AND LEARNING
Makalah Ini Ditujukan Sebagai Prasyarat Tugas Akhir Mata kuliah
Micro Teaching
Yang Diampu Oleh Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd
Oleh:
JAKARTA
2017
OPEN ENDED
1
Suryadi Didi, dkk. (2016). Open-ended Approach: an Effort in Cultivating Students’ Mathematical Creative
Thinking Ability and Self-esteem im Mathematics: Journal on Mathematics Education, Volume 7, No. 1. Pp.
9-10.
Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended
tidak rutin dan masalah terbuka. Keterbukaan dikelompokkan menjadi tiga jenis:
prosesnya terbuka, hasil akhir terbuka dan cara berkembang secara terbuka
(sawada, 1997). Proses terbuka berarti bahwa jenis tugas memiliki beberapa cara
yang benar. Hasil akhir terbuka berarti bahwa jenis tugas memiliki banyak
kemungkinan jawaban. Akhirnya, cara berkembangkan secara terbuka berarti
bahwa ketika siswa menyelesaikan masalah mereka sebelumnya bias
menyelesaikan masalah yang baru dengan mngubah kondisi dari masalah
sebelumnya.3
2
Nicol, dkk. (2008). Designing Open-Ended Problem to Challenge Preservice Teachers’ View on
Mathematics and Pedagogik: Proceedings of the 32nd Conference of the International Group for the
Psychology of Mathematics Education, International Group for the Psychology of Mathematics Education,
Morelia, Mexico, pp. 201-208.
3
Suryadi Didi, Op. cit. hal.3
rupa, sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan ada
banyak cara untuk mencapai solusi itu.4
c. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat dengan cara mereka sendiri.
a. Sebuah Membuat dan menyiapkan masalah matematik yang berarti bagi siswa
yang sedang meng3erjakannya.
c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban
mereka.5
d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
4
Erman Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: JICA UPI.
5Ibid
5
Belajar dengan pendekatan Open-ended expect Siswa tidak ada jawaban
sama sekali. Erman Suherman, dkk (2003: 124) mengemukakan dalam kegiatan
matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika berikut ini:
3. Proses yang menghasilkan solusi yang tidak biasa dan / atau mendalam untuk
masalah tertentu atau analog masalah
6
Ibid.
7
Bayram Çetin , Mustafa İlhan. (2017). An Analysis of Rater Severity and Leniency in Open-Ended
Mathematic Question Rated Through Standart Rubrics and Rubrics Based on the SOLO Taxonomy: Gazi
University, Gazi Faculty of Education, Department of Educational Sciences, Turkey, Vol 42 (2017) No 189
217-247
berpendapat bahwa studi tentang harga diri didasarkan pada aspek yang berbeda.
Pertama, harga diri dipandang sebagai hasil atau tujuan. Kedua, harga diri dianggap
sebagai self-motive. Dan akhirnya, harga diri dilihat sebagai penyangga yang
melindungi orang dari pengalaman buruk. Penelitian ini memfokuskan harga diri
sebagai tujuannya. Coopersmith (Branden, 2003) mendefinisikan harga diri sebagai
evaluasi diri terhadap kemampuannya sendiri. Selanjutnya, Coopersmith (Mruk,
2006) menyatakan bahwa ada empat aspek harga diri. Mereka adalah: a) kekuatan
yang berarti sebagai kemampuan untuk mengendalikan orang lain, b) signifikansi
yang mana berarti sebagai penerimaan sebagai hasil evaluasi orang lain, c)
kebajikan yang berarti kesediaan untuk mematuhi norma dalam komunitas seperti
itu, d) kompetensi yang berarti kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh dirinya sendiri. Penelitian ini berfokus pada harga diri pada matematika.
Dengan demikian, harga diri dalam matematika didefinisikan sebagai evaluasi
kemampuan, pengalaman, kompetensi, dan kemampuan seseorang pengaruh dari
orang lain dalam matematika Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa
menumbuhkan kreativitas matematis siswa terbuka pendekatan. Pendekatan
terbuka berdasarkan Shimada dan Becker (1997) diyakini memberi lebih banyak
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan,
pengalaman penemuan, mengenali dan memecahkan masalah karena pendekatan
ini mengatur masalah dengan metode yang berbeda dan lebih dari satu solusi8.
Dengan demikian, siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam mencari pemecahan
masalah. Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan
open-ended tidak rutin dan terbuka masalah. Keterbukaan dikelompokkan menjadi
tiga jenis; Prosesnya terbuka, produk akhir terbuka, dan cara untuk berkembang
terbuka (Sawada, 1997).88
Proses terbuka berarti bahwa jenis tugas memiliki beberapa yang benar cara.
Produk akhir open berarti bahwa jenis tugas memiliki banyak kemungkinan
jawaban. Akhirnya, cara terbuka untuk berkembang berarti bahwa ketika siswa
menyelesaikan masalah mereka sebelumnya, mereka bisa menyelesaikan yang baru
masalah dengan mengubah kondisi dari masalah sebelumnya. dalam konteks
Indonesia, telah banyak penelitian tentang beberapa pendekatan untuk ditingkatkan
kreativitas matematis siswa (Setiawati, 2014; Suriany, 2013; Aguspinal, 2011;
Mahmudi, 2010; Wardani, 2009; Pomalato, 2005). Namun, hanya sedikit penelitian
tentang penggunaan pendekatan open-ended di Mengolah kre9ativitas matematis
8
Nikol, loc. cit.
9
Erman Suherman, loc. cit
10
siswa (Dahlan, 2004). Sementara itu, studi tentang afektif faktor dalam belajar
matematika, terutama harga diri masih jarang (Alhadad, 2010).9 Oleh karena itu,
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan pendekatan open-ended dalam
menumbuhkan siswa. kreativitas matematis dan harga diri dalam matematika siswa
SMA di salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bayram Çetin , Mustafa İlhan. (2017). An Analysis of Rater Severity and Leniency
in Open-Ended Mathematic Question Rated Through Standart Rubrics and Rubrics Based
on the SOLO Taxonomy: Gazi University, Gazi Faculty of Education, Department of
Educational Sciences, Turkey, Vol 42 (2017) No 189 217-247