Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Metode Pengembangan Waterfall


Menurut (Pressman, 2010), metode Waterfall sering disebut dengan classic
life cycle. Metode ini merupakan metode pengembangan perangkat lunak
terstruktur yang paling dikenal dan banyak digunakan secara luas, tidak hanya
di lingkup akademisi tetapi juga di industri. Hal ini disebabkan Waterfall
merupakan metode yang tua dan matang (Huo et. al., 2004).
Menurut (Petersen et.al., 2009) metode Waterfall pertama kali
diperkenalkan oleh Royce pada tahun 1970 dengan 7 (tujuh) tahapan yang
berurut walaupun juga mempunyai feedback loop antar tahapan jika
diperlukan (Royce, 1970). Metode ini mengalami banyak perbaikan dan
perubahan diantaranya adalah perubahan langkah dari 7 (tujuh) menjadi 5
(lima) tahapan (Pressman, 2010), (Sommerville, 2011).
Metode Waterfall yang dibahas pada subbab ini merupakan metode
Waterfall versi Sommerville. Pertimbangan menggunakan versi Sommerville
karena metode ini merupakan versi terbaru dari metode Waterfall pada
makalah ini. Metode ini mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Requirements analysis and definition
Layanan sistem, kendala, dan tujuan ditetapkan oleh hasil konsultasi
dengan pengguna yang kemudian didefinisikan secara rinci dan
berfungsi sebagai spesifikasi sistem.
b. System and software design
Tahapan perancangan sistem mengalokasikan kebutuhan-kebutuhan
sistem baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan
membentuk arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan
perangkat lunak melibatkan identifikasi dan penggambaran abstraksi
sistem dasar perangkat lunak dan hubungannya.

10
c. Implementation and unit testing
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai
serangkaian program atau unit program. Pengujian melibatkan
verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.
d. Integration and system testing
Unit-unit individu program atau program digabung dan diuji sebagai
sebuah sistem lengkap untuk memastikan apakah sesuai dengan
kebutuhan perangkat lunak atau tidak. Setelah pengujian, perangkat
lunak dapat dikirimkan ke customer.
e. Operation and maintenance
Biasanya (walaupun tidak selalu), tahapan ini merupakan tahapan
yang paling panjang. Sistem dipasang dan digunakan secara nyata.
Maintenance melibatkan pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan
pada tahapan-tahapan sebelumnya, meningkatkan implementasi dari
unit sistem, dan meningkatkan layanan sistem sebagai kebutuhan baru.

Gambar 2. 1 Metode Pengembangan Waterfall

1.2. Diagnosa Penyakit


Diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau
membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat
dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan
dapat dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki
proses pengambilan keputusan. Istilah yang mungkin terkait dengan diagnosis :
a. Diferensial Diagnosis.
b. Diagnosis Banding.

11
c. Salah Diagnosis.
d. Kesalahan.
e. Skala Depresi Gertiatrik

Untuk mendiagnosis suatu penyakit atau masalah kesehatan memerlukan


beberapa langkah-langkah tindakan atau usaha antara lain sebagai berikut :
1. Anamnesis.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Tes Pemeriksaan
1. Anamnesis
Pengertian anamnesis adalah suatu tanya jawab baik secara langsung
maupun tidak langsung antara tenaga kesehatan (dalam hal ini adalah yang
akan mendiagnosis penyakit, misalnya: perawat, dokter) dengan penderita
atau individuatau keluarga penderita. Ada dua macam tipe anamnesis
untuk mendiagnosis penyakit yaitu sebagai berikut:
a. Auto anamnesis yaitu anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan
langsung kepada pasien atau penderita. Syarat-syarat dapat terjadinya
auto anamnesis sehingga anamnesis dalam penentuan
diagnose penyakit dapat akurat, valid dan hasil diagnosis pasti adalah
pasien dalam keadaan sadar, pasien sudah dewasa dan pasien
komunikatif (mampu berkomunikasi dengan baik).
b. Allo anamnesis, yaitu anamnesis tanya jawab yang ditujukan kepada
keluarga pasien misalnya orang tua penderita, teman, kerabat, sahabat.
Umumnya anamnesis tipe ini dilakukan ketika : pasien atau penderita
masih anak-anak, pasien dalam keadaan tidak sadar, pasien tidak
komunkatif, dan pasein yang mengalami gangguan ingatan.
Yang menjadi catatan utama dan terpenting ketika
melakukan anamnesis untuk keberhasilan diagnosis penyakit adalah
usahakan untuk menanyakan tentang keluhan utama yang menjadi sebab
atau penyebab si pasien berobat atau masuk ke rumah sakit atau tempat
pelayanan kesehatan.
2. Pemeriksaan Fisik

12
Dalam menentukan diagnosis penyakit, langkah kedua adalah dengan
melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan, berada dalam ruang tertutup
(untuk menjaga kerahasiaan dari keadaan yang berkaitan dengan tubuh
pasien), tidak terburu-buru dan teliti. Hal-hal yang dilakukan dalam
pemeriksaan fisik antara lain:
a. Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan penderita secara garis
besar. Misalnya: cara pasien masuk ke rumah sakit dalam posisi jalan,
tidur, dan lain sebagainya.
b. Palpasi atau perabaan, misalnya merasakan panas badan pasien, meraba
adanya massa tumor, meraba adanya rasa nyeri pada bagian tertentu
dari tubuh pasein.
c. Perkusi (ketukan), adalah dengan cara mengetuk bagian tubuh yang
sedang diperiksa, misalnya mengetuk peruk, dada, dan lainnya untuk
menemukan adanya kelainan pada fisik pasien.
d. Auskultasi (mendengarkan), yaitu dengan menggunakan alat dengan
seperti stetoskop. Misalnya mendengarkan adanya bising pada
pernafasan, bunyi usus, arteri/nadi, denyut jantung, dan lain-lain.
3. Test Pemeriksaan
Cara dan langkah ketiga untuk menentukan diagnosis penyakit
penderita adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang ini umumnya dilakukan apabila langkah-langkah pemeriksaan
penentuan diagnosis di atas belum dapat dengan pasti mendiagnosis suatu
penyakit yang diderita pasien sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang
untuk diagnosis pasti penyakit.
Suatu contoh pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
menentukan diagnosis antara lain : pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan foto rontgen, pemeriksaan USG (ultra sonografi),
pemeriksaan CT Scan, pemeriksaan MRI dan masih banyak lagi
pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan untuk membantu
dalam menentukan diagnosis penyakit. (dr. Suparyanto, 2010)

13
1.3. Cacar Air
Penyebab penyakit cacar air ini adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Varicela-Zoster yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia, tidak
hanya di Indonesia penyakit ini juga menjangkit di Australia dan mendapatkan
perhatian serius dari pemerintah, karena setiap musim semi, banyak anak-anak
yang terserang penyakit ini di usia sekolah.
Penyakit cacar air merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang
menyerang jaringan kulit dan selaput luar pada dinding bagian rongga mulut
(mukosa). Penyakit ini ditularkan melalui aerogen atau jaringan pernafasan
bagian atas. Proses perjalanan virus Varicella-Zoster masuk ke tubuh penderita
umumnya adalah melalui saluran dan rongga pernafasan bagian atas, setelah itu
virus mulai bergerak dengan cara multifikasi atau memperbanyak diri,
kemudian menyebar ke seluruh jaringan yang merupakan saluran dari darah
dan getah bening. Bila penderita tidak memiliki sistem imunitas (kekebalan
tubuh) dan daya tahan tubuh yang kurang baik maka virus akan menyebar
keseluruh tubuh terutama pada bagian kulit dan mukosa. (Haryo P, 2013)
Masa inkubasi cacar air mulai dari proses masuknya virus Varicella-Zoster
ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala dan ciri khas umumnya berkisaran
antara 2 – 3 minggu, namun semua sangat tergantung pada kondisi tubuh
penderita. Masa inkubasi untuk orang dewasa ternyata bisa lebih parah, dimana
temperature suhu tubuh bisa naik sampai 35 – 40 derajat celcius, dimana pada
waktu tertentu disertai dengan perasaan menggigil, seluruh badan terasa sakit,
terasa nyeri diseluruh persendian tubuh, masa ini bisa berlangsung sekitar 1
minggu. (Haryo P, 2013)
Setelah itu muncul ruam, bercak atau plentingan pada beberapa bagian
tubuh dalam jumlah yang sedikit, namun seiring dengan perjalanan waktu
plentingan tersebut semakin banyak dan biasanya hampir memenuhi seluruh
tubuh, termasuk bagian mata, rongga mulut, hidung, dan telinga. Bisa juga
terjadi komplikasi jika semakin parah. Penyakit cacar air yang ditangani
dengan cepat dan tepat dapat sembuh dalam waktu 2–3 minggu, namun untuk
proses penghilangan bekas plentingan biasanya dibutuhkan waktu tambahan
waktu 2 minggu lagi. (Haryo P, 2013)

14
1.3.1. Cara Penularan Penyakit Cacar Air
Penularan penyakit cacar air dapat terjadi melalui cara yaitu sebagai
berikut :
1. Droplet (partikel cairan yang dikeluarkan dari mulut pada waktu
bersin, batuk atau berbicara yang mengandung kuman penyakit, yaitu
virus Vericella-zoster ) yang masuk ke dalam tubuh orang sehat.
2. Melalui kontak langsung, bersentuhan dengan penderita.
Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak diri dan
menyebar ke jaringan setempat melalui aliran darah dan aliran getah
bening. Virus memperbanyak diri kembali hingga virus menyebar
keseluruh tubuh dan terutama mencapai kulit dan selaput lendir.
Periode menular 1-2 hari sebelum atau 5-6 hari setelah timbulnya
ruam.
Virus ini masuk melalui saluran sistem pernafasan bagian atas. Pasca
berada di saluran nafas bagian atas, virus ini akan bergerak menuju ke saluran
limfe dan berusaha memperbanyak diri di bagian tersebut. Selama kurang lebih
4-7 hari, virus akan mulai bergerilya dengan memasuki area-area tubuh lainnya
seperti jantung, hati, dan limfa.
Seminggu kemudian, virus ini mulai menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah dan juga menuju ke kulit sehingga implikasinya bisa menimbulkan
begitu banyak benjolan-benjolan yang berisi cairan. Setelah itu, virus ini juga
akan kembali masuk ke saluran pernafasan. Melalui saluran pernafasan inilah
yang akan menyebabkan virus menyebar ke orang lain.
Orang yang telah mengalami satu kali penyakit cacar air mayoritas tidak
akan mengalaminya lagi di kemudian hari. Karena kekebalan tubuh akan
terbentuk pasca virus varisela zoster ini menyerang tubuh si penderita.
Sekalipun seperti itu, pernyataan diatas tidak akan berlaku 100% karena dalam
beberapa kasus, terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
tidak akan menutup kemungkinan akan kembali terkena serangan virus. (Ayu
Maharani, 2015).

15
1.3.2. Ciri-ciri Penyakit Cacar Air
Penyakit cacar air memiliki ciri yang sangat khas yaitu munculnya
benjolan kecil mirip bisul kecil namun berisi air dengan dinding tipis atau
biasanya diistilahkan dengan plentingan. Atau dalam bahasa kedokteran biasa
disebut vesikel atau vesikula. Pada awalnya muncul kemerahan pada kulit
kemudian bermetamorfosis menjadi lentingan berisi cairan yang menyebar
hampir keseluruh tubuh bahkan dibagian mata, hidung, dan rongga mulut.
Cairan vesikel akan berubah menjadi keruh. Pada hari ke-3 atau ke-4, vesikel
ini menyebar keseluruh tubuh hingga menimbulkan rasa gatal. Cairan ini dapat
dicegah dengan pemberian vaksin sehingga menimbulkan kekebalan sekitar 2
minggu setelah vaksinasi. Vaksin cacar air dibuat dari virus Varisela Strain
Oka yang dilemahkan. Vaksin ini pertama kali dikembangkan oleh Prof
Takahashi di Jepang pada tahun 1971. Vaksin inilah yang merupakan vaksin
Varisela pertama di dunia dan menjadi cikal – bakal vaksin - vaksin varisela
lainnya. Cara mengobati penyakit ini adalah dengan cara membunuh semua
penyebab penyakit cacar air ini. (Haryo P, 2013)

1.3.3. Pengobatan Untuk Penderita Penyakit Cacar Air


Berikut ini terdapat bebrapa cara pengobatan dan penyembuhan penyakit
cacar yang penting untuk diketahui, anatara lain adalah :
1. Bila penderita cacar air adalah anak – anak maka sebaiknya
beristirahat total di rumah, lebih baik tidak melakukan aktivitas di luar
rumah agar tidak menular ke tubuh orang lain karena masa penularan
akan berlangsung selama 5 hari sampai 1 minggu. Sejak munculnya
plentingan.
2. Berikan obat penurun panas apabila penderita memiliki suhu tubuh
yang tinggi (mengalami demam), seperti paracetamol 10 mg/kg berat
badan (BB)/dosis, berikan 3-4 kali sehari.
3. Untuk penderita cacar air dewasa disarankan sebaiknya agar
beristirahat di rumah dan diberikan obat Acylovir dengan dosis
5x800mg selama 4-5 hari. Sedangkan untuk anak 20 mg/kg BB/dosis.
4. Bila terjadi infeksi sebaiknya berikan penderita obat antibiotic seperti
eritromisin 3-4 kali sehari.

16
5. Jika kulit terasa gatal akibat plentingan yang terdapat di tubuh maka
sebaiknya penderita diberikan obat antihistamin loratadine dengan
dosis 10 mg 1x sehari. Bisa juga memberikan CTM untuk penderita
tetapi harus dalam resep yang telah dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter ahli.
6. Selain meminum obat terdapat juga obat luar yaitu bedak salysil 1%
terutama bedak yang menthol agar memberikan efek yang dingin pada
kulit.
7. Penderita cacar diharuskan untuk banyak mengkonsumsi air putih.
Meminum air putih yang banyak sudah diketahui oleh banyak orang
mengenai khasiat dari air putih yang baik untuk tubuh, namun air
putih yang dikonsumsi adalah air putih yang layak minum. (Haryo P,
2013).

1.3.4. Pencegahan Penyakit Cacar Air


Pencegahan dari penyakit cacar air dapat dilakukan dengan memberikan
vaksinasi berupa vaksin Varisela pada anak bayi yang berumur antara 12
sampai 18 bulan. Sedangkan pada orang dewasa yang belum pernah
mengalami penyakit cacar air serta mempunyai gangguan pada sistem
kekebalan tubuh, bisa minta diberikan immunoglobulin zoster atau
immunoglobulin varicella zoster dari dokter.
Hal tersebut dilakukan karena akan dikhawatirkan terjadi hal buruk ketika
terserang penyakit cacar air akibat komplikasi yang kemungkinan juga bisa
mengakibatkan kematian. Apabila disekitar lingkungan terdapat orang
penderita cacar air, jika penderita bukan salah satu anggota keluarga sebaiknya
menjaga jarak agar tidak mudah tertular penyakit ini. Tidak mendekati maupun
memegang benda – benda yang telah dipegang oleh penderita yang sedang
mengalami penyakit cacar.
Jika salah satu anggota keluarga sedang mengalami cacar air, sebaiknya
penderita dirawat di rumah sakit agar virus tidak menyebar di dalam rumah
maupun di tempat lainnya yang merupakan tempat penderita melakukan
aktivitas sehari – hari. Jika kondisi dari penderita tidak memungkinkan maka
bisa dirawat dengan cara berobat jaln di rumah sesuai petunjuk dari dokter.

17
Jangan lupa untuk membersihkan dan memisahkan segala benda – benda yang
memungkinkan terkontaminasi virus cacar air dari penderita yang menjadi
salah satu penyebab penyakit cacar air. (Godam64, 2001-2015)

1.4. Campak
Dalam bahasa kedokteran penyakit campak sering disebut sebagai morbili,
measles, atau rubeola merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular,
umumnya mengenai anak – anak yang ditandai dengan demam, ruam (hampir)
sekujur tubuh, batuk, pilek, mata merah, dan sakit tenggorokan. Campak bisa
sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala
campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke
dalam tubuh. (Ahmad Muhlisin, 2015).

1.4.1. Gejala Campak


Orang rentan yang terkena virus campak, akan mengalami gejala campak
setelah 7 sampai 14 hari kemudian. Tanda dan gejala yang menjadi ciri - ciri
campak meliputi:
a. Demam
b. Batuk Kering
c. Pilek
d. Sakit Tenggorokan
e. Mata merah meradang (konjungtivitas)
f. Peka terhadap cahaya
g. Diare
h. Koplik’s Spot(bintik – bintik kecil berwarna dengan warna putih
kebiruan di tengahnya, di temukan pada lapisan dalam pipi)
i. Ruam kulit berwarna merah kecil – kecil rapat dan merata, yang
hampir seluruh rubuh. (Ahmad Muhlisin, 2015)
Gejala-gejala campak diatas muncul secara berurutan, yang akan
menghabiskan waktu 3 hingga 4 minggu. Berikut ini adalah urutan munculnya
penyakit campak :
1. Masa Inkubasi

18
Selama 7 hingga 14 hari setelah seseorang yang rentan terpapar virus
campak. Tidak terdapat gejala apapun pada tahap ini.
2. Tanda dan Gejala Nonspesifik
Campak biasanya dimulai dengan demam ringan sampai sedang,
sering disertai dengan batuk terus – menerus, pilek, radang
mata(konjungtivitis), sakit tenggorokan serta diare. Penyakit yang
relatif ringan ini bisa berlangsung dua atau tiga hari.
3. Penyakit Akut dan Ruam
Ruam terdiri dari bintik – bintik merah kecil, beberapa diantaranya
sedikit menimbul. Ruam campak dimulai dari wajah, terutama di
belakang telinga dan di sepanjang garis rambut. Beberapa hari
kemudian, ruam menyebar ke lengan dan badan, lalu ke paha hingga
kaki. Pada saat yang sama, demam meningkat tajam, seringkali hingga
mencapai 40 C.

Gambar 2. 2 Ruam pada Campak


4. Setiap orang yang mengalami penyakit campak ini akan dapat
menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar 8 hari, yaitu 4 hari
sebelum ruam muncul dan 4 hari setelah ruam muncul. (Ahmad
Muhlisin, 2015)

1.4.2. Penyebab dan Cara Penularan Campak


Penyebab penyakit campak adalah virus campak (measles virus) yang
sanagat menular. Virus ini ditemukan pada lendir di hidung dan tenggorokan
penderita campak. Oleh karena itu, penyakit campak ini menular lewat saluran
pernafasan, yaitu ketika penderita campak batuk, bersin, atau berbicara, ia akan
dapat menularkan kepada orang-orang disekitarnya. Penularan juga bisa terjadi

19
ketika tetesan bersin, batuk yang tersentuh, kemudian tangan yang
menyentuhnya digunakan untuk mengucek mata, hidung, ataupun menyentuh
mulut. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.4.3. Pengobatan untuk Penderita Penyakit Campak


Cara pengobatan penderita penyakit campak bisa dilakukan dengan cara
yaitu :
a. Istirahat, kurangi aktivitas atau kegiatan yang bisa menyita banyak
waktu.
b. Banyak minum, hal ini untuk memenuhi kebutuhan cairan yang hilang
melalui gejala campak, seperti: Demam, batuk pilek, dan diare.
Penderita penyakit campak diharuskan untuk banyak mengkonsumsi
air putih. Selain air putih, sumbet cairan yang sangant dianjurkan
antara lain kuah sup, jus buah, dana lain- lain untuk mencegah
dehidrasi.
Obat campak
Tidak ada obat campak yang berfungsi untuk membunuh virus
penyebabnya (pengobatan causative). Namun obat campak yang digunakan
yaitu yang bersifat simptomatis yaitu membantu meringankan gejala yang
muncul, mempercepat pemulihan serta mengobati penyakit jika terjadi
komplikasi. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.4.4. Pencegahan Penyakit Campak


Karena penyakit ini sangat menular, maka penderita penyakit campak
harus berhati – hati, berikut ini adalah cara pencegahannya :
a. Isolasi
Karena campak sangat menular sekitar empat hari sebelum muncul
ruam samapi empat hari setelahnya, maka penderita campak
sebaiknya tidak kembali ke kegiatan di mana mereka berinteraksi
dengan orang lain. Hal ini untuk melindungi teman ataupun
keluarga agar tidak tertular campak terutama bagi mereka yang
belum diimunisasi campak.

20
b. Vaksinasi.
Vaksinasi atau imunisasi termasuk program imunisasi wajib,
diberikan kepada bayi di atas enam bulan. Di Indonesia imunisasi
campak umumnya diberikan pada usia 9 bulan. Dengan imunisasi
campak ini diharapkan dapat mencegah anak agar tidak terkena
penyakit campak, atau dapat mengurangi resiko komplikasi
(camapk yang berat) jika ternyata tetap terkena penyakit campak.
(Ahmad Muhlisin, 2015)

1.5. K-Means
Algoritma K-Means diperkenalkan oleh J.B. MacQueen pada tahun 1976,
salah satu algoritma clustering sangat umum yang mengelompokkan data
sesuai dengan karakteristik atau ciri-ciri bersama yang serupa. Grup data ini
dinamakan sebagai cluster. Data di dalam suatu cluster mempunyai ciri-ciri
(fitur, karakteristik, atribut, properti) serupa dan tidak serupa dengan data pada
cluster lain. (Lunix96, 2008)

1.5.1. Konsep K-Means


Dalam statistic dan mesin pembelajaran, pengelompokan K-Means
merupakan metode analisis kelompok yang mengarah pada pemartisian N
objek pengamatan ke dalam K kelompok (cluster) dimana setiap objek
pengamatan dimiliki oleh sebuah kelompok dengan mean (rata - rata) terdekat,
mirip dengan algoritma Expectation-Maximization untuk Gaussian Mixture
dimana keduanya mencoba untuk menemukan pusat dari kelompok dalam data
sebanyak iterasi perbaikan yang dilakukan oleh kedua algoritma.
K-Means merupakan salah satu metode pengelompokan data nonhierarki
(sekatan) yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk dua atau
lebih kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam kelompok sehingga data
berkarakteristik sama dimasukkan ke dalam satu kelompok yang sama dan data
yang berkarakeristik berbeda dikelompokkan kedalam kelompok yang lain.
Adapun tujuan pengelompokkan data ini adalah untuk meminimalkan fungsi
objektif yang diset dalam proses pengelompokkan, yang pada umunya
berusaha meminimalkan variasi didalam suatu kelompok dan memaksimalkan
variasi antar kelompok.

21
Pengelompokkan data dengan metode K-Means ini secara umum
dilakukan dengan algoritma seperti (Eko Prasetyo, 2012):
1. Tentukan jumlah kelompok
2. Alokasikan data kedalam kelompok secara acak
3. Hitunglah pusat kelompok (sentroid atau rata- rata) dari data yang ada
dimasing-masing kelompok
4. Alokasikan masing-masing data ke sentroid atau rata-rata terdekat
5. Kembali ke langkah 3, apabila masih ada data yang berpindah
kelompok, atau apabila ada perubahan nilai sentroid diatas nilai
ambang yang ditentukan, atau apabila perubahan nilai pada fungsi
objektif yang digunakan masih diatas nilai ambang yang ditentukan.
Pada langkah 3 algoritma diatas, lokasi sentroid (titik pusat) setiap
kelompok yang diambil dari rata-rata (mean) semua nilai data pada setiap
fiturnya harus dihitung kembali. Jika M menyatakan jumlah data dalam suatu
kelompok, i menyatakan fitur ke-i dalam sebuah kelompok, dan p menyatakan
dimensi data untuk menghitung sentoid fitur ke-i digunakan formula.

Formula tersebut dilakukan sebanyak p dimensi sehingga i mulai dari 1


sampai p.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur jarak data ke pusat
kelompok, diantanya Euclidean (Bezdek, 1981), Manhanttan atau City Block
(Myamoto, 1995), dan Mikowsky (Myamoto, 1995). Masing-masing cara
mempunyai kelebihan dan kekurangan. (Eko Prasetyo, 2012)
Pengukuran jarak pada ruang jarak (distance space) Euclidean
menggunakan formula.

D( ) =

‖ ‖ √∑ | |

22
D adalah jarak anatara dan , dan | | adalah nilai mutlak. Pengukuran
jarak pada ruang jarak Manhanttan menggunakan formula.

D( ) =
‖ ‖ ∑ | |

Pengukuran jarak pada ruang jarak Minkowsky menggunakan formula.

D( ) =

‖ ‖ √∑ | |

adalah parameter jarak Minkowsky. Secara umum, merupakan


parameter penentu dalam karakteristik jarak. Jika = 1,5 ruang jarak pada
Minkowsky sama dengan Manhattan. Jika = 2, ruang jaraknya akan sama
dengan Euclidean ; jika =∞, ruang jaraknya akan sama dengan ruang jarak
Chebyshev. Namum demikian, cara yang paling banyak digunakan adalah
Euclidean dan Manhattan. Euclidean menjadi pilihan jika kita ingin
memberikan jarak terpendek antara dua titik (jarak lurus), seperti yang
ditunjukkan pada rumus no.2, sedangkan Manhattan memberikan jarak terjauh
pada dua data. Manhattan juga sering digunakan karena kemampuannya dalam
mendeteksi keadaan khusus, seperti keberadaan outlier, dengan lebih baik
(Agusta, 2005). (Eko Prasetyo, 2012)

23
X2

X1

Gambar 2. 3 Euclidean

Gambar 2. 4 Manhattan
Pada langkah 4 pada rumus no. 1, pengalokasian kebali data ke dalam
masing-masing kelompok dalam metode K-Means didasarkan pada
perbandingan jarak antara data dengan sentroid setiap kelompok yang ada.
Data dialokasikan ulang secara tegas ke kelompok yang mempunyai sentroid
dengan jarak terdekat dari data tersebut. Pengalokasian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut (MacQueen, 1967) : (Eko Prasetyo, 2012)

{ }
{

adalah nilai keanggotaan titik ke pusat gelombang d adalah jarak


terpendek dari data ke K kelompok setelah dibandingkan, dan adalah
sentroid (pusat kelompok) ke-l.

24
Fungsi objektif yang digunakan untuk K-Means ditentukan berdasarkan
jarak dan nilai keanggotaan data dalam kelompok. Fungsi objektif yang
digunakan adalah sebagai berikut (MacQueen, 1967) : (Eko Prasetyo, 2012)

J =
∑ ∑

N adalah jumlah data, K adalah jumlah kelompok, adalah nilai


keanggotaan titik data ke pusat kelompok adalah pusat kelompok ke-l
, dan adalah jarak titik ke kelompok yang diikuti. A mempunyai
nilai 0 atau 1. Apabila suatu data merupakan anggota suatu kelompok, nilai
. Jika tidak, nilai

Matlab menyediakan fungsi khusus untu melakukan pengelompokkan


dengan K- Means, yaitu fungsi kmeans(). Sintaks penggunaannya adalah
sebagai berikut :

1. [IDX,C,sumd,D] = kmeans (X,k)


2. [IDX,C,sumd,D] = kmeans (…,’distance’,val)
Sintaksis yang pertama merupakan sintaksis dasar, sedangkan sintaksis
yang kedua digunakan untuk melengkapi sintaksis pertama untuk parameter
‘distance’. Penjelasan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Parameter K-Means


Parameter Keterangan
X Matriks set data MxN, M adalah jumlah data dan N adalah jumlah fitur
K Nilai yang menyatakan jumlah kelompok
IDX Matriks Mx 1 yang menyatakan indeks kelompok yang diikuti setiap
data. Nilai didalamnya mulai dari 1 sampai k. M adalah jumlah data.
C Matriks kxN yang menyatakan lokasi sentroid setiap kelompok. K
adalah jumlah kelompok, dan N adalah jumlah fitur.
Sumd Matriks 1xk yang menyatakan jumlah jarak semua data yang tergabung
dalam setiap kelompok.
D Matriks Mxk yang menyatakan jarak dari setiap data ke sentroid

25
kelompok. M adalah jumlah data, dan k adalah jumlah kelompok.
Val Nilai untuk parameter ‘distance’. Pilihan misalnya :
1. ‘sqEuclidean’, untuk jarak Squared Euclidean, nilai default
yang digunakan.
2. ‘cityblock’, untuk Manhattan (block city).
3. ‘Hamming’, untuk jarak Hamming (persentase perbedaan bit),
hanya cocok untuk data biner.

Mulai

Jumlah cluster K

Tidak

Tentukan Centroid

Tentukan Jarak
Objek tidak
setiap data Ya
ada yang Selesai
terhadap setiap
berpindah grup?
Centroid

Kelompokkan
Data berdasarkan jarak
terkecil

Gambar 2. 5 Flowchart K-Means

Flowchart K-Means diatas menjelaskan bagaimana cara kerja metode ini


dalam memecahkan berapa jumlah kelompok yang akan dibuat dan
menentukan centroid dalam suatu kelompok.

26
1.5.2. Karakteristik K-Means
Karakteristik K-Means dapat diringkas menjadi seperti berikut :
1. K-Means merupakan metode pengelompokan yang sederhana dan
dapat digunakan dengan mudah.
2. Pada set data tertentu, K-Means tidak dapat melakukan segmentasi
data dengan baik dimana hasil segmentasinya tidak dapat memberikan
pola kelompok yang mewakili karakteristik bentuk alami data.
3. K-Means bisa mengalami masalah ketika mengelompokkan data yang
mengandung outlier. (Eko Prasetyo, 2012).
1.6. Clustering
Proses pengelompokan sekumpulan obyek kedalam kelas-kelas obyek
yang sama disebut clustering (pengelompokan). Pengklasteran merupakan satu
dari sekian banyak fungsi proses data mining untuk menemukan kelompok atau
identifikasi kelompok obyek yang hampir sama. Analisis kluster (Clustering)
merupakan usaha untuk mengidentifikasi kelompok obyek yang mirip-mirip
dan membantu menemukan pola penyebaran dan pola hubungan dalam
sekumpulan data yang besar. Hal penting dalam proses pengklasteran adalah
menyatakan sekumpulan pola ke kelompok yang sesuai yang berguna untuk
menemukan kesamaan dan perbedaan sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang berharga. (Narwati, 2010).

1.7. Bahasa Pemrograman C#


C# adalah bahasa pemrograman baru yang diciptakan oleh Microsoft yang
dikembangkan dibawah kepemimpinan Anders Hejlsberg yang telah
menciptakan berbagai macam bahasa pemrograman termasuk Borland Turbo
C++ dan orland Delphi. Bahasa C# juga telah di standarisasi secara
internasional oleh ECMA. Seperti halnya bahasa pemrograman yang lain, C#
bisa digunakan untuk membangun berbagai macam jenis aplikasi, seperti
aplikasi berbasis windows (desktop) dan aplikasi berbasis web serta aplikasi
berbasis web services.
C# dikenal sebagai visual C# dalam Visual Studio .Net. Dukungan untuk
Visual C# termasuk proyek template, desainer, halaman poperti, kode, model

27
objek dan fitur lain dari lingkungan pengembangan. Library untuk
pemrograman visual c# adalah .NET Framework.
1.8. Database
Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2006:103), Database
didefenisikan sebagai kumpulan informasi yang terintegrasi, diorganisasikan
dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali.
Karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya.
Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang
dibutuhkan dalam sistem sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi
dengan baik. Desain database perlu dilakukan untuk menghindari pengulangan
data. Adapun hirarki database adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 6 Database Structure

Dari gambar diatas dapat dijeaskan sebagai berikut :


1. Database yaitu kumpulan dari beberapa file atau tabel yang saling
berhubungan antara file yang satu dengan file yang lain.
2. File yaitu kumpulan dari record yang saling berkaitan dan memiliki
format field yang sama dan sejenis.
3. Record yaitu kumpulan dari field yang menggambarkan suatu unit
data indifidu tertentu.

28
4. Field yaitu suatu atribut dari record yang menunjukan suatu item dari
data nilai record sebuah field.
5. Byte yaitu atribut dari field yang berupa karakter yang membentuk
nilai dari sebuah field.

1.9. UML (Unified Modeling Language)


Unified Modeling Language merupakan metode pengembangan perangkat
lunak (sistem informasi) dengan menggunakan metode grafis serta merupakan
bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta dokumentasi (Adin05).
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi standard
untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan arti suatu
sistem perangkat lunak (Hend07). Unified Modeling Language (UML) dapat
didefinisikan sebagai sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri
untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak
(Afif02). Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling
language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk
membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan
tugas-tugas seperti (Joml07) :
1. Spesifikasi
2. Visualisasi
3. Desain arsitektur
4. Konstruksi
5. Simulasi dan testing
6. Dokumentasi
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa
yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan,
menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem
pengembangan perangkat lunak berbasis Objek OOP (Object Oriented
programming). Adapun langkah-langkah penggunaan Unified Modeling
Language (UML) (Afif02) diantaranya sebagai berikut :

29
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan
aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan
dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian
perhalus use case diagram dan lengkapi denganrequirement,
constraints dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur
fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang
juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlat
sequence dan atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use
case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram
untuk masing-masing alir.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka
bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model–model yang sudah ada, buatlah class diagram.
Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap
dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk
setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan
interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu
buatlah component diagram pada tahap ini. Selain itu, definisikan test
integrasi setiap komponen untuk meyakinkan ia dapat bereaksi dengan
baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan
dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya.
Petakan komponen ke dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

30
- Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim
pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap
dengan test.
- Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model
beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
13. Perangkat lunak siap dirilis.
Jenis-Jenis diagram UML dan beberapa contoh diagramnya :
1. Use case diagram
Use case diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor, use case diagram
juga dapat men-deskripsikan tipe interaksi antara si pemakai sistem
dengan sistemnya.

Gambar 2. 7 Usecase Diagram


2. Activity Diagram
Activity diagram atau diagram aktivitas yaitu salah satu jenis diagram
pada UML yang dapat memodelkan proses-proses apa saja yang
terjadi pada sistem.

31
Gambar 2. 8 Activity Diagram

3. Sequence diagram
Sequence diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
menjelaskan interaksi objek yang berdasarkan urutan waktu, sequence
diagram juga dapat menggambarkan urutan atau tahapan yang harus
dilakukan untuk dapat menghasilkan sesuatu seperti pada use case
diagram.

32
Gambar 2. 9 Sequence Diagram
4. Class diagram
Class diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
digunakan untuk menampilkan kelas-kelas maupun pakaet-paket yang
ada pada suatu sistem yang nantinya akan digunakan. Jadi diagram
ini dapat memberikan sebuah gambaran mengenai sistem maupun
relasi-relasi yang terdapat pada sistem tersebut.

Gambar 2. 10 Class Diagram

33
5. Statemachine diagram
Statemachine diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
menggambarkan transisi maupun perubahan keadaan suatu objek pada
sistem.

Gambar 2. 11 Statemachine Diagram

6. Communication diagram
Communication diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML
yang dapat menggamabarkan tahapan terjadinya suatu aktivitas dan
diagram ini juga menggambarkan interaksi antara objek yang ada pada
sistem. Hampir sama seperti sequence diagram akan tetapi
communication diagram lebih menekankan kepada peranan masing-
masing objek pada sistem.

34
Gambar 2. 12 Communication Diagram
7. Deployment diagram
Deployment diagram yaitu salah satu diagram pada UML yang
menunjukan tata letak suatu sistem secara fisik, dapat juga dikatakan
untuk menampilkan bagian-bagian softwere yang terdapat pada
hardwere dan digunakan untuk menerapkan suatu sistem dan
hubungan antara komponen hardwere. Jadi Deployment diagram
intinya untuk menunjukan letak softwere pada hardwere yang
digunakan sistem.

Gambar 2. 13 Deployment Diagram

35
8. Component diagram
Component diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
menggambarkan softwere pada suatu sistem. Component diagram
merupakan penerapan softwere dari satu ataupun lebih class, dan
biasanya berupa file data atau .exe, source kode, table, dokumen.

Gambar 2. 14 Component Diagram

9. Object diagram
Object diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
menggambarkan objek-objek pada suatu sistem dan hubungan
antarnya.
10. Composite structure diagram
Composite structure diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML
yang menggambarkan struktur internal dari penklasifikasian (class,
component atau use case) dan termasuk titik-titik interaksi
penklasifikasian kebagian lainnya dari suatu sistem. Ini hampir mirip
seperti class diagram akan tetapi composite structure diagram
menggambarkan bagian-bagian dari individu kelas saja bukan semua
kelas.
11. Interaction Overview Diagram
Interaction Overview diagram yaitu salah satu jenis diagram pada
UML yang berguna untuk men-visualisasikan kerjasama dan
hubungan antara activity diagram dengan sequence diagram.

36
12. Package diagram
Package diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML digunakan
untuk mengelompokan kelas dan juga menunjukan bagaimana elemen
model akan disusun serta mengambarkan ketergantungan antara
paket-paket.
13. Diagram Timing
Diagram timing yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang
disebut sebagai bentuk lain dari interaksi diagram, dimana fokus yang
paling utamanya kepada waktu. Diagram timing berguna untuk
menunjukan faktor-faktor yang membatasi waktu antara perubahan
state terhadap objek yang berbeda.

37

Anda mungkin juga menyukai