Anda di halaman 1dari 8

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 11 , No.3, Juli 2008 hal. 89-96

Analisis Sudut Kemiringan Lempeng Subduksi di Selatan Jawa


Tengah dan Jawa Timur Berdasarkan Anomali Gravitasi dan
Implikasi Tektonik Vulkanik
Rina Dwi Indriana
Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang

Abstract
Gravitation anomaly research had been done to predict the subduction dip and model. The gravitation
research covered East and Central Java, Indonesia. Upward continuation used for regional anomaly
mapping. Two dimension modeling from each cross-sectional used grav2poly or grav2dc. From 2D
model subduction dip was calculated. The research result were subduction dip various between 3,40 to
8,20. There is a suggestion that low magnitude of dip correlated with volcano activity and high
magnitude of dip correlated with some depresstion zone.
Key word: subduction zone, subduction dip, gravitation modeling

Intisari
Telah dilakukan kajian data anomali medan gravitasi yang bertujuan untuk memperkirakan model
Subduksi Jawa bagian Tengah dan Timur. Anomali regional diperoleh dengan menggunakan metode
kontinuasi ke atas. Pemodelan bawah permukaan 2 dimensi menggunakan metode poligon Talwani
dengan program Geomodel. Lempeng yang tersubduksi membentuk sudut subduksi dengan besar
sudut bervariasi. Sudut kemiringan subduksi dihitung secara sederhana sebagai antitangen gradien
subduksi. Sudut inklinasi kerak samudera di bawah busur luar non vulkanik (outer arc) diperoleh
bernilai 3,4 0  8,2 0 . Sudut kemiringan subduksi pada suatu daerah dapat direpresentasikan dengan
besarnya nilai anomali gravitasi negatif pada daerah tersebut. Lempeng samudera yang menunjam
dengan sudut besar atau subduksi curam berhadapan dengan lipatan yang dalam, sedangkan lempeng
dengan sudut penunjaman kecil atau subduksi landai berhadapan dengan pegunungan aktif, sehingga
diduga ada korelasi antara sistem subduksi dengan sistem perlipatan dan vulkanisme.
Kata-kata kunci : Sudut penunjaman, zona subduksi, pemodelan gravitasi

Pendahuluan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke


Indonesia merupakan negara yang Utara dengan lempeng Eurasia yang
memiliki aktifitas vulkanik dan tektonik bergerak ke Selatan. Subduksi lempeng
yang tinggi. Aktivitas vulkanik dan Indo-Australia dengan lempeng Eurasia
tektonik ini disebabkan oleh posisi dari diduga berkorelasi dengan berbagai sistem
gugusan kepulauan Indonesia yang berada sesar, lipatan, cekungan dan gunung api
di daerah pertemuan antar lempeng aktif yang terbentang dari Sumatra, Jawa,
tektonik. Ada tiga lempeng tektonik yang Bali, hingga Nusa Tenggara. Salah satu
bertemu di bawah wilayah Indonesia yaitu yang menjadi ciri khas zona subduksi
lempeng Indo-Australia, lempeng adalah terbentuknya palung laut. Palung
samudera Pasifik, dan lempeng Eurasia [1]. laut yang berhadapan langsung dengan
Lempeng Indo-Australia berinteraksi pantai selatan Jawa adalah palung Jawa
dengan lempeng Eurasia dan juga dengan yang merupakan hasil subduksi lempeng
lempeng Pasifik. Ketiga lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia.
tersebut memiliki jenis bidang batas Hasil-hasil penelitian gravitasi yang
lempeng yang sama yaitu bidang batas telah dilakukan dari pesisir Selatan sampai
konvergen yang membentuk zona-zona pantai Utara Pulau Jawa yaitu adanya nilai
subduksi. Zona subduksi di Samudera anomali Bouguer positif yang besar di
Indonesia merupakan hasil interaksi sepanjang pantai Selatan Jawa yang dapat

89
Rina Dwi Indriana Analisis Sudut Kemiringan Lempeng…

ditafsirkan sebagai struktur sejenis sembul lepas.Oleh karena itu sangat menarik jika
yang menunjukkan suatu kenaikan terus daerah penelitian dilakukan dari palung
menerus dan anomali negatif di tengah- Jawa (Samudera Indonesia) sampai dengan
tengah Jawa bagian tengah dan timur yang pantai Utara Jawa Tengah dan Timur
dapat ditafsirkan sebagai penurunan sisa dengan mencoba memasukkan data
lempeng lautan yang membentuk suatu gravitasi laut yang diperoleh dari hasil
cekungan geosinklin yang terisi sedimen pemantauan satelit. Model yang diperoleh
[2]. Proses sembul ini diduga berkorelasi kemudian digunakan untuk menganalisis
dengan adanya subduksi di Samudera korelasi antara sudut subduksi dengan
Indonesia. Hasil penelitian lain aktifitas vulkanik dan tektonik.
menunjukkan adanya beberapa sesar utama Kerangka Tektonik Lempeng Jawa dan
yang membentuk kelurusan gugusan Samudera Indonesia (Katili, 1974)
gunung api baik yang aktif maupun yang Model tektonik lempeng Indonesia
tidak aktif yang semuanya diduga dalam satu pola konvergen telah dibuat
dikontrol oleh sistem subduksi. Menurut oleh Hamilton (1970) dan Katili (1971).
teori, gunung api dapat terbentuk pada Sistem subduksi Jawa dibentuk oleh
jarak 125 km sampai 175 km di atas subduksi lempeng samudra di bawah
lempeng yang tersubduksi. Di Jawa lempeng benua. Lempeng ini tipis dan
Tengah dan Timur terdapat beberapa berumur muda, serta seluruhnya hampir
aktifitas vulkanik seperti gunung Merapi, terdiri dari batuan volkano – plutonic
Merbabu, Slamet, Semeru, Bromo, dan berumur Tersier [1]. Beberapa deposit
Kelud. Beberapa penelitian bawah ignimbrit dijumpai di Jawa. Batuan
permukaan yang bersifat lokal telah magmatik kebanyakan menengah.
dilakukan, tetapi penelitian bawah Lempeng samudra di selatan subduksi
permukaan secara regional yang mencakup tertutup sedimen pelagis dengan ketebalan
Samudera Indonesia sampai Laut Jawa 200 m. Gambar 1 menunjukkan skema
masih sangat jarang dilakukan, karena sulit penampang melintang subduksi dan busur
memperoleh data gravitasi di laut pulau Jawa.

Gambar 1 Skema penampang melintang Jawa (Katili, 1974)

90
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 11 , No.3, Juli 2008 hal. 89-96
Busur luar non-vulkanik Indonesia suatu indikasi dari tenggelamnya litosfer
ditafsirkan sebagai zona subduksi Tersier. samudera dengan densitas tinggi.
Penetrasi terdalam dari litosfer di Jawa dan Berdasarkan peta sedimen oleh
Flores dapat mencapai 400 dan 700 km [1]. Hamilton (1974a), sedimen lepas pantai
Sistem Busur Kepulauan – Palung Jawa [2]. yang mengisi palung Bali terbagi kedalam
Elemen paling penting kenampakan dua bagian, kemungkinan berkaitan
tektonik di Jawa adalah palung Jawa yang dengan pengangkatan struktur Horse.
berarah barat laut di depan Sumatra dan Anomali gravitasi yang melintasi Trench-
berarah timur untuk kepulauan Sunda Arc System mungkin merupakan efek
Lesser. Palung merepresentasikan suatu gabungan yang komplek dari anomali
batas pelat konvergen yang dibengkokkan densitas dalam kerak dan mantel atas.
yang mana berhubungan dengan zona Worzel (1976) memperkirakan bahwa efek
Benioff yang berlanjut dengan arah timur gravitasi dari subduksi kerak samudera ke
menuju busur Banda. Kedalaman zona dalam mantel atas menghasilkan anomali
Benioff berubah seketika dari Sumatra udara bebas negatif.
menuju Jawa dan sudutnya perlahan-lahan Metode Penelitian
naik dari kepulauan Sunda Lesser menuju Data yang digunakan adalah data
ke Busur Banda, (tabel 1). Sudut digital anomali gravitasi. Selanjutnya
penunjaman zona Benioff tergantung pada adalah pengolahan data yang diawali
kecepatan penunjaman pelat samudera. Le dengan proyeksi data anomali gravitasi
Pichon (1968) memperkirakan kecepatan Bouguer ke suatu bidang datar. Metode
penunjaman relatif di palung Jawa bagian proyeksi bidang datar yang digunakan
timur kira-kira 5 cm/tahun. adalah metode sumber ekuivalen titik
Ketidakwajaran sabuk anomali udara bebas massa [3]. Pada metode ini suatu sumber
negatif sepanjang sumbu palung diketahui ekuivalen titik-titik massa diskrit terletak
dan secara kualitatif dipahami sebagai pada suatu bidang datar dengan kedalaman
menurut syarat batas di bawah permukaan

Tabel 1 Fitur Busur Sunda; perkiraan karakteristik zona Benioff disusun dari Fitch dkk.,(1970); Hamilton,
(1974), Karig dkk., (1976); dan Yoshii, (1977)

Jawa &
Fitur Northeast
Sumatra Lesser Banda Arc
Japan
Sunda
Depth of trench (m) 3500 7400 3500 10.800
Trench-volcanic front
300 250-300 170 - 320
spacing (km)
Depth of Benioff under
120 90
volcanic front (km)
Dip of Benioff zone
60 65 75 40
(degree)
Maximum depth of
200 700 700 600
Benioff zone (km)
Province of volcanic
H-A T-H-A
rocks *)

*) T = Tholeitic magma, H = High alumina basaltik magma, A = Alkali basaltik magma.

91
Rina Dwi Indriana Analisis Sudut Kemiringan Lempeng…

reference spheroid. Anomali pemilihan lintasan penyayatan hingga


gravitasi dihitung kembali berdasarkan diperoleh 20 lintasan sayatan pemodelan
titik-titik massa tersebut ke suatu bidang pada kontur anomali gravitasi regional.
datar dengan grid teratur pada ketinggian Banyak lintasan di Jawa Tengah 10 dan di
tertentu. Proses selanjutnya adalah Jawa Timur 10. Contoh lintasan yang
kontinuasi ke atas yang dilakukan untuk dipilih ditampilkan pada gambar 2. Dari
memisahkan anomali regional dan residual. lintasan – lintasan tersebut dibuat
Pemodelan 2D menggunakan metode profilenya kemudian dimodelkan 2
polygon Talwani (1959) dengan program dimensi dengan bantuan perangkat lunak
Geomodel yang dibuat oleh Cooper (2004). Gravpoly (gambar 3). Dari model yang
diperoleh dihitung sudut kemiringan
Hasil dan Pembahasan (inklinasi) kerak samudera di bawah busur
Hasil Pengolahan adalah kontur luar non vulkanik (outer arc)
anomali gravitasi. Untuk memperoleh menggunakan hubungan invers tangen.
model bawah permukaan dilakukan

9300000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

9250000 mGal

90
9200000 80
70
60
50
9150000
Lintang Selatan (UTM)

40
30
20
9100000 10
0
-10
9050000 -20
-30
-40
9000000 -50
-60
-70
-80
8950000
-90

8900000

500000 550000 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000

Bujur Timur (UTM)

Gambar 2. Peta kontur anomali gravitasi regional Jawa Timur dengan 12 lintasan

92
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 11 , No.3, Juli 2008 hal. 89-96

1,03 gr/cm3
3 2,37 gr/cm3
2,67 gr/cm

2,87 gr/cm3

3,3 gr/cm3 2,99 gr/cm3 3,3 gr/cm3

Gambar 3. Model bawah permukaan lintasan 1

Salah satu contoh perhitungan sudut masuk dengan curam. Posisi titik kontak
inklinasi kerak samudera di bawah busur berada pada jalur anomali medan gravitasi
luar non vulkanik (outer arc) ditampilkan negatif yang memanjang dari timur ke
pada gambar 4. Hasil-hasil perhitungan barat. Bila ditinjau dari kedalaman titik
sudut-sudut inklinasi subduksi kerak kontak maka semakin besar kedalaman
samudera di bawah busur luar non titik kontak semakin besar pula sudut
vulkanik (outer arc) ditampilkan dalam kontaknya. Seperti pada lintasan 2
tabel 2. Untuk lintasan 11 dan 12 sudut kedalaman titik kontak mencapai 16 km
inklinasi subduksi di bawah outer arc tidak dengan sudut inklinasi mencapai 8,20.
dapat didefinisikan karena bentangan yang Sudut inklinasi kerak samudera di bawah
kurang. Dari tabel 2 diperoleh bahwa sudut busur luar non vulkanik (outer arc)
inklinasi subduksi paling besar adalah pada diperoleh bernilai 3,40 – 8,20. Secara
lintasan 2 yang mana terdapat nilai umum sudut inklinasi tersebut sesuai
anomali medan gravitasi negatif yang dengan hasil yang diperoleh Beck dan
besar. Sedangkan sudut inklinasi terkecil Lehner (1974) yaitu antara 50 – 100.
pada lintasan 8 yang menunjukkan nilai Lempeng samudera yang menunjam
anomali medan gravitasi negatif kecil. dengan sudut besar atau subduksi curam
Makin besar sudut menunjukkan lempeng berhadapan dengan lipatan yang dalam,

93
Rina Dwi Indriana Analisis Sudut Kemiringan Lempeng…

sedangkan lempeng dengan sudut sehingga diduga ada korelasi antara sudut
penunjaman kecil atau subduksi landai subduksi dengan sistem perlipatan dan
berhadapan dengan pegunungan aktif, vulkanisme.

Lintang Selatan (UTM)


8870000 8880000 8890000 8900000 8910000 8920000 8930000 8940000
0
Kedalaman Lempeng

-2000
Samudera (m)

-4000
-6000
-8000
y = -0.12276x + 1082016.71965
-10000
-12000
-14000
-16000

Grafik Kemiringan Subduksi Lintasan 1

Sudut inklinasi   tan ( 0,1228)  7


1 0

Gambar 4 Contoh perhitungan sudut inklinasi kerak samudera di bawah busur luar non vulkanik (outer arc)

Tabel 2 Sudut inklinasi subduksi kerak samudera di bawah busur luar non vulkanik (outer arc) untuk lintasan 1-
18
No. Lintasan Bujur Timur (UTM) Sudut Inklinasi Subduksi( 0 )
1 245308 4,0
2 291200 5,0
3 311900 7,5
4 367508 6,5
5 415277 3,5
6 439868 4,0
7 478569 6.8
8 494335 7,2
9 505636 7,0
10 528976 8,2
11 556500 6,3
12 589000 6,9
13 622678 7,3
14 658000 6,5
15 700000 5,5
16 745000 4,4
17 785277 4,8
18 830000 5,3

94
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 11 , No.3, Juli 2008 hal. 89-96
Kesimpulan dan Saran [2] Budiman, I., Nasution, J., Sobari,
Dari hasil dan pembahasan pada Simamora, W.H., 2000, Gravity
penelitian ini dapat disimpulkan: anomaly map of western part of
1. Sudut inklinasi subduksi lempeng Indonesia, Bandung, Indonesia
samudera di bawah busur luar non Geological Research and
vulkanik (outer arc) diperoleh Development Center.
bernilai 3, 4 0  8 , 2 0 . [3] Dampney, C.N.G., 1969, The
2. Diduga terdapat korelasi antara Equivalent Suorce Technique,
sistem subduksi dengan sistem – Geophysics. V.34, No.1, p.39-53.
sistem perlipatan maupun [4] Darman, H., Sidi H. F., 2000, An
vulkanisme di Jawa Tengah dan Outline of The Geology of Indonesia,
JawaTimur berdasarkan hasil IAGI
pemodelan, subduksi dengan sudut [5] Fitch, T.J., 1970, Earthquake
penunjaman yang besar berhadapan mechanism and island arc tectonics in
dengan lipatan yang dalam, Indonesia –Philippinne Region, Seism.
sedangkan subduksi dengan sudut Soc. Amer. Bull.,v.60,p 565 – 591.
penunjaman kecil berhadapan [6] Katili, J.A.,1973, Volcanism and Plate
dengan pegunungan aktif. Tectonics in Indonesian Island Arc,
Tectonophys., v.26.,p 165 – 188.
Saran [7] Lilie, J. R., 1999, Whole Earth
Dari hasil penelitian perlu dilakukan Geophysics : An Introductory textbook
penelitian lanjut dengan metode for geologists and geophysicist, New
geofisika lainnya yang dapat Jersey, Prentice – Hall.
memberikan informasi perlapisan [8] Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik,
bawah permukaan dalam tinjauan lain, Bandung, Penerbit ITB.
sehingga analisis korelasi antara besar [9] Smyth, H.,Hall, R., Hamilton,J.,and
sudut penunjaman dengan tektonik Kinny, P.,2005,East Java Cenozoic
setting dapat lebih lengkap. basin, volcanoes and ancient
Pemodelan subduksi dengan metode basement, Prosceeding Indonesian
inversi dapat dilakukan sebagai Petroleum Assco
pembanding keakuratan pemodelan [10] Smyth, H.,Hall, R., Hamilton,J.,and
inversi terhadap metode forward. Kinny, P.,2008,Central Java Cenozoic
basin, volcanoes and ancient
Ucapan Terima Kasih basement, Geophysics Journal
Penulis mengucapkan terima kasih atas [11] Sharaf, F.E., 2005, Biostratigraphy
bantuan saudara Adib Hasan yang sudah and strontium isotope dating of
membantu menyelesaikan pemodelan Oligocene – Miocene strata, East
daerah Jawa Timur sehingga penelitian Java, Indonesia, Stratigraphy, vol, no.
bawah permukaan regional 3.
Indonesia sepanjang zona subduksi di [12] Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff,
selatan Pulau Jawa dapat diselesaikan oleh R.E., Keys D.A., 1979. Applied
penulis. Geophysics 1st edition. Cambridge
University Press.
Daftar Pustaka [13] Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff,
[1] Blakely, R. J.,1995,Potential Theory R.E., Keys D.A., 1990. Applied
in Gravity & Magnetic Aplications, Geophysics 2st edition. Cambridge
1stedition, New York,USA, University Press.
Cambridge University States. [14] Untung, M. , Sato, Y., 1978, Gravity
and Geological Studies in Jawa,

95
Rina Dwi Indriana Analisis Sudut Kemiringan Lempeng…

Indonesia. Geological Survey of [15] Widianto, E.,2008, Penentuan


Indonesia & Geological Survey of Konfigurasi Struktur Batuan Dasar
Japan. dan Jenis Cekungan dengan Data
Gayaberat serta Implikasinya pada
Target Eksplorasi Minyak dan Gas
Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3
ITB, Bandung.

96

Anda mungkin juga menyukai