Anda di halaman 1dari 6

Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Tanah

Rika Efirianti
E-mail: rikaefirianti@gmail.com, Phone: +6285265224095
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau 28293

Ringkasan:
Tanah merupakan suatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan
mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batu-batuan dan bahan organik
yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan
lainnya. Kehidupan organisme tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena
keberdaan dan kepadatan suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan
keadaan daerah itu.
Telah dilakukan percobaan di Laboratorium Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, pada tanggal 26 Maret 2016 yang
bertujuan agar mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengukuran faktor fisika
dan kimia tanah. Metode yang digunakan untuk mengukur sifat fisika-kimia adalah
metode titik/stasiun dan Parameter faktor fisika-kimia tanah meliputi konsistensi,
suhu dan tekstur tanah untuk faktor fisika serta pH dan bahan organik untuk faktor
kimia. Data yang didapat dianalisis secara deskriptif. Faktor fisika dan kimia tanah
sangat berpengaruh terhadap tingkat kehadiran organisme disuatu area. Adapun
faktor fisika yang berpengaruh seperti suhu, pH, konsistensi, tekstur tanah.
Sedangkan faktor kimia ditandai dengan kandungan unsur-unsur hara pada setiap
area tanah yang dijadikan tempat percobaan. Selain itu, kerapatan suatu vegetasi
merupakan menjadi suatu penanda kesuburan tanah.

Kata Kunci: Faktor Fisika dan Kimia Tanah, Pencuplikan Hewan Tanah

PENDAHULUAN
Tanah merupakan suatu suatu jenis organisme tanah disuatu
bentangan alam yang tersusun dari daerah sangat bergantung dari faktor
bahan-bahan mineral yang lingkungan, yaitu lingkungan biotik
merupakan hasil proses pelapukan dan lingkungan abiotik. (Ade
batu-batuan dan bahan organik yang Suryana, 2012)
terdiri dari organisme tanah dan hasil Faktor lingkungan abiotik secara
pelapukan sisa tumbuhan dan hewan garis besarnya dapat dibagi atas faktor
lainnya. Kehidupan organisme tanah fisika dan faktor kimia. Faktor fisika
sangat tergantung pada habitatnya, antara lain ialah suhu, kadar air,
karena keberdaan dan kepadatan porositas, dan tekstur tanah. Faktor
suatu jenis hewan tanah di suatu kimia antara lain adalah salinitas, pH,
daerah sangat ditentukan keadaan kadar organik tanah, dan unsur-unsur
daerah itu. Dengan perkataan lain mineral tanah. Faktor lingkungan
abiotik sangat menentukan struktur
keberadaaan dan kepadatan populasi
komunitas hewan-hewan yang terdapat
di suatu habitat. Keberadaan hewan kemasaman atau alkalinitas tanah yang
tanah sangat di tentukan oleh faktor dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
fisika kimia tanah, karena itu dalam pada tanah menunjukkan banyaknya
ekologi hewan tanah faktor fisika kimia konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
selalu di ukur. Pengukuran faktor fisika tanah. Makin tinggi kadar ion H+
dan kimia tanah dapat dilakukan di didalam tanah, semakin masam tanah
lapangan dan ada pula yang hanya tersebut. Kandungan bahan organik
dapat di ukur di laboratorium. Untuk dalam tanah merupakan salah satu
pengukuran faktor fisika kimia tanah di faktor yang berperan dalam
laboratorium maka di lakukan menentukan keberhasilan suatu
pengambilan contoh tanah dan di budidaya pertanian. Hal ini
bawah ke laboratorium. (Odum, 1996) dikarenakan bahan organik dapat
Warna tanah dapat di gunakan meningkatkan kesuburan kimia, fisika
sebagai petunjuk kualitas tanah secara maupun biologi tanah. Penetapan
sepintas. Penyebab perbedaan warna kandungan bahan organik dilakukan
permukaan tanah umumnya berdasarkan jumlah C-Organik
dipengaruhi oleh perbedaan kandungan (Musthofa, 2007). Faktor fisika-kimia
bahan organik. Makin tinggi tanah sangat mempengaruhi kehadiran
kandungan bahan organik, warna tanah organisme. Maka dari itu tujuan dari
makin gelap. Kadar organik tanah praktikum ini adalah untuk
dapat di perkirakan berdasarkan indeks mengetahui bagaimana mengukur
warna tanah, tekstur tanah adalah faktor-faktor fisika-kimiah tanah.
perbandingan antara partikel tanah
yang berupa liat, debu dan pasir dari METODOLOGI
suatu massa tanah. Penamaan fraksi Percobaan ini dilakukan di
tanah berdasarkan ukurannya. Laboratorium Program Studi
Kelembaban tanah akan menentukan Pendidikan Biologi, Jurusan
kehadiran dan kepadatan tanah karena Pendidikan Matematika dan Ilmu
menyangkut ketersediaan air yang Pengetahuan Alam, Fakultas
dibutuhkan oleh hewan tanah, air juga Keguruan dan Ilmu Pendidikan
akan membantu mempercepat proses Universitas Riau, pada tanggal 26
pelapukan bahan-bahan organik di Maret 2016. Dalam menentukan
lokasi sampling menggunakan
sekitar tanah yang merupakan makanan
metoda purposive sampling dengan
bagi hewan tanah tertentu. menetapkan 8 stasiun penelitian.
pH tanah akan menentukan Metode yang digunakan adalah
perbedaan jenis hewan tanah yang metode survey.
hidup pada pH tertentu. Dengan Adapun alat dan bahan yang
mengetahui tekstur tanah maka kita digunakan pada percobaan yaitu
dapat menentukan jenis tanah dan thermometer, plastik, tanah, tabung
hewan tanah apa saja yang terdapat di reaksi, timbangan ohause, pipet tetes,
dalamnya. (Ade Suryana, 2012). vaselin, alkohol, botol pop ice, pinset,
Reaksi tanah menunjukkan sifat pH universal, beaker glass., alat
corong barlese tullgran, botol koleksi, daya tahannya terhadap tekanan dan
bola lampu, kabel listrik, penutup kelekatannya sewaktu jari telunjuk
corong. dan ibu jari dipisahkan. Sementara
Cara kerja pengukuran faktor untuk tekstur tanah di laboratorium,
fisika kimia tanah yaitu untuk suhu, ambil 10 gram tanah dan masukkan
masukkan termometer ke permukaan kedalam tabung reaksi dengan
tanah, kemudian amati perubahan ditambah akuades secukupnya,
suhunya setelah 15 menit. Untuk digoyang hingga campuran tanah
konsistensi tanah ditentukan dengan homogen. Biarkan campuran tanah
cara meremas dan menekan masa mengendap dan membentuk lapisan
tanah kemudian dicocokkan dengan partikel tanah berdasarkan ukuran
karakteristik pada buku panduan fraksinya, selanjutnya lakukan
untuk menetukan jenis perhitungan persentase dari pasir-
konsistensinya.. Untuk tekstur tanah debu-liat. Pengukuran struktur tanah
di lapangan, tanah diremas, ditekan di laboratorium dengan menggunakan
dan dipijat dengan jari telunjuk dan segitiga tekstur tanah dan sebaran
ibu jari, kemudian sambil dirasa- butir tanah. (Weixelman, dkk, 1997)
rasakan digulung-gulung dan dilihat

Gambar.1 Diagram segitiga tekstur tanah dan sebaran besar butir.


Segitiga tekstur merupakan suatu Untuk pH tanah dilakukan dengan
diagram untuk menentukan kelas- cara mengambil 1 gram contoh tanah
kelas tekstur tanah. ada 12 kelas dan dimasukkan kedalam tabung
tekstur tanah yang dibedakan oleh reaksi serta ditambahkan aquades 3
jumlah persentase ketiga fraksi tanah ml. Lalu kocok dan biarkan selama 5
tersebut. misalkan hasil analisis lab menit. Setelah itu celupkan kertas
menyatakan bahwa persentase pasir lakmus dan ukur pH tanah. Dan untuk
(X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) top soil, dilakukan pengukuran
26%, berdasarkan diagram segitiga lapisan teratas tanah dengan
tekstur maka tanah tersebut masuk menggunakan penggaris. (Jeanne C,
kedalam golongan tanah bertekstur. dkk, 1999)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis secara deskriptif
terhadap data praktikum yang
ditampilkan pada Tabel 1 beirikut:

Tabel 1. Tabel Pengukuran Faktor Fisika Kimia Tanah


Stasiun
No Parameter
I II III IV V VI VII VII
1. Suhu 28oC 32oC 32oC 27oC 27oC 31oC 280C 29oC
Konsis- Agak
2. Lepas Gembur Gembur Gembur Gembur Gembur Gembur
tensi Keras
Lem-pung Lempung Lempung Lempung Lempung Lempung Lempung
3. Tekstur Kering
Berdebu berliat Berpasir berliat berliat berliat berliat
4. pH 5 5 6 5 5 5 6 5
5. Top Soil 2 cm 2 cm 2 cm 1.5 cm 5 cm 2 cm 2 cm 1.5 cm
Rumput, Rumput,
Ipomoea Rumput,
Alstonia Cocos Imperata Rumput,
aquatica, Imperata Imperata
6. Vegetasi scholaris, Rumput nucifera, cilindrica Imperata
rumput, cilindrica cilindrica
rumput Elaeis , Mimosa cilindrica
gulma Sp.A
guineensis pudica
Tekstur
Lempung Lempung Liat Lempung Lempung Liat Lempung Lempung
7. Laborato-
berliat berliat berpasir berliat berliat berpasir berpasir berliat
rium
Keterangan : Stasiun I: Tanah dibelakang kebun, Stasiun II: Tanah didepan kebun,
Stasiun III: Tanah didepan kebun yang ada tanaman, Stasiun IV:
Tanah disamping laboratorium PMIPA, Stasiun V: Tanah
dibelakang laboratorium PMIPA, Stasiun VI: Tanah dibelakang
laboratorium IPS, Stasiun VII: Tanah didepan laboratorium PMIPA,
Stasiun VIII: Tanah didepan laboratorium IPS.

Dari tabel 1 memperlihatkan Dalam pengukuran konsistensi


bahwa suhu tanah pada lokasi tanah ditemukan 2 jenis; gembur dan
pencuplikan yang berbeda-beda lepas. Hal ini disesuaikan dengan
dengan menggunakan alat pengukur kriteria dari tanah yang diukur. Pada
suhu yaitu termometer menunjukkan tanah dalam keadaan kering
angka antara 28-320C. Hal ini dapat konsistensi tanah ditentukan dengan
disebabakan adanya panas matahari cara meremas dan menekan masa
yang dapat langsung diserap tanah di tanah dan dapat dinilai: lepas (tanah
lokasi/tempat yang diamati. kohesi), lemas (kohesi kecil, sangat
Keberadaan vegetasi tanaman yang kurang melekat), agak keras (sedikit
ada diatas tanah mempengaruhi suhu tanah tekanan dengan mudah dapat
tanah tersebut. Jika jumlah vegetasi hancur dengan tekunjuk dan ibu jari),
banyak makan suhu tanah semakin keras (tahan terhadap tekanan),
rendah dan begitu juga sebaliknya. sangat keras (daya tahan terhadap
Kemudian hujan juga mempengaruhu tekanan sangat besar), dan keras
suhu tanah (Hanafiah dalam Ade sekali (tahan terhadap tekanan).
Suryana, 2012) (Kartasapoetra, ddk. 2005)
Kondisi tanah dalam keadaan tanah. Setiap lokasi pencuplikan
lembab dapat ditentukan dengan cara memiliki tekstur yang berbeda-beda.
meremas-remas masa tanah tersebut. Perbedaan tekstur tanah dikarenakan
Penilaiannya adalah: lepas (butir- persentase lapisan liat, debu dan pasir
butir tanah terlepas satu dengan yang yang berbeda-beda. Dari tabel di atas
lainnya dan melekat bila ditahan), dapat dilihat bahwa tekstur tanah
sangat gembur (dengan sedikit kebanyakan berupa berliat pasir dan
tekanan masa tanah mudah pecah, liat. Tanah berliat halus merupakan
bila digenggam mudah penggumpal tanah yang memiliki tekstur terasa
melekat bila ditekan), gembur berat sekali, dapat membentuk bola
(bercerai bila diremas, digenggam dengan baik dan sangat melekat
akan menggumpal, melekat bila sedangkan tanah liat merupakan tanah
direkan), teguh (masa tanah tahan yang memiliki tekstur terasa berat,
terhadap remasan dan hancur dengan dapat membentuk bola yang baik dan
ditekan agak kuat), sangat teguh melekat sekali (Suin. Nurdin M,
(sangat taha terhadap remasan dan 1997).
tidak mudah berubah bentuknya bila Pada Tabel 1 juga terlihat bahwa
digenggam) dan sangat teguh sekali pH tanah berkisar antara 5-6 dan hal
(sangat tahan terhadap remasan dan ini menunjukkan bahwa tanah
tidak berubah bentuknya bila tersebut memiliki pH yang asam,
digenggam). Nilai pH pada tanah menunjukkan
Konsistensi tanah dalam keadaan banyaknya konsentrasi ion hidrogen
basah adalah pada tanah yang kadar (H+) di dalam tanah. Makin tinggi
airnya di atas kapasitas lapang. kadar ion H+ didalam tanah, maka
Penentuan dilakukan dengan cara semakin asam tanah tersebut. Di
memijit tanah dngan ibu jari bersama dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain
telunjuk. Penilaiannya adalah: tidak ditemukan pula ion OH-, yang
lekat (setelah ditekan dengan ibu jari jumlahnya berbanding terbalik
dan dilepaskan maka contoh tanah dengan banyaknya ion H+ pada
rapuh dan jatuh bebas), agak lekat tanah-tanah masam jumlah ion H+
(bila kedua jari dilepaskan sebagian lebih tinggi daripada OH-, sedangkan
tanah melekat pada jari) dan sangat pada tanah alkalis kandungan OH-
lekat (bilakedua jari direnggangkan lebih banyak daripada H+ Bila
tanah melekat dan sukat untuk kandungan H+ sama dengan OH-
dilepaskan dari kedua jari tersebut) maka tanah bereaksi netral yaitu
(Yustina, Suwondo. 2012). mempunyai pH = 7 (Annonimus,
Penentuan tekstur tanah tersebut 2011)
dapat di lakukan di laboratorium Jumlah vegetasi yang terdapat
dengan menentukan persentase dari pada suatu ekosistem dipengaruhi
setiap lapisan, seperti Lapisan bawah: oleh faktor fisika-kimia dari tanah.
pasir, Lapisan Tengah: debu, Lapisan Vegetasi adalah berbagai macam
atas: liat. Setelah di peroleh jenis tumbuhan pada suatu ekosistem.
persentase dari masing-masing Kondisi tanah yang kaya bahan
lapisan maka dapat ditentukan jenis organik maka vegetasi yang tunbuh
tekstur tanah pada setiap lokasi juga akan bervariasi sebaliknya jika
dengan menggunakan segitiga tekstur bahan organik tanah minim maka
vegetasi pada ekosistem tersebut Annonimus2. 2011. Tekstur dan
tidak bervariasi. Struktur Tanah.
http://www.silvikultur.com/Tek
KESIMPULAN stur_dan_Struktur_Tanah.html.
Berdasarkan hasil pembahasan
Diakses pada 20/03/2012
dapat disimpulkan bahwa terdapat
Jeanne C. Chambers, Robert R.
perbedaan faktor fisika-kimia tanah Blank, Desiderio C. Zamudio,
yang diukur pada lokasi pencuplikan And Robin J.
yang berbeda-beda. Tekstur tanah Tausch.1999.Physical and
dapat di tentukan dengan diagram chemical properties of
segitiga tekstur tanah. Sebelum meadow soils. Journal Of
Range Management 52(1):92-
menggunakan diagram tersebut
93.
terlebih dahulu harus ditentukan Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi
persentase dari lapisan tanah seperti Konservasi Tanah. Jakarta:
pasir, debu dan liat. Dari persentase Rineka jaya.
tersebut lalu dapat di tentukan tekstur Odum, E. P. 1996. Dasar – Dasar
tanah yang telah di amati. pH tanah Ekologi. Terjemahan oleh T.
yang diukur menggunakan soil tester Samingan. Yogyakarta : Gadjah
dari berbagai tempat pencuplikan Mada Press.
tanah juga berbeda hal ini dapat Suin, Nurdin. M. 1997. Ekologi
menentukan kehadiran dan kepadatan Hewan Tanah. Bumi Aksara.
hewan tanah Jakarta
Yustina, Suwondo. 2012. Penuntun
DAFTAR PUSTAKA Praktikum Ekologi Hewan.
Ade Suryana, 2012. Analisis Pekanbaru: FKIP Biologi
Pengaruh Kimia Fisika Tanah Weixelman, D.A., D.C. Zamudio,
dan Pencuplikan Hewan Tanah. K.A. Zamudio, and R.J.
Penelitian Tidak Tausch. 1997.Classifying
ecological types and
Dipublikasikan. Fakultas
evaluating site degradation. J.
Keguran dan Ilmu Pendidikan, Range Manage.50:315–321.
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai