Anda di halaman 1dari 4

Lima Model Kekuatan yang

Mempengaruhi Persaingan dalam Suatu


Industri
OPINI | 23 June 2010 | 00:05 Dibaca: 4266 Komentar: 2 Nihil

Industri

Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang


sama atau paling tidak mirip dan merupakan pengganti satu sama lainnya.
Perusahaan dalam industri ini saling bersaing dan saling mempengaruhi,
biasanya melakukan berbagai macam strategi dalam mengejar persaingan
dan profitabilitas yang tinggi.

Salah satu cara bermanfaat untuk memahami pesaing dengan analisis


industri. Dalam industri apapun, persaingan menekankan tingkat
pengembalian modal ( Capital Gain ) yang diinvestasikan ke arah tingkat
yang akan dinikmati.

The Five Forces Model of Industry Competition dari Michael Porter

Michael Porter, seorang Profesor manajemen strategik dari Harvard


University menyatakan, terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi
persaingan dalam industri, yaitu :

 Ancaman dari pendatang baru ( threat of new entrants ). Pendatang


baru dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada,
karena menghasilkan kapasitas produksi tambahan, dimana
kapasitas tambahan ini akan menekan agar biaya bagi pembeli
rendah, yang mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi
perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Seringkali pendatang
baru memiliki sumber daya dalam jumlah besar dan memiliki
kemauan yang kuat untuk memperoleh pangsa pasar.
 Ancaman dari produk pengganti ( threat of substitute products ).
Apabila harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut akan lebih
murah/rendah dan mutu serta kemampuan kinerja produk pengganti
tersebut sama atau melebihi dari produk sebelumnya.
 Kekuatan tawar-menawar dari pemasok ( bargaining power of
suppliers ). Pemasok merupakan ancaman serius bagi perusahaan-
perusahaan, jika berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli.
Misalnya, produsen pakaian yang memilih untuk membuka toko
pakaian sendiri, sehingga menjadi ancaman bagi toko pakaian yang
lain, terutama bagi toko yang dulu membeli pakaian dari produsen
tersebut.
 Kekuatan tawar-menawar dari pembeli ( bargaining power of
buyers ), dimana pembeli lebih suka membeli produk dengan harga
serendah mungkin. Hal ini mengakibatkan industri dapat memperoleh
pengembalian ( laba ) serendah mungkin. Pembeli akan menuntut
kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik serta harga
yang murah, dimana hal ini mendorong persaingan antar perusahaan
dalam suatu industri.
 Persaingan kompetitif di antara anggota industri ( rivalry among
competitive firms ), dimana perusahaan bersaing secara aktif satu
dengan lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan laba yang
tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut, menuntut keberhasilan yang
relatif terhadap para pesaing, dengan demikian persaingan yang
terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada
saat satu atau lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan
atau apabila mereka mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan
posisi pasar mereka. Karena perusahaan-perusahaan dalam industri
bergantung satu sama lain, tindakan satu perusahaan seringkali
mengundang reaksi dari pesaingnya.

Model lima kekuatan yang dikembangkan oleh Michael Porter, memperluas


bidang untuk analisis bersaing. Secara historis, pada saat mengamati
lingkungan persaingan, perusahaan berkonsentrasi pada perusahaan yang
menjadi pesaing langsung mereka. Tetapi pada saat ini, persaingan
dipandang sebagai kelompok cara alternatif bagi konsumen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan daripada hanya sebagai pesaing
langsung.

Secara umum, semakin kuat dorongan bersaing, akan semakin rendah


laba yang mungkin dapat dicapai perusahaan dalam industri tersebut.
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:

1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke


dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi,
pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk,
akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi
pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan,
pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk
subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu
pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost,
pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Berikut adalah analisis teori Porter pada PT Kimia Farma :

1) Ancaman pendatang baru

Kekuatan ini biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam


industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya
biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah, akses
terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya
semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yang masuk dari
pendatang baru. Obat-obatan yang di produksi oleh PT Kimia Farma sudah
terpercaya oleh para apotek-apotek di seluruh Indonesia karena kualitas dari
produk tersebut, sehingga PT Kimia Farma selalu membuat produknya lebih
berkualitas lagi supaya masyarakat tetap percaya dengan produk ini.

2) Kekuatan tawar-menawar pemasok

Daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan
baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat
menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok
dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau, misalnya, muatan
berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik.

3) Kekuatan tawar-menawar pembeli


Kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar
pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada
umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat.

4) Ancaman produk subtitusi

Pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk


pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga
lebih gampang ditemukan di pasar. Produk pengganti dari Kimia Farma sangat
banyak sekali, misalnya dapat di ganti dari produk Kalbe Farma, Darya Varia,
Sanbe Farma dll yang semuanya mempunyai kualitas yang baik.

5) Persaingan di dalam industri

Untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan


kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi
baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap
produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai