Anda di halaman 1dari 98

Menjawab Doktrin Trinitas

Tanya-jawab ini ditulis (dalam perspektif Alkitab) guna


menjawab klaim-klaim Doktrin Trinitas/Tritunggal hasil
rumusan dari konsili-konsili Gereja yang sarat tekanan dan
kepentingan politik tahun 300-400an Masehi, yang menyatakan
bahwa: Allah yang Sejati terdiri dari tiga pribadi (Allah Bapa,
Allah Anak/Yesus, dan Allah Roh Kudus) yang satu dalam
hakikat. Dalam Catholic Encyclopedia diterangkan: "Tritunggal
adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan doktrin utama
agama Kristen. Sang Bapa adalah Allah, Sang Anak (Yesus)
adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, …dalam Tritunggal
ini … pribadinya sama kekal dan setara, semuanya tidak
diciptakan dan Mahakuasa".

Hasil rumusan doktrin Trinitas/Tritunggal telah menjadikan


Yesus sebagai AllahSejati. Tampaknya itulah yang menjadi
pemicu pergulatan dan pertikaian teologi mengenai keilahian
Yesus Kristus selama ribuan tahun. Alkitab, oleh para penerus
doktrin Trinitas, dianggap mengandung ayat-ayat yang
membuktikan bahwa doktrin Trinitas itu Alkitabiah adanya.
Sebaliknya kaum Unitarian atau kaum AntiTrinitas justru
punya pemahaman yang berbeda, Trinitas dipandang sebagai
tidak Alkitabiah!

Penulis (seorang Unitarian) ingin mengajak pembaca untuk


bersama-sama menjawab klaim-klaim Trinitarian serta ingin
membuktikan secara Alkitabiah bahwa doktrin Trinitas yang
menyatakan Yesus sebagai AllahSejati (Pribadi kedua dari
Allah Trinitas) itu benar-benar perlu dikaji ulang
keabsahannya. Semoga tulisan ini berguna bagi setiap orang
yang membacanya!

"Menjawab Trinitas"

Perihal ke-allah-an Yesus


Kristus
Yohanes 1:1
Klaim Trinitarian: Pada Frase terakhir ayat ini menyatakan
bahwa Firman [yang mengacu pada Yesus] itu adalah Allah.
Bukankah itu berarti Yesus sama dengan Allah?

Jawab: Istilah kata "Allah/allah" dalam Alkitab merupakan


padanan kata elohyim (Ibrani), theos (Yunani), God (Inggris).
Sebagai catatan: dalam bahasa Ibrani [teks asli Alkitab] tidak
ada pembedaan huruf besar-kecil. Jadi Allah dan allah sama
saja, tidak ada bedanya. Istilah "allah" [elohyim / theos] dalam
Alkitab bisa berarti dua macam makna:

Pertama, "allah" menunjuk pada 'allah sejati' [The True God]


yaitu Bapa / Yahweh, satu-satunya Allah yang benar (Yohanes
17:3).

Kedua, "allah" yang tertulis dalam Alkitab juga bisa berarti


'mahluk-mahluk ilahi/sorgawi' atau divinity (bukan menunjuk
pada Allah Sejati). Seperti halnya kata theos di Yoh 1:1 yang
oleh LAI diterjemahkan sebagai "allah" (Firman itu adalah
Allah) tidak dengan sendirinya menunjuk kepada Allah Sejati,
karena kata "allah" [elohyim/theos] di Alkitab digunakan
secara umum dalam pengertian mahluk ilahi/sorgawi, atau
bahkan nabi dan raja yang secara fungsional menjadi utusan
Allah Sejati juga bisa disebut sebagai "allah", sebagaimana
tertulis dalam:

Keluaran 7:1. Musa, sebagai nabi/juru bicara/utusan dari Allah


Sejati, dia juga disebut "allah"[elohyim].

Mazmur 82:6. Mahluk-mahluk sorgawi juga disebut sebagai


"allah"[elohyim].

Ibrani 1:8 yang MENGUTIP Mazmur 45:7-8 yang berbicara


tentang pernikahan raja ("…Tahtamu ya Allah…") dalam
PerjanjianLama, raja juga disebut "allah/elohyim" (dalam arti
'hakim' atau orang yang diagungkan/sangat dihormati).

Yesaya 9:5, "Seorang anak telah lahir …namanya disebutkan


orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, …". Ayat ini
berbicara mengenai anak raja Ahaz dan juga bisa ditafsirkan
sebagai nubuatan yang mengacu kepada Yesus. Anak Ahaz
disebut orang sebagai Allah yang Perkasa (karena di dalam
anak itu Allah-Yahweh menyatakan kehadiran dan
pertolongan-Nya).
Yohanes 10:35 menegaskan bahwa 'penerima dan pembawa'
Firman [kepada siapa Firman itu disampaikan] bisa disebut
sebagai "allah" juga.
Nah, dengan demikian kita bisa memahami bahwa DI DALAM
ALKITAB: Musa disebut allah, para malaikat disebut para
allah, raja juga disebut allah, anak raja Ahaz juga disebut allah,
Penerima & Pembawa Firman juga disebut allah. Maka tidak
masalah jika Yesus [sebagai Penerima & Pembawa Firman,
yang bergelar ho logos, Sang Firman] kemudian di Yoh 1:1
bisa juga disebut sebagai "allah" (kai theos en ho logos, sang
firman adalah allah). Dan bisa dipahami, bahwa sekalipun
Musa, mahluk-mahluk sorgawi, raja, anak raja, dan penerima-
pembawa Firman [termasuk Yesus], mereka semua bisa disebut
sebagai "allah", tetapi mereka semua tentu bukanlah
AllahSejati.

Dalam Yohanes 1:1 terjemahan Indonesia (LAI) kita jumpai


ada dua kata "allah", di frase kedua dan ketiga. Tanpa meneliti
bahasa Yunaninya, maka pembacanya sering menangkap
"allah" pada frase kedua dan ketiga dianggap sama. Namun,
kalau kita meneliti bahasa aslinya, tampak jelas sekali bahwa
"allah" pada frase "Firman itu bersama dengan Allah"
mengandung perbedaan makna dengan "allah" pada frase
"Firman itu adalah Allah".

Untuk lebih jelasnya, mari kita pahami Yohanes 1:1 dalam


bahasa aslinya, Yunani:
a) "en arkhe en ho logos" (pada mulanya adalah sang firman)
b) "kai ho logos en pros ton theon" (sang firman itu bersama-
sama dengan sang allah/the god)
c) "kai theos en ho logos" (sang firman itu adalah allah)

Di bahasa Yunaninya, untuk "allah" pada frase b) dan frase c)


tertulis berbeda: 'ton theon' dan 'theos'. Yang pertama memakai
kata sandang, sementara yang kedua tidak. Di sini ada
kesenjangan makna yang fatal antara bahasa Yunani dan bahasa
Indonesia jika tidak dipahami artinya.
Bahasa Yunani "theos" bisa bermakna sebagai kata benda dan
bisa juga mengacu sebagai kata sifat. "ton" adalah kata
sandang. Jadi "ton theon" (di Yohanes 1:1b) berarti The God
atau Sang Allah, mengacu pada Allah Sejati. Akan tetapi, tanpa
kata sandang "ton" maka "theos" (di Yohanes 1:1c) bisa berarti
suatu "sifat ilahi" (a god). Sebagai perbandingan kata, sama
halnya seperti 'si manis' tidak sama artinya dengan 'manis'.
Tambahan kata sandang "si" membuat "si manis" menjadi kata
benda, tetapi tanpa "si" maka "manis" adalah kata sifat.

Dengan pemahaman yang lazim, "theos" dalam penggalan


Yohanes 1:1c (firman itu adalah allah; kai theos en ho logos)
memiliki arti yang berbeda dengan "ton theon" dalam
penggalan kedua (firman itu bersama-sama dengan allah; kai ho
logos en pros ton theos). Penggalan Yohanes 1:1c terjemahan
Indonesia yang saat ini terbaca "Firman itu adalah Allah",
sebenarnya lebih tepat dipahami sebagai: "Firman itu adalah
ilahi" atau "firman itu bersifat ilahi".

Dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris, Yohanes 1:1c


menjadi sangat jelas bahwa Firman itu adalah suatu allah (a
god, bersifat ilahi) - The word was a god. Namun, sayangnya
banyak kaum Trinitarian mengklaim bahwa yang
menterjemahkan frase terakhir Yohanes 1:1 "The Word was a
god" itu hanyalah Alkitab New World Translation milik sekte
Saksi Yehuwa [yang dianggap sesat], sementara Alkitab
lainnya menerjemahkan sebagai The word was God (sang
firman adalah Allah[sejati]). Tetapi argumentasi serta
penyangkalan tersebut ternyata tidaklah benar, karena ternyata
Yohanes 1:1c di dalam banyak versi Alkitab justru semakin
jelas mencatat bahwa "sang firman itu adalah suatu
allah/bersifat ilahi [a god/divine]", sama sekali bukan "sang
firman itu adalah Allah sejati [the god]". Bukti-bukti akurat
tersebut di antaranya tercatat dalam banyak sekali terjemahan
berbagai versi Alkitab berikut ini:

"and the word was a god" (Newcome, 1808)


"the Word was God’s" (Crellius,as quoted in The New
Testament in an Improved Version)
"and the Word was a divine being." (La Bible du Centenaire,
L’Evangile selon Jean, by Maurice Goguel,1928)
"the Logos was a god (John Samuel Thompson, The
Montessoran; or The Gospel History According to the Four
Evangelists, Baltimore; published by the translator, 1829)
"the Word was divine" (Goodspeed’s An American
Translation, 1939)
"the word was a god." (Revised Version-Improved and
Corrected)
"and god[-ly/-like] was the Word." (Prof. Felix Just, S.J. -
Loyola Marymount University)
"the Logos was divine" (Moffatt’s The Bible, 1972)
"the Word was God*[ftn. or Deity, Divine, which is a better
translation, because the Greek definite article is not present
before this Greek word] (International English Bible-Extreme
New Testament, 2001)
"and the Word was a god" (Reijnier Rooleeuw, M.D. -The New
Testament of Our Lord Jesus Christ, translated from the Greek,
1694)
"[A]s a god the Command was" (Hermann Heinfetter, A Literal
Translation of the New Testament,1863)
"The Word was a God" (Abner Kneeland-The New Testament
in Greek and English, 1822)
"[A]nd a God (i.e. a Divine Being) was the Word" (Robert
Young, LL.D. (Concise Commentary on the Holy Bible [Grand
Rapids: Baker, n.d.], 54). 1885)
"the Word was a god" (Belsham N.T. 1809)
"And the logos was a god" (Leicester Ambrose, The Final
Theology, Volume 1, New York, New York; M.B. Sawyer and
Company, 1879)
"the Word was Deistic [=The Word was Godly] (Charles A.L.
Totten, The Gospel of History, 1900)
"[A]nd was a god" (J.N. Jannaris, Zeitschrift fur die
Newtestameutlich Wissencraft, (German periodical) 1901,
International Bible Translators N.T. 1981)
"[A] Divine Person." (Samuel Clarke, M.A., D.D., rector of St.
James, Westminster, A Paraphrase on the Gospel of John,
London)
"a God" (Joseph Priestley, LL.D., F.R.S. [Philadelphia: Thomas
Dobson, 1794], 37).)
"a God" (Lant Carpenter, LL.D (in Unitarianism in the Gospels
[London: C. Stower, 1809], 156).)
"a god" (Andrews Norton, D.D. [Cambridge: Brown, Shattuck,
and Company, 1833], 74).)
"a God" (Paul Wernle,(in The Beginnings of Christianity, vol.
1, The Rise of Religion [1903], 16).)
"and the [Marshal] [Word] was a god." (21st Century Literal)
[A]nd (a) God was the word" (George William Horner, The
Coptic Version of the New Testament, 1911)
"[A]nd the Word was of divine nature" (Ernest Findlay Scott,
The Literature of the New Testament, New York, Columbia
University Press, 1932)
[T]he Word was a God" (James L. Tomanec, The New
Testament of our Lord and Savior Jesus Anointed, 1958)
"The Word had the same nature as God" (Philip Harner, JBL,
Vol. 92, 1974)
"And a god (or, of a divine kind) was the Word" (Siegfried
Schulz, Das Evangelium nach Johannes, 1975)
"and godlike sort was the Logos" (Johannes Schneider, Das
Evangelium nach Johannes, 1978)
"the Word was a divine Being" (Scholar’s Version-The Five
Gospels, 1993)
"The Divine word and wisdom was there with God, and it was
what God was" (J. Madsen, New Testament A Rendering ,
1994)
"a God/god was the Logos/logos" (Jurgen Becker, Das
Evangelium nach Johannes, 1979)
"The Word/word was itself a divine Being/being." (Curt Stage,
The New Testament, 1907)
"the Word was of divine kind" (Lyder Brun (Norw. professor
of NT theology), 1945)
"was of divine Kind/kind" (Fredrich Pfaefflin, The New
Testament, 1949)
"godlike Being/being had the Word/word" (Albrecht, 1957)
"the word of the world was a divine being" (Smit, 1960)
"God(=godlike Being/being) was the Word/word" (Menge,
1961)
"divine (of the category divinity)was the Logos" (Haenchen (tr.
By R. Funk), 1984)
"And the Word was divine." (William Temple, Archbishop of
York, Readings in St. John’s Gospel, London, Macmillan &
Co.,1933)
The Word of Speech was a God" (John Crellius, Latin form of
German, The 2 Books of John Crellius Fancus, Touching One
God the Father, 1631)
"the word was with Allah[God] and the word was a god"
(Greek Orthodox /Arabic Calendar, incorporating portions of
the 4 Gospels, Greek Orthodox Patriarchy or Beirut, May,
1983)
"And the Word was Divine" (Ervin Edward Stringfellow (Prof.
of NT Language and Literature/Drake University, 1943)
"and the Logos was divine (a divine being)" (Robert Harvey,
D.D., Professor of New Testament Language and Literature,
Westminster College, Cambridge, in The Historic Jesus in the
New Testament, London, Student Movement Christian
Press1931)
‘the word was a divine being.’ (Jesuit John L. McKenzie, 1965,
wrote in his Dictionary of the Bible: "Jn 1:1 should rigorously
be translated . . . ‘the word was a divine being.’)
"In a beginning was the Word, and the Word was with the God,
and a god was the Word." (Interlineary Word for Word English
Translation-Emphatic Diaglott)

Kesimpulan: Frase "Firman itu adalah Allah" di Yohanes 1:1c


tidak bermakna bahwa Yesus itu adalah Allah Sejati. Yohanes
1:1 tidaklah tepat untuk dijadikan dasar ayat guna
membuktikan seolah-olah Yesus itu adalah AllahSejati (The
true God) seperti klaim kaum Trinitarian. Yohanes 1:1
samasekali tidak menerangkan bahwa Yesus itu adalah Allah
sejati/The true God. "Firman itu adalah Allah" (kai theos en ho
logos) hanya akan tepat dipahami sebagai "sang firman itu
adalah suatu allah/mahluk yang bersifat ilahi".

Filipi 2:6
Klaim Trinitarian: Yesus, oleh Paulus, disebut "dalam rupa
Allah". Bukankah itu artinya Yesus adalah AllahSejati?

Jawab: Terjemahan LAI untuk Filipi 2:6 adalah "(Yesus) yang


walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan". Penulis
kitab Filipi adalah Paulus. Apakah benar Paulus menganggap
Yesus setara dengan Bapa/Yahweh? Paulus tegas mengatakan
bahwa "hanya ada satu Allah yaitu Bapa"(1korintus 8:6), dan
kata Paulus, Bapa itu adalah Allah dari Yesus Kristus (Allah-
nya Yesus). Hal itu tertulis di surat Paulus kepada jemaat
Efesus: "..the God and father of our lord Jesus Christ [Sang
Allah dan Bapa-nya tuan kita Yesus kristus]" (Efesus 1:3, bdkn
Efesus 1:17).

Membandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris akan


tampak jelas bahwa Filipi 2:6 terjemahan LAI ternyata kurang
tepat. Dalam Revised Stamdard Version dikatakan: "..thought it
not robbery to be equal with God". Jadi terjemahan bahasa
Indonesia oleh LAI sangat tidak tepat, karena sebenarnya
samasekali tidak ada kata dipertahankan, melainkan yang ada
kata perampasan (robbery). Maka terjemahan yang benar
seharusnya: "..(Yesus) yang dalam bentuk ilahi, tidak
memikirkan perampasan untuk menjadi setara dengan Allah".
Kalau dibaca keseluruhan Filipi 2:5-11 mengungkapkan
ketaatan dan kerendahan hati Yesus kepada Allah.

Paulus tidak menyebut Yesus sebagai Allah! Hal itu juga


ditegaskan oleh Pembina Penerjemahan Alkitab dari Lembaga
Alkitab Indonesia, Hortensius F. Mandaru, SSL, mengatakan:
"Paulus tidak pernah menyebut Yesus kristus sebagai Allah!"
(Crescendo 323, 2007, hlm. 49).

Yohanes 10:30
Klaim Trinitarian: Di ayat ini Yesus berkata "Aku dan Bapa
adalah satu". Satu artinya satu hakikat, berarti Yesus itu ya
AllahSejati karena satu hakikat dengan Bapa.

Jawab: Apakah ayat itu semata-mata harus mutlak ditafsirkan


bahwa Yesus dan Bapa [Allah] adalah satu hakikat? Tidak
demikian. Memahami kata 'satu' di Yoh 10:30 tentu tidak bisa
lepas dari konteks Yoh 10:25 [ayat sebelum Yoh 10:30] yang
berbicara soal Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam
nama Bapa/Allah. Kata 'satu' tersebut sama halnya ketika Yesus
memohon pada Bapa dalam Yoh 17:11, 21-23: "…Ya Bapa
yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-
Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, supaya mereka
menjadi satu sama seperti kita". Ayat 21: "supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam
aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita,
..". Ayat 22-23: "…supaya mereka menjadi satu, sama seperti
kita adalah satu: Aku di dalam mereka, dan Engkau di dalam
aku, supaya mereka sempurna menjadi satu …".

Dapat dipahami dengan tepat, makna kata 'satu' sesuai


konteksnya adalah : Satu pekerjaan [baca Yoh 10:25 Yesus
melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam nama Bapa], satu visi,
satu spirit, satu hati satu pikir. Bukan satu hakikat! Karena
kalau diartikan sebagai satu hakikat, apakah ini berarti orang-
orang percaya yang hidup "di dalam Yesus dan di dalam Bapa"
mereka menjadi satu hakikat pula dengan Allah atau mereka
menjadi Allah semua?! Tentu tidak.

Matius 28:19
Klaim Trinitarian: "Baptislah dalam nama Bapa, Anak dan
Roh Kudus". Bukankah ayat ini mengajarkan adanya tiga
pribadi Allah (Trinitas)?

Jawab: Memang ayat itu menyebutkan Bapa, Anak dan Roh


Kudus, tapi samasekali tidak mengatakan 'Allah Bapa, Allah
Anak dan Allah Roh Kudus'. Jadi jelas sekali, tanpa ditambahi
embel-embel kata 'Allah', ayat itu tidak menerangkan tentang
adanya tiga pribadi Allah / Trinitas.

Ulangan 6:4
Klaim Trinitarian: Di Ul 6:4 "TUHAN itu Allah (elohyim)
kita, TUHAN itu Esa (echad)!" Kata "esa" (Ibrani: echad) itu
artinya satu kesatuan atau himpunan dan bukan satu dalam
pengertian matematis. Juga halnya dengan kata
"elohyim"[allah] itu juga bisa berarti jamak, lebih dari satu.

Jawab: Echad bukan kesatuan [himpunan]. Echad adalah


numerik, satu benar-benar satu. Echad muncul dalam
penerjemahan sebagai satu numerik, hanya satu (only), sendiri
(alone), tunggal (undivided), satu-satunya (one single)
(Theological Dictionary of the Old Testament, Grand Rapids:
Erdmans, 1974, Jilid 1:194). Sebagai bukti: kata 'echad' dipakai
pula dalam Yosua 12:9-24 "Raja negeri Yerikho, satu[echad];
raja negeri Yerusalem, satu[echad]; raja negeri Hebron,
satu[echad]; raja negeri Yarmut, satu[echad];… jadi jumlah
semua raja itu tiga puluh satu orang". Di sini jelas kata 'echad'
dipakai untuk merinci daftar raja yang dikalahkan Yosua, maka
jelas di situ kata 'echad' memiliki arti 'satu' dalam
numerik/matematis hingga bisa disebutkan jumlah keseluruhan
raja-raja tersebut 'tigapuluh satu orang'. Memang kata 'echad'
dapat dipakai untuk menunjukkan himpunan, misalnya: "satu
suku" yang artinya terdiri dari beberapa manusia, tetapi [kita
harus teliti dan cermat] di situ yang dimaksudkan 'satu' adalah
"satu suku", bukan dua suku atau tiga suku. Sukunya sendiri
cuma satu. Dalam "satu suku" tidak mungkin terdiri dari
beberapa suku. Demikian halnya dalam kasus "satu allah"
tidaklah terdiri dari beberapa allah. Dan bagi orang Yahudi
yang mempunyai pola pikir kongkret, satu ya satu, tidak ada
ide abstrak tiga tapi satu - satu tapi tiga seperti doktrin Trinitas.

Soal kata "elohyim", secara umum akhiran -im merupakan


bentuk plural. Apakah ini tidak menunjukkan bahwa Allah itu
lebih dari satu? Secara umum benar bahwa akhiran -im
biasanya mengindikasikan kemajemukan tetapi ada akhiran -im
yang tidak mengacu pada kemajemukan melainkan keagungan
(kebesaran), misalnya akhiran -im pada Panim (wajah), atau
Shamayim (langit). Jadi bentuk -im yang mengacu pada
keagungan (majestic pluralistic) adalah bentuk plural yang
bermakna tunggal. Sebagai bukti pula, Musa di Keluaran 7:1
disebut sebagai elohyim (allah) dan tentu tidak berarti seorang
Musa terdiri dari beberapa orang Musa, bukan?

1 Yohanes 5:7
Klaim Trinitarian: 1 Yoh 5:7 jelas mengatakan ada kesaksian
di sorga: "Bapa, Firman dan Roh Kudus, dan ketiganya adalah
satu". Bukankah ayat ini jelas sekali menyatakan adanya Allah
Trinitas?

Jawab: Memang seolah-olah ayat itu ingin menegaskan bahwa


di sorga ada 3 pribadi ke-Allah-an alias Trinitas. Tetapi setelah
diselidiki, ternyata ayat itu adalah ayat sisipan (tambahan) yang
ditambahkan oleh oknum-oknum yang tampaknya berupaya
mengajarkan doktrin Trinitas. Padahal sebenarnya pada naskah
aslinya ayat tersebut tidak ada!
Pakar Alkitab, Romo Tom Jacobs, Guru Besar Emeritus Tafsir
Kitab Suci, Sanata Dharma - Yogya dan juga Hortensius F.
Mandaru, SSL. dari Lembaga Alkitab Indonesia, keduanya [di
Seminar Keilahian Yesus, 28 April 2007 di Semarang] sama-
sama tegas menyatakan bahwa pada naskah asli Alkitab tidak
ada ayat tersebut! Dan juga teolog terkenal Charles C. Ryrie
dalam bukunya Teologi Dasar I halaman 70, menuliskan bahwa
1Yoh 5:7: jelas bukan bagian dari teks asli Kitab Suci. Teolog
Dr. Herbert W. Amstrong memaparkan bahwa ayat ini
ditambahkan ke Alkitab edisi Vulgata Latin ketika terjadi
kontroversi panas antara Roma, Arius [pelopor Arianisme], dan
umat Allah. Dua teolog ternama lain, Edward Gibbon dan
Richard Porson, dari penelitian mereka sama-sama sepakat
bahwa ayat 1Yoh 5:7 baru pertama kali dimasukkan oleh
Gereja ke dalam Alkitab tahun 400 Masehi (Secrets of Mount
Sinai, James Bentley, hlm. 30-33). Karena kuatnya bukti-bukti
'pemalsuan' ayat ini, maka dalam edisi-edisi Alkitab baru
bahasa Inggris seperti The Revised Standart Version, The New
Revised Standard Version, The New American Standard Bible,
The New English Bible, The Philips Modern English Bible, dan
lain-lain, para sarjana Alkitab meniadakan ayat itu dalam
terjemahan mereka. Hanya King James Version yang masih
mencantumkan ayat 'palsu' tersebut.

Kejadian 1:26
Klaim Trinitarian: Kej 1:26 "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut rupa dan gambar Kita.." Bukankah ayat ini
adalah bukti bahwa Allah / elohyim itu adalah
jamak[kesatuan]?

Jawab: Allah yang sejati [Yahweh / Bapa] memang tidak


seorang diri ketika menciptakan langit dan bumi. Kita bisa
bandingkan Amsal 8:27 dimana Hikmat (Hikmat: gelar untuk
Yesus, 1Korintus 1:24) berkata: "Ketika Ia[Allah]
mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris
kaki langit ….aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, serta
setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa
bermain-main di hadapan-Nya".

Anak (pra eksistensi manusia Yesus) memang ikut aktif dalam


peristiwa penciptaan, bahkan Allah mencipta segala sesuatu
melalui perantaraan Anak, bandingkan dengan Yoh 1:3, Kolose
1:15-17, Ibrani 1:2. tetapi hal ini tidak berarti dengan
sendirinya bahwa Anak adalah setara dengan Bapa. Bapa tetap
lebih besar dari pada Yesus (Yoh 14:28).

Ibrani 1:2, Kolose 1:16, Yohanes 1:3


Klaim Trinitarian: Ayat-ayat tersebut menyebut Yesus
sebagai pencipta, bukankah artinya dia adalah AllahSejati?

Jawab: Yesus pencipta alam semesta, langit dan bumi serta


manusia? Itu benar. Yesus memang adalah pencipta manusia,
langit dan bumi, tapi tunggu dulu, jangan keburu
menyimpulkan Yesus sebagai Allah sejati. Dalam Wahyu 3:14
Yesus yang bergelar Amin adalah awal dari ciptaan Allah,
Kolose 1:15 Yesus disebut sebagai ciptaan yang sulung
(=ciptaan awal). Nah, selanjutnya, Yesus sebagai ciptaan Allah
yang awal, kemudian Ia memang terlibat proses penciptaan-
penciptaan yang lainnya. Yesus sangat luar biasa! Dia adalah
mahluk ilahi yang diberi kuasa oleh Allah untuk menciptakan
manusia dan isi dunia, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci:

"Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam


pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia [Allah]
telah berbicara kepada kita DENGAN PERANTARAAN anak-
Nya [Yesus], yang telah Ia [Allah] tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia [oleh Yesus],
Allah telah menjadikan alam semesta" (Ibrani 1:1-2)

"Ia [Yesus] adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang


sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di
dalam dialah [Yesus] telah diciptakan segala sesuatu, yang ada
di sorga dan ada di bumi, yang kelihatan dan tidak kelihatan,…
segala sesuatu diciptakan oleh dia [Yesus] dan untuk dia"
(Kolose 1:15-17)

"Segala sesuatu dijadikan oleh dia dan tanpa dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan… Ia
[Yesus] telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehnya,
tetapi dunia tidak mengenalnya" (Yohanes 1:3, 10)

Menarik sekali memang! menurut Alkitab Yesus ternyata


adalah pencipta manusia dan semesta alam! Tetapi dalam ayat
yang lain yang biasa disebut sebagai Sang Pencipta adalah
Yahweh "Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar?
Yahweh ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung
ke ujung …Akulah Yahweh yang menciptakan semuanya ini.
Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia
di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan
Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya"
(Yesaya 40:28; 45:8,12). Jadi ada dua premis. Yahweh adalah
Pencipta dan Yesus adalah Pencipta, maka tidak heran jika
muncul kesimpulan bahwa Yesus itu Yahweh sendiri atau
Allah yang sejati. Kesimpulan yang wajar saja menurut logika,
sekalipun masih bisa dipertanyakan. Apakah jika dua Pribadi
melakukan pekerjaan yang sama, maka keduanya pasti Pribadi
yang sama atau kedudukan keduanya pasti setara dan
sehakikat? Jawaban kami: belum tentu! Dalam hidup
keseharian, khususnya di dunia hukum, ada yang namanya
"bertindak untuk dan atas nama". Seorang advokat, misalnya,
berwenang untuk melakukan tindakan atas nama orang lain
asalkan diberi kuasa penuh oleh orang itu.

Unsur "bertindak untuk dan atas nama" ini juga bisa kita lihat
ada pada relasi antara Yahweh [Allah sejati] dan Yesus Kristus
[utusan Allah] dalam kasus penciptaan. Mari kita perhatikan
kata sambung 'oleh' (through) yang kelihatannya sepele, namun
sebenarnya sangat penting sekali pada Kolose 1:16 : " .. segala
sesuatu diciptakan oleh dia dan untuk dia [RSV: All things
were created through him and for him]" .Melalui (Through)
Yesus Kristus, segala sesuatu telah dijadikan.

Kesaksian kitab suci tentang keberadaan Yesus sebagai


'pencipta manusia dan semesta alam' inilah yang telah membuat
banyak orang 'tergiring' pada suatu kesimpulan bahwa dia
adalah Allah yang sejati. Padahal sebenarnya tidaklah
demikian. Memang Yesus adalah pencipta, tetapi dengan
meneliti ayat-ayat Alkitab lebih seksama, kita akan mendapat
pemahaman yang lebih jernih bahwa sebagai pencipta manusia
dan semesta alam, Yesus ternyata tidak menciptakan segala
sesuatunya itu dengan kuasanya sendiri, tetapi satu hal penting
yang harus kita pahami adalah ternyata: KUASA
KEMAMPUAN YESUS DALAM MENCIPTAKAN
SEMESTA ALAM DAN MANUSIA SEBENARNYA
ADALAH BUKAN BERASAL DARI DIRINYA SENDIRI,
MELAINKAN YESUS BISA PUNYA KUASA UNTUK
MENCIPTA KARENA IA TELAH DIBERI KUASA OLEH
ALLAHNYA! Hal itu tertulis jelas dalam Matius 28:18
"…Kepadaku [kepada Yesus] telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi".

Kisah 2:22 "Yesus dari Nasaret, seorang yang ditentukan Allah


dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang DILAKUKAN OLEH
ALLAH DENGAN PERANTARAAN DIA di tengah-tengah
kamu" Luar biasa bukan? Jelas sekali Para Rasul pun sangat
paham bahwa Yesus adalah MEDIATOR (PERANTARA)
Allah dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Yesus
sebagai Mediator/Perantara juga dijelaskan oleh ayat yang lain:
"Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi
PENGANTARA antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus" (1Timotius 2:5). "…kita mempunyai seorang
PENGANTARA pada Bapa, yaitu YESUS Kristus, yang adil"
(1Yohanes 2:1b). "Tidak ada seorang pun yang datang pada
Bapa, kalau tidak melalui aku"(Yoh 14:6).

Yesus adalah saluran atau sarana/perantara penciptaan, tetapi


bukan sumber kuasanya. Allah, Bapalah, asal-usul segala kuasa
dan kehidupan yang diwujudkan oleh/melalui Kristus. "Namun
bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-
Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan
satu Tu[h]an saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehnya [through
=melaluinya] segala sesuatu telah dijadikan dan karena dia kita
hidup" (1 Korintus 8:6). Allah sebagai Sumber Kehidupan telah
memberikan kuasa kepada Yesus Kristus, sehingga Ia berkuasa
pula memberikan hidup kepada ciptaannya. Yesus menciptakan
bukan hanya bumi, tetapi juga mahluk-mahluk hidup, termasuk
manusia. "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam
diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak
mempunyai hidup dalam dirinya sendiri … Dalam dia ada
hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia" (Yohanes
5:26; 1:3). Oleh karena itu, dalam salah satu perumpamaannya,
Yesus menggambarkan hubungan antara Allah, dirinya, dan
manusia seperti hubungan antara Pengusaha anggur, pokok
anggur, dan ranting-ranting anggur itu: "Akulah pokok anggur
yang benar dan Bapakulah pengusahanya … Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam aku dan aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa"(Yohanes 15:1,5).
Tanpa "Kuasa" dari Allah - menurut pengakuannya sendiri -
Yesus jelas tidak sanggup melakukan apa-apa "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak (Yesus) TIDAK DAPAT
MENGERJAKAN SESUATU DARI DIRINYA SENDIRI,
jikalau ia tidak melihat Bapa (Allah) mengerjakannya; sebab
apa yang dikerjakan Bapa, itu pula yang dikerjakan Anak"
(Yohanes 5:19).

Roma 9:5
Klaim Trinitarian: Roma 9:5 "Mereka adalah keturunan bapa-
bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya
sebagai manusia. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai
selama-lamanya. Amin!" Bukankah di ayat ini Mesias yaitu
Yesus adalah Allah yang harus dipuji selamanya?

Jawab: Ayat ini bermasalah. (Penjelasan berikut dikutip


berdasar komentar Hortensius F. Mandaru, SSL dari LAI):
Roma 9:5 merupakan salah satu ayat yang paling diperdebatkan
dalam tafsir PerjanjianBaru. Terjemahan formal dari LAI
berbunyi seperti tersebut di atas. Beberapa terjemahan modern
juga bermakna seperti itu (meski memakai "koma", bukan
"titik", misalnya: NRSV, NIV dan NJB). Menurut terjemahan-
terjemahan ini, yang dimaksud dengan "Ia" dalam ayat ini
adalah: Yesus. Terjemahan ini terasa paling wajar dari segi
style bahasa Yunaninya dan cocok juga dengan style Paulus di
tempat lain (Roma 1:25; Galatia 1:5; 2Korintus 11:31). Satu-
satunya keberatan yang paling serius terhadap terjemahan ini
adalah fakta bahwa Paulus tidak pernah menyebut Yesus
Kristus sebagai Allah! Maka, aneh jika tiba-tiba di satu ayat ini
dia membuat suatu kecualian dan dengan tegas
menyebutkannya sebagai "Allah". Oleh karena itu, beberapa
terjemahan lain berkeyakinan bahwa "Ia" disini adalah
"Allah(Bapa)" bukan Yesus!.

Persoalannya memang rumit, sebab naskah tertua Yunani tidak


memiliki tanda baca, padahal penempatan tanda "titik" atau
"koma" dalam teks ini amat krusial untuk tafsiran/terjemahan.
Konteks ayat ini sedikit lebih mendukung terjemahan yang
menafsirkan "Ia" sebagai Allah Bapa. Setelah rentetan berkat
bagi umat Israel ditampilkan (yang berpuncak pada anugerah
seorang Mesias!), terasa logis bila Allah (Israel) itu dipuji.
Namun ini pun belum meyakinkan, sebab secara psikologis
rasanya tidak pas Paulus memuji Allah di ayat ini, sebab dia
sebenarnya tengah mengungkapkan kekecewaannya atas
ketidakpercayaan Israel. Memang dapat dikatakan bahwa
dalam semua "berkat/pujian", Paulus umumnya memakai
rumusan yang jelas mereservir "Allah" hanya untuk Bapa:
"Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus" (bnd.
2Korintus 1:3;11:31; Efesus 1:3). Akan tetapi, dalam rumusan-
rumusan 'berkat/pujian' seperti ini, kata "Terpujilah" selalu
ditempatkan pada awal kalimat, padahal dalam Roma 9:5 kata
tersebut menjadi kata ke-6 dalam kalimat, jelas ini sebuah
konstruksi yang 'aneh' secara gramatikal! Jadi, menyangkut
teks ini pandangan para ahli masih amat berimbang! Secara
gramatikal, tafsiran pertama di atas sedikit lebih kuat,
sedangkan dari sudut teologi Paulus, pendapat kedua lebih
kuat.

Terjemahan dinamis dari LAI (BIMK, juga TEV, NEB, NAB,


dll.) menganut penafsiran kedua: "Terpujilah Allah untuk
selama-lamanya. Amin". Perlu diketahui bahwa komite tekstual
United Bible Society lebih mendukung tafsiran yang kedua
juga.

Yohanes 20:28
Klaim Trinitarian: Thomas, murid Yesus, menyapa Yesus
sebagai Tuhan dan Allah, dan Yesus membiarkannya,
bukankah itu artinya bahwa memang dia adalah AllahSejati?

Jawab: Perhatikan konteks ayat Yohanes 20:28 itu. Dalam


keadaan tidak percaya pada kabar berita kebangkitan Yesus,
tiba-tiba Thomas melihat di depan mata kepalanya sendiri
bahwa Yesus benar-benar bangkit sehingga Thomas seketika
terkejut dan berkata "Ya Tuhan dan Allahku!". Saat orang
terkejut melihat Tsunami yang sangat dahsyat, orang itu
berkata "Ya Tuhan dan Allahku!" bukan berarti gelombang
Tsunami itu adalah Tuhan atau Allahnya, bukan? Ucapan "Ya
Tuhan dan Allahku" itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan.

Seperti dikemukakan Profesor Guru Besar Teologi, Thomas


Mc Elwain, dapat dipahami dengan menyidik dari segi bahasa
akan lebih jelas. Pada bahasa Yunani yang dipakai pada frase
"Ya Tuhan dan Allahku" atau "My Lord and My God" di
Yohanes 20:28 itu adalah "kurios" dan "theos". Teks Yunani
pada frase "My Lord and My God" adalah frase yang
menggunakan bentuk nominatif, baik pada kata Lord [kurios]
maupun kata God [theos]. Karena kedua kata tersebut berasal
dari deklensi kedua tunggal, maka dalam bahasa Yunani
terdapat kasus vokatif yang bentuknya berbeda. (Vokatif [kata
bentuk sapaan] dalam linguistik adalah bentuk kata yang
menunjukkan seseorang/pihak yang diajak bicara). Bentuk
vokatif dari "kurios" adalah "kurie" sedangkan bentuk vokatif
dari "theos" adalah "thee". Jadi, apabila mengacu pada orang
yang diajak bicara (dalam konteks ayat tersebut yaitu Yesus),
maka kata-kata tersebut ("kurios" dan "theos") haruslah dalam
bentuk vokatif yaitu: "Kurie" untuk kurios dan "thee" untuk
theos. Tetapi apabila kata-kata itu mengacu pada orang / pihak
yang bukan diajak bicara, maka bentuknya haruslah nominatif.
Nah sekarang ternyata kata-kata itu berbentuk nominatif bukan
vokatif! ini berarti bahwa kata-kata itu dimaksudkan bagi pihak
lain, bukan pihak atau orang yang diajak bicara, yang dalam
konteks ini adalah Yesus. Jadi, dengan tidak perlu ragu lagi,
kita, paling tidak bisa mengetahui dengan pasti bahwa Yesus
bukanlah "Lord" dan "God" yang dimaksud oleh Thomas
dalam keterkejutannya itu. Thomas bukan menyapa Yesus. Jika
pada saat terkejut, di depan orang yang anda serukan
kepadanya "ya Tuhan dan Allahku!" begitu saja orang di depan
anda itu menjadi Allah, saya kawatir akan ada ribuan orang
yang mengklaim dirinya sebagai Allah setiap harinya, bukan?

Seruan keterkejutan Thomas "Ya Tuhan dan Allahku!" hal itu


mengungkapkan keyakinan baru Thomas mengenai
kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus itulah yang awalnya
dia ragukan kebenarannya. Bagi Thomas tidak pernah ada
pertanyaan apakah Yesus itu Allah sejati atau bukan. Yang ada
hanyalah pertanyaan apakah Yesus itu bangkit atau tidak.
Kebangkitan inilah yang diragukan oleh Thomas. Kebangkitan
inilah yang Thomas akhirnya benar-benar lihat dengan mata
kepalanya sendiri dan rasakan dengan jari-jari tangannya
sendiri. Yesus tidak pernah mendapat pengakuan Thomas
terhadapnya sebagai Allah karena memang Thomas tidak
pernah mengakui Yesus sebagai Allahnya, dia hanya mengakui
bahwa Yesus yang telah mati disalib itu benar-benar bangkit
hidup kembali.

Yesaya 63:8-9
Klaim Trinitarian: ",, maka Ia (TUHAN ALLAH) menjadi
juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan
seorang duta atau utusan melainkan Ia (Allah) sendirilah yang
menyelamatkan mereka, Dialah yang menebus mereka dalam
kasih-Nya dan belas kasihan-Nya". Bukankah ayat ini
menyatakan dengan jelas bahwa yang menjelma menjadi
manusia Yesus adalah Allah sendiri dan bukan duta atau
utusan?

Jawab: Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia [terbitan di


atas tahun 1980-sekarang] terhadap ayat tersebut tidak tepat!
Dalam versi bahasa Inggris Holy Bible King James Version
tertulis: "So He [The God] became their Savior in all their
affliction He was afflicted. And the Angel of His Presence
saved them, in His love and His pity He redeemed them".
(Maka Ia[Allah] menjadi juru selamat mereka dalam
kesesakkan mereka. Dan MALAIKAT YANG DI HADIRAT-
NYA menyelamatkan mereka, dalam kasih-Nya dan belas
kasihan-Nya Dia menebus mereka".
Frase "Malaikat di hadirat-Nya" ternyata [mungkin oleh
oknum-oknum dalam upaya mengajarkan Trinitas] telah diubah
menjadi "bukan seorang duta atau utusan melainkan Ia (Allah)
sendiri". Pada Alkitab LAI terbitan 1958-70 tertulis: "…Malak
alhadiratnya (malaikat di hadirat Allah) memeliharakan
mereka…". Perbedaan terjemahan tersebut jelas sangat fatal
dan memiliki arti yang bertolak belakang, terjemahan LAI yang
lama mengatakan bahwa yang memelihara adalah "Malak
(Malaikat, Angel, utusan)" sementara terjemahan yang baru
mengatakan "bukan utusan" ini jelas sangat bertentangan! Jadi
jelas ayat aslinya tidak mengindikasikan bahwa Allah
sendirilah yang menjelma menjadi Yesus seperti klaim
Trinitarian.

Ibrani 1:8
Klaim Trinitarian: Ayat ini mengacu pada Yesus, dan Bapa
sendiri menyebut Anak sebagai Allah ("…Tahtamu ya Allah
.."), itu berarti Anak/Yesus itu Allah sejati.

Jawab: Ayat ini jelas kutipan dari Perjanjian Lama - Mazmur


45:7-8 yang berbicara tentang pernikahan raja, maka tentu saja
ayat ini harus dimengerti dalam arti PerjanjianLama yaitu
dimana raja disebut sebagai "allah".

Yesaya 9:5
Klaim Trinitarian: "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita
…dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa [ElGibor], Bapa yang Kekal, Raja Damai.." Bukankah
ayat ini jelas menunjuk pada Yesus, berarti Yesus adalah Allah
yang Perkasa?

Jawab: Sekalipun umumnya orang yang menafsirkan ayat ini


sebagai ramalan tentang Yesus, namun sebenarnya ayat itu
tidak hanya berbicara mengenai Yesus, tetapi juga mengenai
anak raja Ahaz. Anak Ahaz bisa disebutkan orang sebagai
"Allah yang Perkasa, Raja Damai" karena di dalam anak itu
Allah (Yahweh) menyatakan kejadiran dan pertolongan-Nya.
Maka kalau pun ayat ini ditafsirkan mengacu pada Yesus, ya
tidak masalah juga. Yesus - sama seperti anak Ahaz - mau
disebutkan orang sebagai Allah yang Perkasa? tidak masalah,
karena di dalam Yesus, Allah juga menyatakan kehadiran dan
pertolongan-Nya.

Kolose 1:19
Klaim Trinitarian: "Seluruh kepenuhan Allah ada di dalam
Yesus", Bukankah itu artinya dia adalah benar-benar Allah
sepenuhnya?

Jawab: Surat Kolose adalah tulisan 'bahasa' Paulus. Jika


Paulus menuliskan frase "Seluruh kepenuhan Allah diam di
dalam Yesus" itu tidak sertamerta berarti Yesus adalah
AllahSejati. Buktinya di Surat Efesus 3:19b, Paulus juga
menulis bahwa orang-orang percaya juga bisa "dipenuhi di
dalam seluruh kepenuhan Allah".
Melihat Yesus = Melihat Allah
Klaim Trinitarian: Yesus sering berbicara tentang dirinya
sebagai satu dengan Allah Bapa dalam esensi atau zat dan sifat.
Yesus dengan yakin mengatakan "jikalau sekiranya kamu
mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku" (Yohanes
8:19). "Dan barangsiapa yang melihat Aku, ia melihat Dia
[Bapa] yang telah mengutus Aku (Yohanes 12:45). "Barang
siapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku" (Yoh
15:23). "Supaya semua orang menghormati Anak [Yesus] sama
seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak
menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia" (Yoh 5:23). Ayat-ayat tersebut jelas sekali
dengan pasti mengindikasikan bahwa Yesus adalah sama,
setara dengan Allah Bapa. Buktinya: kenal Yesus dikatakan =
kenal Bapa, melihat Yesus = melihat Bapa, membenci Yesus =
membenci Bapa, tidak hormat pada Yesus = tidak hormat pada
Bapa. Berarti jelas seperti yang tertulis di Yoh 1:30 tadi "Yesus
dan Bapa adalah satu".

Jawab: Yesus tidak pernah dalam ayat-ayat tersebut


mengklaim dirinya satu, sama dan setara dengan Bapa dalam
esensi zat dan sifat. Yesus justru mengaku sebagai utusan Bapa
dan hamba Allah, dan dia bilang "seorang hamba atau utusan
tidaklah sama dengan tuannya yang mengutus"(Yoh 13:16),
karena "Bapa [yang mengutus] lebih besar daripada Yesus,
yang diutus oleh Bapa" (Yoh 14:28). Sebagai utusan yang sah,
Yesus datang dalam nama Allahnya (Yoh 5:43a) dan
mempunyai misi memperkenalkan Bapa/Allahnya, maka -
sebagai jalan menuju Allah - bila sekiranya ada orang yang
mau mengenal dan mendengarkan Yesus, mereka pasti
kemudian akan bisa mengenal Bapa. Orang yang melihat
kuasa-kuasa yang dilakukan Yesus itu artinya melihat kuasa-
kuasa Bapa yang telah dinyatakan melalui Yesus (Matius
28:18, Kisah 2:22). Barangsiapa membenci Yesus, padahal
Yesus adalah utusan sah dari Allah Bapa, maka artinya orang
tersebut juga membenci dan menghina Bapa yang mengutus
Yesus. Yesus sama sekali tidak mengaku setara atau satu zat
dengan Bapa, dia mengaku bahwa dia adalah wakil / utusan
dari Bapa. Dan karena sebagai utusan yang sah dan telah diberi
kuasa, maka dari itu Yesus berhak atas loyalitas dan kepatuhan
yang mutlak, seolah-olah dia adalah Allah itu sendiri. Namun
dia tidak mengakui dirinya sebagai Allah sejati, tetapi sebagai
hamba dan utusan Allah. Alkitab tegas bersaksi Yesus adalah
hamba Allah yang dimuliakan dan diurapi oleh Allah sendiri
(Matius 12:18, Kisah 3:13,26, 4:27, 30).
Yesus Disembah
Klaim Trinitarian: Dalam beberapa ayat Alkitab tercatat
bahwa Yesus disembah (Matius 2:2, 8:2, 9:18, 14:33, 15:25
dll.), bukankah hanya Allah saja yang boleh disembah?

Jawab: Yesus "disembah"? memang benar itu! tapi disembah


dalam makna apa? apakah Yesus disembah seperti orang
menyembah Allah yang sejati? Dalam bahasa Yunani, kata
menyembah yang sering dipakai itu adalah "proskuneo", nah,
kata "proskuneo" ini mengandung arti menyembah bisa dalam
makna "MENGHORMAT". "Proskuneo" biasa digunakan
untuk "menghormat/menyembah" Allah sejati dan juga orang-
orang yang berkedudukan tinggi. Sedangkan untuk untuk
penyembahan yang hanya kepada Allah sejati, kata yang
digunakan adalah "latruo". Jadi jelas Yesus sebagai orang yang
berkedudukan tinggi dan wakil Allah yang diurapi oleh Allah
sendiri maka Yesus boleh mendapat "proskuneo" dari banyak
orang. Karena Yesus sudah dipilih khusus dan diurapi oleh
Allah sendiri, Yesus sudah menjadi pemimpin yang diberi
kuasa di sorga dan bumi (Matius 28:18) maka, seperti tertulis di
Ibrani 1:6 malaikat-malaikat di sorga juga tentu harus
"proskuneo"(hormat) pada Yesus. Maka hal "penyembahan"
yang berarti "menghormat" (proskuneo) itu tidaklah
membuktikan bahwa Yesus adalah Allah sejati. Masalah
tersebut hanyalah kesalahpahaman penafsiran pada makna
"menyembah" itu saja, dan sebagai catatan: LAI dalam
menerjemahkan "proskuneo" dan "latruo" sama-sama
menerjemahkan dengan kata "menyembah".

Yesus Maha Tahu & Berkuasa Membuat Mujizat


Klaim Trinitarian: Kitab suci menunjukkan bahwa Yesus
mempunyai sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri.
Di Matius 9:4, Matius 12:25, Yoh 2:24-25, Yoh 6:64 Di ayat-
ayat itu jelas terbukti Yesus bisa mengetahui pikiran dan hati
orang. Kalau dia bukan Allah sejati tentu Yesus tidak bisa
Mahatahu seperti itu, bukan? Yesus juga Mahakuasa, buktinya
dia dapat membangkitkan orang mati dan melakukan banyak
mujuzat-mujizat yang luarbiasa.

Jawab: Tidaklah tepat kalau dikatakan Yesus itu Mahatahu.


Yesus memang tahu banyak hal di sorga dan bumi [karena dia
sudah diberi kuasa sorga dan bumi] tetapi dia jelas tidak
Mahatahu, buktinya tentang hari kedatangannya yang kedua
kali dia mengaku tidak tahu, hanya Bapa yang tahu (Matius
24:36, Markus 13:32). Kemudian kalau Yesus bisa tahu pikiran
dan hati orang dan hal itu sertamerta dijadikan bukti bahwa dia
Allah sejati, lantas bagaimana dengan Petrus di Kisah Rasul 5
dia juga bisa mengetahui hati dan pikiran Ananias dan Safira,
apakah itu artinya Petrus juga adalah Allah sejati karena dia
tahu hati dan pikiran orang? tentu tidak, bukan? Kemudian soal
mujizat, itu adalah karena telah diberi kuasa oleh Allah, Petrus
juga bisa menghidupkan orang mati (Kisah 9:40) dan membuat
mujizat. Demikian juga Elisa, mayat-mayat yang kena tulang-
tulangnya bisa hidup kembali (2Raja 13:20-21). Kuasa dan
mujizat sumber-asalnya dari Allah (Mazmur 62:12).

Mengampuni Dosa
Klaim Trinitarian: Di Matius 9:2-7Yesus bisa berkuasa
mengampuni dosa, bukankah yang berkuasa mengampuni dosa
hanya Allah sendiri? Dan Yesus juga menghakimi pada akhir
zaman (Matius 25:31-32, Yoh 5:22,27) bukankah Hakim yang
sejati adalah Allah sendiri? Jika Yesus = Hakim, itu artinya
Yesus = Allah sendiri!

Jawab: Ya, di Matius 9:6 Yesus mengaku bahwa dia berkuasa


mengampuni dosa. Yesus juga mengaku sebagai Hakim akhir
zaman, itu benar. Mengapa Yesus bisa berkuasa mencipta?
mengapa Yesus bisa berkuasa buat berbagai mujizat? Mengapa
Yesus bisa bekuasa mengampuni dosa? mengapa Yesus bisa
berkuasa menjadi Hakim? mengapa Yesus bisa berkuasa
mengusir setan, mengapa Yesus berkuasa, berkuasa dan sangat
berkuasa di sorga dan bumi? Apakah semua hal itu dikarenakan
dia adalah Allah yang sejati? Tidak!! Yesus bisa hebat dan
sangat berkuasa, baik di sorga maupun di bumi, semua itu
adalah bukan karena dia AllahSejati. Semua kuasa milik Yesus
adalah bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan karena
"Kepada Yesus telah DIBERIKAN SEGALA KUASA DI
SORGA DAN BUMI" oleh Bapa/Allahnya (Matius 29:18).
Maka jangan heran jika Yesus dapat berkuasa melakukan
pekerjaan-pekerjaan Allah, semua itu karena "Dia telah diberi
kuasa!". Semua mujizat dan hal ajaib yang dilakukan Yesus
adalah bukan berasal dari kuasanya sendiri, melainkan Allah-
lah yang melakukannya dengan memakai Yesus sebagai
mediator. Hal itu jelas seperti tertulis di Kisah 2:22 "…Yesus
dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang
dinyatakan kepadamu dengan KEKUATAN-KEKUATAN
DAN MUJIZAT-MUJIZAT DAN TANDA-TANDA YANG
DILAKUKAN OLEH ALLAH DENGAN PERANTARAAN
DIA di tengah-tengah kamu..". Yesus adalah
mediator/pengantara dan Allah-lah sumber kuasanya.

Gelar Alfa Omega


Klaim Trinitarian: Di kitab Wahyu 22:13, Yesus disebut
sebagai Alfa dan Omega, bukankah "Alfa dan Omega" adalah
nama atau gelar milik Allah (Yahweh) sendiri?

Jawab: Memang nama (gelar) "Alfa dan Omega" itu sebutan


untuk Yahweh (AllahSejati). Nah, pertanyaannya: kalau Yesus
bukanlah Yahweh itu sendiri, mengapa nama Alfa Omega bisa
pula disebutkan pada Yesus? Jawabannya adalah jelas dan
terang benderang seperti tertulis di Injil Yohanes 17:11,12
dalam perkataan (doa)nya Yesus sendiri berkata "Ya Bapa yang
kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
YANG TELAH ENGKAU BERIKAN KEPADA-KU, supaya
mereka menjadi satu sama seperti kita adalah satu. Selama aku
bersama mereka, aku memelihara mereka dalam nama-Mu,
yaitu NAMA-MU YANG TELAH ENGKAU BERIKAN
KEPADAKU;.." Di ayat itu dalam perkataan doanya kepada
Allahnya Yesus sangat terang menjelaskan bahwa nama
[gelar/sebutan] yang sebenarnya adalah milik Yahwe itu,
seperti Alfa dan Omega, gelar itu memang telah diberikan atau
dikenakan juga kepada Yesus yang mempunyai misi sebagai
utusan Yahweh. Jadi jikaYesus disebut dengan nama Alfa dan
Omega itu artinya adalah: Nama gelar milik Allah diberikan
pada Yesus. Dan dalam Wahyu 3:12 juga membuktikan bahwa
nama milik Yahwe bukan cuma diberikan pada Yesus saja tapi
kata Yesus "Barangsiapa menang,…padanya akan
kutuliskan[diberi] Nama Allah-ku [nama Yahwe],..". Jelas
umat-umat Allah yang benar kelak akan mendapatkan nama /
gelar milik Yahwe juga, sama seperti Yesus.

Anak Allah = Allah Anak


Klaim Trinitarian: : Alkitab tegas mengatakan Yesus adalah
Anak Allah atau Allah Anak, jelas dia adalah Allah. Memang
di Alkitab orang-orang murid Yesus juga bisa disebut Anak-
anak Allah, tapi Yesus disebut secara khusus sebagai "Anak
Tunggal Allah" atau "Allah Anak" artinya dia betul-betul Allah
sejati, Allah Anak, The True God.

Jawab: Istilah "Allah Anak" itu hanya ada di doktrin Trinitas.


Di Alkitab jelas dari kitab Kejadian sampai Wahyu tidak ada
istilah "Allah Anak", yang ada istilah "Anak Allah". Jadi kalau
kaum Trinitarian bilang bahwa ada "Allah Anak", nah, itu jelas
tidak Alkitabiah karena memang istilah itu jelas tidak ada di
Alkitab! Jangan asal menyamakan antara istilah "Anak Allah"
dengan "Allah Anak" itu jelas dua istilah yang sangat beda,
seperti halnya "Anak Dokter" dengan "Dokter Anak" bukankah
jelas sangat beda maknanya?! Tapi tentang istilah "Anak Allah"
dan "Anak Tunggal Allah" itu memang ada banyak di Alkitab.
Dan ingat dalam bahasa asli Alkitab tidak ada perbedaan huruf
besar kecil, jadi sebenarnya istilah "Anak Allah" atau "anak
Allah" atau "anak allah" jelas sama maknanya, dan semua
orang bisa saja diberi kuasa menjadi "anak-anak Allah" (Yoh
1:12, Galatia 3:26, 1Yoh 3:1, dllnya). Dan lebih anehnya jika
kaum Trinitas bisa-bisanya bilang "Anak Allah" artinya =
Allah, berarti kalau Yesus sebagai Anak Allah=Allah sejati,
maka saudara-saudaranya Yesus (Roma 8:29), umat-umat
Allah, orang-orang pembawa damai, rasul-rasul, murid-murid
Yesus - yang mana mereka semua disebut sebagai "Anak-anak
Allah" juga (Roma 8:14-16) - apakah mereka = Allah-Allah
sejati semua??? wah jadi banyak sekali Allah-Allahnya ya!?
jadi Allah Sejati bukan lagi tiga Pribadi atau Trinitas, tapi Allah
sejati ada jutaan pribadi bahkan mungkin miliyaran pribadi! ???
Itulah sebabnya musti hati-hati dengan istilah "Anak Allah"
Jangan asal disamakan dengan Allah sejati, apalagi Allah Anak.

Kebangkitan Yesus
Klaim Trinitarian: Yesus mati tetapi bisa hidup kembali
bangkit sendiri, itu adalah bukti bahwa dia adalah AllahSejati.
Yesus bangkit dengan kekuatan kuasanya sendiri.

Jawab: Beberapa Pendeta/teolog Trinitarian mengklaim bahwa


salah satu bukti Yesus sebagai Allah sejati adalah Yesus telah
bangkit dari kematian dengan kuasanya sendiri. Benarkah hal
itu? Bagaimana dengan kesaksian kitab suci tentang hal
tersebut? Mari kita selidiki:

Matius 16:21 " ..Yesus mulai menyatakan pada murid-


muridnya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Lukas 9:22 kata Yesus sendiri: " Anak Manusia ….
dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Kisah 2:24 "tetapi Allah membangkitkan dia [Yesus]
dengan melepaskan dia dari sengsara maut, .."
Kisah 2:32 "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan
tentang hal itu kami semua adalah saksi"
Kisah 3:15 "Demikianlah Ia [Yesus], pemimpin kepada
hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati, dan tentang
hal itu kami adalah saksi"
Kisah 4:10 "…Yesus Kristus, orang Nazaret, yang
kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah
dari antara orang mati…"
Kisah 5:30 "Allah nenek moyang kita telah
membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada
kayu salib dan kamu bunuh."
Kisah 10:40 "Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada
hari yang ketiga, …"
Kisah 13:30 "Tetapi Allah membangkitkan Dia dari
antara orang mati."
Kisah 13:34 "Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati dan tidak akan diserahkan kembali
kepada kebinasaan."
Kisah 13:37 "Tetapi Yesus dibangkitkan Allah, .."
Roma 6:4 "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, .."
Roma 7:4b "..Dia yang telah dibangkitkan dari antara
orang mati, .."
Roma 8:11 "Dan jika Roh Dia [kuasa Allah], yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di
dalam kamu, maka Ia[Allah], yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh
Roh[kuasa]-Nya, yang diam di dalam kamu."
Roma 10:9b "… bahwa Allah telah membangkitkan
Dia[Yesus] dari antara orang mati, .."
1Korintus 15:4 "Bahwa Ia telah dikuburkan, bahwa Ia
telah dibangkitkan pada hari ketiga, sesuai kitab suci, "
1Korintus 15:12 "Jadi bilamana kami beritakan bahwa
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, .."
1Korintus 15:20 "tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang
sulung dari antara orang yang telah meninggal."
2Korintus 4:14 "Karena kami tahu, bahwa Ia[Allah],
yang telah membangkitkan Tuan Yesus, akan
membangkitkan kami juga bersama-sama dengan
Yesus."
Galatia 1:1b "…Allah, Bapa, yang telah
membangkitkan Dia[Yesus] dari antara orang mati"
Efesus 1:19-20 "dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita
yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang
dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan
membangkitkan dia dari antara orang mati dan
mendudukkan dia di sebelah kanan-Nya di Sorga"
Kolose 2:12 "..kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia[Yesus] dari antara orang mati"
1Tesalonika 1:10 ".. Anak-Nya dari sorga, yang telah
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus,.."
1Petrus1:21 "..Allah, yang telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati.."
1Petrus3:18 "Sebab juga Kristus telah mati .., tetapi
yang telah dibangkitkan menurut Roh[kuasa]."

Ayat-ayat tersebut di atas sangat akurat dan jelas mencatat


bahwa Yesus jelas tidak bangkit oleh kuasanya sendiri,
melainkan ia bisa hidup kembali dari kematian karena Ia
DIBANGKITKAN oleh Allahnya. Tidak ada satupun ayat
Alkitab yang tegas mengatakan dengan jelas bahwa Yesus
bangkit atas kuasanya sendiri seperti sering diklaim oleh
golongan Trinitarian. Yang Alkitabiah adalah:Yesus
DIBANGKITKAN oleh Allah. Allah-lah yang
MEMBANGKITKAN Yesus!
_________________
Mohon doa saudara-saudari

Back to top

DeusVult Posted: Mon, 01-06-


Evangelos 2009 5:11 pm Post
subject:

Joined: 10 Feb 2004 Catatan: post ini khusus untuk


Posts: 10846 apologi atas Yohanes 1:1.
Location: Orange County California Nanti akan aku tambahkan
beberapa hal lain. Untuk
sementara ini cukup.

Apakah Yesus itu Allah


sejati menurut Yohanes 1:1?

Yohanes 1:1
(penulisan si unitarian)
en arkhe en ho logos
kai ho logos en pros
ton theon kai theos en
ho logos

Yohanes 1:1 (dari


Kitab Suci di
ekaristi.org)
en arch hn o logoV kai
o logoV hn proV ton
qeon kai qeoV hn o
logoV

Yohanes 1:1 (Revised


standard Version)
In the beginning was
the Word, and the
Word was with God,
and the Word was
God.

Yohanes 1:1 (Lembaga


Alkitab Indonesia)
Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu
bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu
adalah Allah

[Catatan DeusVult:
Aku akan memakai
penulisan Yunani dari
ekaristi.org. Memang
lebih susah dibaca, tapi
lebih gampang di
check karena ada di
website sendiri. Aku
juga akan membagi
Yohanes 1:1 menjadi
Yoh 1:1a (yang
berwarna blue), Yoh
1:1b (yang berwarna
green) dan Yohanes
1:1c (yang berwarna
darkred)]

Dalam upaya menyangkal


bahwa Yesus itu adalah Allah,
para non-trinitarian (eg. Saksi
Yehuwa, Unitarian, Oneness
Pentecostal, bahkan apologist
Islam) dengan gencar
menyerang ayat yang sarat
Kristologi ini. Mereka
mengatakan bahwa
kebanyakan terjemahan atas
ayat ini bias terhadap teologi
trinitarian. Terjemahan yang
lebih tepat menunjukkan
bahwa ayat ini tidak
mengkonfirmasi bahwa Yesus
adalah Allah.

Mereka mulai dengan


menunjukkan bahwa dua kata
untuk "Allah/God" di Yoh 1:1
menggunakan struktur kata
Yunani yang berbeda. Di Yoh
1:1b tertulis "ton qeon"
sementara di Yoh 1:1c tertulis
"qeoV" saja [catatan
DeusVult: Kata "qeon" dan
"qeoV" adalah kata yang
sama tapi yang pertama
berbentuk accusative yang
kedua berbentuk nominative.
Tidak seperti bahasa Inggris
modern dimana accusative
dan nominative hanya
muncul pada kata-kata ganti
(ie. accusative/nominative:
me/I, us/we, him/he, her/she,
them/they, you/ye [dulunya
untuk kata ganti orang
kedua tunggal, "ye" adalah
bentuk nominative dan
"you" adalah bentuk
accusative-nya. Tapi
sekarang baik accusative
maupun nominative
menggunakan kata "you"])
dalam bahasa-bahasa seperti
Yunani, Latin, Jerman,
Rusia bentuk
accusative/nominative tidak
terbatas pada kata ganti
saja. Bahkan untuk article
(ie. kata sandang) juga ada
bentuk accusative dan
nominative-nya (eg. "ton"
adalah accusative, "o"
adalah nominative, dan
seterusnya).].

Kata "ton" ini padanannya


dalam bahasa Inggris adalah
apa yang disebut definite
article yaitu kata "the,"
misalnya: the bachelor, the
actor, the candidate etc.
Sedang kebalikannya adalah
apa yang disebut "indefinite
article" yaitu "a," dalam
contoh penggunaannya: a
bachelor, an actor, a candidate.

Nah, bahasa Yunani Kitab


Suci tidak mempunyai suatu
indefinite article. Sehingga
penerjemah bahasa Inggris
harus menggunakan
pengetahuannya untuk
menetapkan apakah perlu
ditambahkan suatu indefinite
article atau tidak.

Si unitarian kemudian
berargumen bahwa dengan
adanya article atau kata
sandang "ton" sebelum kata
"qeon" ("Allah") di Yoh 1:1b
maka kita tahu bahwa yang
dimaksud adalah "sang Allah."
Sedangkan untuk Yohanes
1:1c kata "qeoV" tidak
mempunyai artikel. Karena
tidak mempunyai artikel maka
"qeoV," seharusnya
diterjemahkan "sang firman itu
adalah suatu allah/mahluk
yang bersifat ilahi."
So....

Apakah Yesus pernah


disebut Yohanes Penginjil
sebagai "sang Allah?"

YA!! Perhatikan:

Yohanes 20:28
kai apekriqh o qwmaV
kai eipen autw o
kurioV mou kai o
qeoV mou

Yohanes 20:28
Tomas menjawab Dia:
"Ya Tuhanku dan
Allahku!"

John 20:28 (Revised


Standard Version)
Thomas answered him,
"My Lord and my
God!"

Terlihat di versi Yunani


adanya article "o" sebelum
"qeoV" yang tidak terlihat
dalam terjemahan Indonesia
maupun Inggris. Jadi Yesus
adalah "sang Allah."

Namun selanjutnya si
unitarian berusaha mereduksi
pengakuan Tomas atas ke-
Allah-an Yesus di Yoh 20:28.
Apologi-ku atas argumen
unitarian ini bisa dibaca
dibawah. Apologi tersebut
meruntuhkan argumen
unitarian atas Yoh 20:28
sehingga juga runtuhlah
argumennya atas Yoh 1:1.
Sementara itu terjemahan New
World Translation milik Saksi
Yehuwa dan terjemahan The
New Testament in an
Improved Version milik
Unitarian menerjemahkan Yoh
20:28 dengan "... 'My Lord
and my God!'" sama seperti
kebanyakan Alkitab lain.

Mengapa di Yohanes 1:1


"qeoV" tidak memiliki
article (kata sandang)
sedangkan "qeon" punya?

Pertama-tama mari kita coba


memberikan article (ie. kata
sandang) "o" kepada kata
"qeoV" (catatan DeusVult:
untuk versi Yunani
ditambahkan article "o" bukan
"ton" karena bentuk Yoh 1:1c
adalah nominative bukan
accusative. Baca penjelasan
sebelumnya). Kita juga akan
menerjemahkan article "ton"
dengan "sang" (Inggris: "the")
dan menyisipkannya dalam
terjemahan Indonesia dan
Inggris. Dengan begini terlihat
pemakaian article (ie. kata
sandang) untuk bahasa
Indonesia maupun Inggris.

Perhatikan:

"... kai o logoV hn


proV ton qeon kai o
qeoV hn o logoV"

"... Firman itu


bersama-sama dengan
[sang] Allah dan
Firman itu adalah
[sang] Allah"

"... and the Word was


with [the] God, and the
Word was [the] God"

Seperti yang terlihat terjadi


pengidentikan antara "sang
Allah" yang bersama-sama
Firman [Yoh 1:1b] dan "sang
Allah" yang adalah Firman
[Yoh 1:1c]! Karena di Yoh
1:1b "sang Allah" pastilah
sang Bapa maka dengan
menulis "sang Allah" di Yoh
1:1c timbul identifikasi antara
"qeoV" dengan "qeon"
sehingga "Firman = Allah
[Bapa]!!" Pengidentikan
menyiratkan Modalisme
(mengajarkan bahwa Bapa dan
Anak adalah satu pribadi,
sementara Roh Kudus adalah
energi) yang baik bagi
unitarian, Saksi Yehuwa,
Mormon, Moslem, Protestant,
Orthodox ataupun Katolik
dianggap sebagai bidah.

Roh Kudus yang mengilhami


Yohanes dengan kuasaNya
menuntun sang penginjil untuk
menulis di Yoh 1:1 satu
kalimat yang mengkonfirmasi
dua kebenaran iman sambil
menyangkal bidaah yang
bertentangan dengan
kebenaran iman itu. Dengan
menuliskan bahwa Firman itu
bersama-sama dengan Allah
[Yoh 1:1b] penginjil Yohanes
menekankan bahwa "Firman"
dan "Allah Bapa" adalah dua
pribadi yang berbeda (dimana
kebenaran iman ini
menyangkal bidaah
Modalisme). Dengan
menuliskan bahwa Firman itu
adalah Allah [Yoh 1:1c]
penginjil Yohanes
menekankan bahwa sang
Firman itu satu esensi dengan
Allah, sang Firman adalah
Allah (dimana kebenaran iman
ini menyangkal bidaah
Arianisme, seperti yang dianut
Unitarian, saksi Yehuwa,
Mormon dan Islam).

Apakah kata "Allah" yang


jelas-jelas untuk Bapa
pernah digunakan tanpa
article dalam bahasa
Yunaninya?

Ya! Misalnya di Yoh 1:6, 12,


13, 18 etc (bahkan di Yoh 1:18
yang digunakan adalah kata
"qeon" sebagaimana dipakai di
Yoh 1:1b).

Patut dicatat bahwa baik


terjemahan New World
Translation milik Saksi
Yehuwa maupun terjemahan
The New Testament in an
Improved Version milik
Unitarian menerjemahkan kata
"Allah" di Yoh 1:6, 12, 13, 18
dengan kata "God." Padahal
kalau mereka konsisten
dengan prinsip bahwa kata
"Allah" harus diterjemahkan
secara indefinitive karena tidak
ada artcile-nya [sebagaimana
yang mereka lakukan di Yoh
1:1c] maka seharusnya mereka
menerjemahkannya dengan "...
a god." Sungguh munafik.

Oh dan satu lagi yang ingin


aku informasikan. Terjemahan
The New Testament in an
Improved Version milik
unitarian mengklaim bahwa
terjemahan mereka didasarkan
oleh terjemahan Alkitab yang
dilakukan Uskup William
Newcome (Uskup Anglican).
Meskipun begitu, di Alkitab
terjemahan Uskup William
Newcome sendiri di ayat Yoh
1:1c tertulis, "and the Word
was God."

Apakah kata "Allah" yang


jelas-jelas untuk Bapa
pernah disebut "o qeoV?"

Ya! Dimana? Terlalu banyak


tempat. Aku beri contoh
beberapa saja dari Injil
Yohanes: Yoh 3:16, 17, 9:29;
13:32 etc.

Apakah kata "Allah" yang


jelas-jelas untuk Bapa
pernah disebut "qeoV" saja
tanpa article?

Ya. Baru ketemu satu, yaitu di


Mrk 12:27. Kalau ada waktu
aku cari lagi.

Yang menarik, terjemahan


New World Translation milik
Saksi Yehuwa
menerjemahkannya "a God"
sementara The New Testament
in an Improved Version milik
Unitarian menerjemahkannya
"the God." Dan kali ini kedua
terjemahan kaum non-
trinitarian ini sama-sama
menggunakan huruf besar "G,"
sementara untuk "qeoV" di
Yoh 1:1c mereka
menggunakan huruf kecil.

Filipi 2:6
Si unitarian punya dua argumen di dua
paragraph yang dia tulis. Argumen pertama
[di paragraph pertama] cukup aneh. Dia
menyangkal bahwa Fil 2:6 mengajarkan
keilahian Kristus dengan
membandingkannya dengan tulisan-tulisan
Paulus lainnya (ie. 1Kor 8:6; Ef 1:3,17)
yang menurutnya menunjukkan bahwa
Paulus hanya mengimani Bapa sebagai
Allah. Ke-aneh-an yang aku maksud
adalah, argumen semacam ini tidak secara
spesifik meng-counter ayat tertentu
(misalnya ayat Fil 2:6 yang rencananya
akan dia counter), tapi secara umum
menyangkal semua tulisan Paulus yang di-
klaim trinitarian membuktikan keilahian
Kristus.

Yah biarlah... justru dengan kerangka pikir


seperti itu, maka sekali kayuh dua tiga
pulau terlampaui. Si unitarian telah
menyajikan argumennya atas beberapa ayat
Paulus yang diklaim trinitarian
menunjukkan keilahian Yesus (Rom 5:9;
Kol 1:19 etc). Nah, rencananya tentu saja,
aku akan mematahkan argumen-argumen
tersebut. Dengan begitu disamping
argumen atas ayat-ayat tersebut (Rom 5:9,
Kol 1:19 etc) patah, klaim umumnya bahwa
Paulus hanya mengimani Bapa sebagai
Allah otomatis juga terpatahkan.

Sekarang mengenai argumen kedua. Si


unitarian mengklaim bahwa terjemahan
"dipertahankan" di Fil 2:6 di Alkitab
Indonesia kurang tepat, yang lebih tepat
adalah terjemahan "robbery" yaitu
"perampasan. Si unitarian kemudian
mengutip Alkitab bahasa Inggris yaitu
Revised Standard Version (aku gak tahu
Revised Standard Version yang mana,
punyaku yang juga RSV tulisannya gak
seperti itu) yang menulis "...thought it not
robbery to be equal with God" yang
kemudian dia terjemahkan "...tidak
memikirkan perampasan untuk menjadi
setara dengan Allah."

Kita bisa tanya si unitarian ini, "mengapa


kok Yesus tidak memikirkan kesetaraan
dengan Allah sebagai suatu perampasan?"

Aneh bukan. Kalau memang Yesus itu


bukan Allah maka pemikiran bahwa Dia itu
setara dengan Allah JUSTRU
MERUPAKAN PERAMPASAN. Yesus
telah merampas sesuatu yang bukan
hakNya [ie. kesetaraan dengan Allah].
Tidak hanya hal tersebut merupakan
perampasan tapi juga suatu penghujatan,
suatu dosa yang amat berat.

Justru fakta bahwa Yesus tidak merasa


bahwa kesetaraan dengan Allah itu
bukanlah sesuatu yang perlu Dia rampas,
menunjukkan bahwa pada hakekatnya dia
itu setara dengan Allah. Pada hakekatnya
yang Dia miliki adalah kesetaraan dengan
Allah. Oleh karena itu hakNya, itu
milikNya, itu hakekatNya, maka Dia tidak
merampasnya.

Yohanes 10:30
Basically si unitarian menyanggah bahwa
kesatuan di Yoh 10:30 adalah kesatuan
substansial antara Yesus dengan Bapa.
Untuk menyanggahnya si unitarian
mengacu kepada Yoh 17:11, 21-23 dimana
pada ayat itu Yesus beroa kepada Bapa agr
murid-muridNya juga menjadi satu
sebagaimana Dia dan Bapa adalah satu.
Nah, karena kesatuan para murid pastilah
bukan kesatuan substansial, maka kesatuan
Yesus dan Bapa juga bukan kesatuan
substansial, toh Yesus memodelkan
kesatuan para murid dengan kesatuan
antara Dia dan BapaNya.

Yah, untungnya aku sudah membuat


apologi yang cukup panjang atas
pembandingan Yoh 10:30 dengan Yoh
17:11, 21-23. Aku kerjakan ketika si
BILAL juga memakai argumen kuno ini.
Berikut Copy/paste dari topik di forum
Belajar:

DeusVult wrote:
Bukti bahwa kesatuan di Yohanes
10:30 PASTILAH kesatuan
substansi.

John 10:24 - RSV


24 So the Jews gathered round him
and said to him, "How long will you
keep us in suspense? If you are the
Christ [NAB: Messiah], tell us
plainly."

Para Yahudi berkata kepada Yesus


agar Dia menjawab dengan gamblang
pada mereka apakah Dia itu Mesiah
atau bukan. Ayat 24-30 merupakan
jawaban Yesus terhadap pertanyaan
para Yahudi tersebut. Ayat 30 adalah
kesimpulan, inti, punchline dari
jawaban Yesus atas pertanyaan
apakah Yesus adalah Mesiah.

Nah, Perjanjian Lama menunjukkan


bahwa sang Mesiah adalah Allah
sendiri:
Terjemahan CE: The Blessed Trinity
di topik Apologi atas Trinitas: Kontra
Moslem

Beberapa [dari Bapa


Gereja Awal yang
berpandangan bahwa tidak
ada penjelasan spesifik
akan ajaran Trinitas di
Perjanjian Lama]
mengakui bahwa suatu
pengetahuan akan misteri
tersebut (ie. Trinitas)
diberikan kepada Nabi-
Nabi dan para Kudus dari
Dispensasi Lama
(maksudnya Perjanjian
Lama) (Epiph., "Haer.",
viii, 5; Cyril Alex., "Con.
Julian.," I). Dapat segera
diakui bahwa cara
pewahyuan [akan Trinitas]
dipersiapkan dalam
beberapa nubuat. Nama
Imanuel (Yesaya 7:14) dan
Allah yang Perkasa
(Yesaya 9:6, atau di
penomoran lain Yesaya
9:5) yang menegaskan
[nubuat] akan Mesiah
menyebutkan Kodrat Ilahi
dari sang pembebas (ie.
Mesiah) yang dijanjikan.
Namun tampaknya wahyu
dari Injil diperlukan untuk
mengerti secara penuh
makna dari perikop-
perikop [nubuat di
Perjanjian Lama]. Bahkan
gelar-gelar agung ini tidak
menuntun para Yahudi
untuk mengenali sang
Penyelamat yang akan
datang adalah Allah
sendiri. Penerjemah
Septaguinta bahkan tidak
berusaha untuk
menerjemahkan kata Allah
yang Perkasa secara
literer, tapi
[menerjemahkannya] "sang
malaikat pembimbing
agung."

Terjemahan dari CE: Incarnation di


topik Apologi atas Trinitas: Kontra
Moslem

(c) KESAKSIAN DARI


BUKU-BUKU NABI

Para nabi jelas


menyebutkan bahwa sang
Mesiah adalah Allah.
Yesaya berkata "Allah
sendiri akan datang dan
menyelamatkan kamu"
(xxxv, 4); "Bukalah jalan
untuk Yahwe" (xl, 3)
(catatan: ini dikutip
Yohanes Pembaptis dan
diaplikasikannya kepada
Yesus); "Lihatlah itu
Tuhan Yahwe akan datang
dengan kekuatan” (xl, 10).
Bahwa Yahwe disini
adalah Yesus Kristus sudah
jelas dari penggunaan ayat
di [injil] St. Markus (i 3).
Nabi-nabi besar Israel
memberikan kepada sang
Kristus sebuah nama ilahi
yang spesial dan baru "Dia
akan dipanggil Imanuel"
(Yes., vii, 14). Nama Ilahi
baru yang disebut St.
Matius ini terpenuhi dalam
Yesus, dan ditafsirkan
dalam artian Keilahian
Yesus. "Meraka akan
menamakan Dia Imanuel –
yang berarti: Allah
menyertai kita." (Mat., i,
23.) Juga di ix, 5, Yesaya
menyebut Mesiah sebagai
Allah: "Seorang anak telah
lahir bagi kita . . . namanya
akan disebut: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa dunia yang akan
datang, Pangeran
Kedamaian." [Umat]
Katolik menjelaskan
bahwa anak yang sama
tersebut adalah Allah yang
Perkasa (ix, 5) dan Imanuel
(vii. 14); terkandungnya
anak tersebut dinubuatkan
di ayat-ayat sebelumnya.
Nama Imanuel (Allah
menyertai kita)
menjelaskan nama yang
kita terjemahkan "Allah
yang Perkasa." Adalah
sesuatu yang tidak kritis
dan berprasangka bagi para
rationalist untuk keluar
dari Yesaya dan mencari di
Yehezkiel (xxxii, 21) arti
"orang-orang berkuasa
yang gagah perkasa" untuk
sebuah kata yang ditempat
mana saja di Yesaya
adalah nama dari "Allah
yang Perkasa" (lihat Yes.,
x, 21) (catatan:
maksudnya para
rationalist ini mencoba
mencari artian kata
"perkasa" yang
diterapkan pada pribadi
selain Allah sehingga
gelar "Allah yang
Perkasa" tidak mengacu
pada sesuatu yang Ilahi).
Theodotion
menerjemahkan secara
literal theos ischyros;
Septuaginta
[menerjemahkan] "utusan".
Penafsiran kami adalah
[penafsiran] yang diterima
oleh Katolik dan Protestant
yang sealiran dengan
Delitzsch ("Messianic
Prophecies", p. 145).
Yesaya juga menyebut
sang Mesiah "cabang
Yahwe" (iv, 2), i. e. yang
bercabang dari Yahwe
dalam arti punya kodrat
yang sama dengan Yahwe.
Sang Mesiah adalah "Allah
Raja kita" (Yesaya., lii, 7),
"sang Penyelamat dikirim
oleh Allah kita" (Yes., 1ii,
10, dimana kata
'Penyelamat' adalah bentuk
abstrak dari kata 'Yesus'
(catatan: kata "Yesus"
sendiri dalam bahasa
Ibrani berbunyi kira-kira
"yehoshuwa" yang
berarti "Allah adalah
keselamatan")); "Yahwe
Allah Israel" (Yes., lii, 12):
"Dia yang menjadikan
engkau, Allah (Yahwe)
semesta alam nama-Nya"
(Yes., liv, 5)".

Para nabi lain juga sejelas


Yesaya, meskipun tidak
begitu terperinci dalam
ramalan mereka akan
Keilahian dari sang
Mesiah. Kepada Yeremia,
Dia adalah "Yahweh sang
Adil kita" (xxiii, 6; juga
xxxiii, 16). Mikha
berbicara akan dua-lapis
kedatangan sang Anak,
kelahiranNya di Bethlehem
dan prosesiNya yang abadi
dari Bapa (v, 2). Nilai ke-
Mesiah-an dari ayat ini
dibuktikan dari tafsiran
Injil Matius atas ayat
tersebut (Mat ii, 6).
Zakharia menulis Yahwe
menyebut sang Mesiah
sebagai "orang yang paling
karib kepadaKu"; namun
seorang yang paling karib
adalah seseorang yang
derajatnya sama dengan
Yahweh (xiii, 7). Maleakhi
berkata: "Lihat, Aku
menyuruh utusanKu,
supaya ia mempersiapkan
jalan dihadapanKu!
Dengan mendadak Tuhan
yang kamu cari itu akan
masuk ke baitNya!
Malaikat Perjanjian yang
kamu kehendaki itu,
sesungguhnya, Ia datang,
firman Tuhan semesta
alam.” (iii, 1). Utusan yang
disebut disini tentunya
adalah St. Yohanes
Pembaptis. Kata-kata Nabi
Malaekhi akan adanya satu
utusan [ie. Yohanes
Pembaptis] ditafsirkan oleh
Tuhan Kita sendiri, Yesus
(Mat., xi, 10). Tapi sang
Pembaptis (ie, Yohanes
Pembaptis) menyiapkan
jalan dihadapan Yesus
Kristus. Oleh karena itu
Kristus adalah pembicara
kata-kata Malaekhi.
Namun kata-kata Malaekhi
diutarakan oleh Yahweh
Allah Agung Israel. Oleh
karena itu Kristus atau
Mesiah dan Yahwe adalah
Pribadi Ilahi yang satu dan
sama. Argumen ini
menjadi lebih kuat oleh
fakta bahwa tidak hanya
sang pembicara [dari kata-
kata Mal., iii, 1] adalah
Yahwe Allah Semesta
Alam, yang satu dan sama
dengan sang Mesiah yang
jalannya dipersiapkan sang
Pembaptis (ie, Yohanes
Pembaptis); tapi [dari]
nubuat akan kedatangan
Tuhan ke kuil [terbaca
adanya] peng-aplikasian
kepada Mesiah sebuah
nama yang hanya diberikan
kepada Yahwe sendiri
(catatan: maksudnya
nama atau gelar "Allah
semesta Alam." Gelar ini
biasanya dipakaikan
kepada Yahwe sendiri
tapi di Mal., iii, 1 gelar
tersebut dipakaikan juga
kepada Mesiah. Ini
menandakan bahwa
Mesiah dan Yahwe
adalah satu.). Nama itu
muncul tujuh kali (Ex.,
xxiii, 17; xxxiv, 23; Is., i,
24; iii, 1; x, 16 and 33; xix,
4) diluar buku Malaekhi,
dan jelas mengacu kepada
Allah Israel. Nabi-nabi
terakhir Israel memberikan
kesaksian yang jelas bahwa
Mesiah adalah Allah Israel
itu sendiri. Argumen dari
para nabi akan Keilahian
sang Mesiah ini sangat
meyakinkan bila
dimengerti dalam terang
wahyu Kristen, seperti
yang telah kami sajikan.
Daya kumulatif dari
argumen ini disuguhkan
dengan baik di buku
"Christ in Type and
Prophecy", oleh Maas.

Orang Yahudi memang tidak tahu


bahwa Mesiah itu Allah sendiri
(meskipun PL menyiratkan demikian)
tapi Yesus memang sering memberi
jawaban berdasarkan penafsiran yang
benar atas ayat Perjanjian Lama
bukan berdasarkan atas penafsiran
yang kurang tepat atasnya (sebagai
contoh baca Yoh 2:18-22).

Kepada para Yahudi, Yesus seakan-


akan memberi jawaban, "Kamu
bertanya apakah Aku ini Mesiah.
Mesiah itu Allah. Aku dan Bapa
adalah satu. Kami adalah Allah yang
satu. Aku adalah Allah sebagaimana
Bapa. Karena sang Mesiah hanyalah
seorang Allah, maka Aku yang Allah
inilah sang Mesiah."

Ini adalah bukti pertama bahwa Yesus


berbicara tentang kesatuan substansi
di Yoh 10:30. Bukti berikutnya:

Selanjutnya di Yoh 10:31 para


Yahudi melempari Yesus karena
merasa bahwa Yesus yang hanya
manusia, membuat diriNya sebagai
Allah.

Nah, darimana para Yahudi ini


mendapatkan kesan bahwa Yesus
membuat diriNya sebagai Allah? Kan
mereka sendiri tidak mengerti nubuat
Perjanjian Lama bahwa sang Mesiah
adalah Allah. Disini kita harus
memahami bahwa pengetahuan kita
akan kejadian di Yohanes bab 10 ini
hanya kita dapatkan dari pembacaan
Alkitab. Sementara itu para Yahudi
mendengar suara Yesus dan juga
melihat bahasa tubuh Yesus saat
menjawab pertanyaan mereka. Dan
mereka memahami bahwa kesatuan
yang dimaksudkan Yesus adalah
kesatuan substansi. Karena itulah
mereka berkata bahwa Yesus
membuat diriNya menjadi Allah.

Atas bukti kedua ini biasanya mereka


yang tidak meyakini bahwa Yesus
adalah Allah mengajukan keberatan:

Tidak. Yesus tidak membuat diriNya


menjadi Allah. Para Yahudi
memang mengatakannya, tapi
mereka keliru. Maksud Yesus
sebenarnya adalah bahwa
hubunganNya dengan Allah adalah
seperti hubungan umat Israel
dengan Allah. Dia itu allah sama
seperti bagaimana umat Israel
lainnya adalah allah-allah. Karena
itulah Yesus mengutip Mzm 82:6 di
Yoh 10:34. dia mengkoreksi
kekeliruan para Yahudi.

Ya, memang Yesus mengacu kepada


Mzm 82:6. Tapi Dia tidak
mengelompokkan diriNya bersama
semua orang Israel. Ini terlihat jelas di
Yoh 10:36 ketika Dia membedakan
diriNya sebagai orang yang "telah
dikuduskan oleh Bapa dan telah
diutusNya kedalam dunia." Sementara
orang Israel tidak dikuduskan dan
diutus kedalam dunia oleh Bapa.

Jadi di Yoh 10:34-36, Yesus seakan-


akan berkata, "Kamu menuduhku
menghujat? Padahal sembarang orang
Yahudi bisa menyebut diri mereka
allah ['a' kecil] dan tidak dituduh
menghujat. Jadi kenapa Aku, yang
dikuduskan oleh Bapa dan telah
diutusNya kedalam dunia, dituduh
menghujat? Kalau orang Yahudi biasa
saja boleh menyebut dirinya allah ['a'
kecil] dan tidak dianggap menghujat
apalagi Aku yang jelas-jelas Allah.
Aku adalah Allah. Jadi kalau Aku
menyebut diriKu Allah, Aku tidak
menghujat."

Begitulah....

Matius 28:19
Si unitarian mengatakan bahwa karena
tidak ada kata tambahan "Allah" untuk dua
pribadi yang lain ("Putra" dan "Roh
Kudus," sementara pribadi "Bapa" tidak
perlu tambahan Allah karena sudah jelas)
maka tidak bisa disimpulkan bahwa ayat
tersebut menerangkan adanya tiga pribadi.

Nah, dari sini tampaknya terlihat bahwa si


unitarian ini mungkin adalah seorang yang
bahasa ibunya (lingua franca) Indonesia.

Bagi seorang dengan bahasa ibu Yunani,


Inggris, Jerman etc akan cukup jelas adanya
satu keanehan atas ayat Mat 28:19. Kita
pakai bahasa Ingris saja:

Mat 28:19
19* Go therefore and make
disciples of all nations, baptizing
them in the name of the Father
and of the Son and of the Holy
Spirit,

Keanehannya apa? Keanehannya terletak


pada kata "name."

Keanehan yang apa? Sesuai aturan bahasa


Inggris, karena ada tiga nama yang mana si
calon baptis harus dibaptis (ie. "Bapa,"
"Putra" dan "Roh Kudus") maka tentunya
tidak boleh digunakan kata "name" yang
sifatnya tunggal (singular) harus digunakan
kata "names" yang sifatnya jamak (plural).
Tapi yang digunakan adalah "name" yang
sifatnya tunggal (singular). Mengapa?
Tentunya karena ketiga nama-nama
pribadi-pribadi tersebut adalah Allah
yang satu itu!

Hal ini juga berlaku dalam bahasa Yunani


aslinya, sebagaimana ditulis dalam Catholic
Encyclopedia: The Blessed Trinity:

Finally after His resurrection, He


revealed the doctrine in explicit
terms, bidding them "go and teach
all nations, baptizing them in the
name of the Father, and of the Son,
and of the Holy Ghost" (Matthew
28:18). The force of this passage is
decisive. That "the Father" and "the
Son" are distinct Persons follows
from the terms themselves, which
are mutually exclusive. The mention
of the Holy Spirit in the same series,
the names being connected one with
the other by the conjunctions "and .
. . and" is evidence that we have
here a Third Person co-ordinate
with the Father and the Son, and
excludes altogether the supposition
that the Apostles understood the
Holy Spirit not as a distinct Person,
but as God viewed in His action on
creatures.

The phrase "in the name" (eis to


onoma) affirms alike the Godhead
of the Persons and their unity of
nature. Among the Jews and in the
Apostolic Church the Divine name
was representative of God. He who
had a right to use it was invested
with vast authority: for he wielded
the supernatural powers of Him
whose name he employed. It is
incredible that the phrase "in the
name" should be here employed,
were not all the Persons mentioned
equally Divine. Moreover, the use
of the singular, "name," and not the
plural, shows that these Three
Persons are that One Omnipotent
God in whom the Apostles believed.
Indeed the unity of God is so
fundamental a tenet alike of the
Hebrew and of the Christian
religion, and is affirmed in such
countless passages of the Old and
New Testaments, that any
explanation inconsistent with this
doctrine would be altogether
inadmissible.

Kebetulan dalam rangka mengerjakan


"Apologi atas Trinitas: Kontra Moslem"
kutipan tersebut sudah aku terjemahkan:

Pada akhirnya setelah


kebangkitanNya, Dia mewahyukan
ajaran tersebut secara eksplisit,
dengan berpesan kepada mereka
"pergi dan ajaralah semua bangsa,
baptislah mereka dalam nama Bapa,
dan Putra dan Roh Kudus" (Matius
28:18). Kekuatan dari perikop ini
sangat berketetapan. Bahwa "Bapa"
dan "Putra" adalah Pribadi yang
berbeda dapat disimpulkan dari
kalimat itu sendiri, yang [bersifat]
mutually exclusive. Penyebutan
Roh Kudus dalam seri yang sama,
dimana namanya dihubungkan
dengan kata penghubung "dan. . .
dan" adalah bukti bahwa kita punya
seorang Pribadi Ketiga yang ber-
koordinasi dengan Bapa dan Putra,
dan ini mengecualikan anggapan
bahwa para rasul memahami Roh
Kudus tidak sebagai pribadi yang
berbeda, tapi [para rasul malahan
menganggap Roh Kudus] sebagai
Allah dipandang dari tindakanNya
atas mahkluk-mahkluk

Frase "dalam nama" (eis to onoma)


mengkonfirmasi ke-Allah-an dari
pribadi-pribadi dan kesatuan mereka
dalam kodrat. Diantara para umat
Yahudi (ie. penganut Yudaisme)
dan dalam Gereja Rasuli, nama Ilahi
adalah perwalian dari Allah. Dia
yang punya hak untuk
menggunakannya (nama Ilahi)
diberi kekuasaan yang sangat besar:
karena dia bersenjatakan kuasa
adikodrati (supernatural) dari dia
yang namanya diwakilkan. Adalah
sangat menakjubkan bahwa frase
"dalam nama" dipergunakan disini,
kalau tidak dimaksudkan bahwa
semua Pribadi sama-sama Ilahi.
Terlebih, penggunaan kata tunggal
"nama," dan bukan kata jamak,
menunjukkan bahwa Tiga Pribadi
ini adalah Satu Allah yang Maha
Kuasa yang dipercayai semua
Rasul. Dan memang kesatuan Allah
adalah satu ciri fundamental dari
orang Ibrani dan agama Kristen, dan
dikonfirmasi oleh banyak perikop
dari Perjanjian Lama dan Baru,
sehingga sembarang penjelasan
yang tidak konsisten dengan ajaran
ini (ie. ajaran akan kesatuan Allah)
sama sekali tidak bisa diterima.

Hal lain yang ditunjukkan kutipan dari


Catholic Encyclopedia: The Blessed Trinity
diatas adalah bahwa paralelisme Bapa,
Putra dan Roh Kudus dengan menggunakan
kata penghubung "dan" yang
mengindikasikan suatu penyejajaran. Nah,
siapakah yang bisa disejajarkan dengan
Sang Allah Bapa? Tentunya sang Putra dan
Roh Kudus yang juga Allah. Bila ditambah
fakta penggunaan bentuk tunggal dari
"name" maka sudah terlalu jelas pengakuan
iman yang Katolik dan Apostolik akan
Trinitas.

Ulangan 6:4
Nah, mengenai ayat ini aku cenderung
setuju dengan si unitarian. Kata "echad" itu
lebih kepada satu numerik, bukan
himpunan. Sementara itu kata "ellohim"
yang memang adalah bentuk plural, tidak
bisa dianggap sebagai suatu pernyataan
akan kejamakan Allah maupun pribadi.
Karena memang dikenal adanya majestic
plural atau jamak agung, sebagaimana para
petinggi dan pejabat menganggap dirinya
sebagai "kami" atau "kita" (Paus pun
menggunakan gaya bicara ini. Kalau tidak
salah Yohanes Paulus II meninggalkannya,
tapi Benediktus XVI memakai tradisi ini
kembali [one more point for B16!]).

Sebaiknya umat Kristen Trinitarian


menghindari berargumen akan trinitas
melalui kata "ellohim" yang jamak.
Argumen ini sangat kurang tepat dalam
diskusi dengan orang yang menyangkal
Trinitas.

Namun patut dicatat bahwa ada ayat


dimana penggunaan jamak agung [majestic
plural] kalau digabung dengan konteksnya,
tampaknya semakin menguatkan wahyu
yang sangat implisit akan Trinitas. Salah
satunya adalah Kejadian 1:26:

Genesis 1:26 (Kejadian) - Revised


Standard Version
26 Then God said, "Let us make
man in our image, after our
likeness; and let them have
dominion over the fish of the sea,
and over the birds of the air, and
over the cattle, and over all the
earth, and over every creeping thing
that creeps upon the earth."

Nuansa dari ayat ini tampaknya Allah


sedang berbicara dengan suatu pribadi yang
lain. Dari sini secara amat samar bisa
dilihat suatu kejamakan [plurality] dari
Allah (kejamakan pribadiNya tentunya,
bukan substansiNya).

Nah, dalam argumennya kali ini, si


unitarian juga menyinggung Keluaran 7:1.
Berikut bunyi ayat tersebut:

Exodus 7:1
1 And the LORD said to Moses,
"See, I make you as God to
Pharaoh; and Aaron your brother
shall be your prophet.

Si unitarian berkata bahwa dalam ayat ini


Musa disebut "God," dimana kata yang
digunakan adalah "Ellohim," namun Musa
sendiri tidak punya kejamakan pribadi
sebagaimana Allah Trinitas. Karena itulah
"Ellohim" tidak perlu berarti bahwa Allah
itu trinitas.

Nah, terlepas dari kesetujuanku bahwa


penggunaan kata "ellohim" tidak perlu
berarti bahwa Allah itu Trinitas (dan umat
Kristen jangan kebakaran jenggot karena
toh Ke-Trinitas-an Allah bisa dibuktikan
dengan banyak ayat lain), aku rasa,
KALAUPUN kata "ellohim" memang
adalah bukti eksplisit akan ke-trinitas-an
Allah, maka argumennya kurang tepat.
Karena toh disini Allah akan membuat
Musa SEAKAN-AKAN adalah Ellohim
bagi Firaun. Kta kuncinya adalah "seakan-
akan." Toh Musa bukan Ellohim, karena
itulah Musa kurang [lacking] semua atribut
yang pantas bagi suatu "Ellohim," yaitu,
kemahakuasaan dll termasuk kejamakan
pribadi.
1 Yohanes 5:7
Comma Johanninum yang terkenal itu.
Berikut tulisanku di Apologi atas Trinitas:
Kontra Moslem

Bagian "[di dalam sorga: Bapa,


Firman dan Roh Kudus; dan
ketiganya adalah satu. Dan ada tiga
yang memberi kesaksian di Bumi]"
dikenal dengan nama Comma
Johanninum (Latin). Ayat ini
memang bukan bagian asli dari
Surat Yohanes yang Pertama. Bukti
paling awal akan keberadaan ayat
ini adalah dari tulisan Liber
Apologeticus yang ditulis sekitar
akhir abad ke empat. Lalu
bagaimana tanggapan yang Katolik?

Pertama-tama, Gereja tidak


berusaha membohongi karena
memang ada tanda "[]" untuk ayat
tersebut. Setiap ada tanda seperti itu
di Alkitab itu berarti keasilian ayat
tersebut belum dapat dipastikan.

Kedua, sekalipun Comma


Johanninum hanyalah tambahan, ini
bukan berarti bahwa iman akan
Trinitas tidak ada di ayat-ayat lain.
Di bagian atas sudah ditunjukkan
ayat-ayat lain di Kitab Suci dimana
iman akan Trinitas terlihat eksplisit
(lihat kutipan yang telah aku
terjemahkan dari Catholic
Encyclopedia: The Blessed Trinity).
Sehingga bila Comma Johanninum
dibuang, itu tidak akan membuat
ajaran Trinitas perlu direvisi.

Ketiga, iman yang dinyatakan oleh


Comma Johanninum adalah iman
yang sesuai dengan Tradisi lisan.
Dan karena baik Tradisi lisan
maupun tertulis (ie. Kitab Suci)
sama-sama adalah sumber iman
Gereja yang tidak bisa salah, maka
Comma Johanninum tetaplah
pernyataan iman yang punya
otoritas tidak bisa salah sama seperti
ayat Kitab Suci lain.

Aku ingin menambahkan bahwa pada


awalnya tidak diketahui apakah Comma
Johanninum itu asli atau tidak. Ketika
diputuskan bahwa bagian itu asli, maka
bagian tersebut tidak dihilangkan. Namun
dengan berlalunya waktu, dengan adanya
tambahan bukti dan penyelidikan lebih
lanjut, maka keputusannya berubah. Pada
awalnya memang sudah ada keraguan yang
beralasan akan otentisitas bagian tersebut.
Yang ingin aku tekankan adalah
penambahan bagian tersebut tidak
dilakukan dengan niat memaksakan ajaran
Trinitas.

Kejadian 1:26
Aku sudah membahas sedikit akan ayat ini
ketika menggapi ayat Ulangan 6:4. Aku
katakan bahwa nuansa dari ayat ini
menunjukkan adanya pembicaraan antar
pribadi, dan darisinilah kita bisa secara
samar melihat iman akan Trinitas.

Si unitarian tampaknya juga mengakui hal


tersebut. Dia mengatakan bahwa Allah
"memang tidak seorang diri ketika
menciptakan langit dan bumi."

Yah, baguslah. So we're on the same page


as far as that. Ada persamaan persepsi
bahwa ayat tersebut tidak memperlihatkan
suatu kesendirian (solitude).

Yang menarik, si unitarian kemudian


berargumen, "Anak (pra eksistensi manusia
Yesus) memang ikut aktif dalam peristiwa
penciptaan, bahkan Allah mencipta segala
sesuatu melalui perantaraan Anak,
bandingkan dengan Yoh 1:3, Kolose 1:15-
17, Ibrani 1:2. tetapi hal ini tidak berarti
dengan sendirinya bahwa Anak adalah
setara dengan Bapa. Bapa tetap lebih besar
dari pada Yesus (Yoh 14:28)."

Tampaknya si unitarian ini adalah jenis


unitarian yang, sekalipun menolak bahwa
Yesus itu Allah, tapi mengakui bahwa
Yesus itu punya pra-eksistensi dan kuasa
lebih dari manusia. Jadi bagi mereka Yesus
itu semacam demi-God, Allah yang
statusnya lebih rendah. Si unitarian ini
bukanlah type yang menganggap bahwa
Yesus hanyalah manusia biasa atau bahkan
bekas malaikat (sebagaimana ajaran
denominasi Unitarian lain, yaitu Saksi
Yehuwa, bahwa Yesus adalah Mikhael sang
Malaikat Agung).

Nah, dipembahasan berikutnya akan


diperlihatkan bahwa di Kej 1:26 Allah
memang "sendiri" (satu [numerik]
substansi/esensi) dalam menciptakan langit
dan bumi. Karena itulah pembicaraan antar
pribadi sebagaimana dinuansakan di Kej
1:26 hanya bisa dipahami kalau ada pribadi
yang lain dalam Allah yang satu itu

Ibrani 1:2, Kolose


1:16, Yohanes 1:3
Di ayat-ayat tersebut gagasan yang
disampaikan adalah Yesus itu adalah
pencipta segalanya termasuk surga dan
dunia. Si unitarian berargumen bahwa fakta
kalau Yesus itu pencipta tidak
membuktikan bahwa Yesus adalah Allah.
Lebih lanjut si unitarian berargumen bahwa
orang yang bukan Allah pun bisa mencipta
asalkan dia diberi kuasa oleh Allah untuk
itu. Jadi, menurutnya, Yesus diberi kuasa
oleh Allah untuk mencipta. Karena itulah
Dia bisa mencipta.

Ini adalah argumen paling kacau. Si


unitarian menggampangkan dengan
sekenanya proses penciptaan dengan
berargumen bahwa mahkluk yang bukan
Allah pun bisa mencipta asalkan dia diberi
kuasa untuk mencipta oleh Allah.

Argumen keliru si unitarian bisa dijawab


dengan sangat rumit dan panjang, yaitu
dengan secara filosofis. Dengan filosofis
bisa dibuktikan bagaimana hanya suatu
agent (atau subye) yang independen dengan
absolut bisa mencipta sesuatu ex-nihilo
(dari ketidakadaan). St. Thomas Aquinas
menjawabnya di Summa Theoogia di
artikel 5, pertanyaan 45, buku pertama:
Does it belong to God alone to create?
Namun aku sangat menganjurkan untuk
membaca SEMUA artikel di pertanyaan 45
(Question 45. The mode of emanation of
things from the first principle) tersebut
DAN juga SEMUA artikel di pertanyaan 44
sebelumnya (Question 44. The procession
of creatures from God, and of the first
cause of all things). Ini penting sebagai
dasar.

Untungnya ada cara yang lebih gampang


untuk menyanggah argumen si unitarian,
Yesaya 44:24.

Isaiah 44:24 – Revised Standard


Version
24 Thus says the LORD, your
Redeemer, who formed you from
the womb: "I am the LORD, who
made all things, who stretched out
the heavens alone, who spread out
the earth—Who was with me?

Isaiah 44:24 – Duoay-Rheims


24 Thus saith the Lord thy
redeemer, and thy maker, from the
womb: I am the Lord, that make all
things, that alone stretch out the
heavens, that established the earth,
and there is none with me.

Isaiah 44:24 – New International


Version
24 "This is what the LORD says—
your Redeemer, who formed you in
the womb: I am the LORD, who has
made all things, who alone
stretched out the heavens, who
spread out the earth by myself,

Isaiah 44:24 – King James Version


24 Thus saith the LORD, thy
redeemer, and he that formed thee
from the womb, I am the LORD
that maketh all things; that
stretcheth forth the heavens alone;
that spreadeth abroad the earth by
myself;

Jadi, Allah membuat langit dan bumi


sendirian. Dan karena Yesus juga membuat
langit dan bumi (sebagaimana ditunjukkan
Ibrani 1:2, Kolose 1:16, Yohanes 1:3),
maka Yesus adalah Allah.

Patut dicatat bahwa kata "langit" dan


"bumi" yang digunakan baik di Yesaya
44:24 dan di Kejadian 1:1 adalah sama.

PS
Baca juga Yesaya bab 40:12-26, baca
konteksnya lalu fokuskan ke Yes 40:25-26.
_________________
Mohon doa saudara-saudari

Back to top

DeusVult Posted: Mon, 01-06-2009 5:22 pm Post


Evangelos subject:

Yang baru:
Joined: 10 Feb 2004
Posts: 10846
Location: Orange County California

Roma 9:5
Cukup lucu bahwa diawal-awal tiba-tiba si
unitarian mengklaim bahwa ayat ini bermasalah.
Yah, kita bisa dengan enteng menjawab "ya kamu
itu yang cari-cari masalah padahal tidak ada."
Yang lebih lucu lagi dia meng-amin-i klaim
bahwa sesuai dengan gaya bahasa Yunani dan
gaya penulisan Paulus di lain tempat (Roma 1:25;
Galatia 1:5; 2Korintus 11:31), kata "Ia" dalam
kalimat "Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai
selama-lamanya" mengacu kepada "Yesus."
Namun setelah meng-amin-i demikian dia tiba-
tiba berbeluk 180 derajat dan berkata, "satu-
satunya keberatan yang paling serius terhadap
terjemahan ini adalah fakta bahwa Paulus tidak
pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah!"
Menggelikan sekali. Disini dia menggunakan bias
pribadinya (ie. merasa bahwa Paulus tidak pernah
menyebut Kristus sebagai Alah) untuk
mementahkan fakta yang diamininya sendiri.

Inti dari keberatan dari unitarian berkenaan


dengan frase terakhir dari ayat itu, yang ditebalkan
berikut: "to them belong the patriarchs, and of
their race, according to the flesh, is the Christ.
God who is over all be blessed for ever. Amen."
(Revised Standard Version). Si unitarian
bersikeras bahwa "God" yang dimaksud disini
adalah "Bapa" bukan Kristus. Nah, sementara itu
pihak Trinitarian mengatakan bahwa "God"
mengacu kepada Kristus.
Siapa yang benar?

Pertama-tama harus ditekankan bahwa manuskrip


Kitab Suci yang menjadi dasar terjamahan semua
Alkitab tidak mempunyai tanda baca. Bahkan isi
Kitab Suci
"ditulissambungmenyambungsepertiini" ("ditulis
sambung menyambung seperti ini"). Penempatan
titik atau koma di ayat Rom 9:5 bisa sangat
berpengaruh dalam memahami siapakah yang
dimaksud dengan "God" di ayat tersebut.

Kalau sebelum frase terakhir tersebut yang dipakai


adalah tanda koma, maka tidak bisa tidak bahwa
yang dimaksud "God" di Rom 9:5 adalah Yesus,
bukan Bapa (sehingga terbuktikan bahwa Yesus
adalah Allah). Tapi jika yang dipakai adalah tanda
titik, maka tidak bisa dipastikan apakah "God"
itu Yesus atau apakah "God" itu Bapa. Dengan
kata lain, kalaupun yang seharusnya dipakai
adalah tanda titik, tetap saja tidak bisa
dikecualikan bahwa "God" yang dimaksud adalah
Yesus.

Namun patut dicatat bahwa semua Bapa Gereja


Awal yang mengutip ayat Rom 9:5 (Denis Pétau
alias Dionysius Petavius menyebut lima belas
Bapa Gereja Awal, diantaranya Irenaeus,
Tertullian, Cyprian, Athanasius, Gregory of
Nyssa, Ambrose, Augustine, and Hilary) setuju
bahwa yang dimaksud dengan "God" di ayat
tersebut adalah Yesus Kristus, bukan Allah Bapa.
Jadi omong kosong kalau si unitarian berkata
bahwa "menyangkut teks ini pandangan para ahli
masih amat berimbang." Sejak jaman awal Gereja
purba tidak ada satupun "ahli" yang menganggap
bahwa "God" di Rom 9:5 mengacu kepada pribadi
lain selain Kristus. Tapi kalau yang dimaksudkan
si unitarian dengan kata "ahli" termasuk juga para
bidat yang di-ekskomunikasi dan dikutuk Gereja,
maka mungkin saja ada orang-orang seperti Arius
etc yang mempunyai pandangan sesat bahwa
"God" di Rom 9:5 tidak mengacu kepada Kristus.
Si unitarian kemudian juga menuliskan suatu
"keberatan serius" terhadap terjemahan yang
menggunakan tanda koma (bukannya tanda titik).
Yaitu bahwa, "Paulus tidak pernah menyebut
Yesus Kristus sebagai Allah."

Well, tampaknya ayat Titus 2:13 telah hilang dari


Alkitabnya:

Titus 2:13
awaiting our blessed hope, the appearing
of the glory of our great God and Savior
Jesus Christ,

Ludwig Ott di bukunya Fundamentals of Catholic


Dogma (p136) menuliskan:

That the designation "God" is to be


understood as referring to Christ, not God
the Father, is indicated both by the
linguistic form (composition of the
substantive θεοῦ and σωτῆρος under one
single article), and especially by the fact
that the Parousia is always asserted of
Christ, not of the Father (Cf. 1 Tim 6:14; 2
Tim 4:1).

Penyebutan "God" [disini] dimengerti


menunjuk kepada Kristus, bukan sang
Allah Bapa, [karena] diindikasikan baik
dari bentuk linguistik (komposisi dari
[kata] substantif θεοῦ dan σωτῆρος dalam
satu artikel tunggal), dan terutama oleh
fakta bahwa Parousia [ie. kedatangan
kembali] selalu ditekankan kepada Kristus,
bukan Bapa (Bdk. 1 Tim 6:14; 2 Tim 4:1).

Yohanes 20:28
Argumen si unitarian berdasar pada pendapat
seorang Thomas McElwain (silahkan di google).
Singkatnya McElwain berargumen bahwa bentuk
"Lord" dan "God" di ayat tersebut adalah
nominatif, padahal kalau kedua kata tersebut
ditujukan kepada seseorang yang diajak bicara,
maka seharusnya bentuknya adalah vokatif, bukan
nominatif.

Pertama, dalam bahasa Yunani Kitab Suci kata


nominatif bisa digunakan untuk bentuk yang
vokatif dalam sapaan langsung untuk
menunjukkan orang yang disapa ([Definition of
nominative for vocative:] A Susbtantive in the
nominative is used in the place of the vocative
case. It is use (as is the voc.) in direct address to
designate the addressee. - Greek Grammar
Beyond the Basics, p56, Daniel Wallace). Buku
Wallace adalah textbook yang dipergunakan
seminaris, baik Katolik maupun Protestant.)

Wallace menyajikan satu bab mengenai


kecenderungan ini di Kitab Suci. Dia mengatakan
bahwa, "Alasan nominative digunakan bagi
vocative adalah karena formal overlap [ie.
formalitas yang overlap]. Tidak ada pembedaan
atas bentuk dalam [kata] jamak atau [kata] tunggal
yang neuter [ie. kata yang tidak berjenis kelamin
alias kata yang tidak ber-gender], dan begitu juga
atas beberapa bentuk [kata] tunggal yang maskulin
dan feminin. 'Oleh karena itu [muncul]
kecenderungan untuk menghilangkan perbedaan
bahkan ketika vocative mempunyai bentuknya
sendiri'." Lebih lanjut Wallace mengatakan,
"[penggunaan] nominative untuk vocative adalah
sebuah perkembangan alamiah atas nominative
sebagai naming case, terutama diantara orang-
orang yang bahasa ibunya tidak mempunyai
bentuk vocative yang berbeda."

Kata "qeoV" ("Allah") muncul dalam bentuk


vokatifnya, yaitu "qee," hanya dua kali di
Perjanjian Baru[1]. Dan itupun di ayat yang sama
[2]. Di tempat lain-lainnya, bentuk nominatif-lah,
yaitu "qeoV," yang selalu digunakan. Termasuk di
Yoh 20:28. Secara speisifk Wallace mengatakan
bahwa kasus Yoh 20:28 dikarenakan pengaruh
gaya bahasa semitik, yang adalah bahasa ibu dari
Yohanes Penginjil (Yohanes Penginjil aslinya
adalah orang Semit, bukan orang Yunani). Contoh
lain yang disajikan Wallace atas penggunaan
nominative sebagai ganti vocative yang
dikarenakan pengaruh gaya bahasa semitik adalah
Luk 8:54 (Greek Grammar Beyond the Basics,
Daniel Wallace, p58).

Kedua, kata "eipen" di ayat tersebut ("kai apekriqh


o qwmaV kai eipen autw o kurioV mou kai o
qeoV mou" [Yoh 20:28]) menunjukkan bahwa
Thomas berbicara kepada Yesus. Kata tersebut
berbentuk datif setelah kata kerja [verb] berbicara,
sehingga cukup jelas bahwa kepada Yesus-lah
perkataan Thomas ditujukan.

Lebih lanjut si unitarian mengatakan bahwa


seruan Thomas adalah seruan keterkejutan.
Tampaknya si unitarian dipengaruhi budaya
modern barat (mungkin terlalu banyak melihat
film-film Hollywood) dimana sering kita dengar
orang barat dengan gampangnya berkata "Oh my
God!" Padahal Thomas adalah seorang Yahudi.
Bagi seorang yang hidup dalam budaya Yahudi
Perjanjian Lama yang sangat menghormati nama
Allah (Kel 20:7; Ul 5:11) tindakan seperti itu
adalah merupakan pelanggaran perintah Allah.
Orang Yahudi jaman sekarang yang berbahasa
Inggris pun, tentunya yang taat beragama
bukannya yang sekedar "Yahudi KTP," tidak akan
mengucapkan nama Allah hanya karena
keterkejutan.

Dan sebaiknya umat Katolik juga lebih berhati-


hati dalam menyebut Allah. Jangan sok ke-barat-
barat-an dengan ber-"Oh my God." Di blog-blog
Katolik sendiri sudah banyak seruan agar
kebiasaan ber-"Oh my God" ini dihentikan karena
sangat irreverence.
Catatan kaki:
[1] Sementara itu di Perjanjian Lama versi
Septuaginta (Septuaginta adalah Perjanjian Lama
yang diterjemahkan ke bahasa Yunani oleh kaum
Yahudi di Mesir pada abad ke 3 sebelum masehi),
kata "Allah" (Elohim) biasanya menggunakan
articular nominative. Sementara kata "qee" yang
vocative hanya muncul tujuh kali di Perjanjian
Lama (lima dari tujuh itu munculnya di
Deuterokanon). Sumber: Greek Grammar Beyond
the Basics, Daniel Wallace, p57, footnote 71.

[2] Di ayat Mat 27:46. Kedua kata "Allah" di ayat


tersebut menggunakan "qee." Hal yang menarik
dan patut dicatat adalah bahwa di Septuaginta ayat
Mzm 22:1 yang dikutip Yesus tersebut
menggunakan bentuk nominative dengan article
(ie. articular nominative) untuk kata "Allah": "o
qeoV, o qeoV." Ini bentuk yang sama dengan
pengakuan Thomas di Yoh 20:28.

Yesaya 63:8-9
Terjemahan ayat ini di Alkitab terjemahan
Indonesia terbitan LAI dan LBI adalah: "... maka
Ia menjadi juruselamat mereka dalam segala
kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau
utusan melainkan Ia sendirilah yang
menyelamatkan mereka, Dialah yang menebus
mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya."
Si unitarian mengklaim bahwa terjemahan LAI
tidak tepat, dia membandingkan dengan Alkitab
King James Version: "So He became their Savior
in all their affliction He was afflicted. And the
Angel of His Presence saved them, in His love and
His pity He redeemed them." Di terjemahan King
James Version ini kata "Bukan seorang duta atau
utusan melainkan Ia sendirilah ... " tidak ada.

Sebenarnya, terjemahan LAI/LBI tersebut


bukanlah terjemahan yang dibuat-buat semata-
mata untuk menge-gol-kan doktrin Trinitas. Jadi si
unitarian telah keliru menuduh.
Sementara itu, paling tidak ada dua terjemahan
Inggris modern yang menerjemahkan mirip
dengan LAI/LBI:

Isaiah 63:8-9 (New American Bible)


in their every affliction. It was not a
messenger or an angel, but he himself
who saved them. Because of his love and
pity he redeemed them himself, Lifting
them and carrying them all the days of old.

Isaiah 63:8-9 (Bible in Basic English)


It was no sent one or angel, but he
himself who was their saviour: in his
love and in his pity he took up their cause,
and he took them in his arms, caring for
them all through the years.

Lalu bagaimana memahami semua ini? Well,


terjemahan-terjemahan LAI/LBI serta NAB dan
BBE diatas, yang tidak menyertakan frase "bukan
seorang duta atau utusan," memilih menggunakan
Septaguinta (LXX) sebagai otoritas untuk Yesaya
63:8-9. Sementara terjemahan lainnya yang tidak
menyertakan frase tersebut memilih menjadikan
manuskrip Ibrani (manuskrip ini adalah kopian
kesekian kali dari naskah asli Kitab Suci) sebagai
otoritasnya untuk Yesaya 63:8-9.

Lalu pertanyaannya adalah, mana yang lebih


sesuai dengan naskah Kitab Suci aslinya?
Septuaginta atau manuskrip Ibrani? Jawaban ini
tidak bisa dijawab dengan pasti karena semua
naskah asli Kitab Suci telah hancur. Alkitab-
Alkitab yang kita punyai sekarang didasarkan dari
manuskrip-manuskrip kopian yang ke-sekian kali.
Kebanyakan terjemahan Kitab Suci mendasarkan
terjemahannya atas otoritas manuskrip berbahasa
Ibrani yang tertua karena memang manuskrip ini
adalah manuskrip yang paling tua yang kita
punyai. Namun patut dicatat bahwa dalam
mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama, para penulis
Perjanjian Baru lebih sering menggunakan
Perjanjian Lama versi septuaginta, bukan versi
Ibrani. Di halaman web
http://scripturecatholic.com/septuagint.html
terdapat sebagian daftar yang menunjukkan bahwa
penulis Perjanjian Baru lebih memilih
menggunakan versi Septuaginta daripada versi
Ibrani.

Ibrani 1:8
Di Ibrani 1:8, kepada sang Anak yaitu Yesus
Kristus, Allah berkata, "Tahtamu, ya Allah." Ayat
yang jelas menunjukkan ke-ilahi-an Kristus ini
merupakan kutipan dari Mazmur 45:6. Si unitarian
berargumen bahwa Mazmur tersebut "berbicara
tentang pernikahan raja" sehingga "ayat ini harus
dimengerti dalam arti Perjanjian Lama yaitu
dimana raja disebut sebagai 'allah'."

Well, Yesus adalah raja Israel juga. Bahkan


Dialah raja Israel yang paling tepat karena bagi
sang Raja inilah dimensi keabadian ("tetap untuk
seterusnya dan selama-lamanya") dari takhtaNya,
sebagaimana di tuliskan di Mzm 45:7 benar-benar
terpenuhi. Bukan sembarang raja Israel yang
hanya bertahta sampai sang raja mati.

Terlepas dari pengertian Perjanjian Lama


sebagaimana dikatakan si unitarian, penulis Ibrani
yang hidup di jaman Perjanjian Baru (dimana apa
yang tersirat di Perjanjian Lama dinyatakan dalam
kepenuhannya) memahami bahwa Mazmur
tersebut mengacu kepada Yesus. Dan lebih dari
itu, penulis surat Ibrani, sesuai dengan
penulisannya, memahami bahwa Yesus adalah
Allah dengan menulis "Tahtamu, ya Allah"
bukannya versi yang menuliskan "Tahtamu
kepunyaan Allah" (ayat Mzm 45:7 tersebut
memiliki dua versi). Jadi disini terlihat jelas apa
yang diimani dari si penulis surat Ibrani yang telah
mendapatkan kepenuhan wahyu Allah (ie.
Perjanjian Barunya Yesus dan Perjanjian Lama
bangsa Yahudi), yaitu bahwa ayat-ayat Mazmur
tersebut merupakan nubuat bagi Yesus dan bahwa
Yesus adalah Allah!
Yesaya 9:5 (Yesaya 9:6)
Yang dimaksud si unitarian sebenarnya adalah
Yesaya 9:6, tetapi dia menuliskan Yesaya 9:5. Di
Yesaya 9:6 tertulis mengenai Messiah: "namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." Disini
terlihat bahwa si Messiah adalah Allah sendiri.

Si unitarian berargumen bahwa ayat tersebut


berbicara tentang anak raja Ahaz, yaitu Hezekiah.
Karena jelas Hezekiah bukanlah Allah, maka
tentunya yang dimaksud "Allah yang perkasa"
adalah kehadiran dan pertolongan Allah dalam diri
Hezekiah. Begitu pula dengan Yesus. Dia bukan
Allah. Sang Messiah Yesus Kristus disebut "Allah
yang perkasa" sebatas kehadiran dan pertolongan
Allah dalam diriNya.

Ini adalah argumen yang sangat konyol sekali.


Semua umat Kristen yang membaca Kitab Suci
tahu bahwa di Perjanjian Lama ada hal-hal yang
merupakan prefigurasi (ie. gambaran awal) dari
kesempurnaan yang baru akan datang di
Perjanjian Baru. Misalnya Paskah Perjanjian
Lama yang merupakan prefigurasi dari Paskah
Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama, berkat darah
anak domba, maut tidak datang kepada bangsa
Israel (Keluaran bab 12) dan mereka terbebas dari
perbudakan bangsa Mesir. Sementara itu di
Perjanjian Baru, berkat darah anak domba Allah
yang dikorbankan (1Kor 5:7 cf. 1Pet 1:19) kita
terbebas dari perbudakan dosa yang merupakan
sebab dari maut alias kematian (Rom 6:9-10, 20-
23; Rom 8:2; Ibr 2:14-15; 1Kor 15:55-57; dll).
Contoh lainnya adalah peristiwa banjir jaman Nuh
yang merupakan prefigurasi atas institusi
sakramen baptisan. Penafsiran ini dituliskan oleh
St. Petrus sendiri (1Pet 3:20-21, catatan penting:
terjemahan LAI/LBI atas ayat 21 keliru! Harap
baca tulisanku yang ini). Air banjir di Perjanjian
Lama telah menghapus semua yang fasik dan
menyelamatkan orang yang benar (Nuh dan
keluarganya). Sementara itu di Perjanjian Baru air
baptisan menghapus dosa sehingga orang yang tak
berdosa itu selamat karena dosanya dihapus
sebagaimana ditegaskan Credo Nicea-
Constantinople: "Confiteor Unum BAPTISMA in
remissionem peccatorum." (note: sekalipun dosa
seseroang dihapus saat baptisan, tapi kalau dia
berdosa berat lagi maka dia tidak akan selamat
sebelum menghilangkan dosa beratnya itu. Untuk
menghilangkan dosa berat yang terjadi setelah
baptisan seseorang bisa mengakukan dopsanya
kepada imam).

Prefigurasi di PL tidak hanya berkenaan dengan


peristiwa-peristiwa tapi juga tokoh-tokoh. Maka
dikenal sebutan "type" dan "antitype." Paulus di
Rom 5:14 mengatakan bahwa Adam adalah
"gambaran" atau "type" (lihat Alkitab Revised
Standard Version, New American Bible etc).
Antitype Adam adalah Kristus. Paralelisme antara
Adam dan Kristus, sebagaimana dijelaskan Paulus
adalah bahwa sebagaimana oleh ketidakpatuhan
satu orang, ie Adam, kematian meliputi semua
manusia, maka karena kepatuhan satu orang, ie.
Kristus, keselamatan ditawarkan kepada semua
manusia. Typologi lain di Perjanjian Lama atas
Kristus adalah Yunus, Daud, dll.

Yunus diperintah Allah untuk mempertobatkan


Niniwe. Yunus merasa bahwa Niniwe patut
mendapatkan murka Allah karena itu dia malahan
melarikan diri ke tempat lain dengan menaiki
perahu. Tapi Allah mendatangkan badai sehingga
awak kapal, sesuai perkataan Yunus sendiri,
melemparkan Yunus ke laut dimana kemudian dia
ditelan ikan besar. Dalam perut ikan Yunus berdoa
dan setelah tiga hari dia keluar dan menaati
perintah Allah untuk mempertobatkan Niniwe.
Sementara itu di Perjanjian Baru, Yesus, sang
antitype, mengatakan bahwa Dia akan berada
dalam perut Bumi selama tiga hari seperti Yunus
(Mat 12:40).

Typologi Daud-Kristus merupakan typologi yang


paling sering disebut di Perjanjian Lama karena
Daud adalah raja terbesar Israel. Di Rom 15:12
Paulus mengutip Yes 11:10. Di Yes 11:10
dikatakan bagaimana Daud adalah "taruk pangkal
Isai" yang akan menguasai bangsa-bangsa non-
Yahudi (gentiles).. Nah, Daud memang menguasai
bangsa-bangsa non-Yahudi (bdk. 2Sam 8:11),
namun sang antitype, Yesus, membawa ke-
penguasa-an tersebut kepada kesempurnaannya
karena Dia menguasai semua bangsa-bangsa
(1Kor 15:24-25), tidak hanya sebagian seperti
Daud. Dialah raja semua raja (Why 17:14; Why
19:16;). Typologi Daud-Kristus lainnya adalah
Mat 3:17 dan Mzm 2:7; 1Kor 15:25 dan Mzm
110:1; Mat 7:23 dan Mzm 6:8; Kis 17:31 dan
Mzm 9:8 dan lain-lain.

Nah, sekarang kita tiba kepada typologi Hezekiah-


Kristus yang dipersoalkan si unitarian. Typology
ini dimulai ketika Hezekiah belum lahir. Ayah
Hezekiah, Ahaz, sedang dalam kesesakan. Musuh-
musuhnya berkomplot melawan dia (Yes 7:1-9).
Ini sebenarnya adalah akibat tidak langsung dari
kefasikan Ahaz sendiri (1Raj 16:10-17; 2Taw
28:22-25) yang membuat Allah tidak menyukai
Ahaz (2Taw 28:2) sehingga Dia memberikan
Israel kepada musuh-musuhnya (bdk 2Taw 2).
Dalam kesesakan Israel yang dikarenakan rajanya
yang fasik, Allah mengirimkan Yesaya kepada
Israel dengan nubuat akan pembebasan mereka
dari bangsa-bangsa musuh mereka (Yes 7:13-25).
Pembebasan ini dimulai dari suatu petanda, yaitu
seorang wanita muda akan melahirkan seorang
anak (Yes 7:14). Anak ini adalah anak Ahaz, yaitu
Hezekiah yang kemudian menjadi raja yang baik
dan menyenangkan Allah (2Raj 18:3) sehingga
diberilah dia kekuatan untuk menghalau musuh-
musuh Israel (2Raj 18:7-8; 2Raj 19:6-37). Tidak
hanya itu, Hezekiah juga menghapuskan segala
penyembahan berhala yang dimulai sang ayah,
Ahaz, dan mengembalikan peribadatan murni
Israel (2Raj 18:4-6; 2Taw 29).

Sebagaimana typologi lainnya, Kristus, sang


antitype, adalah pemenuhan dari segala yang baik
yang dilakukan Hezekiah. Nubuat Yes 7:14
dimengerti oleh Matius sebagai nubuat yang
terpenuhi dan tersempurnakan dengan kelahiran
Kristus (Mat 1:23). Sifat sempurna terlihat dari
kelahiran Yesus oleh seorang perawan yang tidak
bersuami. Fakta ini lebih memenuhi kriteria suatu
"petanda" sebagaimana dimaksudkan Yes 7:14.
Karena sekedar kelahiran dari seorang perempuan
muda yang telah bersuami (ie. Abi, ibu dari
Hezekiah dan istri Ahaz) sama sekali bukan
petanda namun kejadian lumrah yang terjadi
setiap saat. Kristus juga sangat menyenangkan
Allah (Mat 3:17; 2Pet 1:17). Kristus mengalahkan
musuh-musuhNya termasuk maut (1Kor 15:24-
26). Kristus juga memulihkan penyembahan ilahi
dengan membawa penyembahan itu kepada
kesejatiannya dan kesempurnaannya (Yoh 4:21-
24; Fil 3:3; Ibr 9:1-14).

Jadi terlihat disini bagaimana sang antitype


(Kristus) membawa kepenuhan dan kesempurnaan
atas firman-firman yang secara tidak sempurna
tepenuhi oleh para type (Daud, Yunus, Adam,
Hezekiah [dan juga Melkisedek, lihat Ibr bab 7]).
Sebab Perjanjian Lama adalah gambaran dan
bayangan dari kesempurnaan yang baru akan
datang di Perjanjian Baru (Ibr 8:5; 10:1).

Oleh karena itu cara berpikir si unitarian yang


malahan menyejajarkan sang type dengan sang
antitype dengan mengatakan bahwa Yesus disebut
Allah sebagaimana Hezekiah disebut Allah adalah
cara pikir yang bertentangan dengan model
Wahyu Allah sebagaimana dipahami umat
Kristen. Yesus adalah kepenuhan dan
kesempurnaan dari Hezekiah. Kristus-lah sang
Allah sejati.

Kolose 1:19
Si unitarian menghubungkan Kol 1:19, yang
mengatakan, "Karena seluruh kepenuhan Allah
berkenan diam di dalam Dia [Yesus]," dengan Ef
3:19, yang mengatakan, "Aku berdoa, supaya
kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan
Allah." Si unitarian kemudian berkata bahwa
berdiamnya seluruh kepenuhan Allah dalam Yesus
tidak membuktikan ke-Allah-anNya karena toh
orang-orang yang percaya juga bisa dipenuhi
dalam seluruh kepenuhan Allah.

Memang dalam diri manusia yang benar berdiam


seluruh kepenuhan Allah. Ini disebabkan
kehadiran Roh Kudus, yang adalah Allah, dalam
diri manusia (1Kor 3:16; 1Kor 6:19; 2kor 6:16).
Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang benar ini
hanya terjadi saat Perjanjian Baru (dimulai saat
Pentekosta [Kis 2:1-4, 16-18]), sementara di
Perjanjian Lama Roh Kudus tidak serta merta
turun kepada orang benar (para rasul dan murid
Yesus lainnya yang adalah orang benar, baru
menerima Roh Kudus saat Pentekosta). Namun
apakah yang dimaksud Kol 1:19 adalah kehadiran
yang seperti ini? Tidak kalau kita melihat
konteksnya (ie. Kol 1:15-20).

Kol 1:15-20 berbicara mengenai keutamaan


Kristus. Bagaimana Dia adalah gambaran dari
Alah yang tak kelihatan, yang pertama dari semua
ciptaan (karena Dia adalah pertama dari "semua"
ciptaan maka Dia bukanlah ciptaan). Bagaimana
dalam dia semua di Surga dan Bumi diciptakan,
baik yang kelihatan dan yang tak kelihatan. Dan
seterusnya. Semua ini menempatkan Kristus jauh
diatas manusia sebenar apapun. Maka cukup aneh
kalau Paulus mempunyai pikiran bahwa
kepenuhan Allah dalam diri Yesus adalah sama
dengan kepenuhan Allah dalam semua orang
benar (dimana orang-orang benar ini pada
dasarnya adalah sekedar ciptaan). Tidak bisa tidak
Paulus memaksudkan kepenuhan Alah dalam diri
Kristus lebih dari kepenuhan Allah dalam diri
orang benar. Suatu kepenuhan yang layak dengan
segala keutamaan tersebut.

Dan lagi, mengapa tiba-tiba si unitarian melompat


ke Ef 3:19 sementara di surat yang sama di bab
selanjutnya ayat 9 disebut "Sebab didalam Dialah
berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan
Allah" (RSV: "For in him the whole fulness of
deity dwells bodily,"). Kepenuhan Allah dalam
diri Yesus tidaklah hadirnya Roh Kudus dalam
diriNya (sebagaimana terjadi pada diri tiap orang
benar). Lebih dari itu, kepenuhan dalam diri Yesus
adalah kepenuhan Allah yang terjelma ke dalam
jasmaniNya. Karena Dia memang Allah dalam
jasmani. Sementara dalam kasus orang benar,
mereka bukan Allah. Hanya Roh Kudus yang ada
dalam diri mereka-lah yang adalah Allah.
_________________
Mohon doa saudara-saudari

Back to top

DeusVult Posted: Mon, 01-06-2009 5:27 pm Post


Evangelos subject:

Ini juga baru:


Joined: 10 Feb 2004
Posts: 10846
Location: Orange County California

unitarian wrote:
Melihat Yesus = Melihat Allah
Klaim Trinitarian: Yesus sering berbicara
tentang dirinya sebagai satu dengan Allah
Bapa dalam esensi atau zat dan sifat. Yesus
dengan yakin mengatakan "jikalau
sekiranya kamu mengenal Aku, kamu
mengenal juga Bapa-Ku" (Yohanes 8:19).
"Dan barangsiapa yang melihat Aku, ia
melihat Dia [Bapa] yang telah mengutus
Aku (Yohanes 12:45). "Barang siapa
membenci Aku, ia membenci juga Bapa-
Ku" (Yoh 15:23). "Supaya semua orang
menghormati Anak [Yesus] sama seperti
mereka menghormati Bapa. Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak
menghormati Bapa, yang mengutus Dia"
(Yoh 5:23). Ayat-ayat tersebut jelas sekali
dengan pasti mengindikasikan bahwa Yesus
adalah sama, setara dengan Allah Bapa.
Buktinya: kenal Yesus dikatakan = kenal
Bapa, melihat Yesus = melihat Bapa,
membenci Yesus = membenci Bapa, tidak
hormat pada Yesus = tidak hormat pada
Bapa. Berarti jelas seperti yang tertulis di
Yoh 1:30 tadi "Yesus dan Bapa adalah
satu".

Jawab: Yesus tidak pernah dalam ayat-ayat


tersebut mengklaim dirinya satu, sama dan
setara dengan Bapa dalam esensi zat dan
sifat. Yesus justru mengaku sebagai utusan
Bapa dan hamba Allah, dan dia bilang
"seorang hamba atau utusan tidaklah sama
dengan tuannya yang mengutus"(Yoh
13:16), karena "Bapa [yang mengutus] lebih
besar daripada Yesus, yang diutus oleh
Bapa" (Yoh 14:28). Sebagai utusan yang
sah, Yesus datang dalam nama Allahnya
(Yoh 5:43a) dan mempunyai misi
memperkenalkan Bapa/Allahnya, maka -
sebagai jalan menuju Allah - bila sekiranya
ada orang yang mau mengenal dan
mendengarkan Yesus, mereka pasti
kemudian akan bisa mengenal Bapa. Orang
yang melihat kuasa-kuasa yang dilakukan
Yesus itu artinya melihat kuasa-kuasa Bapa
yang telah dinyatakan melalui Yesus
(Matius 28:18, Kisah 2:22). Barangsiapa
membenci Yesus, padahal Yesus adalah
utusan sah dari Allah Bapa, maka artinya
orang tersebut juga membenci dan
menghina Bapa yang mengutus Yesus.
Yesus sama sekali tidak mengaku setara
atau satu zat dengan Bapa, dia mengaku
bahwa dia adalah wakil / utusan dari Bapa.
Dan karena sebagai utusan yang sah dan
telah diberi kuasa, maka dari itu Yesus
berhak atas loyalitas dan kepatuhan yang
mutlak, seolah-olah dia adalah Allah itu
sendiri. Namun dia tidak mengakui dirinya
sebagai Allah sejati, tetapi sebagai hamba
dan utusan Allah. Alkitab tegas bersaksi
Yesus adalah hamba Allah yang dimuliakan
dan diurapi oleh Allah sendiri (Matius
12:18, Kisah 3:13,26, 4:27, 30).

1. Si unitarian berargumen secara kolektif atas


ayat-ayat Yoh 8:19; 12:45; 15:23; 5:23; 10:30
(tulisan diatas adalah Yoh 1:30, sebenarnya yang
dimaksud adalah Yoh 10:30) bahwa "Yesus tidak
pernah dalam ayat-ayat tersebut mengklaim
dirinya satu, sama dan setara dengan Bapa dalam
esensi zat dan sifat." Namun, sebagaimana telah
dibuktikan diatas, ayat Yoh 10:30 menunjukkan
bahwa Yesus itu satu, sama dan setara dengan
Bapa dalam esensi zat dan sifat.

2. Adanya ayat dimana Yesus merendahkan


diriNya dihadapan Bapa sebenarnya sudah
dijelaskan di Fil 2:5-11. Daripada Bapa, Yesus
tidak lebih rendah (Dia setara, Fil 2:6), namun Dia
MERENDAHKAN DIRINYA DENGAN
SENGAJA untuk "menjadi sama dengan manusia"
dan bahkan "mengambil rupa seorang hamba"
(ayat-ayat si unitarian, yaitu: "Matius 12:18, Kisah
3:13,26, 4:27, 30" harus dilihat dalam terang fakta
ini). Yesus benar-benar mempraktekkan misi
pengutusanNya ini ketika Dia mencuci kaki
murid-muridNya (Yoh 13:1-17). Hal ini tidak
aneh dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, seorang menteri harus taat kepada
presiden. Si menteri harus mau diperintah, diutus
dan bahkan ditegur dan dimarahi dalam
kapasitasnya sebagai menteri. Nah, apakah ini
menandakan bahwa pribadi yang menjadi presiden
lebih superior dari pribadi yang menjadi menteri?
No. Semua orang adalah sama derajatnya. Tapi
karena suatu hal yang eksterior (e.g. jabatan,
kontrak, pekerjaan) seseorang tunduk dan
merendahkan diri.

3. Di ayat Yoh 13:16 tidak mengatakan, "seorang


hamba atau utusan tidaklah sama dengan tuannya
yang mengutus." Yoh 13:16 berbunyi,
"Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih
tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan
daripada dia yang mengutusnya." Beberapa kali si
unitarian mempertanyakan ayat-ayat yang
diterjemahkan tidak beres. Tapi kali ini malahan
dia menerjemahkan dengan menyesatkan. Tidak
ada kata "tidaklah sama" di Yoh 3:16.

4. Rendisi ayat Yoh 14:28 yang dibuat unitarian


diatas juga sama menyesatkannya.

5. Para nabi, rasul dll banyak yang melakukan


kuasa-kuasa dan memberitakan firman Allah
seperti Yesus sendiri tapi TIDAK ADA SATU
PUN yang meng-klaim bahwa melihat/mengenal
mereka = melihat mengenal Bapa/Allah." Hanya
Yesus yang berani meng-klaim bahwa orang yang
mengenal/melihat diriNya akan mengenal/melihat
Bapa (Yoh 8:19; 12:45; 14:7, 9). Bisa ditanya
apakah para unitarian yang melakukan kuasa-
kuasa dan memberitakan firman Allah pernah
meng-klaim "melihat/mengenal mereka = melihat
mengenal Bapa/Allah."

unitarian wrote:
Yesus Disembah
Klaim Trinitarian: Dalam beberapa ayat
Alkitab tercatat bahwa Yesus disembah
(Matius 2:2, 8:2, 9:18, 14:33, 15:25 dll.),
bukankah hanya Allah saja yang boleh
disembah?

Jawab: Yesus "disembah"? memang benar


itu! tapi disembah dalam makna apa?
apakah Yesus disembah seperti orang
menyembah Allah yang sejati? Dalam
bahasa Yunani, kata menyembah yang
sering dipakai itu adalah "proskuneo", nah,
kata "proskuneo" ini mengandung arti
menyembah bisa dalam makna
"MENGHORMAT". "Proskuneo" biasa
digunakan untuk
"menghormat/menyembah" Allah sejati dan
juga orang-orang yang berkedudukan tinggi.
Sedangkan untuk untuk penyembahan yang
hanya kepada Allah sejati, kata yang
digunakan adalah "latruo". Jadi jelas Yesus
sebagai orang yang berkedudukan tinggi
dan wakil Allah yang diurapi oleh Allah
sendiri maka Yesus boleh mendapat
"proskuneo" dari banyak orang. Karena
Yesus sudah dipilih khusus dan diurapi oleh
Allah sendiri, Yesus sudah menjadi
pemimpin yang diberi kuasa di sorga dan
bumi (Matius 28:18) maka, seperti tertulis
di Ibrani 1:6 malaikat-malaikat di sorga juga
tentu harus "proskuneo"(hormat) pada
Yesus. Maka hal "penyembahan" yang
berarti "menghormat" (proskuneo) itu
tidaklah membuktikan bahwa Yesus adalah
Allah sejati. Masalah tersebut hanyalah
kesalahpahaman penafsiran pada makna
"menyembah" itu saja, dan sebagai catatan:
LAI dalam menerjemahkan "proskuneo"
dan "latruo" sama-sama menerjemahkan
dengan kata "menyembah".

6. Memang benar bahwa "proskuneo" bisa


diartikan sebagai penyembahan/penghormatan
kepda yang Ilahi atau kepada manusia yang
statusnya tinggi. Namun hal ini juga berlaku buat
"latreuo."

7. Definisi "latreuo" dari KJV Strong adalah


sebagai berikut:

Latreuo (Strong’s number 3000)


1. to serve for hire
2. to serve, minister to, either to
the gods or men and used alike of
slaves and freemen
a. in the NT, to render
religious service or homage,
to worship
b. to perform sacred
services, to offer gifts, to
worship God in the
observance of the rites
instituted for his worship
1. of priests, to
officiate, to
discharge the sacred
office

8. Penggunaan kata "latreusei" (variasi dari


"latreuo") yang mengacu kepada manusia terlihat
di Ulangan 28:48 dari Septuaginta:

Deuteronomy 28:48 (Septuaginta)


kai latreuseiV toiV ecqroiV sou ouV
epapostelei kurioV epi se en limw kai en
diyei kai en gumnothti kai en ekleiyei
pantwn kai epiqhsei kloion sidhroun epi
ton trachlon sou ewV an exoleqreush se

Deuteronomy 28:48 (Ulangan 28:48)

King James Version - Strong


Therefore shalt thou serve thine enemies
which the LORD shall send against thee,
in hunger, and in thirst, and in nakedness,
and in want of all things: and he shall put a
yoke of iron upon thy neck, until he have
destroyed thee.

Douay-Rheims Bible
Thou shalt serve thy enemy, whom the
Lord will send upon thee, in hunger, and
thirst, and nakedness, and in want of all
things: and he shall put an iron yoke upon
thy neck, till he consume thee.

Revised Standard Version


therefore you shall serve your enemies
whom the LORD will send against you, in
hunger and thirst, in nakedness, and in
want of all things; and he will put a yoke
of iron upon your neck, until he has
destroyed you.

New American Bible


therefore in hunger and thirst, in nakedness
and utter
poverty, you will serve the enemies whom
the LORD will send
against you. He will put an iron yoke on
your neck, until he
destroys you.

New American Standard Bible


therefore you shall serve your enemies
whom the LORD will send against you, in
hunger, in thirst, in nakedness, and in the
lack of all things; and He will put an iron
yoke on your neck until He has destroyed
you.

American King James Version


Therefore shall you serve your enemies
which the LORD shall send against you, in
hunger, and in thirst, and in nakedness, and
in want of all things: and he shall put a
yoke of iron on your neck, until he have
destroyed you.

American Standard Version


therefore shalt thou serve thine enemies
that Jehovah shall send against thee, in
hunger, and in thirst, and in nakedness, and
in want of all things: and he shall put a
yoke of iron upon thy neck, until he have
destroyed thee.

New International Version


therefore in hunger and thirst, in nakedness
and dire poverty, you will serve the
enemies the Lord sends against you. He
will put an iron yoke on your neck until he
has destroyed you.

Bible in Basic English


For this cause you will become servants
to those whom the Lord your God will
send against you, without food and drink
and clothing, and in need of all things: and
he will put a yoke of iron on your neck till
he has put an end to you.

Darby Bible Translation


thou shalt serve thine enemies whom
Jehovah will send against thee, in hunger,
and in thirst, and in nakedness, and in want
of everything; and he shall put a yoke of
iron upon thy neck, until he have destroyed
thee.

English Revised Version


therefore shalt thou serve thine enemies
which the LORD shall send against thee,
in hunger, and in thirst, and in nakedness,
and in want of all things: and he shall put a
yoke of iron upon thy neck, until he have
destroyed thee.

Webster's Bible Translation


Therefore shalt thou serve thy enemies
which the LORD shall send against thee,
in hunger, and in thirst, and in nakedness,
and in want of all things: and he shall put a
yoke of iron upon thy neck, until he hath
destroyed thee.

World English Bible


therefore you shall serve your enemies
whom Yahweh shall send against you, in
hunger, and in thirst, and in nakedness, and
in want of all things: and he shall put a
yoke of iron on your neck, until he has
destroyed you.

Young's Literal Translation


thou hast served thine enemies, whom
Jehovah sendeth against thee, in hunger,
and in thirst, and in nakedness, and in lack
of all things; and he hath put a yoke of iron
on thy neck, till He hath destroyed thee.

Ulangan 28:48 (Lembaga Alkitab


Indonesia)
Maka dengan menanggung lapar dan haus,
dengan telanjang dan kekurangan akan
segala-galanya engkau akan menjadi
hamba kepada musuh yang akan disuruh
TUHAN melawan engkau. Ia akan
membebankan kuk besi ke atas
tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-
Nya

4. Di Daniel 7:13-14 dinubuatkan akan seorang


seperti "anak manusia" yang datang dari "awan-
awan dari langit" yang kepadanya " orang-orang
dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa
mengabdi" dan "kerajaannya adalah kerajaan yang
tidak akan musnah." Para penulis Perjanjian Baru
memahami bahwa ayat ini menubuatkan akan
sang Messiah yaitu Yesus Kristus (bandingkan
Mat 24:30; 26:64; Mk 13:26; 14:62; Luk 21:27;
22:69; Why 1:7,13; 11:15; 14:14). Nah. Di
Septuaginta ayat Dan 7:14, sang "anak manusia"
ini digunakan kata "latreuousa" (variasi "latreuo").
Jadi kepada Yesus dikenakan kata "latreuo."

Daniel 7:14 (Septuaginta)


kai edoqh autw exousia kai panta ta eqnh
thV ghV kata genh kai pasa doxa autw
latreuousa kai h exousia autou exousia
aiwnioV htiV ou mh arqh kai h basileia
autou htiV ou mh fqarh

Daniel 7:14

King James Version – Strong


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all people,
nations, and languages, should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

Douay-Rheims Bible
And he gave him power, and glory, and a
kingdom: and all peoples, tribes and
tongues shall serve him: his power is an
everlasting power that shall not be taken
away: and his kingdom that shall not be
destroyed.

Revised Standard Version


And to him was given dominion and glory
and kingdom, that all peoples, nations, and
languages should serve him; his dominion
is an everlasting dominion, which shall not
pass away, and his kingdom one that shall
not be destroyed.

New American Bible


He received dominion, glory, and
kingship; nations and peoples of every
language serve him. His dominion is an
everlasting dominion that shall not be
taken away, his kingship shall not be
destroyed.

New American Standard Bible


"And to Him was given dominion, Glory
and a kingdom, That all the peoples,
nations and men of every language Might
serve Him. His dominion is an everlasting
dominion Which will not pass away; And
His kingdom is one Which will not be
destroyed.

American King James Version


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all people,
nations, and languages, should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

American Standard Version


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all the peoples,
nations, and languages should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

Bible in Basic English


And to him was given authority and glory
and a kingdom; and all peoples, nations,
and languages were his servants: his
authority is an eternal authority which will
not come to an end, and his kingdom is
one which will not come to destruction.

Darby Bible Translation


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all peoples,
nations, and languages should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

English Revised Version


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all the peoples,
nations, and languages should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

Webster's Bible Translation


And there was given him dominion, and
glory, and a kingdom, that all people,
nations, and languages, should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

World English Bible


There was given him dominion, and glory,
and a kingdom, that all the peoples,
nations, and languages should serve him:
his dominion is an everlasting dominion,
which shall not pass away, and his
kingdom that which shall not be destroyed.

Young's Literal Translation


And to him is given dominion, and glory,
and a kingdom, and all peoples, nations,
and languages do serve him, his dominion
is a dominion age-during, that passeth not
away, and his kingdom that which is not
destroyed.
Lembaga Alkitab Indonesia
Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan
kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja,
maka orang-orang dari segala bangsa, suku
bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya adalah kekuasaan yang
kekal, yang tidak akan lenyap, dan
kerajaannya adalah kerajaan yang tidak
akan musnah.

Quote:
Yesus Maha Tahu & Berkuasa Membuat
Mujizat
Klaim Trinitarian: Kitab suci menunjukkan
bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat yang
hanya dimiliki oleh Allah sendiri. Di Matius
9:4, Matius 12:25, Yoh 2:24-25, Yoh 6:64
Di ayat-ayat itu jelas terbukti Yesus bisa
mengetahui pikiran dan hati orang. Kalau
dia bukan Allah sejati tentu Yesus tidak bisa
Mahatahu seperti itu, bukan? Yesus juga
Mahakuasa, buktinya dia dapat
membangkitkan orang mati dan melakukan
banyak mujuzat-mujizat yang luarbiasa.

Jawab: Tidaklah tepat kalau dikatakan


Yesus itu Mahatahu. Yesus memang tahu
banyak hal di sorga dan bumi [karena dia
sudah diberi kuasa sorga dan bumi] tetapi
dia jelas tidak Mahatahu, buktinya tentang
hari kedatangannya yang kedua kali dia
mengaku tidak tahu, hanya Bapa yang tahu
(Matius 24:36, Markus 13:32). Kemudian
kalau Yesus bisa tahu pikiran dan hati orang
dan hal itu sertamerta dijadikan bukti bahwa
dia Allah sejati, lantas bagaimana dengan
Petrus di Kisah Rasul 5 dia juga bisa
mengetahui hati dan pikiran Ananias dan
Safira, apakah itu artinya Petrus juga adalah
Allah sejati karena dia tahu hati dan pikiran
orang? tentu tidak, bukan? Kemudian soal
mujizat, itu adalah karena telah diberi kuasa
oleh Allah, Petrus juga bisa menghidupkan
orang mati (Kisah 9:40) dan membuat
mujizat. Demikian juga Elisa, mayat-mayat
yang kena tulang-tulangnya bisa hidup
kembali (2Raja 13:20-21). Kuasa dan
mujizat sumber-asalnya dari Allah (Mazmur
62:12).

9. Yesus tidak sekedar tahu akan banyak hal, tapi


Dia maha tahu (omniscience). Paulus mengatakan
bahwa didalam Yesus "tersembunyi segala harta
hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3). Yohanes
menyebut Yesus sebagai orang yang "penuh
rahmat dan kebenaran" (Yoh 1:14) dimana
karena inilah Dia sendiri menyebut diriNya
sebagai sang kebenaran (Yoh 14:6). Para murid
memberi pengakuan bahwa Yesus "mengetahui
segala sesuatu" (Yoh 16:30). Pengakuan ini
kemudian diulangi lagi oleh Petrus sesaat sebelum
Yesus naik ke surga (Yoh 21:17).

10. "Kekuasaan" tidak ada hubungannya dengan


"pengetahuan" apalagi ke- "maha tahu"-an.
Presiden Amerika mungkin adalah orang yang
sangat berkuasa, tapi toh banyak rakyat Amerika
biasa yang lebih tahu tentang Amerika daripada
dia. Contoh lainnya yang lebih dekat dengan
kehidupan sehari-hari adalah posisi "ketua kelas."
Yang menjadi "ketua kelas" tidak selalu lebih tahu
tentang kelas dan pelajaran yang disampaikan di
kelas (dengan kata lain, si"ketua kelas" tidak
selalu menjadi ranking pertama di kelas).

11. Secara tradisional ayat Mat 24:36 dan Mrk


13:32 bisa direkonsiliasikan dengan ajaran bahwa
Yesus adalah Allah (dimana ini berarti Yesus
Maha Tahu, termasuk hari kiamat) dengan dua
cara. Pertama, Yesus mengatakan bahwa "anak
tidak tahu" karena menurut kehendak Bapa
pengetahuan akan hari kiamat, yang Dia sendiri
sebenarnya tahu, tidak seharusnya dinyatakan
kepada manusia (bandingkan dengan Kis 1:7
dimana Yesus juga tidak memberitahukan
datangnya Paraousia karena Bapa menetapkan
demikian [ie. bahwa hal ini tidak seharusnya
diwartakan kepada manusia] menurut
kehendakNya). Kedua, ayat tersebut sekedar
menunjukkan bahwa pengetahuan akan hari
kiamat, yang Dia sendiri sebagai seseorang yang
satu dan utuh sebenarnya tahu, tidak
didapatkanNya dari sisi manusiaNya tapi dari sisi
IlahiNya.

12. Tidak seperti Petrus yang hanya tahu isi hati


beberapa orang, Yesus tahu "apa yang ada dalam
hati manusia" karena itulah "tidak perlu
seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya
tentang manusia" (Yoh 2:25).

13. Perbedaan antara mukjijat yang dilakukan oleh


murid-murid Yesus atau manusia lainnya dan
mukjijat yang dilakukan Yesus adalah: mukjijat
yang dilakukan Yesus dilakukan atas kuasaNya
sendiri sementara mukjijat yang dilakukan
manusia dilakukan bukan karena kuasa diri
mereka sendiri.

14. Bahwa Yesus pribadi adalah penyebab dari


mukjijat terlihat di Luk 6:19; 8:46 dimana
mukjijat terjadi karena adanya kekuatan yang
keluar dariNya.

15. Sementara itu murid-murid melakukan


mukjijat dengan langsung menggunakan nama
Yesus (Kis 3:6) sebagaimana Yesus sendiri
memerintahkannya (Mrk 16:17-18). Ini
menunjukkan bahwa mukjijat yang dilakukan
murid-murid dilakukan atas kuasa pribadi lain.
Sementara itu fakta bahwa yang di-invoke adalah
nama Yesus pribadi, dan bukan "Allah" atau
"Bapa" menunjukkan darimana kuasa yang
didapat para murid ini berasal. Secara lebih jelas
lagi Yesus bahkan berkata bahwa kalau para
murid meminta dalam namanya, "Aku akan
melakukannya" (Yoh 14:13-14). Yesus tidak
berkata bahwa Dia akan meminta kepada Bapa,
tapi dua kali dia menegaskan bahwa "Aku akan
melakukannya" (di ayat 13 dan 14 dari Yohanes
bab 14). Jadi Yesus sendirilah penyebab mukjijat
bagi murid-muridNya bila mereka meminta dalam
namaNya.

Quote:

Mengampuni Dosa
Klaim Trinitarian: Di Matius 9:2-7Yesus
bisa berkuasa mengampuni dosa, bukankah
yang berkuasa mengampuni dosa hanya
Allah sendiri? Dan Yesus juga menghakimi
pada akhir zaman (Matius 25:31-32, Yoh
5:22,27) bukankah Hakim yang sejati
adalah Allah sendiri? Jika Yesus = Hakim,
itu artinya Yesus = Allah sendiri!

Jawab: Ya, di Matius 9:6 Yesus mengaku


bahwa dia berkuasa mengampuni dosa.
Yesus juga mengaku sebagai Hakim akhir
zaman, itu benar. Mengapa Yesus bisa
berkuasa mencipta? mengapa Yesus bisa
berkuasa buat berbagai mujizat? Mengapa
Yesus bisa bekuasa mengampuni dosa?
mengapa Yesus bisa berkuasa menjadi
Hakim? mengapa Yesus bisa berkuasa
mengusir setan, mengapa Yesus berkuasa,
berkuasa dan sangat berkuasa di sorga dan
bumi? Apakah semua hal itu dikarenakan
dia adalah Allah yang sejati? Tidak!! Yesus
bisa hebat dan sangat berkuasa, baik di
sorga maupun di bumi, semua itu adalah
bukan karena dia AllahSejati. Semua kuasa
milik Yesus adalah bukan berasal dari
dirinya sendiri, melainkan karena "Kepada
Yesus telah DIBERIKAN SEGALA
KUASA DI SORGA DAN BUMI" oleh
Bapa/Allahnya (Matius 29:18). Maka
jangan heran jika Yesus dapat berkuasa
melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah,
semua itu karena "Dia telah diberi kuasa!".
Semua mujizat dan hal ajaib yang dilakukan
Yesus adalah bukan berasal dari kuasanya
sendiri, melainkan Allah-lah yang
melakukannya dengan memakai Yesus
sebagai mediator. Hal itu jelas seperti
tertulis di Kisah 2:22 "…Yesus dari
Nazaret, seorang yang telah ditentukan
Allah dan yang dinyatakan kepadamu
dengan KEKUATAN-KEKUATAN DAN
MUJIZAT-MUJIZAT DAN TANDA-
TANDA YANG DILAKUKAN OLEH
ALLAH DENGAN PERANTARAAN DIA
di tengah-tengah kamu..". Yesus adalah
mediator/pengantara dan Allah-lah sumber
kuasanya.

16. Sebagaimana satu gelas kosong tidak mampu


menampung seluruh isi samudera, begitu pula
manusia tidak mampu melakukan perkara-perkara
yang hanya dapat dilakukan Allah sendiri
(ermasuk diantaranya adalah mengampuni dosa,
melakukan mukjijat, menjadi hakim akhir jaman
dan lain-lain). Kalau isi samudra dipaksakan untuk
dituangkan ke dalam satu gelas kosong, maka
tumpahlah dan hancurlah gelas itu. Begitu pula
tidak bisa seorang manusia yang kodratnya
terbatas menampung segala kuasa di dunia dan
yang ada di surga yang hanya patut dipunyai oleh
seorang Allah yang tak terbatas. Ketika seorang
pribadi mampu melakukan perkara-perkara yang
hanya bisa dilakukan Allah, maka dia itu sendiri
adalah Allah.

17. Manusia bisa dikatakan mengampuni dosa (eg.


Imam yang tertahbis secara sah dan punya
yurisdiksi). Manusia juga bisa dikatakan membuat
mukjijat. Bahkan sering kita mengatakan bahwa
dokter Budi-lah yang menyembuhkan penyakit
Pak Hari. Namun sumber dari kuasa itu adalah
dari Allah. Dengan kata lain, yang sebenarnya
mengerjakan semua itu adalah Allah. Namun
dalam kasus Yesus, Dialah yang menjadi
penyebab dari pengampunan, mukjijat dan
kesembuhan itu. Dia tidak sekedar menjadi
perantara.

18. Mengenai pengampunan dosa yang dilakukan


Yesus. Para murid mendapat kuasa untuk
mengampuni dosa dari Yesus (Yoh 20:22-23).
Paulus mengampuni dalam nama Yesus (2Kor
2:10). Dari sini kita lihat bahwa kuasa
pengampunan mereka berasal dari pribadi lain
bukan dari pribadi mereka sendiri. Apakah kuasa
pengampunan Yesus juga seperti itu? Tidak.
Pengampunan dosa datang dari korbanNya (Rom
6:6), dari darahNya (Mat 26:28; Rom 1:5; Ibr
9:20-27), dari kematianNya (1Pet 3:18; Rom 4:25;
5:10; 1Kor 15:3). Singkatnya penyebab kuasa
pengampunan dosa Yesus berasal dari diriNya
sendiri (Gal 1:4; Kol 1:14; 1Yoh 2:12). Dan
karena hanya Allah yang bisa mengampuni dosa
secara prinsipil (Mrk 2:7; Lk 5:21), bukan secara
delegatif sebagaimana dilakukan para murid,
maka Yesus adalah Allah.

19. a. Mengenai penghakiman di akhir jaman oleh


Yesus. Perjanjian Lama telah menubuatkan bahwa
yang akan menjadi hakim akhir jaman adalah
Allah sendiri (Yes 2:1-4 [bdk. Mi 4:1-3]; 3:13-14;
Mzm 7:7-8; 9:7-8 [bdk. Kis 17:31], 20 (atau 18 di
Alkitab versi yang lain); 50:4-6; 75:2-9; 98:9; Dan
7:9-10; Yl 3:2 dan lain-lain). Namun Yesus
sendiri mengatakan bahwa Bapa (yang diakui si
unitarian sebagai satu-satunya Allah) tidak
menghakimi seorang pun dan telah menyerahkan
seluruh penghakiman kepada Anak (Yoh 5:22).
Dengan kata lain Yesus-lah yang nantinya akan
menjadi hakim utama di akhir jaman (Mat 16:27;
25:31-46; Yoh 5:25-29; Why 20:11-15). Jadi,
Yesus adalah Allah.

19.b. Patut dicatat bahwa dalam Trinitas apa yang


dilakukan salah satu dari Pribadi Ilahi juga
dilakukan oleh Pribadi Ilahi lainnya karena
mereka adalah Allah yang satu (1Kor 12:4-6,
pendistribusian karunia-karunia Rohani dilakukan
baik oleh "Roh" Kudus [ayat 4], oleh "Tuhan"
alias Yesus [ayat 5], ataupun oleh "Allah" alias
Bapa [ayat 6]). Ketiga pribadi ilahi adalah satu
dan mereka merupakan "unum universorum
principium " alias "satu prinsip universal" dari
semua hal (Konsili Lateran 1215AD, lihat
Denzinger 428).

19.c. Jadi, apa yang dilakukan Yesus juga


dilakukan Bapa dan apa yang dilakukan apa juga
dilakukan Yesus (Yoh 5:19; 14:10). Ini juga
berlaku bagi Roh Kudus. Karena itu-lah meskipun
Bapa dikatakan telah menyerahkan seluruh
penghakiman kepada Anak (Yoh 5:22), namun
karena mereka adalah Allah yang satu (Yoh
10:30) dan yang saling ada di dalam satu sama
lain (Yoh 10:38; 14:10-11) maka apa yang
dilakukan Anak juga dilakukan Bapa. Dalam sang
Anak, Bapa juga menghakimi pada akhir jaman
(Rom 2:16).

19.d. Sekalipun begitu dalam Kitab Suci ada yang


disebut appropiation, yaitu mengatributkan
pekerjaan tertentu terhadap salah satu pribadi.
Secara umum karya penciptaan di-appropriate
kepada Bapa, karya penebusan di-appropriate
kepada sang Anak, karya pengudusan di-
appropriate kepada Roh Kudus. Namun
sebenarnya ketiga Pribadi Ilahi turut berkarya
dalam penciptaan, penebusan dan pengudusan.

19.e. Si unitarian, yang mengimani bahwa Yesus


adalah manusia biasa dan hanya Bapa saja yang
layak disebut Allah, mungkin mengajukan Rom
2:16 ("Hal itu akan nampak pada hari, bilamana
Allah, sesuai dengan injil yang kuberitakan, akan
menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi
dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus") untuk
merekonsiliasikan fakta bahwa Perjanjian Lama
menyebut Allah sendiri sebagai hakim akhir
jaman dan fakta bahwa Yesus-lah hakim akhir
jaman. Si unitarian akan berargumen bahwa tetap
saja Allah yang menjadi hakim (sesuai nubuat
PL), hanya saja Bapa melakukan melalui Yesus.
Tapi sebagai seorang unitarian yang meyakini
bahwa Bapa dan Anak adalah dua orang yang
berbeda, si unitarian tidak bisa menggunakan
argumen seperti itu karena sebelumnya di Yoh
5:22 dikatakan bahwa "Allah Bapa" sudah
menyerahkan seluruh penghakiman kepada
Anak (Yoh 5:22). Kalau Bapa dan Anak memang
individu yang berbeda (sebagaimana diyakini
unitarian), maka Yoh 5:22 menunjukkan bahwa
yang menghakimi adalah Yesus seorang dan
bukan Bapa sama sekali. Dan ini bertentangan
dengan nubuat Kitab Suci yang mengatakan
bahwa yang menghakimi Akhir jaman adalah
Allah. Hanya iman yang Katolik yang bisa
merekonsiliasikan nubuat Perjanjian Lama, Yoh
5:22 dan Rom 2:16 (sebagaimana dapat dibaca di
19.b. diatas).

19.f. Kitab suci memang mengatakan bahwa


manusia (ie. para kudus) juga akan mengambil
bagian dalam penghakiman di akhir jaman (Mat
19:28; 1Kor 6:2-3). Namun tidak bisa kemudian
kita berkesimpulan "dinubuatkan bahwa hakim
akhir jaman adalah Allah ---> para kudus ikut
serta dalam penghakiman akhir jaman ---> para
kudus adalah Allah juga." Ini karena nubuat
Perjanjian Lama sendiri juga mengindikasikan
pembedaan antara Allah sebagai hakim utama dan
para kudusNya yang ikut dalam penghakiman
(Yes 3:14).

20. Mengenai penciptaan oleh Yesus. Ini juga


sudah dijelaskan sebelumnya.

21. Mengenai mukjijat yang dilakukan Yesus.


Bahwa Yesus sendiri adalah penyebab dari
mukjijat sudah dihadirkan dan dijelaskan
sebelumnya diatas.

22.a. Mengenai eksorsisme yang dilakukan Yesus.


Sebagaimana dengan pengerjaan mukjijat ada
perbedaan antara eksorsisme yang dilakukan
Yesus dan eksorsisme yang dilakukan oleh orang
lain. Para murid mendapatkan kuasa untuk
melakukan eksorsisme dari Yesus (Mat 10:1, 8;
Mrk 6:7; 16:17; Lk 9:1). Eksorsisme yang
dilakukan para murid pun dilakukan dalam nama
"Yesus" (Luk 10:17; Kis 16:18), bukan dalam
nama "Allah" atau "Bapa." Begitu pula orang-
orang yang bukan murid Yesus juga meniru
dengan meng-invoke nama Yesus ketika mereka
melakukan eksorsisme (Mrk 9:38-39; Kis 19:13).
Sementara eksorsisme yang dilakukan Yesus
sifatnya memerintah dan langsung (Mrk 1:25;
9:25). Yesus bahkan bisa melakukan eksorsisme
hanya dengan menghendakinya saja tanpa perlu
berdoa, tanpa perlu meng-invoke nama Allah dan
tanpa perlu berhadapan dengan orang yang
dirasuki iblis (Mat 15:22, 28; Mrk 7:25-26, 29)!!

22.b. Bukankah di Mat 12:28 dan Lk 11:30 Yesus


juga melakukan eksorsisme dengan kuasa Roh
Allah atau kuasa jari Allah ("finger of God" [Lk
11:30, Alkitab Inggris seperti: Douay-Rheims,
Revised Standard Version, New American Bible
etc] yang diterjemahkan di Alkitab Indonesia
dengan "kuasa Allah" saja)? Tidakkah ini
menunjukkan bahwa kuasa eksorsisme Yesus
tidak berasal dari dirinya? Tidak! Kalau memang
ayat-ayat itu menunjukkan bahwa kuasa Yesus
tidak berasal dari dirinya, maka tentunya Yesus
akan memerintahkan murid-muridNya untuk
melakukan eksorsisme dengan meng-invoke "Roh
Allah" atau "jari Allah." Tapi bukan itu yang
dilakukanNya. Yesus memerintahkan murid-
muridNya untuk melakukan eksorsisme dengan
meng-invoke namaNya, dan ini dipatuhi oleh
murid-muridNya dan orang yang bukan muridya
sekalipun.

Quote:
Gelar Alfa Omega
Klaim Trinitarian: Di kitab Wahyu 22:13,
Yesus disebut sebagai Alfa dan Omega,
bukankah "Alfa dan Omega" adalah nama
atau gelar milik Allah (Yahweh) sendiri?

Jawab: Memang nama (gelar) "Alfa dan


Omega" itu sebutan untuk Yahweh
(AllahSejati). Nah, pertanyaannya: kalau
Yesus bukanlah Yahweh itu sendiri,
mengapa nama Alfa Omega bisa pula
disebutkan pada Yesus? Jawabannya adalah
jelas dan terang benderang seperti tertulis di
Injil Yohanes 17:11,12 dalam perkataan
(doa)nya Yesus sendiri berkata "Ya Bapa
yang kudus, peliharalah mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu YANG TELAH
ENGKAU BERIKAN KEPADA-KU,
supaya mereka menjadi satu sama seperti
kita adalah satu. Selama aku bersama
mereka, aku memelihara mereka dalam
nama-Mu, yaitu NAMA-MU YANG
TELAH ENGKAU BERIKAN
KEPADAKU;.." Di ayat itu dalam
perkataan doanya kepada Allahnya Yesus
sangat terang menjelaskan bahwa nama
[gelar/sebutan] yang sebenarnya adalah
milik Yahwe itu, seperti Alfa dan Omega,
gelar itu memang telah diberikan atau
dikenakan juga kepada Yesus yang
mempunyai misi sebagai utusan Yahweh.
Jadi jikaYesus disebut dengan nama Alfa
dan Omega itu artinya adalah: Nama gelar
milik Allah diberikan pada Yesus. Dan
dalam Wahyu 3:12 juga membuktikan
bahwa nama milik Yahwe bukan cuma
diberikan pada Yesus saja tapi kata Yesus
"Barangsiapa menang,…padanya akan
kutuliskan[diberi] Nama Allah-ku [nama
Yahwe],..". Jelas umat-umat Allah yang
benar kelak akan mendapatkan nama / gelar
milik Yahwe juga, sama seperti Yesus.

23. Gelar didapatkan seseorang karena dia layak


menyandang gelar itu. Gelar "Sarjana Tekhnik"
didapatkan karena seseorang menguasai perkara
tekhnik level S-1. Gelar "dalang" didapatkan
karena seseorang ahli dalam mendalang. Gelar
"Superman" didapatkan karena dia adalah manusia
yang lebih (ie. super) dari manusia lainnya. Dan
seterusnya.

24. Lebih lanjut, gelar ilahi tidak bisa didapatkan


secara asal-asalan seperti bagaimana kita bisa
mendapatkan gelar "Sarjana" atau "master" atau
"Doktor" dari insitusi pendidikan yang tidak
kredibel dengan membayar sejumlah uang.
25. Bila Yesus adalah sekedar manusia, maka Dia
tidak layak mendapatkan gelar Alpha dan Omega,
karena manusia tidak mungkin sebagai yang
pertama (Alpha) dan yang terakhir (Omega).
Hanya Allah-lah yang merupakan Alpha dan
Omega. Yesus di-gelar-i Alpha dan Omega karena
Yesus layak mendapat gelar itu. Jadi, Yesus
adalah Allah.

Quote:
Anak Allah = Allah Anak
Klaim Trinitarian: : Alkitab tegas
mengatakan Yesus adalah Anak Allah atau
Allah Anak, jelas dia adalah Allah. Memang
di Alkitab orang-orang murid Yesus juga
bisa disebut Anak-anak Allah, tapi Yesus
disebut secara khusus sebagai "Anak
Tunggal Allah" atau "Allah Anak" artinya
dia betul-betul Allah sejati, Allah Anak, The
True God.

Jawab: Istilah "Allah Anak" itu hanya ada di


doktrin Trinitas. Di Alkitab jelas dari kitab
Kejadian sampai Wahyu tidak ada istilah
"Allah Anak", yang ada istilah "Anak
Allah". Jadi kalau kaum Trinitarian bilang
bahwa ada "Allah Anak", nah, itu jelas tidak
Alkitabiah karena memang istilah itu jelas
tidak ada di Alkitab! Jangan asal
menyamakan antara istilah "Anak Allah"
dengan "Allah Anak" itu jelas dua istilah
yang sangat beda, seperti halnya "Anak
Dokter" dengan "Dokter Anak" bukankah
jelas sangat beda maknanya?! Tapi tentang
istilah "Anak Allah" dan "Anak Tunggal
Allah" itu memang ada banyak di Alkitab.
Dan ingat dalam bahasa asli Alkitab tidak
ada perbedaan huruf besar kecil, jadi
sebenarnya istilah "Anak Allah" atau "anak
Allah" atau "anak allah" jelas sama
maknanya, dan semua orang bisa saja diberi
kuasa menjadi "anak-anak Allah" (Yoh
1:12, Galatia 3:26, 1Yoh 3:1, dllnya). Dan
lebih anehnya jika kaum Trinitas bisa-
bisanya bilang "Anak Allah" artinya =
Allah, berarti kalau Yesus sebagai Anak
Allah=Allah sejati, maka saudara-
saudaranya Yesus (Roma 8:29), umat-umat
Allah, orang-orang pembawa damai, rasul-
rasul, murid-murid Yesus - yang mana
mereka semua disebut sebagai "Anak-anak
Allah" juga (Roma 8:14-16) - apakah
mereka = Allah-Allah sejati semua??? wah
jadi banyak sekali Allah-Allahnya ya!? jadi
Allah Sejati bukan lagi tiga Pribadi atau
Trinitas, tapi Allah sejati ada jutaan pribadi
bahkan mungkin miliyaran pribadi! ???
Itulah sebabnya musti hati-hati dengan
istilah "Anak Allah" Jangan asal disamakan
dengan Allah sejati, apalagi Allah Anak.

26. Memang tidak bisa dari sebutan "anak Allah"


kita kemudian membaliknya menjadi "Allah anak"
dan mengatakan bahwa ini membuktikan bahwa
Yesus itu Allah. Butuh lebih dari sekedar itu.

27. Betul pula bahwa banyak orang yang bisa


disebut "anak Allah." Seluruh bangsa Israel yang
menerima Taurat bahkan disebut sebagai allah-
allah, anak-anak dari yang Maha Tinggi (Mzm
82:6 bdk. Yoh 10:34). Namun gelar "anak Allah"
Yesus berbeda dengan gelar "anak Allah" bersifat
adoptif yang bisa dipakai manusia apapun.

28. Eksklusifitas gelar "anak Allah" Yesus bisa


kita lihat dari tindakan para Yahudi menuduh
Yesus menghujat karena Dia memakai gelar "anak
Allah" (Yoh 10:36). Kalau Yesus menggunakan
gelar "anak Allah" dalam artian adoptif,
sebagaimana dipakai seluruh orang Israel, lalu
mengapa para Yahudi menuduh Dia menghujat?
Tentunya ini karena Yesus menggunakan gelar itu
secara lebih eksklusif.

29. Kalau memang sebutan "anak Allah" bagi


Yesus adalah sama dengan yang dipakai oleh
orang-orang lain, lalu mengapa Yesus juga disebut
sebagai "Anak Tunggal" Allah (Yoh 1:14; 3:16;
3:18; 1Yoh 4:9)? Sebutan "anak Tunggal" kepada
Yesus menunjukkan bahwa peranakan Ilahi Yesus
oleh Bapa adalah peranakan Ilahi yang hanya
terjadi satu kali. Tidak ada peranakan seperti itu
sebelumnya maupun sesudahnya. Peranakan
Yesus tikda sama dengan peranakan manusia-
manusia lainnya. Sementara manusia lain adalah
Anak Allah adoptif, Yesus adalah anak Allah
natural dari Bapa. Jadi, Yesus adalah Allah.

Quote:
Kebangkitan Yesus
Klaim Trinitarian: Yesus mati tetapi bisa
hidup kembali bangkit sendiri, itu adalah
bukti bahwa dia adalah AllahSejati. Yesus
bangkit dengan kekuatan kuasanya sendiri.

Jawab: Beberapa Pendeta/teolog Trinitarian


mengklaim bahwa salah satu bukti Yesus
sebagai Allah sejati adalah Yesus telah
bangkit dari kematian dengan kuasanya
sendiri. Benarkah hal itu? Bagaimana
dengan kesaksian kitab suci tentang hal
tersebut? Mari kita selidiki:
Matius 16:21 " ..Yesus mulai menyatakan
pada murid-muridnya bahwa Ia harus pergi
ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh
dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Lukas 9:22 kata Yesus sendiri: " Anak
Manusia …. dibunuh dan dibangkitkan pada
hari ketiga."
Kisah 2:24 "tetapi Allah membangkitkan
dia [Yesus] dengan melepaskan dia dari
sengsara maut, .."
Kisah 2:32 "Yesus inilah yang dibangkitkan
Allah, dan tentang hal itu kami semua
adalah saksi"
Kisah 3:15 "Demikianlah Ia [Yesus],
pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh,
tetapi Allah telah membangkitkan dia dari
antara orang mati, dan tentang hal itu kami
adalah saksi"
Kisah 4:10 "…Yesus Kristus, orang
Nazaret, yang kamu salibkan, tetapi yang
telah dibangkitkan Allah dari antara orang
mati…"
Kisah 5:30 "Allah nenek moyang kita telah
membangkitkan Yesus, yang kamu
gantungkan pada kayu salib dan kamu
bunuh."
Kisah 10:40 "Yesus itu telah dibangkitkan
Allah pada hari yang ketiga, …"
Kisah 13:30 "Tetapi Allah membangkitkan
Dia dari antara orang mati."
Kisah 13:34 "Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan tidak akan
diserahkan kembali kepada kebinasaan."
Kisah 13:37 "Tetapi Yesus dibangkitkan
Allah, .."
Roma 6:4 "Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, .."
Roma 7:4b "..Dia yang telah dibangkitkan
dari antara orang mati, .."
Roma 8:11 "Dan jika Roh Dia [kuasa
Allah], yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu,
maka Ia[Allah], yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu
oleh Roh[kuasa]-Nya, yang diam di dalam
kamu."
Roma 10:9b "… bahwa Allah telah
membangkitkan Dia[Yesus] dari antara
orang mati, .."
1Korintus 15:4 "Bahwa Ia telah dikuburkan,
bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari
ketiga, sesuai kitab suci, "
1Korintus 15:12 "Jadi bilamana kami
beritakan bahwa Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati, .."
1Korintus 15:20 "tetapi yang benar ialah,
bahwa Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati, sebagai yang sulung dari
antara orang yang telah meninggal."
2Korintus 4:14 "Karena kami tahu, bahwa
Ia[Allah], yang telah membangkitkan Tuan
Yesus, akan membangkitkan kami juga
bersama-sama dengan Yesus."
Galatia 1:1b "…Allah, Bapa, yang telah
membangkitkan Dia[Yesus] dari antara
orang mati"
Efesus 1:19-20 "dan betapa hebat kuasa-
Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya
di dalam Kristus dengan membangkitkan
dia dari antara orang mati dan
mendudukkan dia di sebelah kanan-Nya di
Sorga"
Kolose 2:12 "..kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia[Yesus] dari antara
orang mati"
1Tesalonika 1:10 ".. Anak-Nya dari sorga,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara
orang mati, yaitu Yesus,.."
1Petrus1:21 "..Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari antara orang
mati.."
1Petrus3:18 "Sebab juga Kristus telah mati
.., tetapi yang telah dibangkitkan menurut
Roh[kuasa]."
Ayat-ayat tersebut di atas sangat akurat dan
jelas mencatat bahwa Yesus jelas tidak
bangkit oleh kuasanya sendiri, melainkan ia
bisa hidup kembali dari kematian karena Ia
DIBANGKITKAN oleh Allahnya. Tidak
ada satupun ayat Alkitab yang tegas
mengatakan dengan jelas bahwa Yesus
bangkit atas kuasanya sendiri seperti sering
diklaim oleh golongan Trinitarian. Yang
Alkitabiah adalah:Yesus DIBANGKITKAN
oleh Allah. Allah-lah yang
MEMBANGKITKAN Yesus!

30. Mungkin Alkitab si unitarian tidak lengkap


sehingga tidak terdapat ayat Yoh 10:17-18

King James Bible


17 Therefore * * doth my Father love me,
because I lay down my life, that I might
take it again. 18 No man taketh it from
me, but I lay it down of myself. I have
power to lay it down, and I have power to
take it again. This commandment have I
received of my Father.

Douay-Rheims Bible
17 Therefore doth the Father love me:
because I lay down my life, that I may
take it again. 18 No man taketh it away
from me: but I lay it down of myself, and I
have power to lay it down: and I have
power to take it up again. This
commandment have I received of my
Father.

Revised Standard Version


17 For this reason the Father loves me,
because I lay down my life, that I may
take it again. 18* No one takes it from
me, but I lay it down of my own accord. I
have power to lay it down, and I have
power to take it again; this charge I have
received from my Father."

New American Bible


17 This is why the Father loves me,
because I lay down my life in order to
take it up again. 18 No one takes it from
me, but I lay it down on my own. I have
power to lay it down, and power to take it
up again. * This command I have received
from my Father."

New American Standard Bible


17 "For this reason the Father loves Me,
because I lay down My life so that I may
take it again. 18 "No one has taken it
away from Me, but I lay it down on My
own initiative. I have authority to lay it
down, and I have authority to take it up
again. This commandment I received from
My Father."
American King James Version
17 Therefore does my Father love me,
because I lay down my life, that I might
take it again. 18 No man takes it from me,
but I lay it down of myself. I have power
to lay it down, and I have power to take it
again. This commandment have I received
of my Father.

American Standard Version


17 Therefore doth the Father love me,
because I lay down my life, that I may
take it again. 18 No one taketh it away
from me, but I lay it down of myself. I
have power to lay it down, and I have
power to take it again. This
commandment received I from my Father.

Bible in Basic English


17 For this reason am I loved by the
Father, because I give up my life so that I
may take it again. 18 No one takes it
away from me; I give it up of myself. I
have power to give it up, and I have
power to take it again. These orders I
have from my Father.

Darby Bible Translation


17 On this account the Father loves me,
because I lay down my life that I may
take it again. 18 No one takes it from me,
but I lay it down of myself. I have
authority to lay it down and I have
authority to take it again. I have received
this commandment of my Father.

English Revised Version


17 Therefore doth the Father love me,
because I lay down my life, that I may
take it again. 18 No one taketh it away
from me, but I lay it down of myself. I
have power to lay it down, and I have
power to take it again. This
commandment received I from my Father.

Webster's Bible Translation


17 Therefore doth my Father love me,
because I lay down my life, that I may
take it again. 18 No man taketh it from
me, but I lay it down of myself. I have
power to lay it down, and I have power to
take it again. This commandment have I
received from my Father.

World English Bible


17 Therefore the Father loves me, because
I lay down my life, that I may take it
again. 18 No one takes it away from me,
but I lay it down by myself. I have power
to lay it down, and I have power to take it
again. I received this commandment from
my Father."

Young's Literal Translation


17 'Because of this doth the Father love
me, because I lay down my life, that again
I may take it; 18 no one doth take it from
me, but I lay it down of myself; authority I
have to lay it down, and authority I have
again to take it; this command I received
from my Father.'

Lembaga Alkitab Indonesia


17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku
memberikan nyawa-Ku untuk
menerimanya kembali 18 Tidak
seorangpun mengambilnya dari pada-Ku,
melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa
mengambilnya kembali. Inilah tugas
yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Seperti terlihat disini dijelaskan bahwa Yesus


dengan kekuatanNya sendiri bangkit dari mati.

31. Lalu apakah ayat Yoh 10:17-18 "kalah"


dengan puluhan ayat yang didaftar si unitarian?
Tidak. Kitab Suci adalah firman Allah. Semua
yang ada didalamnya adalah benar. Tidak ada
prinsip "ayat yang lebih banyak menindas ayat
yang lebih sedikit." "Kebenaran" tidak menjadi
"kesalahan" karena kalah jumlah.

32. Lalu bagaimana merekonsiliasikan Yoh 10:17-


18 dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa
Yesus dibangkitkan? Iman Katolik yang
mengajarkan bahwa Yesus dan BapaNya adalah
satu substansi (Yoh 10:30, 38; 14:11). Sehingga
apa yang dikerjakan Yesus adalah apa yang
dikerjakan Bapa adalah apa yang dikerjakan Allah
dan sebaliknya (Yoh 5:19;14:10). Karena Yesus
Allah, maka dikatakan bahwa Yesus bangkit
karena kuasanya sendiri. Karena Bapa adalah
Allah, maka kebangkitan itu juga merupakan
pekerjaanNya. Baca juga yang sudah dijelaskan
sebelumnya di 19.b., 19.c., dan 19.d..

Anda mungkin juga menyukai