Anda di halaman 1dari 9

PEMODELAN HIDROLOGI DI KAWASAN EKOSISTEM SEULAWAH

MENGGUNAKAN DATA DEM SRTM


Oleh;
Iwan Ikhtiara

Pendahuluan

Kawasan Ekosistem Seulawah (KES) merupakan salah satu ekosistem penting di Aceh,
selain Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Dalam Kawasan Ekosistem Seulawah (KES)
terdapat dua Hutan Konservasi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, yakni Cagar
Alam Pinus Jantho seluas 16.640 ha dan Tahura Pocut Meurah Intan seluas 6.622 ha.
KES mempunyai dua gunung yang legendaris di Aceh, yaitu Gunung Seulawah Agam
dan Gunung Seulawah Dara. KES sebagian besar terletak di Kabupaten Aceh Besar dan
Kabupaten Pidie.

1.1. Pengumpulan Data Dasar


Data yang dibutuhkan untuk membuat model hidrologi ini hanya data ketinggian
yang kemudian diolah menjadi DEM. Data raster DEM tersebutlah yang menjadi
data dasar dalam mengolah model hidrologi. Tempfli, 1991menyatakan DEM
adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi
atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat hasil sampling dari
permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan tersebut
menggunakan himpunan koordinat.
Data DEM (Digital Elevation Model) merupakan data yang berbentuk raster
dengan ukuran piksel setiap piksel menunjukkan ketinggian areal di atas
permukaan laut, Data DEM diperoleh dari citra Radar SRTM, ekstraksi dari DEM
tersebut digunakan sebagai pembuatan peta kemiringan lereng, serta untuk
membantu dalam intepretasi bentuklahan. Selain itu data DEM juga digunakan
untuk analisis hidro-modeling yang berupa flow determination, network dan
catchment extraction.
DEM yang di gunakan di dapat dari website Biro Administrasi Pembangunan
Setda Aceh, dengan resolusi 90x90, Data shapefile pendukung lainnya yang di
gunakan ialah batas kabupaten, sungai, nama desa, jalan, data survey lapangan
dan peta RBI skala 1:50,000.

1.2. Pengolahan Data DEM


DAS (Daerah Aliran Sungai) umumnya mempunya sub-sub DAS yang menjadi
akumulator air untuk sungai utamanya, sebagai langkah awal perlu dilakukan
identifikasi sub das yang ada di dalam DAS dengan tekhnik flow acumulation
yang di dasarkan kepada data DEM pengolahan data awal dilakukan
menggunakan sofware Global Mapper dan selanjutnya di olah mengunakan
perangkat hidrologi di dalam sofware ArcGis 9.3.

April 2012
Data DEM Flow Acumulation

Stream Order
Flow Direction
Stream Line
SINK
Stream Link

No Depresionies Flowlength
Are there any sink DEM
Snap Pour
yes
FILL WATERSHED

Gambar 1.2.1 Skema kerja delineasi DAS menggunakan analisis Hidrologi

Gambar 1.2.2 Data DEM Aceh Besar dan Banda Aceh

April 2012
1.2.1. Flow Direction Model
Flow direction merupakan aspek terpenting dalam analisis hidrologi yang
merupakan pemetaan arah aliran air yang dapat dimodelkan menggunakan
nilai elevasi dari data DEM. Pemodelan yang di namakan flow direction
menggunakan raster surface DEM sebagai infut dan menghasilkan output
raster yang menunjukkan arah aliran keluar. Pemodelan flow direction
akan menjadi bahan untuk menganalisis keberadaan sink atau cekungan
yang dapat mengganggu proses pemodelan hidrologi.

Gambar 1.2.1.1 Flow Direction Model dengan depresi

Flow Direction sering juga di sebut dengan arah dari setiap piksel yang
menunjukkan piksel terendah di sekitarnya.

1.2.2. Depresionless DEM


Depresionless DEM yaitu menghaluskan data DEM yang bebas dari
depresi (depresionless) depresi DEM di sebabkan oleh adanya cekungan
yang memerangkap air atau di sebut juga dengan sink hal ini di sebabkan
oleh kesalahan pengukuran elevasi oleh sensor ataupun karena morfologi
alami di lapangan yang membuat adanya cekungan.

April 2012
Gambar 1.2.2.1 Depresionless DEM mengunakan Fill

Adanya depresi sink sangat mempengaruhi pemodelan akumulasi aliran


sehingga data DEM SRTM perlu di proses dengan fungsi fill yang ada di
perangkat hidrology pada sofware ArcGis 9.3.
Untuk membuat model akumulasi aliran (flow Accumulation)
memerlukan infut DEM yang halus tanpa adanya depresi. Setelah di
proses dengan fill selanjutnya akan di buat flow direction baru yang bebas
dari sink yang nantinya menjadi bahan untuk permodelan akumulasi air
(Flow Acumulation).

Gambar 1.2.2.2 Flow Direction Model tanpa depresi

April 2012
1.2.3. Flow Acumulation
Hasil analisis Flow Acumulation menyerupai peta alur sungai semakin
putih warnanya menunjukkan semakin besar akumulasi air di titik tersebut
atau semakin besar dimensi sungai di lapangan. Flow Acumulation
menggambarkan bobot air yang terakumulasi di satu titik berdasarkan
jumlah piksel yang mengarah kepadanya,

Gambar 1.2.3.1 Flow Acumulation

1.2.4. Watershed Model


Untuk mendapatkan model akumulasi air dilakukan pemodelan dengan
mengunakakan Watershed yang ada pada perangkat hidrologi dalam
sofware ArcGis 9.3 sebelum proses pemodelan watershade di lakukan
diperlukan pendifinisian titik outlet atau titik tumpah air dengan cara
membuat (pour points) di tempat yang di anggap sebagai tumpahan air
DAS. Kemudian sofware akan menghitung setiap piksel-piksel yang
mensuplai air ke titik tumpah (pour points) yang di anggap sebagai batas
cathment, dan di peroleh batas deliniasi batas sub DAS untuk salah satu
DAS yang ada di Kawasan Ekosistem Seulawah.

April 2012
Gambar 1.2.4.1 Watershed Model

1.3. Kesimpulan
Terdapat sembilan sub DAS di salah satu DAS di Kawasan Ekosistem Seulawah
yang merupakan salah satu pemasok air ke krung Aceh melalui krueng Seulimum,
salah satu sub DAS merupakan Kawasan Sumber Air Alur Mancang yang di kelola
oleh Forum Alur Mancang Sare (FAMS) untuk keperluan pasokan air kepada
masyarakat.
Adapun nama sub DAS dari salah satu DAS yang ada di Kawasan Ekosistem
Seulawah adalah Sub das 1 (tidak ada nama), Sub das 2 (tidak ada nama), Sub das 3
(A,Geumapet dan A,Uten Sampa), Sub das 4 (Kr,Leuitam) Sub das 5 (A,Blang
Kawe), Sub das 6 (A,Neusah), Sub das 7 (Kr,Blangbia), Sub das 8 (A,bubur) dan
Sub das 9 (A,Uteun Pineung) masing masing keterangan sub das dan jumlah hektar
dapat di lihat pada tabel 1.3.1.

April 2012
Gambar 1.3.1 Peta Sub DAS di salah satu DAS di Kawasan Ekosistem Seulawah

April 2012
Tabel 1.3.1 Tabel Analisis Hidrologi Sub Das yang ada di salah satu DAS di
Kawasan Ekosistem Seulawah

Sub DAS 1 (Tidak Ada Nama)


ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 489829.5694 9412039048 1500.49087 607.2271112
Sub DAS 2 (Tidak Ada Nama)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 285824.8104 3020167915 481.482743 194.8491532
Sub DAS 3 (A,Geumapet dan A, Utensampa)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 542704.3007 7189770545 1146.21125 463.8552365
Sub DAS 4 (Kr,Leuitam)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 278064.3265 4788798667 763.442293 308.9541348
Sub DAS 5 (A,Blang Kawe)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 42148.41219 46508841.64 7.41455617 3.000564427
2 0 680274.8746 13411194089 2138.0462 865.2365979
Sub DAS 6 (A,Neusah)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 596434.3348 13098851262 2088.25172 845.085488
Sub DAS 7 (Kr,Blangbia)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 693765.4469 17772064215 2833.26705 1146.582495
Sub DAS 8 (A,Bubur)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 796497.1417 12940786170 2063.05259 834.8877605
Sub DAS 9 (A,Uteun Pineng)
ID GRIDCODE Perimeter Area Acres Hectares
1 0 948015.9138 19747686163 3148.22565 1274.041721

April 2012
Referensi;
1. Templi, K (1991) DTM and differential modelling In: Proceedings ISPRS and
OEEPE joint workshop on updating digital data by photogrammetric metods,
september 15-17 1991, Oxford, England / ed. By P.R.T. Newby,- (OEEPE
publication ; 27), pp. 193-200
2. http://greenaceh.wordpress.com/2010/08/25/penyelamatan-ekosistem-seulawah-
mendesak/#more-497
3. http://biropembangunan.acehprov.go.id/
4. ESP-USAID Biodiversity Kawasan Ekosistem Seulawah, 2007.

Biografi; Iwan Ikhtiara S,Si

Lahir di Aceh Tengah pada tanggal 17 Oktober 1985.


Menempuh pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
Kenawat pada tahun 1998, melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP N 2 Takengon tahun 2001
Hingga SMA N 2 Takengon tahun 2004, Menyelesaikan
Sarjana Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh. Sebagai Anggota Senior KML SAVANA.
Pernah menjadi surveyor untuk pemetaan jalur evakuasi
tsunami Dengan Lembaga Pengembangan GIS & Remote
Sensing Universitas Syiah Kuala dan Sekarang bekerja di
Yayasan Leuser International (YLI) NZ-Programe sebagai
Officer GIS.

April 2012

Anda mungkin juga menyukai