Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk produk yang dapat
saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan ini saling mempengaruhi.
Biasanya industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi kompetitif yang
digunakan perusahaan untuk memperoleh daya saing strategi dan laba di atas rata-rata.
Saat ini perusahaan cenderung untuk berada pada lebih dari dua jenis kelompok
industri untuk mengantisipasi memburuknya kelompok industri yang mungkin sudah
memasuki tahap kejenuhan. Bahkan, yang lebih dahsyat lagi adanya kecenderungan owner
untuk memasuki hamper semua kelompok industri sehingga membentuk konglomerasi.
1. Perbankan
2. Otomotif
3. Jasa
4. Pertanian/Kelautan/Perkebunan
5. Tekstil
6. Perkapalan
7. Manufaktur
8. Perhubungan
Intensitas bersaing dalam industri dan potensi laba industri tersebut (sebagaimana
diukur dengan pengembalian atas investasi secara jangka panjang) merupakan fungsi dari
lima kekuatan persaingan, yakni :
Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-Force Model) tentang analisis kompetitif
adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak
industri.
Bila perusahaan baru dapat dengan mudah memasuki industri tertentu, maka
intensitas persaingan akan semakin meningkat. Hal ini tidak menguntungkan karena biasanya
pesaing baru akan lebih bergairah untuk bersaing dengan perusahaan yang sudah mapan. Hal
ini menjadi ancaman karena perusahaan baru cenderung memiliki strategi yang lebih segar
mulai dari efisiensi biaya, differensiasi produk, teknologi yang lebih mutakhir, tenaga ahli
yang berpengalaman, serta modal yang besar.
1. Skala Ekonomis
2. Loyalitas Merek
3. Biaya Modal Memasuki Industri
4. Biaya Peralihan
5. Akses pada Saluran Distribusi
6. Peraturan Pemerintah
Kekuatan setiap pemasok sangat tergantung pada karakteristik situasi pasar dan porsi
relatif dari penjualan dan pembelian di arena persaingan. Indikasi pemasok dikatakan kuat
apabila:
1. Persaingan didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi
pada industri yang menjadi pembeli mereka.
2. Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi pembeli
3. Industri bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok, jika industri merupakan
pelanggan penting, nasib pemasok akan sangat bergantung pada industri yang
bersangkutan, dan mereka akan berusaha melindungi industri melalui penetapan harga
yang wajar dan dukungan dalam kegiatan seperti R&D dan lobi.
4. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah industri
pembeli (misalnya produsen pakaian yang memilih membuka toko pakaian sendiri).
Kredibilitas meningkat apabila pemasok memiliki sumber daya yang besar dan
menyediakan produk yang amat bermutu
5. Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan yang tinggi bagi pembeli.
Konsumen dapat memiliki daya tawar yang tinggi dalam kondisi berikut:
Mereka dapat dengan mudah beralih ke merek lain
Mereka memiliki tempat yang penting bagi perusahaan
Perusahaan mengalami masalah menurunnya permintaan konsumen.
Mereka memiliki informasi tentang produk, harga, dan biaya perusahaan
Mereka memiliki kendali apa dan kapan mereka dapat membeli produk.
Barang substitusi adalah barang atau jasa yang dapat menggantikan prosuk sejenis. Di
banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen penghasil barang-barang
substitusi di industri lain. Misalnya produsen wadah plastik bersaing dengan produsen wadah
kaca.Secara umum, produk substitusi merupakan ancaman bagi perusahaan ketika konsumen
menghadapi biaya perpindahan sedikit dan harga produk substitusi lebih rendah dengan
kualitas dan kinerja yang sama ataupun lebih baik.
Persaingan di antara para pesaing dalam industi yang sama diidentifikasi sebagai
variabel paling hebat dalam suatu analisis kekuatan dalam persaingan industri. Hal ini
disebabkan karena keberhasilan perusahaan hanya akan tercapai apabila ia mampu menyusun
keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Semakin tinggi
persaingan antarperusahaan, maka tingkat profitabilitas industri akan semakin meningkat,
namun profitabilitas perusahaan cenderung menurun. Dimensi persaingan ini dapat jelas
terlihat dalam persaingan harga, kualitas, dan inovasi. Persaingan akan makin meningkat
apabila konsumen dapat dengan mudah beralih merek, ketika hambatan untuk meninggalkan
pasar tinggi, tatkala biaya tetap tinggi, kala produk rusak, ketika permintaan konsumen
menurun sehingga pesaing memiliki kelebihan kapasitas, serta keberagaman strategi yang
diusung oleh para pesaing industri yang sama.
Ada beberapa faktor yang menurut Porter dapat menentukan intensitas persaingan
dalam industri:
Dalam industri yang terpisah-pisah, seperti usaha salon penata rambut, analisis
pesaing mungkin bukan merupakan faktor penentu kesuksesan. Kunci untuk sukses bukan
pada strategi kompetitif yang jelas tetapi pada penyediaan jasa yang bermutu dengan harga
yang dapat diterima oleh sekelompok pelanggan pelanggannya.
Salah satu cara untuk mengetahui posisi bersaing perusahaan dalam suatu industri
dapat diamati dari matrik profil kompetitif perusahaan dalam industri. Matrik profil
kompetitif yaitu matrik yang dipergunakan untuk mengetahui posisi relatif perusahaan yang
dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Kriteria berikut ini seringkali menjadi
perhatian para ahli strategi:
1. Bagian pasar
2. Daya saing harga
3. Posisi keuangan
4. Kualitas produk
5. Loyalitas konsumen
6. Lokasi dan usia fasilitas
7. Pengalaman
8. Efektivitas distribusi
9. Kapasitas dan produktifitas
10. Biaya bahan baku