Bab 1 Diare
Bab 1 Diare
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mereka juga sasaran yang mudah dijangkau dan terorganisir dengan baik.
Oleh karena itu maka pendidikan kesehatan akan lebih mudah dilaksanakan.
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan akan masalah kesehatan
oleh anak usia sekolah adalah kesulitan dalam belajar, gangguan emosional
dan masalah perilaku. Masalah kesehatan fisik yang dialami oleh anak usia
besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu
hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering,
jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa
disebut diare. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak
sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan penyakit diare. Penularan diare
karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita diare atau
dari tinja manusia, hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat
melalui udara atau melalui aktifitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal.
(Sudoyo Aru,dkk 2009). Secara etiologi diare disebabkan oleh faktor non
infeksi dan infeksi. Diare non infeksi disebabkan oleh faktor psikologis,
keracunan makanan, efek penggunaan obat dan gangguan gizi. Diare infeksi
disebabkan oleh bakteri, parasit dan virus (Simadibrata & Daldiyono, 2006).
pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan dan
menggunakan jamban.
pada tahun 2013, secara global 2 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya
mortalitas yang masih tinggi. Diperkirakan 20-50 kejadian diare per 100
berusia balita. (Kemenkes RI, 2013). Dari penemuan kasus diare di fasilitas
masyarakat pada tahun 2016 terdapat 36,9% kasus diare yang ditangani di
ditangani sebanyak 164.079 kasus atau sekitar 50,8% (Ditjen P2P, Kemenkes
RI, 2017). Provinsi banten berada di posisi kelima dengan prevalensi diare
tertinggi pada tahun 2007. Data dari laporan Riskesdas tahun 2007,
menunjukkan prevalensi diare di Provinsi Banten pada anak usia 5-14 tahun
yang pernah didiagnosis diare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir
sebesar 4,8%, sementara anak yang menyatakan pernah ketika ditanya apakah
pernah dalam satu bulan menderita buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali
dengan konsistensi lembek atau cair sebanyak 10,3%, serta yang menderita
diare dan sudah minum oralit atau air gula garam sebesar 33,8%.
141 (66,8%) dari 211 siswa sekolah dasar pernah mengalami kejadian diare
pada 3 bulan terakhir. Pada penelitian yang dilakukan oleh Siburia (2013)
yaitu, 64,9% dan berkategori cukup yaitu 35,1% dengan responden berjumlah
147 anak sekolah dasar, pengetahuan anak sekolah dasar tentang pencegahan
penyakit diare pada penelitian ini kurang dalam membedakan makanan yang
bersih dan air minum yang bersih. Penelitian ini dikhususkan untuk kelompok
usia 5-14 tahun karena pada usia tersebut anak sudah mulai sekolah dan
anak usia sekolah dasar di Neglasari masih belum ada data. Padahal kejadian
dan kurangnya pengetahuan dan sikap diare pada siswa sekolah dasar
berdasarkan penelitian di atas cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengetahuan dan sikap pencegahan diare pada anak usia sekolah dasar di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di latar belakang perumusan masalah dalam penelitian ini
dan sikap pencegahan diare pada anak usia sekolah dasar di SD Negeri 01
Neglasari?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
sekolah dasar.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi sekolah
Sebagai informasi tambahan yang dapat diperoleh dan dijadikan
masukan bagi guru tentang kejadian diare pada siswa dan juga dapat
pengetahuan dan sikap pencegahan diare pada anak usia sekolah sedini