Jtptunimus GDL Dwianayuni 5135 3 Bab2 PDF
Jtptunimus GDL Dwianayuni 5135 3 Bab2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
proses pematangan.
8
2. Ciri-ciri Perkembangan Anak
sebagai berikut :
setelah lahir.
simultan.
9
a. Gangguan perkembangan fisik
berjalan; 8) Buta.
sedangkan gagap dapat disebabkan oleh tekanan daya dari orang tua,
10
agar anak bicara dengan jelas. Faktor keluarga termasuk anak yang
e. Kecemasan
11
Contoh gangguan ini yaitu transexualism, transvestism dan
homoseksual.
lain.
m. Penyakit psikosomatik.
12
a. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal
untuk buta, tuli, palsi serebralis, dan lain - lain. Anamnesis juga
keluarga.
b. Kelahiran prematur
Bayi prematur, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal,
perkembangan anak
malnutrisi.
pada ibunya pada saat pertama kali datang. Anamnesis yang teliti
anak tersebut.
13
mengontrol buang air besar atau buang air kecilnya (Soetjiningsih,
1995).
metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test
a. Test yang mudah dan cepat (15 – 20 menit) dapat diandalkan dan
tahun kemudian.
dari DDST dinamakan Denver II. Denver II yaitu Bukan tes IQ; Bukan
14
(korning disorder), atau gangguan emosional; Tidak untuk subsitusi
enam tahun. Gambaran uji coba denver ini digunakan untuk menilai:
perkembangan.
f. Denver II berisi 125 gugus tugas (item) yang disusun dalam formulir
(Soetjiningsih, 1995).
15
Pemantauan adalah penilaian secara teratur terhadap proses tumbuh
pada anak, yang berarti diagnosa pasti dari kelainan tersebut telah
kembang anak sehari - hari yang dapat memberikan petunjuk kalau ada
diperlukan lagi anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang pasti, dan
a. Pemeriksaan fisik
16
Dilakukan untuk melengkapi anamnese diperlukan pemeriksaan
lain.
b. Pemeriksaan neurologi
intrakranial.
17
Skrining pendengaran anak melalui anamnese atau menggunakan
(Soetjiningsih, 1995).
B. Perkembangan Motorik
18
F. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang
dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir, sebelum perkembangan
19
Keterampilan motorik tidak akan berkembang melalui kematangan
saja, melainkan keterampilan juga harus dipelajari. Hal penting yang harus
berikut:
a. Kesiapan Belajar
keterampilan yang dipelajari dengan waktu dan usaha yang sama oleh
orang yang sudah siap, akan lebih unggul ketimbang oleh orang yang
b. Kesempatan Belajar
c. Kesempatan Berpraktek
baik.
e. Bimbingan
20
Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan
f. Motivasi
anak dari kegiatan tersebut, kemandirian, dan gengsi yag diperoleh dari
kelompok sebayanya.
g. Meniru
atau anak tertua) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba tetapi
h. Pelatihan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh atau dengan kata lain
21
menendang, memanjat, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar tidak
hanya dipengaruhi oleh kemmpuan fisik, tetapi juga kesiapan psikis sikecil
semua umur tetapi paling dominan pada balita. Pada balita akan diperoleh
(Suherman, 2000).
Motorik kasar anak balita dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu
yang dapat diuraikan menjadi berbagai macam faktor yang secara khusus
b. Faktor Hormon
22
Hormon – hormon yang berpengaruh adalah hormon pertumbuhan
c. Faktor Gizi
anak gizi cukup, dan proses pubertas juga terlambat. Banyak zat atau
d. Faktor Lingkungan
23
2) Lingkungan biologis, termasuk didalamnya hewan dan tumbuhan;
Melempar bola tangan keatas; 12) Loncat jauh; 13) Berdiri 1 kaki 1 detik;
14) Berdiri 1 kaki 2 detik; 15) Melompat dengan 1 kaki; 16) Berdiri 1 kaki
24
3 detik; 17) Berdiri 1 kaki 4 detik; 18) Berdiri 1 kaki 5 detik; 19) Berjalan
diharapkan. Stimulasi dilakukan oleh orang tua atau keluarga setiap ada
berikut :
25
c. Anak umur 2 – 3 tahun
kaki.
jinjit.
kaki.
(Suherman, 2000).
1. Pengertian
26
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya
(Soetjiningsih, 1995).
meliputi usia balita (0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1-3 tahun), dan
harus diwaspadai.
ibunya, karena anak hanya mengenal kepentingan orang lain. Pada usia
27
c. Usia Pra Sekolah (3-5 tahun)
Pada tahap perkembangan anak usia pra sekolah ini, anak mulai
(Hurlock, 1997).
E. Antropometri
badan, panjang / tinggi badan, lingkar lengan atas, dan pengukuran ini
2. Ukuran Antropometri
antara lain kegiatan fisik, pola perkembangan tubuh menurut umur dan
28
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran – ukuran
yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik
pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang
29
relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu (Nursalam,
2005).
(Supariasa, 2002).
a. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun
badan, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan
umur (BB / U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi, dan
karena sifat berat badan yang labil, maka indeks berat badan menurut
30
umur lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current
yaitu :
sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik.
c. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia
lima tahun.
budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang
(Supariasa, 2002).
31
4. Tinggi Badan menurut Umur (BB/U)
adalah nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah
dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat
lagi (Growth Spurt) pada masa remaja. Selanjutnya melambat lagi dengan
dan lingkaran lengan atas. Peningkatan nilai rata – rata tinggi orang
obyektif dan dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah
perubahan – perubahan relatif, seperti terhadap nilai berat badan (BB) dan
lingkar lengan atas (LLA). Sedangkan kerugian dari indikator tinggi badan
ini adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi
badan yang tepat, dan kadang – kadang diperlukan lebih dari seorang
32
Disamping itu dibutuhkan dua macam teknik pengukuran, pada
anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur terlentang (panjang
supinasi) dan pada umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang
anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik an
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. Pengaruh kekurangan zat gizi teadap tinggi badan akan nampak
dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan sifat ini indeks tinggi badan
(Suhardjo, 1998).
status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial –
ekonomi. Oleh karena itu indeks tinggi badan tinggi badan menurut umur
ekonomi masyarakat.
keuntungan yaitu :
33
b. Ukuran panjang atau tinggi badan dapat dibuat sendiri, murah dan
5. Patokan Baku
sebagai berikut:
yang pada umumnya disusun dalam bentuk tabel atau dalam kartu
pertumbuhan, yaitu:
34
2) Menggunakan Persentil
bawah, dimana 9 anak lebih kecil darinya dan 90 anak lebih besar
pada urutan ke 50, sehingga jumlah yang sama berada dibawah dan
diatasnya.
3) Menggunakan Persentasi
Harvard.
menurut umur dan tinggi badan menurut umur, dari data tersebut
35
juga dihitung nilai median dari berat badan terhadap menurut
tinggi badan.
2) Baku Tanner
untuk Inggris.
Baku NCHS berupa tabel dan kartu yang berisi kombinasi dua
patokan populasi:
1) Tabel untuk anak dari lahir sampai tiga tahun, dikumpulkan oleh
2) Tabel untuk anak umur 2-18 tahun (dua tahun sampai delapan
untuk berat badan, tinggi badan, tebal lipatan kulit, lingkar kepal
Sugiono dan Pelenkahu (1964) untuk bayi, menggunakan nilai rata – rata
36
Tabel 2.1 Standar Berat menurut Umur (BB/U) Balita
37
37 8.9 8.6 10.4 10.0 11.8 11.4 14.8 14.3
38 9.0 8.7 10.5 10.1 12.0 11.5 15.0 14.4
39 9.1 8.8 10.6 10.2 12.1 11.7 15.2 14.6
40 9.2 8.9 10.7 10.3 12.3 11.8 15.3 14.8
41 9.3 8.9 10.9 10.4 12.4 11.9 15.5 14.9
42 9.4 9.0 11.0 10.5 12.5 12.1 15.7 15.1
43 9.5 9.1 11.1 10.7 12.7 12.2 15.8 15.2
44 9.6 9.2 11.2 10.8 12.8 12.3 16.0 15.4
45 9.7 9.3 11.3 10.9 13.0 12.4 16.2 15.5
46 9.8 9.4 11.4 11.0 13.1 12.5 16.4 15.7
47 9.9 9.5 11.6 11.1 13.2 12.7 16.5 15.8
48 10.0 9.6 11.7 11.2 13.4 12.8 16.7 16.0
49 10.1 9.7 11.8 11.3 13.5 12.9 16.9 16.1
50 10.2 9.7 11.9 11.4 13.6 13.0 17.0 16.2
51 10.3 9.8 12.0 11.5 13.8 13.1 17.2 16.4
52 10.4 9.9 12.1 11.6 13.9 13.2 17.4 16.5
53 10.5 10.0 12.3 11.7 14.0 13.3 17.5 16.6
54 10.6 10.1 12.4 11.8 14.1 13.4 17.7 16.8
55 10.7 10.2 12.5 11.9 14.3 13.6 17.8 17.0
56 10.8 10.3 12.6 12.0 14.4 13.7 18.0 17.1
57 10.9 10.3 12.7 12.1 14.5 13.8 18.2 17.2
58 11.0 10.4 12.8 12.2 14.7 13.9 18.3 17.4
59 11.1 10.5 13.0 12.3 14.8 14.0 18.5 17.5
60 11.2 10.6 13.1 12.4 14.9 14.1 18.7 17.7
38
Tabel 2.2 Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Balita untuk Anak
Laki – laki dan Perempuan Menurut Suhardjo ( 1998 )
39
33 78,8 78,0 83,4 82,6 88,1 87,2 92,7 91,7
34 79,4 78,6 84,1 83,2 88,8 87,9 93,5 92,5
35 80,1 79,2 84,8 83,9 89,5 88,5 94,2 93,2
36 80,7 79,8 85,4 84,5 90,2 89,2 94,9 93,9
37 81,3 80,4 86,1 85,1 90,9 89,9 95,6 94,6
38 81,9 81,0 86,7 85,8 91,5 90,5 96,3 95,3
39 82,5 81,6 87,3 86,4 92,2 91,2 97,0 96,0
40 83,1 82,1 87,6 87,0 92,8 91,8 97,7 96,6
41 83,6 82,7 88,0 87,6 93,5 92,4 98,4 97,3
42 84,2 83,8 88,6 88,1 94,1 93,0 99,1 97,9
43 84,8 84,3 89,2 88,7 94,8 93,6 99,7 98,6
44 85,3 84,8 89,8 89,3 95,4 94,2 100,4 99,2
45 85,9 85,4 90,4 89,8 96,0 94,8 101,0 99,8
46 86,4 85,9 90,3 90,4 96,6 95,4 101,7 100,4
47 87,0 86,4 91,5 90,9 97,2 96,0 102,3 101,0
48 87,5 86,9 92,1 91,5 97,8 96,5 102,9 101,6
49 88,0 87,4 93,2 92,0 98,4 97,1 103,6 102,2
50 88,6 87,9 93,8 92,5 99,0 97,7 104,2 102,8
51 89,1 88,4 94,3 93,0 99,5 98,2 104,8 103,4
52 89,6 88,8 94,8 93,6 100,1 98,8 105,4 104,0
53 90,1 89,3 95,4 94,1 100,7 99,3 106,0 104,5
54 90,6 89,8 95,9 94,6 101,2 99,8 106,6 105,1
55 91,1 90,3 96,4 95,1 101,8 100,4 107,1 105,6
56 91,6 90,7 96,9 95,6 102,3 100,9 107,7 106,2
57 92,0 91,2 97,4 96,1 102,9 101,9 108,3 106,7
58 92,5 91,7 97,9 96,6 103,4 102,4 108,8 107,3
59 93,0 92,1 98,4 97,1 103,9 103,0 109,4 107,8
60 93,4 92,5 99,9 97,5 104,4 103,4 109,9 108,0
40
F. Kerangka Teori
Faktor keturunan
Faktor hormonal
Faktor lingkungan
Stimulasi anak
G. Kerangka Konsep