
tinggi tinggi tinggi rendah rendah tinggi
ing
Marine Bioactive tinggi tinggi rendah tinggi rendah tinggi
Climate Variability tinggi tinggi tinggi rendah rendah tinggi
Marine Pollution rendah tinggi tinggi rendah tinggi rendah
Marine Debris rendah rendah rendah tinggi rendah rendah
marine culture tinggi rendah rendah rendah tinggi rendah
Tabel 36. Pemetaan RCA topik riset Indonesia dibandingkan dengan institusi kelautan glob-
al
RCA (LIPI vs Institusi Lainnya)
Japan
Malaysia Thailand - Australia - CSIRO Korsel - The Ko-
Agency for
Singapore - Univer- Chulalongkorn Marine and rean Institute of
Keyword Marine-Earth
- NUS siti Sains University Atmospheric Ocean Science
Science and
Malaysia Thailand Research and Technology
Technology
Marine Science tinggi rendah tinggi rendah tinggi rendah
Marine Bio-
rendah tinggi rendah tinggi rendah rendah
technology
Marine Biodi-
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
versity
Marine Biota tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Oceanography rendah tinggi tinggi rendah rendah rendah
Marine Ecosys-
rendah rendah rendah rendah tinggi rendah
tems
Selain pemetaan topik mengetahui posisinya di antara riset yang pernah dihasilkan oleh
riset di tingkat global, P2O pelaku nasional seperti apa. LIPI dan beberapa perguruan
sebagai bagian dari LIPI perlu Berikut gambaran topik-topik tinggi kelautan di Indonesia.
Keterangan: Jumlah
publikasi LIPI lebih
banyak daripada be-
berapa institusi lain-
nya
Gambar 8.
Topik penelitian
beberapa insti-
tusi kelautan di
Indonesia
Tabel 38. Performa Institusi Indonesia berdasarkan kata kunci spesifik (2)
Rang- Jumlah marine ecosys- Jumlah marine bio- Jumlah Jumlah
oceanography marine bioactive
king publikasi tems publikasi prospecting publikasi publikasi
Institut Perta- Universitas Universitas Dipo-
1 LIPI 23 21 3 10
nian Bogor Diponegoro negoro
Institut Perta- Universitas Institut Perta-
2 19 LIPI 15 1 9
nian Bogor Indonesia nian Bogor
Institut
Hasanuddin Institut Perta-
3 Teknologi 17 14 1 LIPI 5
University nian Bogor
Bandung
Institut
Hasanuddin Universitas Gadjah Mada
4 17 10 Teknologi 1 4
University Diponegoro University
Bandung
Badan Peng-
kajian dan Universitas Pat- Universitas Universitas
5 17 7 1 4
Penerapan timura Udayana Andalas
Teknologi
1. Anonim. 2014. Foresight 6. Harper, C.,J. (ed.). 003. 17. Laporan Tahunan P2O LIPI
a s a St r a t e g i c L o n g - Vision Document, Eforesee 2010
Term Planning Tool for Malt ICT and Knowledge 18. Laporan Tahunan P2O LIPI
Developing Countries. Futures Pilot. 2011
UNDP Global Centre for 7. Implementation strategy for 19. Laporan Tahunan P2O LIPI
Public Service Excellence the Second International 2012
2. C o u n c i l o f C a n a d i a n Indian Ocean Expedition 20. Laporan Tahunan P2O LIPI
Academies 2013. Ocean 2015- 20 --- 2015 2013
Science in Canada: Meeting 8. I n t e r g o v e r n m e n t a l
the Challenge, seizing the 21. Laporan Tahunan P2O LIPI
Oceanographic Commission 2014
opportunity. (of UNESCO), 2015
3. Cummins, V., Burkett, 22. Laporan Tahunan P2O LIPI
9. Jaya, I., Solihin, I., Adrianto, 2015
J. Day, D. Forbes, B. L., Sondita, F.A., Setiyanto,
Glavovic, M. Glaser, M. D.D., Buchori, D., Aman, A. 23. Laporan Tahunan P2O LIPI
Pelling. LOICZ Signpost: 2016. Arsitektur Akademik 2016
Consultation Document Institut Pertanian Bogor 24. Martin, B. 1995. Foresight
Signalling New Horizons Bidang Kelautan Tropika in Science and Technology.
for Future Earth—Coasts. 2045. Technology Analysis and
LOICZ (2014) http://www. 10. Laporan Kinerja P2O LIPI Strategic Management,
loicz.org/cms02/about_us/ 2015 Vo l . & , No . 2 . d o i :
FEcoasts/index.html. 10.1080/095373295
en.html 11. Laporan Kinerja P2O LIPI 08524202.
2016
4. Eastern Indian Ocean 25. National Marine Science
Upwelling Research 12. Laporan Kinerja P2O LIPI Plan 2015 – 2025: Driving
Initiative (The EIOURI 2013 the development of
sCIENCE Plan) 13. Laporan Kinerja P2O LIPI Australia’s blue economy.
5. G. McGranahan, D. Balk, 2012 26. Policy Brief : Strategi Riset
B. Anderson. The rising 14. Laporan Kinerja P2O LIPI Pe n g e m b a n g a n Po r o s
tide: assessing the risks of 2011 Maritim Dunia
climate change and human 15. Laporan Kinerja P2O LIPI 27. Rudiyanto, A., Adrianto, L.,
settlements in low-elevation 2006 Koropitan, A., Prasetyo, H.,
coastal zones. Environ. 16. Laporan Tahunan P2O LIPI Harjono, H., Suharsono,
Ur b a n i z a t i o n , 1 9 ( 1 ) 2009 Susilohadi Sumirat, F.,
(2007), pp. 17-37 Arifin, Z. 2014. Kerangka
Referensi Pendukung || 61
teknokratis pembangunan 31. Rencana Implementatif 36. X i a n g , J ( e d ) . 2 0 1 5 .
kemaritiman 2015 – P2O LIPI 2015-2019 Versi MARINE Science and
2025. Kementerian PPN/ 2 th 2016 Technology in China: A
BAPPENAS 32. Satu Abad Lebih Peranan Roadmap to 2050. Chinese
28. R a n c a n g a n A w a l Strategis P2O Academy of Sciences.
RPJMN 2015-2019 33. SK Kepala P2O LIPI: Science Press Beijing
Buku III Pembangunan Tupoksi Kelti 2017 37. Visi Maritim Indonesia
Wilayah-2014 34. SK Kepala P2O LIPI: 2045. 2017. Kementerian
29. Rancangan Awal RPJMN Susunan dan tusi PPN/Bappenas.
2015-2019bBuku I Agenda penanggungjawab Lab 38. 2nd International Indian
Pembangunan Nasional Penelitian 2017 Ocean Expedition (IIOE-2)
30. Rencana Implementatif 35. Thompson, R.C. 2017. : A Basin Wide Research
P2O LIPI 2015 -2019 Future of the Sea: Plastic Program – Science Plan
Pollution. London, UK: 2015-2020
Government Office for
Science.
Referensi Pendukung || 63
Lampiran 2: Hasil workshop Keltian
Workshop Keltian: PEMETAAN ISU DAN TANTANGAN KELAUTAN
Hal utama pada saat membayangkan lautan di tahun 2030 jumlah Persentase
kemampuan bidang riset yang diperlukan di masa yang akan datang jumlah
biomolekuler 5
spatial modeling 4
bioproses 3
biokimia 3
bioteknologi 3
bioinformatika 2
ocean acidification 2
anggaran riset 18
sarana/prasarana riset 18
SDM 7
Referensi Pendukung || 65
3. PEMETAAN ISU DAN TANTANGAN SAAT INI MENURUT PENELITI P2O
KELTIAN Budi daya dan Bioprospeksi Biota Laut
Referensi Pendukung || 67
8. PEMETAAN ISU DAN TANTANGAN KE DEPAN MENURUT PENELITI P2O
KELTIAN Oseanografi dan Perubahan Iklim Global
Hasil Survey Foresight Riset 2017. Terdapat 18 pakar kelautan perempuan dan 44% berjenis
Kelautan Indonesia (Online yang berpartisipasi dalam survei kelamin laki-laki. Sedangkan
Delphi)-Tahap 1 ini. Sebanyak 56% pakar yang mayoritas pakar berasal dari IPB
berpartisipasi berjenis kelamin (41%).
Survey dilakukan secara Online
dalam periode Oktober-November
Survei ini mencoba untuk muncul, yaitu (1) Kelangkaan Baru. Isu Dampak Perubahan
melihat keterkaitan antara riset Sumber Daya, (2) Dampak Iklim merupakan isu yang memiliki
kelautan dengan beberapa isu, Perubahan Iklim, (3) Perubahan keterkaitan paling erat dengan riset
yaitu Isu Global, Isu Masyarakat Demografi, (4) Harapan Hidup kelautan, diikuti oleh Kelangkaan
Indonesia 2035 dan Sustainable Tinggi dan Kualitas Hidup sumber daya dan Harapan hidup
Development Goals (SDGs). yang lebih baik, (5) Pergeseran yang semakin baik.
Terdapat enam isu global yang Kekuasaan Global, (6) Konektivitas
Referensi Pendukung || 69
Tantangan Prioritas menurut pakar kelautan nasional
Kegiatan penelitian dan pengembangan seperti apa untuk menjawab tantangan masyarakat Global
Tantangan 1: Dampak perubahan iklim
Diperlukan data tren perubahan iklim dan dampaknya pada skala daerah
Mitigasi bencana
Penelitian utk memprediksi jenis dampak yang terjadi dan skala perubahannya
riset kelautan
Tantangan 2: Kelangkaan sumber daya
Carrying capacity dan upaya pemanfaatan
Keberlanjutan sumberdaya melalui ipteks
konservasi untuk kesejahteraan masyarakat
litbang untuk pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, melalui pengembangan teknologi, pengelolaan wilayah perai-
ran, dan penjaminan daya dukung lingkungan dari berbagi tekanan.
Multidisiplin
Penelitian bioteknologi
penelitian jangka panjang dan observasi
Penelitian tanpa diimbangi dengan pendidikan maka akan sulit berkembang. Oleh sebab itu, untuk mendukung riset kelautan
maka langkah pertama adalah memetakan potensi kelautan yg kita miliki dan tantangan pengembangannya, baik dalam skala
lokal, regional maupun global. Selanjutnya, bersamaan dengan penyiapan SDM melalui proses pendidikan, dilakukan riset-
riset dasar dan riset pengembangan dengan memanfaatkan kemitraan nasional maupun internasional.
Penelitian yang mengevaluasi apakah perangkat yang telah ada (misalnya kawasan konservasi) bisa memberikan solusi/dam-
pak terhadap kelangkaan SD. Dibutuhkan juga penelitian inovatif yang dapat memberikan alternatif strategi untuk mengatasi
kelangkaan SD.
Pengembangan sumber daya.
Tantangan 3: Kelangkaan sumber daya dan Dampak Perubahan Iklim
riset terintegrasi multi-disiplin dengan parameter kajian yang jelas yang mengacu pada rekomendasi IPCC Ocean
Riset yang baik untuk menjadi basis pengambilan keputusan kebijakan/program/'proyek yang tepat
Kelangkaan sumberdaya dan perubahan iklim global
Tantangan 4: Pergeseran Kekuasaan Global
Lembaga penelitian dan perguruan tinggi diberi kesempatan mengembangkan topik riset sesuai road map penelitian yang
disusun dalam pengembangan iptek
Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menjawab tantangan masyarakat Indonesia 2035
Referensi Pendukung || 71
Tantangan 1: Pe4anganan terhadap perubahan iklim dan lingkungan dan Ketahanan/keamanan pangan terkait kelautan, mari-
tim serta bioekonomi
Multidisiplin
Ketahanan dan keamanan pangan
Tantangan 5: Penggunaan sumber daya serta bahan baku secara efisien
e.g. Riset dan data tentang population growth; pemodelan stock perikanan yang transparan dan secara keilmuan kuat
(pemodelan bisa tembus jurnal ilmiah yang baik sehingga kita bisa yakin modelnya robust); monitoring berkala untuk memas-
tikan ada data kuat dampak perubahan iklim, etc.
Salah satunya pemanfaatan limbah utk energi alternatif
Survei off shore dan pesisir.
Tidak ada dalam pilihan, karena ketahanan pangan, kesehatan laut dan keanekaragaman hayati, penggunaan sumber daya se-
cara efisien merupakan hal-hal yang saling simultan menjadi isu utama. Selain itu, ketiganya akan sangat dipengaruhi kondisi
perubahan global yang ada, misalnya perubahan iklim, bencana lingkungan, dlsb.
Kegiatan penelitian dan pengembangan seperti apa untuk menjawab tantangan prioritas kompo-
nen SDGs
TUJUAN 14: Ekosistem laut
Bagaimana melindungi keanekaragaman hayati dan disaat yang sama harus memanfaatkan sumber
daya laut secara lestari untuk kepentingan masyarakat
Komponen Ekosistem Laut terdiri dari biologi, kimi, dan fisik. Bentuk kegiatan penelitian tentu
disesuaikan dengan kondisi ekosistem laut setempat dan hubungannya dengan eksosistem laut yang
lebih luas/besar.
kuantifikasi secara tepat driving forces perubahan iklim di Benua Maritim Indonesia
litbang pada biosfer, sumber daya laut, kesehatan ekosistem, tata kelola laut, perubahan global
(iklim, pengasaman air laut, dlsb).
Multidisiplin
Observasi Laut, Konservasi, Perubahan Iklim
Sudah disebutkan sebelumya: riset dan data berkualitas yang mendukung pemanfaatan sumberdaya
secara efisien
Yg terkait dg health of the ocean
TUJUAN 13: Penanganan perubahan iklim
Penanganan perubahan iklim
Monitoring laju dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu, pengasaman laut dan sea level rise
TUJUAN 3: Kehidupan sehat dan sejahtera
Pemberdayaan masyarakat
social ekonomi masyarakat untuk konservasi
TUJUAN 9: Industri, inovasi dan infrastruktur
Pengembangan sumberdaya sampai ke tahap produk untuk mendukung produk dalam megeri dan
menghentikan import
TUJUAN 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan
Semua lembaga bekerja sama
TUJUAN 6: Air bersih dan sanitasi layak
Penelitian yang terkait peningkatan nilai guna air
TUJUAN 7: Energi bersih dan terjangkau:
riset kelautan untuk pemanfaatan SDL dari laut untuk energi bersih
Referensi Pendukung || 73
Lampiran 4.1
Tabel Pemetaan Jumlah Publikasi Dan Sitasi Berdasarkan Fungsional Peneliti P2O LIPI
Row Labels Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah
Publikasi Publikasi Sitasi Sitasi Peneliti
Budi daya dan Bioprospeksi Biota
Laut
Penata Teknis Penelitian 27 13.5 102 51 2
Peneliti Muda 11 11 4 4 1
Peneliti Madya 119 29.75 1175 293.75 4
Peneliti Utama 46 46 125 125 1
Keanekaragaman dan Potensi Sum-
berdaya Laut
Penata Teknis Penelitian 20 10 46 23 2
Peneliti Pertama 17 5.667 15 5 3
Peneliti Muda 41 8.2 77 15.4 5
Peneliti Madya 71 23.667 540 180 3
Peneliti Utama 94 94 106 106 1
Kesehatan Ekosistem Laut
Peneliti Pertama 3 3 0 0 1
Peneliti Muda 42 21 125 62.5 2
Peneliti Madya 47 23.5 286 143 2
Oseanografi dan Perubahan Iklim
Penata Teknis Penelitian 6 2 1 0.333 3
Peneliti Pertama 29 9.667 48 16 3
Peneliti Muda 82 16.4 108 21.6 5
Peneliti Madya 22 22 131 131 1
Peneliti Utama 27 13.5 88 44 2
Pencemaran dan Bioremediasi
Penata Teknis Penelitian 46 15.333 319 106.333 3
Peneliti Pertama 23 7.667 25 8.333 3
Peneliti Muda 47 11.75 72 18 4
Peneliti Madya 44 22 105 52.5 2
Peneliti Utama 103 103 514 514 1
Grand Total 967 17.907 4012 74.296 54*
Lampiran 4.2
Tabel Pemetaan Jumlah Publikasi Dan Sitasi Berdasarkan Fungsional Peneliti P2O LIPI
Row Labels Jumlah Rata-rata Pub- Jumlah Rata-rata Jumlah Peneliti
Publikasi likasi Sitasi Sitasi
Biogeokimia
Penata Teknis Penelitian 4 4 0 0 1
Peneliti Pertama 18 9 34 17 2
Peneliti Muda 36 18 15 7.5 2
Bioteknologi Laut
Penata Teknis Penelitian 27 13.5 102 51 2
Referensi Pendukung || 75
Lampiran 4.3 Sebaran topik penelitian berdasarkan Google Scholar
Topik Penelitian Yang Pernah Dilakukan Oleh Kelompok Penelitian P2O LIPI
Keterangan : Besarnya lingkaran menunjukkan kata kunci yang paling sering digunakan oleh kelompok
penelitian
Topik Penelitian Yang Pernah Dilakukan Oleh Kelompok Peneliti P2O LIPI (berdasarkan Google
Scholar)
Keterangan : Besarnya lingkaran menunjukkan kata kunci yang paling sering digunakan oleh kelompok
peneliti
S-Curve sendiri merupakan serta membuat pencatatan yang pertumbuhan proyek. Lee et al.
strategic management tools yang baik mengenai proses yang (2012) menggunakan analisis
telah banyak digunakan dalam telah dilalui. Analisis S-Curve bibliometrika dan S-Curve
berbagai bidang. Biasanya memungkin manajer proyek dalam mengidentifikasi
S-Curve digunakan untuk untuk melakukan antisipasi potensi teknologi di Bidang
melakukan pengecekan terhadap terhadap potensi masalah yang Pertanian di Taiwan. Analisis
progres kemajuan suatu proyek, akan muncul, durasi waktu yang tersebut digunakan sebagai
secara visual dari waktu ke waktu berlebih serta mengidentifikasi bagian penting dari Foresight
Referensi Pendukung || 77
yang dilakukan dalam bidang dari tahapan perkembangan level regional atau level benua,
Pertanian di Taiwan. Dalam teknologi, pada sumbu x adalah atau pada level negara untuk
penelitiannya, Lee et al. (2012) volume publikasi dan sumbu membandingkan kompetisi
membangun innovation- y adalah pertumbuhan dari pada level institusi di negara
foresight matrix dengan tahapan publikasi. tersebut. Formulasi dari RCA
pengembangan teknologi di RC A d i u k u r d e n g a n adalah
kolom dan Relative Competitive membandingkan jumlah
Advantage di baris, dengan publikasi di bidang area tentu
empat tahap teknologi yang dihasilkan suatu negara/
perkembangan (embryonic, institusi dengan jumlah
emerging, growing dan mature) publikasi yang dihasilkan secara
serta Relative Competitive total di seluruh dunia. Jika
Advantage (Tinggi, Rendah). nilai RCA lebih besar dari 1, Dimana, adalah index
Akan didapatkan delapan menunjukkan bahwa Negara dari isu atau bidang area yang
kombinasi untuk mengarahkan tersebut telah mempublikasi menjadi perhatian; adalah
arah teknologi per tanian lebih banyak dibandingkan index dari negara/institusi yang
Taiwan masa depan serta negara lainnya di dunia. Hal menjadi perhatian; adalah
merumuskan pembangunan tersebut menunjukkan bahwa jumlah isu dari isu atau bidang
strategi berdasarkan delapan pada bidang area tersebut area yang menjadi perhatian
kombinasi ini untuk dijadikan merupakan bidang area paling pada level negara; N adalah
acuan bagi teknologi pertanian kompetitif pada negara tersebut. jumlah isu dari isu atau bidang
di negara ini (Watts dan Porter RCA sendiri bisa digunakan area yang menjadi perhatian
1997; Moed 2000). Gambar 1 pada level yang berbeda, seperti pada level seluruh dunia.
menunjukkan bentuk visualisasi
knowledge and innovative research methods to tools and knowledge, and move
maintain advantage toward long-term goals
Mature Assess local or regional demands; Explore market niches and funda-
mental research
determine issues with potential for
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Scopus.com yang merupakan database publikasi
terbesar. Pencarian di Scopus menggunakan kata kunci yang tersebut di gambar, seperti ”marine
science”, “coastal”, “maritime”, “marine biotechnology”, “marine biodiversity”, “marine biota”,
“oceanography”, “marine ecosystem”, dll. Pencarian kata kunci tersebut dilakukan pada level dunia
(All) dan pada level negara (Indonesia pada variabel affiliation country). Pencarian dilakukan hanya
pada variabel Judul artikel, Abstrak, Kata Kunci dan Nama Jurnal. Jika kata kunci tersebut muncul pada
salah satu variabel tersebut maka artikel tersebut dimasukkan dalam analisis.
Referensi Pendukung || 79
PEMETAAN S-CURVE KELOMPOK PENELITIAN PADA LEVEL INDONESIA
Referensi Pendukung || 81
PEMETAAN RCA KELOMPOK PENELITI PERBANDINGAN INDONESIA DAN GLOBAL
Referensi Pendukung || 83
Hubungan 10 Besar Institusi dan Author Keyword
Keltian Biodiversitas dan Potensi Keltian Budi daya dan Bioprospeksi Keltian Kesehatan Ekosistem Laut
Sumber Daya Laut Biota Laut
Referensi Pendukung || 85
WORD COUNT KELOMPOK PENELITI
Kelti Biogeokimia Laut Kelti Bioteknologi Laut Kelti Budi daya Laut
Kelti Ekologi dan Botani Laut Kelti Mikrobiologi Laut Kelti Geologi, Geofisik&Geomatika
Referensi Pendukung || 87
Pemetaan RCA Bidang Kelautan Perbandingan Indonesia Dan China
Referensi Pendukung || 89
Lampiran 8 Perbandingan Institusi Kelautan Global berdasarkan kata
kunci riset kelautan
DAFTAR 10 BESAR INSTITUSI UNTUK MASING-MASING KATA KUNCI PENCARIAN (1)
marine biotechnol-
no marine science maritime marine biodiversity marine biota oceanography
ogy
1 Chinese Academy Dalian Maritime Chinese Academy CNRS Centre Na- Chinese Academy Woods Hole
of Sciences University of Sciences tional de la Recher- of Sciences Oceanographic
che Scientifique Institution
2 CNRS Centre Universidade de Ocean University of James Cook Univer- Russian Academy Scripps Institution
National de la Lisboa China sity, Australia of Sciences of Oceanography
Recherche Scien-
tifique
3 University of Cape Instituto Superior Ministry of Educa- University of CNRS Centre Na- National Oceanic
Town Tecnico tion China Queensland tional de la Recher- and Atmospheric
che Scientifique Administration
4 National Oceanic CNRS Centre Na- Pukyong National The University of Environment University of Wash-
and Atmospheric tional de la Recher- University British Columbia Canada ington, Seattle
Administration che Scientifique
5 Havforskningsin- Universita degli Consiglio Nazionale Chinese Academy Fisheries and University of Califor-
stituttet Studi di Genova delle Ricerche of Sciences Oceans Canada nia, San Diego
6 University of Norges Teknisk- University of Tokyo Universite Pierre et Alfred-Wegener- Chinese Academy of
Washington, Naturvitenskapeli- Marie Curie Institut Helmholtz- Sciences
Seattle ge Universitet Zentrum für
Polar- und Meeres-
forschung
7 Woods Hole Akademickie National Univer- University of Wash- United States Geo- National Ocean-
Oceanographic Centrum Medycyny sity Corporation ington, Seattle logical Survey ography Centre
Institution Morskiej i Tropi- Tokyo University of Southampton
kalnej Marine Science and
Technology
8 Ocean University Chinese Academy CNRS Centre Na- University of Tas- Norsk institutt for CNRS Centre Na-
of China of Sciences tional de la Recher- mania vannforskning tional de la Recher-
che Scientifique che Scientifique
9 Fisheries and British Antarctic Institute of Ocean- University of Nanjing Institute University of Hawaii
Oceans Canada Survey ology Chinese California, Santa of Geology and at Manoa
Academy of Sci- Barbara Palaeontology
ences Chinese Academy
of Sciences
10 National Taiwan Wuhan University National University Australian Institute University of Tas- Oregon State Uni-
Ocean University of Technology of Singapore of Marine Science mania versity
Referensi Pendukung || 91
DAFTAR 10 BESAR INSTITUSI UNTUK MASING-MASING KATA KUNCI PENCARIAN (4)
No ocean warming deep sea small island ocean safety sea warming
1 Chinese Academy of CNRS Centre Na- CNRS Centre Na- Harbin Engineering Rosenstiel School of
Sciences tional de la Recher- tional de la Recher-University Marine and Atmo-
che Scientifique che Scientifique spheric Science
2 National Oceanic and Chinese Academy of Chinese Academy Norges Teknisk- University of Miami
Atmospheric Adminis- Sciences of Sciences Naturvitenskapeli-
tration ge Universitet
3 CNRS Centre National Woods Hole Oceano- University of Ha- Shanghai Jiao Tong CNRS Centre National
de la Recherche Sci- graphic Institution waii at Manoa University de la Recherche Scien-
entifique tifique
4 Alfred-Wegener- Japan Agency for University of Tokyo Dalian University of CSIC - Instituto de
Institut Helmholtz- Marine-Earth Sci- Technology Ciencias del Mar ICM
Zentrum für Polar- ence and Technology
und Meeresforschung
5 University of Wash- National Oceanogra- University of Auck- Ocean University of Universitat de Girona
ington, Seattle phy Centre South- land China
ampton
6 University of Hawaii Russian Academy of University of Otago Ministry of Educa- Met Office
at Manoa Sciences tion China
7 Institute of Atmo- University of Tokyo Russian Academy Delft University of Hellenic Centre for
spheric Physics of Sciences Technology Marine Research
Chinese Academy of
Sciences
8 National Center for Universite Pierre et United States Geo- Chinese Academy University of Reading
Atmospheric Re- Marie Curie logical Survey of Sciences
search
9 GEOMAR - Helmholtz Alfred-Wegener- University of DNV GL AS Smithsonian Tropical
Zentrum für Ozean- Institut Helmholtz- Queensland Research Institute
forschung Kiel Zentrum für
Polar- und Meeres-
forschung
10 Scripps Institution of Scripps Institution of Australian National National Oceanic Consejo Superior
Oceanography Oceanography University and Atmospheric de Investigaciones
Administration
Lampiran 9
Riset kelautan masa depan berdasarkan PERSPEKTIF PENELITI
RESPONDEN
Riset 10-15 TAHUN ke depan Kategori Tema Riset
PENELITI P2O
Peneliti 1 • Konversi biomassa laut (alga dan mikroorganisme) untuk produksi Ketahanan pangan
produk-produk bernilai ekonomi industri. Ketahanan energi
• teknologi penyediaan air bersih dan layak minum dari air laut
budi daya organisme laut bernilai ekonomi tinggi terutama alga (makro
dan mikro) dan mikroorganisme laut
• integrasi pemanfaatan alga sebagai carbon sink untuk reduksi karbon
berlebih di atmosfir
• eksplorasi sumber daya alami laut untuk ketahanan pangan dan energi
Referensi Pendukung || 93
Peneliti 21 Ketahanan pangan
Bioteknologi, global warming, konservasi, biofuel, pangan bahan hasil laut Perubahan iklim
Ketahanan energi
Peneliti 22 Marine debris Perubahan iklim
Pemanasan global
Biota adaptation on climate change
Coral bleaching
Biota loss
Peneliti 23 bioteknologi, budi daya, teknologi pengolahan, transportasi, teknologi Ketahanan pangan
pendukung hankam
Peneliti 24 Terumbu karang, Ikan, Rumput laut, Penanggulangan bencana alam, Ketahanan pangan
perubahan iklim Perubahan iklim
Peneliti 25 Energi terbarukan dari laut dan laut sebagai sumber air baku Ketahanan energi
Peneliti 26 Ketahanan pangan
bioprospecting, ecotourism, advanced marine culture, ecosystem services, Ecotourism
pollution control Kesehatan ekosistem
laut
Peneliti 27 Marine debris Kesehatan ekosistem
Ocean acidification laut
Ocean health Perubahan iklim
HAB
Metabolit dr organisme laut
Peneliti 28 Bioteknologi kelautan, bioactive compound, marine debris Ketahanan pangan
Peneliti 29 bioteknologi kelautan, farmasi dan pangan, bioremediasi, energi, transpor- Ketahanan pangan
tasi laut. Ketahanan energi
Peneliti 30 Ketahanan pangan
Applied marine science, Marine Biogeochemistry, Food safety,
Perubahan iklim
Peneliti 31 1. Antibiotik dari biota laut; 2. Makanan fungsional dari biota laut; 3. Suple- Ketahanan pangan
men makanan dari biota laut; 4. Kosmetik dari biota laut; 5. Budi daya
biota laut komersial
Peneliti 32 Ketahanan energi
riset tentang energi baru, riset bioteknologi kelautan, riset deep sea min-
Ketahanan pangan
ing, climate changes, mariculture
Perubahan iklim
Peneliti 33 Ketahanan energi
Bioactive compound, Biofuel, Bioremediasi, energy dari laut, dan marine Ketahanan pangan
debris Kesehatan ekosistem
laut
Peneliti 34 Infrastruktur laur
glycobiology, marine acoustic, marine law, deep sea ROV, microsensor
Hukum laut
untuk ekologi dan konservasi
Konservasi
Peneliti 35 Kesehatan ekosistem
microplastic, bioremediasi, natural product
laut
Peneliti 36 1. Energi laut Ketahanan energi
2. Pencemaran laut Kesehatan ekosistem
3. Modeling laut
4. Konservasi Perubahan iklim
5. Perubahan iklim
Peneliti 37 Perubahan iklim
Kesehatan ekosistem
biogeokimia, bioremediasi, biomolekuler, nano teknologi, mikroplastik
laut
Ketahanan pangan
Peneliti 38 marine connectivity, deep sea research, roles of marine reserves, genetic Biodiversitas
manipulation, exploration of marine resources for food, medicines, and Ketahanan pangan
alternative energy. Ketahanan energi
Peneliti 39 1. Molecular Biology Biodiversitas
2. Bahan alam laut penghasil obat-obatan Pemodelan Oseanografi
3. Oceanography Modelling
4. Mapping tata ruang laut
Referensi Pendukung || 95
Dr. Safar Dody P2O LIPI budi daya biota laut
Dr. Ratih Pangestuti P2O LIPI bioprospeksi
Ana Setyastuti, MSc. P2O LIPI bioprospeksi
Hadiyanto, MSc. P2O LIPI biodiversitas
Dr. Endang Bidayani, Spi, Msi. Universitas Bangka Belitung Budi daya perikanan
Dr. Majariana Krisanti, S.Pi, M.Si Institut Pertanian Bogor Produktivitas sekunder
perairan dan avertebrata
air
Budhi Hascaryo Iskandar Institut Pertanian Bogor Naval Architecture, Ocean
Engineering
M. Dahri Iskandar Institut Pertanian Bogor teknologi kelautan
Dr. Yopi Novita Institut Pertanian Bogor teknologi kelautan
Rahyono, MSc. Universitas Hang Tuah Hidro oseanografi
Sandy Nur Ikfal Rahardjo P2 Politik LIPI Hankam laut
Lampiran 11
Dokumentasi Kegiatan
Referensi Pendukung || 97
FGD pakar kelautan nasional (1)
Referensi Pendukung || 99
Panel pakar ketahanan pangan
1. https://www.shutterstock.com/image-photo/cages-fish-farming-347532599
2. Photo by Ulul Ajmi (http://www.panoramio.com/photo/97830555)
3. http://unitedsolarinitiative.org/floating-solar-power-plants-to-become-a-reality/
4. By SUNGROW power supply co : (https://www.designboom.com/technology/sungrow-
floating-solar-plant-huainan-china-05-25-2017/)
5. By Zak Noyle : (https://www.huffingtonpost.com/2013/08/10/trash-waves-
indonesia_n_3736913.html)
6. mit.edu (https://www.marineinsight.com/environment/a-comprehensive-list-of-different-
types-of-sea-waves/)
7. By Rolf S (https://www.tripadvisor.com/ShowUserReviews-g1071666-d1113463-r116928159-
Living_Colours_Dive_Resort-Bunaken_Island_North_Sulawesi_Sulawesi.html#photos;geo=
1071666&detail=1113463&aggregationId=101)
8. From the movie “Acid Ocean” by 360 Degree films, an activist film company in Australia
9. http://pembahasangeografi.blogspot.co.id/2016/04/sifat-arus-upwelling.html
10. Jason Heller (http://www.divephotoguide.com/underwater-photography-travel/article/
sardine-run-trip/)
11. By arhnue: (https://pixabay.com/en/seahorse-sea-horse-hippocampus-1538013/)
12. Sumber : Global-Ocean-Commission-report-petition-UN-2
13. http://www.alamy.com/stock-photo-plastic-water-bottle-floating-in-pacific-ocean-santa-
monica-california-25196162.html