Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Lamongan merupakam kota yang terletak di provinsi jawa timur.

perkembangan kota lamongan ini mencakup beberapa sektor di antaranya sektor

perindustrian. sektor inilah yang sangat berkembang pesat,pembangunan pabrik di

wilayah-wilayah lamongan sangat banyak. semua itu membuktikan bahwa kota

lamongan adalah kota yang saat ini berusaha berkembang seperti halnya kota-kota

besar lainnya yang ada di Indonesia.dari sektor lain pemerintah kabupaten lamongan

juga berupaya meningkatkan fasilitas kesehatan dan ini di buktikan dengan adanya

banyak pembangunan rumah sakit di daerah lamongan diantaranya rumah sakit

Nashrul Ummah lamongan,rumah sakit muhammadiyah lamongan,rumah sakit

Dr.soegiri Lamongan dan masih banyak pembangunan rumah sakit lainnya yang

tidak saya sebutkan.upaya pembangunan fasilitas kesehatan ini sangat berdampak

positif terhadap masyarakat lamongan.dan pembangunan tersebut mencakup banyak

bagian-bagian di antaranya unit fasilitas untuk pelayanan umum dalam hal ini

perawatan terhadap orang sakit. Sebagai fasilitas umum maka rumah sakit harus

memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus memperhitungkan untung

rugi. Di samping itu diharapkan rumah sakit sebagai unit kegiatan harus mampu

memberikan kontribusi sekaligus pelayanan yang memuaskan kepada para pengguna

rumah sakit. Kawasan Lamongan Tengah di Jalan Dr.Soegiri Lamongan terutama

Rumah Sakit Dr.Soegiri Kabupaten Lamongan merupakan salah satu pusat kegiatan
dalam bidang pelayanan jasa untuk mengurus masyarakat yang sakit yang ada di Kota

Lamongan.Dalam pelayanannya rumah sakit juga sebaiknya memberi pelayanan yang

baik dalam hal transportasi karena transportasi merupakan elemen dasar infrastruktur

yang dapat mempengaruhi pola berkembangan wilayah. Perjalanan dari titik ke titik

di suatu daerah berubah dari waktu ke waktu, akibat pertumbuhan penduduk,

kebutuhan beragam kegiatan seperti retail, usaha, perumahan, pendidikan, hotel tak

terkecuali rumah sakit. Tingkat kesehatan semakin meningkat yang tidak diiringi

dengan peningkatan kapasitas pelayanan perjalanan, pada akhirnya menyebabkan

tundaan lalu lintas, aksesibilitas atau tingkat pelayanan menjadi menurun dan

kemudian merubah pola perkembangan wilayah. Pelayanan berupa parkir yang

nyaman dan efisien merupakan salah satu pelayanan yang harus dipenuhi oleh setiap

pusat kegiatan manapun termasuk rumah sakit karena sudah merupakan penunjang

kelancaran kegiatan yang akan dilakukan di lokasi tersebut serta dapat membantu

pola perkembangan wilayah. Setiap pengguna lahan untuk suatu pusat kegiatan,

sebaiknya parkir di luar badan jalan (off-street parking). Sebab bila tidak, maka akan

terjadi parkir di badan jalan (on-street parking) yang akan mengakibatkan

penyempitan lebar efektif badan jalan sehingga timbul gangguan terhadap arus lalu

lintas terutama saat kendaraan akan parkir maupun keluar dari tempat parkir, untuk

itu perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi ruang parkir Rumah Sakit Dr.Soegiri

Lamongan guna mengetahui kapasitas ruang parkir yang ada disana kemudian

dievaluasi secara lebih lanjut sehingga menghasilkan parkir yang efektif dan efesien

yang mampu menampung jumlah kendaraan yang ada, serta mengantisipasi

pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat pesat agar tidak terjadi


permasalahan kekurangan kapasitas parkir akibat penumpukan kendaraan pada masa

mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dalam penelitian ini diangkat

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi karakteristik perparkiran yang terjadi pada area parkir sepeda

motor off street di Rumah Sakit Dr.Soegiri Lamongan ?

2. Permasalahan apa yang terjadi di perparkiran sepeda motor off street di Rumah

Sakit Dr.Soegiri Lamongan saat ini?

3. Apakah optimalisasi lahan parkir Sepeda motor off street bisa menjadi pilihan yang

baik dalam menyelesaikan masalah perparkiran di Rumah Sakit Telogorejo Semarang

saat ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, meliputi :

1. Mengetahui kapasitas statis, kapasitas dinamis, akumulasi parkir dan okupansinya,

volume parkir, durasi parkir, dan angka pergantian parkir. Pada ruang parkir sepeda

motor off street di Rumah Sakit Soegiri Lamongan

2. Mengidentifikasi permasalahan perpakiran sepeda motor off street di Rumah Sakit

Dr.Soegiri Lamongan

3. Memberikan alternatif penyelesaian masalah perparkiran sepeda motor off street di

Rumah Sakit Dr.Soegiri Lamongan saat ini.


1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak Pengelola parkir Rumah Sakit Dr.Soegiri lamongan Penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna perencanaan

fasilitas dan manajemen parkir yang seharusnya disediakan.

2. Bagi mahasiswa dan masyarakat Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

khususnya tentang parkir kendaraan.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian dibuat agar penulisan lebih terfokus pada masalah yang dihadapi.

Adapun batasan penelitian ini antara lain :

1. Evaluasi kapasitas parkir sepeda motor off street yang diparkir di areal parkir

Rumah Sakit Dr.Soegiri Lamongan.

2. Pola kedatangan serta lama waktu parkir mobil di areal parkir Rumah Sakit

Dr.Soegiri Lamongan.

3. Optimalisasi penataan parkir dan pola pengkajiannya mengacu pada Pedoman

Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

1996.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


Dalam bab ini diuraikan berbagai pustaka yang terkait menjadi bahan referensi

penulisan, baik yang akan digunakan maupun yang bersifat pengetahuan dan

gambaran umum mengenai perparkiran. Berisi juga tentang dasar-dasar teori yang

dipergunakan dan menjadi bahan acuan

dalam penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penulisan meliputi kerangka penulisan

yang berisi langkah penelitian, bahan penelitian dan cara survei, peralatan penelitian,

waktu penelitian serta analisis data yang sesuai dengan tujuannya.

BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH STUDI

Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan fisik, kondisi lahan dan bangunan dan

kondisi perparkiran Rumah Sakit Telogorejo Semarang.

BAB V : DATA DAN ANALISA

Dalam bab ini akan dilakukan analisis data yang telah diperoleh untuk penyelesaian

permasalahan perparkiran sepeda motor di areal parkir Rumah Sakit Telogorejo

Semarang.

BAB VI : PENUTUP

Dalam bab terakhir ini akan didapatkan hasil, kesimpulan dari proses analisis data

dan beberapa alternatif penyelesaian permasalahan perparkiran di areal parkir Rumah

Sakit Telogorejo Semarang untuk kondisi saat ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perparkiran

Terdapat beberapa pengertian parkir serta hal-hal yang berkaitan dengan sistem

perpakiran, antara lain:

Menurut Dirjen Perhubungan Darat,1996 parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu

kendaraan yang tidak bersifat sementara. (Edward, 1992) ruang parkir adalah area

yang cukup luas untuk menampung suatu kendaraan dengan akses yang tidak terbatas

(tdak ada blokade) tetapi tetap mencegah adanya ruang untuk manuver kendaraan

Sedangkan jangka waktu parkir adalah lama waktu parkir satu kendaraan untuk satu

ruang parkir. (Tamin, 1997) Parkir adalah tempat khusus bagi kendaraan untuk

berhenti demi keselamatan. Sedangkan menurut (Wicaksono, 1989) parkir adalah

tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat, tempat mangkalnya atau

menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan/barang, bermotor/tidak

bermotor pada suatu tempat dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung

keadaan dan kebutuhan Dari beberapa pendapat diatas mengenai pengertian parkir

serta hal-hal yang berkaitan dengan sistem perpakiran disimpulkan bahwa parkir

yaitu keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan

ditinggalkan pengemudinya. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai

tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan

kegiatan pada suatu kurun waktu. Fasilitas parkir di badan jalan (On Street Parking)

adalah fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan. Sedangkan fasilitas parkir di
luar badan jalan (Off Street Parking) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi

jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat

parkir dan/atau gedung parkir. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk

pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir. Sedangkan jalur

gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan. Kawasan

parkir adalah kawasan atau area yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas

parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk. Sedangkan Satuan

Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (sepeda

motor penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar buka

pintu (Dirjen Perhubungan Darat,1996).

2.2 Tipe Parkir

2.2.1. Parkir Menurut Tempat

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996 tempat parkir dibedakan

menjadi :

a. Parkir di badan jalan (On Street Parking)

1) Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir.

2) Pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir.

b. Parkir di luar badan jalan (Off Street Parking)

1) Fasilitas parkir untuk umum adalah tempat yang berupa gedung parkir atau taman

parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan tersendiri.


2) Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa gedung

parkir atau taman parkir yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan

utama.

2.2.2. Status Parkir

Menurut Undang-undang Lalu Lintas No.14/1992 yang telah diberbaharui

No.22/2009 status parkir dapat dikelompokkan menjadi :

a. Parkir Umum

Parkir Umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan,lapangan

yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

b. Parkir Khusus

Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dikuasai dan

pengelolaannya diselerenggarakan oleh pihak ketiga.

c. Parkir Darurat

Parkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik yang mengggunakan

tanah-tanah, jalan ataupun lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah atau

swasta karena kegiatan insidentil.

d. Taman Parkir

Taman parkir adalah suatu area bangunan perparkiran yang dilengkapi dengan

fasilitas sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah

Daerah.

e. Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan

yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak yang mendapat ijin dari

pemerintah daerah.

2.2.3. Parkir Menurut Jenis Kepemilikan dan Pengelolaan

Menurut Undang-undang Lalu Lintas No.14/1992 yang telah diberbaharui

No.22/2009 jenis kepemilikan dan pengelolaan parkir dapat digolongkan menjadi:

a. Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh swasta.

b. Parkir yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah tetapi pengelolaannya oleh pihak

swasta.

c. Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

2.3 Survai Parkir

Beberapa cara penelitian yang tepat digunakan untuk off street parking menurut

Hobbs ( 1995 ), yaitu :

1. Cara Cordon Count, yaitu dengan mendirikan pos-pos pencatat terpisah yang

masing-masing menghitung jumlah kendaraan yang datang dan meninggalkan area

parkir dalam kurun waktu yang ditentukan. Cara ini dapat member gambaran

mengenai kebutuhan fasilitas parkir kawasan tersebut.

2. Cara Direct Interview, yaitu dengan cara mengadakan wawancara langsung kepada

pengemudi. Dalam wawancara akan diperoleh data-data meliputi :

a. Nomor registrasi kendaraan

b. Klasifikasi kendaraan

c. Waktu kendaraan masuk

d. Waktu kendaraan keluar


e. Tujuan utama parkir

f. Kondisi lokasi parkir dan data lainnya.

Dari cara penelitian menurut Hobbs ( 1995 ), penelitian ini menggunakan kedua cara

tersebut yaitu cara Cordon Count dan Direct Interview

2.4 Posisi Parkir

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat,1996 posisi parkir off street sepeda

motor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

2.4.1 Parkir kendaraan satu sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang pakir sempit, yang di tunjukan

pada gambar

Arah masuk

Gambar 2.1 Posisi parkir kendaraan satu sisi

2.4.2 Parkir kendaraan dua sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai (lebarruas >5,6 m ),

seperti yang ditunjukan pada gambar 3.2


Gambar 2.2: Pola Parkir Dua Sisi

2.4.3 Pola parkir pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.


Gambar 2.3 Pola Parkir Pulau

2.5 Satuan Ruang Parkir

2.5.1 Kebutuhan Ruang Gerak

Dalam hal ini kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir banyak dipengaruhi oleh :

1. Luas bentuk pelataran parkir


2. Dimensi ruang parkir

3. Jalur gang (jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan).

Lebar jalur gang untuk kendaraan bermotor dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Lebar Jalur Gang

Keterangan : * = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki

** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki

(Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,1996)

2.5.2 Dimensi Ruang Parkir

Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan. Dimensi

ruang parkir menurut Ditjen Perhubungan Darat dipengaruhi oleh:

1. Lebar total kendaraan

2. Panjang total kendaraan

3. Jarak bebas arah longitudinal

4. Jarak bebas arah lateral

Penentuan SRP untuk sepeda motor penumpang diklasifikasikan menjadi tiga

golongan, dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan satuan parkir sepeda motor, dapatdilihat

pada gambar 2.4

Tabel 2.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996)


Gambar 2.4: Satuan Ruang Parkir Sepeda Motor

2.6 Analisis Kebutuhan Parkir

2.6.1 Standar Kebutuhan Ruang Parkir

Standar kebutuhan ruang parkir akan berbeda-beda untuk tiap jenis tempat kegiatan.

Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan tipe pelayanan, tarify ang dikenakan,

ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat

pendapatan masyarakat. Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1996,

standar kebutuhan ruang parkir untuk rumah sakit dapat disajikan dalam Tabel 2.3

dan dapat dilihat pada Tabel 2.4 tentang ukuran kebutuhan ruang parkir di tempat-

tempat beraktifitas
Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di rumah sakit

Jumlah 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

tempat

tidur

Kebutuhan 97 100 104 111 118 132 146 160 230

SRP

(Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996 )

Tabel 2.4 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Peruntukan Satuan ruang parkir Kebutuhan ruang parkir

Pusat perdagangan

Pertokoan SRP/100 M2 luas lantai 3,5 -7,5

Pasar swalayan efektif 3,5 -7,5

Pasar SRP/100 M2 luas lantai

Pusat perkantoran efektif

Pelayanan bukan umum SRP/100 M2 luas lantai 1,5 - 3,5

Pelayanan umum efektif

Sekolah 0,7 - 1,0

Hotel SRP/100 M2 luas lantai 0,2 - 1,0

Rumah sajit efektif 0,2 - 1,3

bioskop SRP/100 M2 luas lantai 0,1 - 0,4

efektif
SRP/Mahasiswa

SRP/kamar

SRP/Tempat tidur

SRP/tempat duduk

(Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996)

2.6.2 Analisis Karakteristik Parkir

Menurut Hobbs FD (1995), Hal – hal yang diperlukan untuk survai antara lain :

a. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu area pada waktu

tertentu. Akumulasi parkir dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Akumulasi parkir = Ei - Ex ....................................................................(2.1)

Keterangan:

Ei = Entry (kendaraan yang masuk ke lokasi parkir).

Ex= Extry (kendaraan yang keluar lokasi parkir).

Jika sebelum diadakan pengamatan sudah ada kendaraan yang parkir di lokasi survai

maka jumlah kendaraan yang ada tersebut dijumlahkan dalam harga akumulasi yang

telah dibuat, dengan rumus :

Akumulasi parkir = Ei – Ex + X..............................................................(2.2)

Keterangan:

X = Jumlah kendaraan yang ada


Dari hasil yang diperoleh dibuat grafik yang menunjukkan persentase kendaraan

dalam kurva akumulasi karakteristik.

b. Durasi Parkir

Durasi parkir merupakan rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang parkir, durasi

parkir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai beikut :

Durasi parkir = Ex waktu– En waktu......................................................(2.3)

Keterangan :

Ex waktu = saat kendaraan keluar dari lokasi parkir

En waktu = saat kendaraan masuk lokasi parkir

c.Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang terlibat dalam suatu beban parkir

(kendaraan-kendaraan perperiode waktu tertentu, biasanya perhari). Volume parkir

dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan area parkir dalam

waktu satu hari dengan menggunakan rumus :

Volume parkir = Ei + X……..…………………………………............(2.4)

Keterangan :

Ei = Entry (kendaraan yang masuk lokasi)

X = Kendaraan yang sudah ada

d. Indeks Parkir

Indeks parkir adalah persentase jumlah kendaraan parkir yang menempati area parkir

dengan jumlah ruang parkir yang tersedia pada area parkir tersebut,

dengan rumus :
Akumulasi parkir
IndeksParkir = x 100% ...................................(2.5)
Ruang parkir tersedia

e. Tingkat Pergantian Parkir (Turn Over)

Turn Over parkir adalah angka yang menunjukan tingkat penggunaan ruang

parkir, dengan rumus:

volume parkir
Turn over = = ……………………….………….(2.6)
ruang parkir tersedia

2.7 Rumus-Rumus Dasar Analisis Parkir

1. Kapasitas Statis (KS)

L
KS = X ...................................................................................(2.7)

Sumber : Pignataro, L.J (1973)

Keterangan:

KS = Kapasitas statis atau jumlah ruang parkir yang ada

L = Panjang jalan efektif yang dipergunakan untuk parkir (meter)

X = Satuan Ruang Parkir (SRP) yang digunakan (m2)

Berdasarkan penggunaan rumus ini dapat diketahui penyediaan kapasitas parkir yang

akan disediakan atau yang akan ditawarkan untuk memenuhi permintaan akan ruang

parkir.

2. Kapasitas Dinamis (KD)

KS ×P
KD = ……………………………………..(2.8)
D

Sumber : Pignataro, L.J. (1973)

Keterangan:
KD = Kapasitas parkir dalam kend/jam survai (kend)

KS = Jumlah parkir yang ada (SRP)

P = Lamanya survai (jam)

D = Rata-rata durasi/ jam survai (jam)

Rumus diatas digunakan untuk mencari kapasitas dinamis ruang parkir dan

tergantung dari rata-rata durasi atau lamanya kendaraan parkir.

3. Jumlah Ruang Parkir yang Dibutuhkan

Y×D
Z= ……………………………………….(2.9)
T

Sumber : Pignataro, L.J. (1973)

Keterangan :

Z = Ruang parkir yang dibutuhkan (SRP Kendaraan)

Y = Jumlah kendaraan yang parkir dalam suatu waktu

T = Lamanya survai (jam)

D = Rata-rata durasi (jam)

4. Rumus Interpolasi

Rumus ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir di rumah

sakit berdasarkan Dirjen Perhubungan Darat, 1996 :

Y2 –Y1
A2 = Y1 + (X2−X1) × (A1 – X1 )……....................................................(2.10)
Keterangan :

X1 = Jumlah bed ke-1

X2 = Jumlah bed ke-2

Y1 = Kebutuhan SRP ke-1

Y2 = Kebutuhan SRP ke-2

A1 = Jumlah bed yang tersedia

A2 = Kebutuhan SRP yang diminta

Anda mungkin juga menyukai