Anda di halaman 1dari 25

A.

PENDAHULUAN

Benda apa yang Anda butuhkan sebelum keluar rumah? Payung hanya
dibutuhkan bila hujan atau hari sangat terik, sepatu boleh digantikan oleh sandal, jam
tangan boleh dipakai boleh pula tidak, tetapi cermin? Anda tentu tidak mau keluar
rumah bila penampilan Anda kurang rapih. Apa lagi bila Anda perempuan,
penampilan nomor satu bukan ?

Nah, pada modul ini Anda akan mempelajari cermin, tetapi tidak dalam
fungsinya untuk membantu Anda bersolek. Kita akan pelajari cermin sebagai suatu
penemuan ilmiah yang digunakan untuk memudahkan berbagai pekerjaan manusia.
Dengan kata ain kita akan mempelajari cermin dalam hubungannya dengan Iptek
(ilmu pengetahuan dan teknologi).

Manfaat cermin sangat besar dan meliputi berbagai bidang. Dalam kehidupan
seharihari seorang pengendara mobil atau sepeda motor menjaminkan sebagian dari
keselamatannya pada apa yang dilihatnya melalui kaca spion, para astronom dalam
mengamati benda-benda langit menggunakan teropong pantul yang di dalamnya
terdapat cermin parabola dengan ukuran yang sangat besar. Anda dapat menyebutkan
manfaat-manfaat lain dari cermin berdasarkan pengalaman Anda sendiri.Nah, modul
ini mencoba menjelaskan dasar-dasar teori tentang cermin sehingga
dapatdimanfaatkan untuk berbagai hal di atas.Modul ini merupakan modul pertama
dari serangkaian modul yang membicarakan masalah yang dalam fisika disebut
optika geometri.Di dalam optika geometri dipelajari sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan alat-alat yang ukurannya relative lebih besar dibandingkan dengan
panjang gelombang cahaya.Dua hal yang terpenting pada optika geometri dan perlu
Anda kuasai dengan baik adalah cermin dan lensa. Sebab dua hal inilah yang
mendasari pembuatan alat-alat optik seperti kacamata, lup, mikroskop dan teropong
sebagaimana akan Anda pelajari pada modul-modul selanjutnya. Jadi, modul ini
merupakan bekal Anda untuk belajar optika geometri lebih jauh di samping memberi
penjelasan kepada Anda tentang pembentukan bayangan pada cermin dan lensa.

TUJUAN

1. menyebutkan sifat cahaya yang memungkinkan manusia normal dapat


melihat benda-benda
2. mendefinisikan pemantulan baur dengan benar
3. mendefinisikan pemantulan teratur dengan benar
4. menyebutkan akibat pemantulan baur bagi penglihatan
5. menyebutkan akibat pemantulan teratur bagi penglihatan
6. menyebutkan Hukum Pemantulan dengan benar; dan
7. menentukan besar sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan sinar pantul bila
sudut datang sinar pada permukaan cermin diketahui.

B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Hukum Pemantulan Cahaya


Apakah cahaya itu?menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel
ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens ( 1629 -1695),
cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya
pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa
gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium.Padahal ruang antara
bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa (vakum) sehingga
menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari yang
sampai ke bumi jika cahaya merupakan gelombang seperti dikatakan Huygens.Inilah
kritik orang terhadap pendapat Hygens.Kritik ini dijawab oleh Huygens.Inilah kritik
orang terhadap pendapat Huygens.Kritik ini dijawab oleh Huygens dengan
memperkenalkan zat hipotetik (dugaan) bernama eter.Zat ini sangat ringan, tembus
pandang dan memenuhi seluruh alam semesta.eter membuat cahaya yang berasal dari
bintang-bintang sampai ke bumi. Dalam dunia ilmu pengetahuan kebenaran suatu
pendapat akan sangat ditentukan oleh uji eksperimen. Pendapat yang tidak tahan uji
eksperimen akan ditolak oleh para ilmuwan sebagai suatu teori yang benar.
Sebaiknya pendapat yang didukung oleh hasil-hasil eksperimen dan meramalkan
gejala-gejala alam.
Walaupun keberadaan eter belum dapat dipastikan di dekade awal Abad 20,
berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas Young (1773
- 1829) dan Agustin Fresnell (1788 - 1827) berhasil membuktikan bahwa cahaya
dapat melentur (difraksi) dan berinterferensi.Gejala alam yang khas merupakan sifat
dasar gelombang bukan partikel.Percobaan yang dilakukan oleh Jeans Leon Foucault
(1819 - 1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah
dibandingkan kecepatannya di udara.Padahal Newton dengan teori emisi partikelnya
meramalkan kebaikannya.Selanjutnya Maxwell (1831 - 1874) mengemukakan
pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikan dan kemagnetan
sehingga tergolong gelombang elektromagnetik.Sesuatu yang berbeda dibandingkan
gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik.Gelombang elektromagnetik
dapat merambat denganatau tanpa medium dan kecepatan rambatnyapun amat tinggi
bila dibandingkan gelombang bunyi. Gelombang elektromagnetik marambat
dengan kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran pendapat Maxwell ini tak terbantahkan
ketika Hertz (1857 - 1894) berhasil membuktikannya secara eksperimental yang
disusul dengan penemuan-penemuan berbagai gelombang yang tergolong gelombang
elektromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro RADAR dan
sebagainya.
Di sisi lain pendapat Newton tentang cahaya sebagai partikel tiba-tiba menjadi
popular kembali setelah lebih dari 300 tahun tenggelam di bawah populeritas
pendapat Huygens. Dua fisikawan pemenang hadiah Nobel Max Planck (1858 -
1947) dan Albert einstein mengemukakan teori mereka tentang foton.
Berdasarkan hasil penelitiannya tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda
hitam, Planck menyimpulkan bahwa cahaya dipancarkan dalam bentuk paket-paket
kecil yang disebut kuanta.Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori
baru dalam fisika yang disebut teori Kuantum. Dengan teori ini, Einstein berhasil
menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan namaefek foto listrik, yakni pemancaran
elektron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya.
Cabang fisika yang mempelajari cahaya yang meliputi bagaimana terjadinya
cahaya, bagaiamana perambatannya, bagaimana pengukurannya dan bagaimana sifat-
sifat cahaya dikenal dengan nama Optika. Dari sini kita kemudian mengenal kata
optic yang berkaitan dengan kacamata sebagai alat bantu penglihatan. Optika
dibedakan atas optika geometri dan optika fisik.Pada optika geometri seperti telah
dikatakan pada pendahuluan modul ini dipelajari sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan alat-alat yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan dengan
panjang gelombang cahaya. Sedangkan pada optika fisik cahaya dipelajari dengan
menggunakan alat-alat yang ukurannya relatif sama atau lebih kecil dibanding
panjang gelombang cahaya sendiri. Modul ini hanya membahas optika geometri
sebab optika fisik baru akan dipelajari di kelas tiga jurusan IPA.
Ciri utama dari gelombang adalah bahwa ia tak pernah diam, sebaliknya cahaya
selalu bergerak. Benda-benda yang sangat panas seperti matahari dan filamen lampu
listrik memancarkan cahaya mereka sendiri.Begitu juga cahaya lilin atau cahaya pada
layar televisi yang dibangkitkan oleh tumbukan antara electron berkecepatan tinggi
dengan zat yang dapat berfluoresensi (berpendar) yang terdapat pada layar
televisi.Mereka merupakan sumber cahaya.
Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang keluar dari
sebuah lampu teater di ruangan yang gelap atau Laser yang melintasi asap atau debu.
Olehkarenanya cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang
disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapagaris berarah
seperti pada Gambar 3.Berkas cahaya bisa paralel, divergen atau konvergen.

Gambar.Cahaya merambat dalam garis lurus yang disebut sinar cahaya sedangkan
berkascahaya digambarkan dengan beberapa garis berarah

Pemantulan Biasa

Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan
membentuk suatu pola yang teratur.Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula.Akibatnya cermin dapat
membentuk bayangan benda.Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur
atau pemantulan biasa.

Gambar .

Pemantulan biasa pada cermin membentuk bayangan benda

Pemantulan Baur
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai
suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Gambar 5
memperlihatkan bagaimana sinar-sinar yang datang ke permukaan kayu dipantulkan
ke berbagai arah sehingga kita dapat melihat kayu ini pada posisi A, B dan C.
Perhatikan bahwa sinar-sinar yang datang ke permukaan kayu merupakan sinarsinar
yang sejajar, namun sinar-sinar pantulnya tidak. Pemantulan seperti ini disebut
pemantulan baur.

Gambar .
Pemantulan baur pada permukaan bidang yang tidak rata

Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya
pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap kita dapat
melihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan
baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam
mengurangi kesilauan sinar matahari.
Gambar .Pemantulan cahaya lampu mobil di malam hari
(a) jalanan kering dan kasar (b) jalanan basah karena hujan.

Pemantulan baur juga sangat membantu pengemudi mobil saat malam hari yang
gelap. Pada saat jalanan kering di malam yang gelap sinar lampu mobil akan
dipantulkan ke segala arah oleh permukaan jalanan yang tidak rata ke segala arah
termasuk ke mata pengemudi sehingga jalanan terlihat terang (Gambar 6.a). Namun
saat jalanan basah karena hujan, permukaan jalanan menjadi rata sehingga sinar
mampu mobil hanya dipantulkan ke arah tentu saja, yakni ke arah depan jalanan
sehingga pengemudi mengalami kesulitan karena tidak dapat melihat jalanan di
depannya dengan baik seperti diperlihatkan Gambar 6.b.

Hukum Pemantulan Cahaya

Pada saat sinar mendatangi permukaan cermin datar, cahaya akan dipantulkan seperti
pada Gambar .Garis yang tegak lurus bidang pantul disebut garis normal.Pengukuran
sudut datang dan sudut pantul dimulai dari garis ini.Sudut datang (i) adalah sudut
yang dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar datang (2), sedangkan sudut pantul (r)
adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar pantul (3).

Gambar .
Pemantulan cahaya: Sudut datang sama dengan sudut pantul

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran didapatkan bahwa:


1. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada bidang yang sama
2. besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).
Dua pernyataan di atas dikenal sebagai hukum pemantulan cahaya.

Contoh:

1. Pada gambar di bawah sudut manakah yang merupakan sudut datang


datar dan yang manakah sudut pantul?

Penyelesaian:
Garis (2) pada gambar di atas melukiskan sinar datang ke permukaan cermin
sedangkan garis (1) adalah garis normal. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk
oleh sinar datang dan garis normal. Jadi sudut datang adalah c, sedangkan sudut
pantul dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar pantul (3) dan besarnya sama dengan
sudut datang.pada gambar sudut pantul adalah b.
Contoh lain dan uraian lebih mendalam tentang pemantulan cahaya ini akan
dibahas pada kegiatan selanjutnya. Sekadar untuk mendapat gambaran awal tentang
peristiwa pemantulan cahaya, uraian di atas dirasa cukup memadai. Hal yang perlu
Anda pahami adalah pertama ialah bahwa proses melihat pada manusia erat kaitannya
dengan gejala pemantulan cahaya. Kedua, ada dua jenis pantulan cahaya yaitu
pemantulan baur dan pemantulan biasa.Pemantulan baur dihasilkan oleh permukaan
pantul yang tidak rata (kasar), pemantulan baur memungkinkan kita melihat benda
yang disinari dari berbagai arah, sementara pemantulan biasa menyebabkan
terbentuknya bayangan benda yang hanya dapatdilihat pada arah tertentu
saja.Pemantulan teratur pada permukaan yang rata seperti pada cermin. Ketiga, pada
peristiwa pemantulan biasa, sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada
satu bidang yang sama serta sudut datang sama dengan sudut pantul.
TUGAS 1

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik.Seperti pada modul-modul sebelumnya,


pelajari kembali uraian di atas apabila Anda menemui kesulitan menyelesaikan tugas
ini.Anda dapat melanjutkan belajar Anda ke kegiatan 2 bila Anda dapat menjawab
seluruh pertanyaan berikut ini dengan benar.
1.Sebutkan sifat cahaya yang memungkinkan manusia dapat melihat!
2.Apakah yang disebut pemantulan baur?
3.Apakah yang disebut pemantulan teratur?
4.Apakah akibat pemantulan baur bagi penglihatan manusia?
5.Apakah akibat pemantulan teratur bagi penglihatan manusia?
6.Sebutkanlah dua pernyataan yang merupakan hukum pemantulan cahaya!
7.Sinar mendatangi permukaan sebuah cermin dengan sudut datang 30°.
Berapakah besar sudut yang dibentuk oleh sinar yang datang dan sinar pantul?

2. Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar.Pada
Gambar 8 diperlihatkan bagaimana bayangan sebuah lampu listrik
terbentuk pada sebuah cermin datar. Untuk memudahkan pembahasan,
hanya dua sinar yang diperlihatkan pada gambar tersebut.

Gambar .
Pembentukan bayangan pada cermin datar
.
Pada gambar di atas mata melihat lampu listrik berada di X, sebab sinar-sinar
yang datang ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar.Sinar sinar yang bagi
mata berasal dari X sebenarnya merupakan sinar-sinar yang dipancarkan oleh lampu
listrik ke permukaan cermin datar di depannya.Oleh cermin datar sinar-sinar ini
dipantulkan ke mata sehingga terkesan bagi mata seolah-olah sinar-sinar tersebut
datang dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah bayangan lampu listrik di X, bukan
lampu listrik yang sebenarnya.Bayangan seperti ini disebut bayangan maya.Bayangan
maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap layar.Kebalikan dari
bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan sejati.

Melukis Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar


Untuk melukis bayangan pada cermin datar sangat mudah.Gunakan saja hukum
pemantulan cahaya yang telah Anda pelajari pada Kegiatan 1.Misalkan saja Anda
hendak menentukan bayangan benda O sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di
bawah.Misalkan sinar datang dari O ke C, lalu dari titik C ditarik garis normal tegak
lurus permukaan cermin.Dengan bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang (i)
yakni sudut yang dibentuk oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah sudut
pantul (r) yaitu sudut antara garis normal dan sinar pantul CD yang besarnya sama
dengan sudut datang. Posisi bayangan dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar
pantul CD dari C ke O’ yang berpotongan dengan garis OO’ melalui B.

Gambar .
Melukis pembentukan bayangan benda O menggunakan hukum pemantulan cahaya.
Bila Anda ukur akan Anda dapatkan bahwa jarak BO = BO’. Dengan bantuan
geometri dapat juga Anda buktikan kebenaran ini. Pada Gambar 8 sudut BOC = sudut
datang (berseberangan) dan sudut BO’C = sudut pantul (sehadap). Karena sudut
datang = sudut pantul, maka Anda dapatkan sudut BOC = sudut BO’C. Sementara itu
sudut CBO = CBO’ (sama-sama tegak lurus) sehingga dapat disimpulkan bahwa
segitiga CBO sama dan sebangun dengan segitiga CBO’. Akibatnya panjang BO =
BO’. Dalam hal ini BO = jarak benda BO’ = jarak bayangan. Pada cermin datar selalu
didapatkan bahwa jarak benda sama dengan jarak bayangan. Mudah, bukan?

Gambar .
Melukis bayangan sebuah pensil menggunakan hukum pemantulan cahaya.

Bayangan sebuah pensil di depan cermin datar pada gambar dapat ditentukan
dengan menggunakan hukum pemantulan cahaya. Cara melukisnya sama seperti
melukis benda O pada gambar 9. Hanya saja untuk benda yang memiliki tinggi
seperti pensil ini Anda harus melukis jalannya sinar datang dan sinar pantul minimal
untuk dua titik yakni A dan B. Dengan pembuktian yang serupa dengan gambar 9
Anda makan dapatkan bahwa AF = A’F dan tinggi AB = A’B’. Jadi pada cermin
datar tidak hanya jarak benda sama dengan jarak bayangan tetapi juga bahwa tinggi
benda sama dengan tinggi bayangan.
Untuk benda yang bukan berupa titik atau garis, ukuran bayangan sama dengan
ukuran bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda dalam 2 arahnya.Bagian kiri
benda menjadi bagian kanan bayangan dan sebaliknya.
Contoh:
1. Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm
berdiri di depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan
vertikal di atas meja yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan
bagian badan orang itu yang dapat dilihatnya di cermin?

Penyelesaian:
Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata
saja.Namun, ini tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata.Jadi
tinggi badan dari mata ke atas tak perlu dipersoalkan.Untuk menyelesaikan soal
ini kitamembutuhkan bantuan gambar seperti gambar di bawah.

Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah
dipantulkan oleh cermin.Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya
pengukuran dimulai dari mata ke bawah. Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian
badan yang dapat dilihat melalui cermin datar sama dengan tinggi CF sebab sinar
yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah dipantulkan oleh cermin
sampai ke mata.Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan gambar di atas. Di
ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal
adalah 30 cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung dari ujung kaki sampai
mata sama dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA
sama dengan tinggi CD.
Tinggi DA = BA – BD

= 150 cm – 80 cm

= 70 cm

Jadi DA = CD = 70 cm.

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA = 140 cm


sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan


tinggi FD, yakni:

Tinggi FD = BD – BF

= 80 cm – 70 cm

= 10 cm.

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni

Tinggi CF = BD – BC – FD

= 80 cm – 10 cm – 10 cm

= 60 cm

Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas,
orang tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai
lutut).
Berapakah jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar
yangdigabung berhadapan?

Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak
jumlah bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar
sudut yang dibentuk oleh kedua cermin itu.Namun, sebelum kita bahas hal ini
cobalah Anda perhatikan gambar 12 di bawah ini terlebih dahulu.

Gambar .
Agar sinar datang selalu sejajar dengan sinar keluar, maka besar sudut harus 90°.

Pada gambar sinar datang dan sinar keluar tampak sejajar. Untuk mendapatkan
hasil seperti ini, besar α yaitu sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B harus
berharga tertentu.

2. Pada gambar di bawah sinar AO mendatangi cermin datar CC dalam arah tegak
lurus permukaan cermin itu. Bila kemudian cermin diputar sebesar 𝛼 sehingga
posisinya menjadi C’C’. Berapakah besar sudut AOB?
Penyelesaian:
Pada awalnya sinar AO tegak lurus cermin CC sehingga garis normal bidang
cermin CC berhimpit dengan sinar AO. Saat cermin diputar sebesar a sehingga
posisi cermin berubah dari CC menjadi C’C’ garis normal juga berputar sebesar a
menjadi ON yang tegak lurus cermin C’C’. Sekarang sinar AO mendatangi
cermin datar C’C’ dengan sudut datang AON yang besarnya sama dengan sudut a,
sedangkan sudut NOB adalah sudut pantulnya yang besarnya sama dengan a juga.
Dari gambar di atas juga terlihat Sudut AOB = sudut AON + sudut NOB = 2a
sehingga dapat disimpulkan bahwa bila cermin diputar sebesar a, maka sinar
pantul akanberputar 2a.

Gambar memperlihatkan dua cermin datar yang digabung berhadapan


membentuk sudut 90° satu dengan lainnya. Sebuah sumber cahaya P (misalnya lampu
listrik) berada di antara dua cermin.
Sesuai dengan hukum pemantulan cahaya pada cermin datarsebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, bayangan benda P pada cermin A adalah A’ dan pada cermin
B adalah B’. Bayangan A’ berada di depan cermin B sehingga tercipta bayangan B’’
di belakang cermin B. Hal yang sama terjadi pada B’ yang berada di depan cermin A
sehingga terbentuk bayangan A’’ di belakang cermin A dan ternyata A’’ berhimpit
dengan B’’. Karena keduanya berada di belakang cermin, maka tidak ada lagi
bayangan yang terbentuk.Jadi, gabungan dua cermin datar seperti ini hanya
menghasilkan 3 buah bayangan.Bagaimana kalau sudut antara dua cermin itu
60°?Perhatikan gambar 14. Untuk membedakan bayangan benda oleh cermin A
diberi notasi A 1, A2 dan seterusnya, sedangkan bayangan yang dibentuk oleh cermin
B diberi notasi B1, B2 dan seterusnya.

Gambar .Dua cermin yang digabung


berhadapan membentuk sudut 60° menghasilkan 5 bayangan benda.

Bayangan yang dibentuk oleh cermin A yang pertama adalah A1, sedangkan
bayangan yang dibentuk oleh cermin B yang pertama adalah B1. Karena A1 ada di
depan cermin B, maka terbentuklah bayangan B2 oleh cermin B. Sebaliknya karena
B1 ada dihadapan cermin A, maka terbentuklah bayangan A2. Selanjutnya, karena B2
ada di depan cermin A, maka terbentuklah bayangan A3. Bersamaan dengan hal itu
karena A2 berada di hadapan cermin B, maka terbentuklah bayangan B3 yang
ternyata berhimpit dengan A3. Sampai di sini tidak ada lagi bayangan yang dapat
dibentuk oleh kedua cermin datar A dan B sehingga dapat disimpulkan bahwa bila
sudut antara kedua cermin datar 60° dihasilkan sebanyak 5 bayangan yaitu A1, A2 ,
B1 , B2 dan A3 atau B3.
Bila berpusat di C yang merupakan titik perpotongan cermin datar A dan B dibuat
sebuah lingkaran dengan jari-jari CP, maka tampak bahwa lingkaran tersebut
melewati semua posisi-posisi atau titik-titik bayangan yang dibentuk oleh cermin A
dan B seperti tampak pada Gambar . Berdasarkan hal ini, maka melukis bayangan
yang dibentuk oleh dua cermin yang digabung berhadapan dengan sudut tertentu,
akan menjadi lebih mudah bila terlebih dahulu dibuat sebuah lingkaran dengan pusat
(poros) di titik perpotongan kedua cermin datar tersebut.
Adakah persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah bayangan
yang dibentuk oleh dua cermin datar yang digabung berhadapan?Bila sudut antara
dua cermin datar 90° menghasilkan 3 bayangan dari suatu benda yang diletakkan di
antara kedua cermin tersebut dan sudut 60° menghasilkan 5 bayangan, berapakah
jumlah bayangan yang dibentuk bila sudut antara dua cermin 30° , 22,5° , 15° dan
seterusnya?. Secara empirik artinya berdasarkan hasil-hasil percobaan menggunakan
dua cermin datar yang digabung berhadapan seperti dicontohkan di atas dengan
berbagai variasi sudut antara dua cermin datar itu, didapatlah sebuah persamaan yang
disebut persamaan jumlah bayangan seperti tertulis di bawah ini.

dengan
n = jumlah bayangan
𝛼 = sudut antara dua cermin datar yang digabung berhadapan
360°
m = 1 jika hasilnya bilangan genap
𝛼
360°
m = 0 jika hasilnya bilangan ganjil
𝛼

3. CERMIN LENGKUNG
Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung seperti permukaan
bola.Cemin ini dibedakan atas cermin cekung (konkaf) dan cermin cembung
(konveks).Pada gambar 14 tampak sinar datang pada cermin cekung berhadapan
dengan permukaan pantul yang bentuknya seperti permukaan dalam bola, sedangkan
pada cermin cembung sinar datang berhadapan dengan permukaan pantul yang
merupakan permukaan luar bola.

Gambar .
Cermin lengkung permukaan bola: (a) cermin cekung dan (b) cermin cembung.

Beberapa istilah yang Anda harus pahami saat membicarakan cermin lengkung
antara lain adalah pusat kelengkungan, verteks, sumbu utama, jari-jari kelengkungan,
focus utama, jarak fokus dan bidang fokus. Apa yang disebut pusat kelengkungan di
sini adalah pusat kelengkungan cermin (C), verteks adalah titik tengah permukaan
pantul (O), sumbu utama adalah garis lurus yang menghubungkan antara pusat
kelengkungan dan verteks (CO), jari-jari kelengkungan R merupakan jari-jari bola
cermin, fokus utama (F) merupakan sebuah titik pada sumbu utama tempat
berkumpulnya sinar-sinar sejajar yang mendatangi cermin cekung, jarak fokus (f)
adalah jarak dari verteks ke fokus utama F, dan bidang fokus adalah bidang yang
melalui fokus dan tegak lurus sumbu utama. Perhatikan gambar 16, baik pada cermin
cekung maupun cermin cembung sinar datang ke cermin dari arah kiri.
Gambar .
Penamaan dan penempatan titik dan jarak pada
(a) cermin cekung dan (b) cermin cembung

Hubungan antara jarak fokus f dan jari-jari kelengkungan R dapat dijelaskan


dengan bantuan gambar . Sinar-sinar sejajar sumbu utama yang menuju ke cermin
tampak dipantulkan cermin melalui titik api (fokus). Pemantulan sinar ini tetap
mengikuti hukum pemantulan cahaya seperti yang sudah kita bicarakan. Jadi sudut
datang sama dengan sudut pantul i = r. Perlu diingat bahwa sudut-sudut ini diukur
terhadap garis normal yang pada setiap sudut datang (i) atau sudut pantul selalu
menuju titik pusat kelengkungan C.

Gambar .
Sinar-sinar paraksial sejajar sumbu utama dipantulkan oleh cermin menuju titik api F (fokus).
(Sinar-sinar parasial atau dekat sumbu utama)
Segi tiga ACF pada Gambar di atas sama kaki, mengapa? Sudut ACF pada
segitiga ACF itu besarnya sama dengan sudut datang I, sebab keduanya
berseberangan dan sudut ini bersama-sama dengan sudut r merupakan sudut-sudut
pada kaki segitiga ACF.
Pembentukan Bayangan Oleh Cermin Cekung
Seperti telah dikatakan berulang-ulang, pembentukan bayangan oleh cermin
cekung mematuhi hukum-hukum pemantulan cahaya.Untuk dapat melukis bayangan
yang dibentuk oleh cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar istimewa.Sinar
istimewa adalah sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus
mengukur sudut datang dan sudut pantulnya.
Tiga sinar istimewa itu adalah
1. Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui
pusat kelengkungan itu lagi.

2. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.

3. Sinar yang melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

Menentukan Sifat Bayangan Dengan Metode Penomoran Ruang (Dalil Esbach)

Untuk memudahkan kita mengingat letak dan sifat-sifat bayangan suatu benda
yang diletakkan di depan cermin cekung, maka jarak antara dua titik tertentu pada
cermin cekung diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang 1,
sepanjang FC = ruang 2, sebelah kiri C = ruang 3 dan sebelah kanan O atau di
belakang cermin = ruang 4 seperti diperlihatkan gambar 27.
Gambar .
Penomoran ruang-ruang pada cermin cekung.

RANGKUMAN

- cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya


hanya pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.
- Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar.
- Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya lengkung seperti
permukaan bola.
- Cemin lengkung dibedakan atas cermin cekung (konkaf) dan cermin cembung
(konveks).

TUGAS

Pilihan Ganda

1. Bagian mata yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata adalah ....
a. Iris
b. Pupil
c. Kornea
d. Syaraf mata

2. Edo menderita miopi sehingga dia tidak dapat melihat benda yang berada pada
jarak jauh dengan jelas. Jenis lensa untuk membantu penglihatan Edo adalah ...
a. lensa cembung
b. lensa cekung
c. lensa ganda
d. lensa tipis
3. Pelangi merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan bahwa cahaya
memiliki sifat ..........
a. cahaya tampak
b. cahaya merambat lurus
c. cahaya dipantulkan
d. cahaya dibiaskan
4. Sebuah paku diletakkan tegak lurus pada sumbu utama cermin cekung yang jarak
fokusnya 2 cm. Jika jarak paku terhadap cermin 3 cm,berapa jarak bayangannya
....
a. 1 cm
b. 5 cm
c. 6 cm
d. 9 cm
5. seseorang ingin melihat suatu benda yang berada di depan mata pada jarak 25 cm.
Jika jarak kornea mata ke retina adalah 2,5 cm, maka panjang fokus sistem
lensakornea agar benda terlihat paling jelas oleh mata orang tersebut adalah ...
a. 2,26 cm
b. 2,24 cm
c. 3,5 cm
d. 3,54
6. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung
yang jari-jari kelengkungannya 30 cm. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin tersebut adalah …
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. maya, tegak, dan diperbesar.
c. nyata, terbalik, dan diperkecil
d. nyata, tegak, dan diperbesar
7. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung apabila benda terletak pada
jarak kurang dari titik fokus cermin adalah ....
a. nyata, terbalik, diperkecil, dan terletak antara M dan F.
b. nyata, terbalik, diperbesar, dan terletak di depan M.
c. maya, tegak, diperbesar, dan terletak di belakang cermin
d. nyata, terbalik, sama besar dan terletak di titik M.
8. Fakta yang benar tentang hubungan antara cahaya dan kemampuan mata untuk
melihat benda adalah ....
a. mata dapat melihat benda karena benda memiliki kemampuan
menyerap cahaya yang diterima.
b. mata dapat melihat benda karena benda memantulkan cahaya yang
diterimanya, sehingga cahaya masuk ke mata.
c. mata dapat melihat benda karena cahaya yang mengenai benda
dibiaskan.
d. mata dapat melihat benda karena syaraf-syaraf mata memiliki
kemampuan untuk melihat benda, sehingga kemampuan mata untuk
melihat tidak ada hubungannya dengan cahaya
9. Berikut ini proses perjalanan cahaya pada mata hingga terbentuk bayangan benda
adalah ....
a. pupil – kornea – iris – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –
bayangan ditangkap retina.
b. pupil – iris –kornea – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –
bayangan ditangkap retina.
c. kornea – pupil – iris – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –
bayangan ditangkap retina.
d. kornea – pupil – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) –
bayangan ditangkap retina.
10. Berikut ini merupakan lensa yang terdapat pada mikroskop dan bayangan yang
dibentuk oleh lensa tersebut
a. Lensa objektif = bayangan maya dan diperbesar; lensa okuler =
bayangan maya dan diperbesar
b. Lensa objektif = bayangan nyata dan diperbesar; lensa okuler =
bayangan nyata dan diperbesar.
c. Lensa objektif = bayangan nyata dan diperkecil; lensa okuler =
bayangan maya dan diperbesar.
d. Lensa objektif = bayangan nyata dan diperbesar; lensa okuler =
bayangan maya dan diperbesar
ESSAY

1. Pemantulan baur adalah pemantulan sinar oleh permukaan bidang yang tidak
rata di mana sinar-sinar sejajar yang datang ke permukaan bidang tersebut
dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar.
2. Pemantulan teratur adalah pemantulan sinar oleh permukaan bidang yang rata
di mana sinar-sinar sejajar yang datang ke permukaan bidang tersebut
dipantulkan oleh permukaan itu dalam arah yang sejajar pula.
3. Lukisan bayangan suatu benda di depan cermin cekung yang jari-jari
kelengkungannya 20 cm (tidak dalam ukuran sebenarnya)

4. Maya, tegak diperbesar


5. maya, tegak, diperkecil

KUNCI JAWABAN

1. a
2. b
3. d
4. a
5. b
6. a
7. c
8. b
9. c
10. d
DAFTAR PUSTAKA

Budikase, E dan Kertiasa, I Nyoman; Fisika SMU Jilid 2: Dept. P & K


RI,1994.
Duncan, Tom; Physics For Today and Tomorrow, London: John Murray,
1977.
Foster, Bob; Fisika SMU Kelas 2B Tengah Tahun Kedua, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2000.
Kane dan Sternheim; Physics Second Edition, Singapore: John Wiley & Sons
Inc., 1987.
The How Liong; Jakarta: Erlangga, 1986. Surya, Yohannes, M.Sc.,PhD.;
Olimpiade Fisika Jilid 2, Jakarta: Primatika Cipta Ilmu, 1997.

Anda mungkin juga menyukai