Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KERACUNAN MINYAK TANAH

oleh :
Nama : Tuti Asaroh
NIM : 14307141017
Pembimbing : Dr. Sri Handayani, M.Si.

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keracunan yaitu suatu keadaan penyakit akut yang diakibatkan oleh obat atau
zat kimia lain yang masuk atau mengenai tubuh manusia secara berlebihan (over
dosis) baik dengan sengaja maupun tidak, yang dapat membahayakan jiwa.
Keracunan dapat ditimbulkan berbagai macam zat yang terdapat dalam lingkungan
sehari-hari, seperti: obat-obatan, makanan, pestisida, minyak tanah, bahan kimia dan
lain-lain. Keracunan minyak tanah biasanya diakibatkan oleh aspirasi atau
tertelannya minyak tanah sehingga muncul gangguan pernapasan.
Keracunan minyak tanah sering terjadi di negara berkembang, terutama di
daerah yang memakai minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak, pemanas,
penerangan, dan sebagai bahan pembersihan. Insiden keracunan minyak tanah
cukup bervariasi tergantung dari umur (biasanya terjadi pada anak-anak berusia < 6
tahun; dan lebih sering terjadi pada usia 1-3 tahun), status sosio-ekonomi rendah,
serta di daerah yang padat penduduk.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
beberapa masalah
1. Apa saja penyebab keracunan minyak tanah?
2. Bagaimana toksisitas minyak tanah terhadap tubuh?
3. Bagaimana tanda dan gejala keracunan minyak tanah?
4. Bagaimana cara penanganan keracunan minyak tanah?

C. Tujuan
1. Mengetahui penyebab keracunan minyak tanah.
2. Mengetahui toksisitas minyak tanah terhadap tubuh.
3. Mengetahui tanda dan gejala keracunan minyak tanah.
4. Mengetahui cara penanganan keracunan minyak tanah.

2
D. Manfaat
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi masyarakat dapat mengetahui informasi tentang bahaya minyak tanah jika
masuk ke dalam tubuh.
2. Bagi lembaga atau institut yaitu sebagai bahan informasi dan pengembangan
dalam bentuk produk pengobatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Minyak Tanah
Minyak tanah merupakan cairan bahan bakar yang jernih, tidak berwarna,
tidak larut dalam air, berbau dan mudah terbakar. Minyak tanah (kerosene) adalah
campuran cairan hidrokarbon (rantai panjang C9 - 16) yang dihasilkan dari
penyulingan minyak mentah. Minyak tanah termasuk golongan senyawa
hidrokarbon golongan alifatik. Minyak tanah (kerosene) berasal dari campuran
paraffin dan naphthenes. Kadar toksiknya tergantung tingginya kadar hidrokarbon
aromatik dan naphthenic.

B. Penyebab Keracunan Minyak Tanah


Beberapa kemungkinan latar belakang penyebab terjadinya keracunan
minyak tanah, antara lain pada anak-anak adalah rasa ingin tahu (tidak tahu akan
bahaya minyak tanah) serta kekurangperhatian dari orang tua (ketidaksengajaan
anak/kelalaian orang tua). Sedangkan pada orang dewasa dapat disebabkan oleh
tentamen suicide.
Anak-anak dibawah 6 tahun, lebih banyak dibandingkan pada dewasa.
Kejadian ini lebih banyak diakibatkan oleh kelalaian orang tua, mengingat anak
kecil umumnya tidak mengetahui akan bahaya minyak tanah. Penelitian di Nepal
menunjukkan insidensi keracunan minyak tanah menempati urutan kedua terbanyak

3
dari kejadian keracunan pada anak-anak, setelah organofosfat, dengan usia kurang
dari 6 tahun. Kejadian di daerah perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan di
Desa. Hal ini dikarenakan jumlah pemakaian minyak tanah lebih banyak di kota
dibandingkan desa. Negara Berkembang lebih banyak angka kejadiannya
dibandingkan dengannegara maju. Hal ini karena jumlah pengguna minyak tanah
lebih banyak dinegara berkembang. Sedangkan di negara maju, sebagian besar
sudah menggunakan gas LPG.

C. Toksisitas Minyak Tanah


Bahaya utama terkait dengan minyak tanah adalah pneumonitis bahan kimia,
akibat dari aspirasi muntah setelah meminum atau menghirup cairan minyak tanah
atau air yang terkontaminasi (dengan minyak tanah). Komplikasi jarang dari
keracunan minyak tanah mungkin aritmia jantung dan fibrilasi ventrikel, yang
dikaitkan dengan sensitivitas miokard yang meningkat terhadap katekolamin
endogen.
1. Neurotoksisitas
Paparan akut dengan minyak tanah pada manusia telah dikaitkan dengan
berbagai efek SSP, termasuk iritabilitas, gelisah, ataksia, mengantuk, kejang, koma
dan kematian. Hal ini umumnya dianggap sebagai efek sekunder akibat hipoksia.
Letargi dan "komplikasi SSP lainnya" dilaporkan terjadi pada sekitar 5%dari
sukarelawan yang menelan 10 - 30 ml minyak tanah.

2. Paparan Saluran Napas


Uap minyak tanah mungkin sedikit mengiritasi sistem pernapasan, paparan
tidak berakibat fatal, karena volatilitasnya yang rendah. Namun, paparan dalam
ruang tertutup pada suhu tinggi dapat menyebabkan efek narkotik, seperti
narkolepsi, cataplexy dan kebingungan, serta terdapat satu laporan dari paparan(uap)
yang berakibat fatal pada anak. Aplikasi spray dapat menyebabkan
paparankonsentrasi tinggi aerosol minyak tanah yang dapat menimbulkan tanda-
tandairitasi paru seperti batuk dan dyspnoea, di samping depresi SSP ringan.

4
Menghirup air yang terkontaminasi dengan minyak tanah dapat terjadi ketika
berenang atau sebagai akibat dari insiden hampir tenggelam dan telah dikaitkan
dengan "pneumonia lipoid eksogen". Aspirasi muntahan yang terkontaminasi
minyak tanah, merupakan sumber sekunder paparan paru yang dapat menyebabkan
pneumonitis kimiawi (lipoidal), suatu kelainan paru-paru yang berpotensi fatal dan
onset lambat, ditandai dengan sianosis, sesak dan x-ray dada tampak opaque.
Pada jangka panjang, ada beberapa bukti yang menunjukkan adanya gejala
sisa pada paru yang dapat terjadi setelah pneumonitis kimiawi. Efek ini dianggap
ringan dan tidak diketahui relevansi klinisnya.
3. Paparan Kulit
Paparan kulit yang akut dapat menyebabkan iritasi lokal (eritema, gatal-gatal)
tetapi tidak dianggap sebagai penyebab alergi kulit. Sebagian kecil individu(<5%)
mungkin menunjukkan hipersensitivitas terhadap minyak tanah dan kontak pada
kulit dapat menyebabkan luka seperti "terbakar".

4. Paparan Mata
Minyak Tanah (kerosene) merupakan bahan iritan ringan dan bersifat
sementara pada mata. Produk ini diperkirakan memiliki pH netral, tetapi dapat
mengiritasi mata yang segera menyebabkan rasa tersengat, sensasi terbakar,
konjungtivitis, hiperemi dan lakrimasi.

5. Paparan Oral (Menelan)


Tanda-tanda keracunan minyak tanah (meminum), antara lain: diare, mual
dan muntah. Sekitar 30-50% dari anak-anak yang dicurigai meminum minyak tanah
tidak menunjukkan gejala. Anak-anak dapat survive ketika menelan hingga 1,7 g/kg,
namun telah dilaporkan terdapat kasus keracunan yang fatal dikaitkan dengan dosis
mulai 2 - 17 g/kg. Bagaimanapun, kejadian kematian pada paparan oral biasanya
dikaitkan dengan aspirasi muntahan daripada akibat toksisitas sistemik, muntah
terjadi pada sekitar sepertiga hingga setengah dari pasien

5
D. Tanda dan Gelaja Keracunan Minyak Tanah
1. Paparan Oral
Efek samping utama yang timbul dari meminum minyak tanah adalah
pneumonitis kimiawi (aspirasi) sebagai akibat dari aspirasi muntahan. Aspirasi
terjadi akibat penderita batuk/muntah. Dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
mengantuk, inkoordinasi dan euforia. Aspirasi ke paru-paru menyebabkan
pneumonitis dengan gejala rasa tercekik, batuk, mengi, sesak napas, sianosis, dan
demam.
Penyebaran aspirat melalui penetrasi pada membran mukosa, kemudian
merusak epitel jalan napas, septa alveoli dan menurunkan jumlah surfaktan. Hal ini
selanjutnya memicu terjadinya pendarahan, edema paru, ataupun kolaps pada paru.
Kematian dapat terjadi → akibat oedem dan konsolidasi paru.
Jumlah kurang dari 1 ml dari aspirasi pada paru dapat menyebabkan
kerusakan bermakna. Sedangkan kematian dapat diakibatkan aspirasi 2,5 ml pada
paru, atau menelan 350 ml pada lambung. Jumlah 1 ml/kg BB minyak tanah dapat
menyebabkan depresi CNS ringan-sedang, karditis, kerusakan hepar, kelenjar
adrenal, ginjal dan abnormalitas eritrosit. Namun hal ini jarang terjadi karena
minyak tanah tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada saluran pencernaan, dan
diekskresikan lewat urine.

2. Paparan Kulit
Iritasi, kulit kering dan retak akibat defatting. Mungkin timbul nyeri
sementara disertai dengan timbulnya eritema, lepuh dan luka bakar superfisial. Kulit
yang terpapar minyak tanah dapat menyebabkan dermatitis melalui mekanisme
ekstraksi endogen lipid kulit.

3. Paparan Mata
Gejala dan tanda keracunan minyak tanah melalui mata yaitu konjungtivitis,
hiperemis, dan lakrimasi.

6
4. Paparan Inhalasi
Menelan minyak tanah atau paparan akut terhadap uapnya dapat
menyebabkan tanda-tanda umum keracunan, seperti gejala SSP ringan (pusing,sakit
kepala, mual), muntah, dan kadang-kadang diare. Namun, seringkali juga tidak ada
gejala.

E. Pengaruh Paparan yang Kronis/Berulang


Efek kesehatan yang paling umum terkait dengan paparan minyak tanah
kronis / berulang adalah dermatitis, yang mungkin berhubungan dengan pemakaian
peralatan pelindung pribadi (PPE) yang tidak memadai atau tidak sesuai di
lingkungan kerja. Efek pada paru (seperti sesak nafas) pernah dilaporkan, namun
cenderung dihubungkan dengan paparan "tingkat tinggi". Dapat dibayangkan bahwa
efek pada paru-paru dan kulit juga dapat dijumpai pada individu yang menerima
paparan tunggal dan akut.
1. Inhalasi
Saat ini tidak ada penelitian yang tegas untuk menghubungkan paparan
minyak tanah kronis atau berulang jangka panjang terhadap disfungsi paru (selain
yang dikaitkan dengan aspirasi muntahan atau air yang terkontaminasi). Ada bukti
terbatas untuk menunjukkan bahwa paparan kronis mungkin berhubungan dengan
sesak dada dan kesulitan bernapas, meskipun tinjauan dari durasi dan tingkat
paparan dalam studi tersebut tidak dilaporkan.
2. Meminum
Paparan oral kronis untuk minyak tanah tidak mungkin timbul dalam keadaan
normal dan saat ini tidak ada data mengenai efek kronis pada manusia yang
meminum minyak tanah
3. Paparan kulit dan mata
Paparan minyak tanah kronis pada kulit diketahui menyebabkan dermatitis.
4. Neurotoksisitas
Paparan jangka panjang dari minyak tanah konsentrasi "rendah" telah
dilaporkan dapat menyebabkan efek SSP non-spesifik seperti gelisah, kehilangan
nafsu makan dan mual yang tidak terkait dengan hipoksia.

7
5. Genotoksisitas
Peningkatan perubahan sitogenetik (pada limfosit perifer dan micronuclei
sumsum tulang) telah dilaporkan pada penelitian terbatas terhadap pekerja yang
terkena campuran minyak tanah, bahan bakar bunker, semangat putih dan xilene.
Namun, paparan campuran tersebut menyebabkan kesimpulan spesifik sulit dibuat,
dan hasilnya tidak bisa dihubungkan dengan efek pada paparan minyak tanah saja,
baik pada hewan atau pada tes mutagenisitas in vitro..
6. Karsinogenisitas
Jumlah kanker paru-paru yang sangat meningkat pada sebuah penelitian besar
kohort terhadap para pekerja Jepang yang terpapar minyak tanah, minyak diesel,
minyak mentah dan minyak mineral. Dalam penelitian lain di Jepang, jumlah
kejadian kanker lambung yang sangat tinggi di antara para pekerja yang mungkin
terkena paparan minyak tanah, minyak mesin atau lemak. Tiga studi kasus kontrol
menemukan hubungan antara kanker paru-paru dan penggunaan kompor minyak
tanah untuk memasak di antara perempuan di Hong Kong, namun, tidak bisa
dibedakan antara paparan minyak tanah dengan paparan produk hasil pembakaran.
Mengingat bahwa studi tersebut tidak bisa menunjukkan efek spesifik dari minyak
tanah, sehingga belum memadai untuk mengklasifikasikan minyak tanah sebagai
karsinogen manusia.
7. Reproduksi dan Perekembangan Toksisitas
Bukti saat ini menunjukkan minyak tanah yang tidak memiliki efek yang
dapat diukur pada reproduksi atau pengembangan manusia.

F. Penanganan Keracunan Minyak Tanah


Terapi keracunan minyak tanah terdiri dari aspek farmakologik dan non-
farmakologik.
1. Penanganan Non-Farmakologik
Pada beberapa pasien keracunan minyak tanah dengan keadaan umum baik,
kadang-kadang tidak membutuhkan perawatan. Untuk tenaga medis dan paramedis
yang merawat pasien harus menggunakan alat perlindungan dan kamar khusus.
Terapi non farmakologik yang diperlukan adalah sebagai berikut:

8
a. Paparan Inhalasi
a) Pindah pasien deri tempat paparan udara bebas
b) Berikan oksigen secepat mungkin, kalau perlu beri nafas buatan
b. Paparan Oral
a) Baringkan pasien di tempat yang rata
b) Hindari usaha memuntahkan, aspirasi cairan lambung dalam waktu 1
jam paska ingesti. Pengosongan lambung dapat meningkatkan resiko
aspirasi. Tindakan bilas lambung hanya dapat dilakukan apabila pasien
jelas diketahui meminum minyak tanah dalam jumlah besar.
c) Bila perlu diberikan oksigen
c. Paparan Kulit
a) Bersihkan kulit yang terkena paparan minyak tanah dengan air mengalir
( air pipa) atau air mandi (mandi).
b) Selama melepas pakaian, tubuh pasien tetapi diguyur dengan air.
c) Daerah kulit yang terkena dicuci mengunakan sabun dan air sampai
bersih
d. Paparan Mata
a) Hindari pasien dari tempat paparan.
b) Lepas lensa kontak bila pasien menggunakan lensa kontak
c) Cuci mata yang terbuka menggunakan air mengalir atau 0,9% tulis
penyelaman 10-15 menit

2. Penanganan Farmakologik
Secara umum terapi farmakologik adalah:
a. Monitoring umum
1) Pertahankan sistem pernapasan dengan ambilan oksigen.
2) Nebulisasi dengan salbutamol: bila mulai terjadi gangguan nafas.
3) Bila terjadi gagal napas, dapat dilakukan ventilasi mekanik ( Positive End
expiratory Pressure / PEEP).
4) Epinem dan obat simpatomimetika bisa dipakai untuk pasien kondisi aritmia

9
b. Antibiotik: diberikan bila telah dipastikan timbul infeksi, tidak dianjurkan
sebagai profilaksis.
c. Hidrokortison: dahulu disarankan, sekarang jarang dilakukan.
d. Bilas lambung dan carcoal aktif (arang): beberapa literatur menolak cara
tatalaksana dengan menyiram lambung, dengan alasan dapat menyebabkan
aspirasi dan kerusakan paru. Sedangkan literatur lain memperbolehkannya,
utamanya bila jumlah yang tertelan cukup banyak, karena dikhawatirkan terjadi
penguapan dari perut ke paru.
e. Antasida: diberikan untuk mencegah iritasi mukosa lambung.
f. Pemberian susu atau bahan dicairkan lain diperbolehkan.
g. Anus dan perineum harus dibersihkan dengan segera untuk mencegah iritasi
(skin burn) menengah.
h. Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan minyak tanah.

3. Pemeriksaan Penunjang pada Keracunan Minyak Tanah


Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus untuk keracunan minyak
tanah, akan tetapi secara rutin harus tetap dilakukan pemeriksaan fungsi hati, fungsi
ginjal, dan elektrolit. Pemeriksaan toksikologi untuk kepentingan visum et repertum
dapat juga dilakukan.
Pada rotgen thorax didapatkan gambaran pneumonitis atau pneumonia,
pneumotoraks, pneumatocele, bronkopleural fustula sampai hemoragik efusi pleura
pada pasien dengn keluhan batuk dan sesak nafas berat akibat paparan inhalasi.
Pemeriksaan lainnya meliputi monitoring dan rekam jantung (elektrokardiografi /
EKG).

G. Komplikasi pada Keracunan Minyak Tanah


Aspirasi umumnya terjadi akibat pasien batuk atau muntah. Akibat viskositas
yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat segera menyebar secara luas pada
paru. Penyebaran melalui penetrasi pada membran mukosa, merusak epitel saluran
napas, septa alveoli, dan menurunkan jumlah surfaktan sehingga memicu terjadinya

10
perdarahan, edema paru, atau anjlok pada paru. Jumlah < 1 ml dari aspirasi pada
paru dapat menyebabkan kerusakan yang berarti.
Kematian dapat terjadi karena aspirasi sebesar ± 2,5 ml pada paru (pada
lambung ± 350 ml). Selain itu, jumlah 1 ml / kgBB minyak tanah dapat
menyebabkan depresi pada CNS berderajat ringan-sedang, karditis, kerusakan
hepar, kelenjar adrenal, ginjal, dan kelainan erotrosit. Pada umumnya keracunan
minyak tanah prognosis baik, kecuali bila terjadi pneumonitis kemikal dan beracun
sistemik.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Keracunan minyak tanah pada anak-anak disebabkan karena sifat rasa ingin
tahu dari anak-anak serta kelalaian orang tuanya, sedangkan keracunan
minyak tanah pada orang dewasa disebabkan karena adanya gangguan
mental.
2. Toksisitas minyak tanah dalam tubuh dapat terjadi pada saluran napas, kulit,
mata, saluran pencernaan, dan neurotoksisitas.
3. Tanda dan gejala keracunan minyak tanah berbeda-beda berdasarkan
paparan dan dosisnya.
4. Cara penanganan keracunan minyak tanah ada dua cara yaitu dengan cara
terapi farmakologik dan terapi non farmakologik.

B. SARAN
1. Berdasarkan penulisan makalah ini diharapkan masyarakat dapat
mengetahui dampak negatif dari penggunaan minyak tanah yang tidak
sesuai.
2. Berdasarkan hasil penulisan makalah ini diharapkan para orang tua lebih
berhati-hati dalam penggunaan minyak tanah sehingga tidak terjadi lagi
keracunan minyak tanah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Diagnosis dan Terapi Karacunan Minyak Tanah. Diakses dari
www.dokterpost.com pada kamis, 21 Desember 2017.
Muhlisin, Achmad. 2017. Keracunan Minyak Tanah. Diakses dari
www.mediskus.com pada kamis, 21 Desember 2017.
Jaya, Gede Nadi. 2016. Bocah 4 tahun minum minyak tanah dari botol plastik.
Diakses dari www.merdeka.com pada kamis, 21 Desember 2017

12

Anda mungkin juga menyukai