PENDAHULUAN
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Korea Selatan merdeka, tepat 2 hari setelahnya Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan setelah 2 kota besar Jepang dijatuhi bom atom pada
tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Tidak lama setelah merdeka, Korea mengalami perang
saudara yang disulut oleh kepentingan ideologi asing. Perang Korea pada tahun 1950-1953
yang menewaskan hampir 2.5 juta jiwa dan mengakibatkan hancurnya perekonomian dan
stabilitas negara yang baru berdiri.
Indonesia dan Korea memproklamirkan kemerdekaan pada tahun yang sama dan menjadi
negara miskin setelah lama dijajah. Kedua negara tersebut memiliki perbedaan yang
mencolok yakni, Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan tanah yang
subur, sementara Korea sangat miskin dengan sumber daya alamnya. Dari kondisi
yang bertolak belakang ini, ternyata dalam beberapa dekade kemudian Indonesia justru
tertinggal jauh dari Korea.
Korea Selatan yang pada awalnya menjadi negara pertanian tradisional paling miskin,
bangkit menjadi negara industri modern yang disegani dunia. Diawal kebangkitan Korea
Selatan bergantung pada utang luar negeri hanya untuk sekedar bertahan hingga
pemerintahan Amerika Serikat memutuskan untuk mengurangi bantuan karena mengira
Korea Selatan tidak akan bisa tumbuh.
Korea Selatan mencetak prestasi yang luar biasa sekaligus menjungkirkan semua
padangan rendah mengenai bangsa Korea Selatan. Bangsa Korea Selatan memiliki tekad
untuk menyalip negara yang pernah menjajah dan negara yang memandang sebelah
mata. Penjajahan perih yang dialami bangsa Korea membuat bangsa Korea Selatan
menyadari hanya kebijakan radikal dan semangat kebangsaan tinggi (atau istilah Bung
Karno : national and character building) yang bisa membebaskan perekonomian dari
stagnasi dan kemiskinan.
Saat ini, Korea Selatan telah mengalahkan banyak negara dunia termasuk Eropa. Korea
Selatan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-15 terbesar dunia dan keempat di
Asia setelah Jepang, Cina dan India. Korea Selatan menjadi negara eksportir barang
manufaktur berteknologi tinggi utama, mulai dari elektronik, mobil/bus, kapal, mesin-
mesin, petrokimia dan robotik.
Salah satu kekuatan ekonomi Korea Selatan digerakkan oleh sistem jaringan. Bangsa
Korea menerapkan akar jaringan kepercayaan yang dikenal dengan Chaebol
(konglimerisai: perusaahan yang . Jaringan Chaebol merupakan konglomerasi korporasi
raksasa yang menguasai ekonomi Korea dengan didukung oleh keluarga, namun berbeda
dengan Keirestu di Jepang atau Grupo di Amerika Latin, para pemimpin Chaebol tidak
pernah memegang posisi resmi/legal chaebol yang dipegangnya.
ANGKA FANTASTIS EKONOMI KOREA
Pada awal tahun 1960-an, ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan Korea. Pada saat
itu,pendapatan per kapita negara Korea Selatan dan Indonesia dibawah US 100 dolar.
Indonesia dengan pendapatan per kapita sekitar USD 70 dan Korea USD 80 per kapita.
Lima puluh tahun kemudian, income per kapita bangsa Korea Selatan naik menjadi USD
19.000, sementara Indonesia baru menyentuh USD 2.200. Pendapatan per kapita Korsel
naik 235 kali lipat dan Indonesia hanya naik 1/8-nya atau naik 31 kali.
Ini berarti, rata-rata rakyat Korsel mengalami peningkatan pendapatan 490% per tahun,
sementara kenaikan pendapatan rata-rata rakyat Indonesia hanya 64% per tahun. Angka ini
tentu tidak menunjukkan realitas yang sesungguhnya, karena baik Korea maupun
Indonesia masih memiliki Indeks Gini yang tinggi (perbedaan antara si kaya dan miskin).
Berikut beberapa angka fantastis dari negara Korea Selatan :
Negara dengan kenaikan PDB lebih 400 kali lipat dari USD 2,3 miliar (1962) menjadi
USD 930 miliar (2008 )
Negara dengan kenaikan Income per capita 23500% dari USD 80 (1962) menjadi USD
19.000 (2008 )
Negara produsen terbesar dibidang perkapalan (sumber). Salah satu produk
fenomenal dari industri perkapalan Korea adalah Kapal MS Oasis of the Seas. MS
Oasis ini merupakan kapal penumpang terbesar dunia. Kapal ini dibuat oleh perusahaan
Korsel STX Europe. Termasuk Kapal Perang RI (Sumber).
Negara produsen terbesar ke-3 dibidang semikonduktor.
Negara produsen terbesar ke-4 dibidang digital elektronik.
Negara produsen terbesar ke-5 masing-masing dibidang otomotif, baja, tekstil dan
petrokimia.
Negara dengan akses internet tercepat di dunia (12 Negara Internet Tercepat Dunia)
Kekuatan ekonomi ke-4 terbesar di Asia setelah Jepang, China dan India. Didunia
Korsel menduduki peringkat ke-15.
Negara eksportir terbesar ke-11 dunia. Atau menduduki eksportir terbesar ke-3 Asia
setelah China (2 dunia) dan Jepang (4 dunia). Sementara Indonesia berada di peringkat
31.
Negara dengan 97% eskpor merupakan produk manufaktur berteknologi tinggi.
Negara dengan cadangan devisa terbesar ke-4 dunia.
Negara dengan pertumbuhan ekspor rata-rata 30% selama 3 dekade. Nilai ekspor naik
dari 3% GDP (1962) menjadi 37% GDP (2000)
Negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) tinggi. Peringkat 26 dari 180
negara. Sementara HDI Indonesia berada di peringkat 111 dan lain-lain.
BELAJAR DARI KUNCI SUKSES KOREA SELATAN
Kasus dari Korea Selatan menunjukkan kunci sukses suatu pembangunan ekonomi tidak
hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi terletak pada kemauan dan kemampuan
SDM terutama pada level kepemimpinan dan pada pilihan strategi kebijakan yang
digunakan.
Menurut ekonom Korea Institut for International Economic Policy,Chuk Kyo Kim
keberhasilan Korea Selatan dapat tidak lepas dari perhatian besar pemerintah
Korea Selatan pada pendidikan, pembangunan sumber daya manusia, serta investasi
agresif di kegiatan penelitian dan pengembangan.
Kesuksesan Korsel tidak lepas dari pembangunan karakter dan kebangsaan rakyat Korsel
yang tangguh. Tumbuhnya jiwa kewiraswastaan, tenaga kerja yang sangat terlatih,
pengelolaan utang luar negeri yang baik, pemerintahan yang relatif bersih, makroekonomi
yang solid, dan kondisi sosial-politik yang relatif bebas dari konflik.
Keberhasilan Korsel didukung budaya kerja keras dan etos kerja yang tinggi. Orang
Korsel dikenal sebagai pekerja keras, dengan jam kerja jauh lebih panjang dibandingkan
negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD) lain. Faktor lain adalah adanya kemitraan kuat antara pemerintah, swasta dan
masyarakat, serta kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan teknologi dan tantangan baru.
Dari sisi strategi kebijakan, dari awal penguasa Korsel menyadari pentingnya
mengembangkan sektor generatif. Hal itu meliputi sektor-sektor ekonomi unggulan yang
secara simultan bisa menjadi sumber akumulasi kapital dan memungkinkan terjadinya
pertumbuhan berbagai industri turunan dan industri terkait, sekaligus sumber inovasi
teknologi dan kelembagaan, seperti pada kasus industri baja dan industri pembuatan kapal.
Industri baja yang kuat menjadi katalis bagi tumbuhnya industri otomotif, pembangunan
kapal, peti kemas, jalan raya, konstruksi, dan industri perlengkapan rumah tangga, yang
saling mendukung dan memperkuat. Sementara itu, industri pembuatan kapal melahirkan
industri rekayasa elektrik, elektronik, kimia, material, dan mekanis.
Jadi, selain “political will” pemerintah Korsel yang tinggi terhadap pembangunan
bangsanya, mentalitas rakyat Korea sudah terbentuk dengan bangga dan cinta
menggunakan produk lokal. Orang Korea paling benci menggunakan produk dari negara
yang pernah menjajahnya yakni Jepang. Untuk menggunakan produk canggih, secara
bertahap dan mandiri, mereka memproduksi sendiri. Karakter bangsa yang cinta akan
produk dalam negeri ini membuat perusahaan-perusahaan raksasa Korea jaya didalam
negeri sekaligus bertahap jaya di luar negeri.
Produk-produk Samsung Electronics, POSCO, Hyundai Motor, KB Financial Group,
Shinhan Financial Group, Samsung Life Insurance, Korea Electric Power, LG Electronics,
Hyundai Mobis, LG Chem menjadi pilihan utama warga Korea. Produk-produk
perusahaan Korea dapat ditemukan disetiap sisi jalan (mobil dan motor), setiap individu
(ponsel, kamera), setiap rumah (televisi, mesin cuci, AC, rice cooker dll).
KESIMPULAN
Kemajuan ekonomi dan perindustrian Korsel tidak lepas dari penguasaan bangsa Korea
dalam industri manufaktur yang berkembang menjadi riset-pengembangan. Penguasaan
industri ini lalau didukung penguasaan pasar lokal oleh bangsanya sendiri. Dengan
lakunya produk-produk yang diproduksi perusahaan lokal berarti perusahaan lokal akan
terus maju dan berkembang menjadi besar bahkan raksasa. Hal ini berdampak langsung
pada penciptaan lapangan pekerjaan. Hasil pertumbuhan industri dan ekonomi digunakan
untuk kemakmuran bangsa Korsel. Bangsa Korsel adalah bangsa penghasil, sementara
saat ini bangsa Indonesia adalah bangsa pemakai.
Sumber :
https://nusantaranews.wordpress.com/2009/12/21/belajar-dari-korea-selatan-angka-angka-
fantastis-industri-ekonomi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Korea_Selatan
http://internasional.kompas.com/read/2012/09/27/10333611/Kreativitas.Ekonomi.Korea.S
elatan.Perlu.Ditiru