Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR

1. Definisi
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan. Siti Maemunah, 2005)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000)

2.Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir


a) Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap (dibasuh) dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat penting dijaga
kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada tali pusat.
b) Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.
c) Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya sekitar 40
pernapasan permenit
d) Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5 kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan memerlukan
perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Berikan bayi ASI yang cukup.
e) Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin ada bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan secara hati-
hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua. Atau biasa juga dibiarkan sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat mandi.
f) Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman. Warna feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya.
g) Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk hari-hari pertama
payudara mengeluarkan kolostrum.

3.Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah 40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun.
11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.
13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
14) Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
- Berat badan kurang dari 2499 gram
- Organ-organ tubuh imatur
- Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
- Biasanya lebih berat dari bayi aterm
- Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
- Verniks kaseosa dibadan kurang
- Kuku-kuku panjang
- Rambut kepala agak tebal
- Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
- Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

4. APGAR SKOR
Tabel nilai APGAR
Tanda 0 1 2 Angka
Seluruh tubuh
A: Appereance color Badan merah, ...
Pucat kemerahan-
(Warna Kulit) ekstremitas biru
merahan
P: Pulse (Frekuensi Tidak ada <100 > 100 ...
jantung)
G: Grimace (Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, ...
terhadap rangsangan) mimik batuk/bersin
A: Actifity (Tonus otot) Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif ...
fleksi sedikit
R: Respirasi (Usaha Lambat/ menangis
bernafas) Tidak ada Menangis kuat ...
lemah
Jumlah total

Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak

❇ Klasifikasi nilai APGAR

a) Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3


Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg
berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilikus
b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali
c) Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9
d) Bayi normal dengan nilai Apgar 10

5. Mekanisme Kehilangan Panas


Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1. Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama bagi bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan
2. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Permukaan yang dingin akan menyerap
panas tubuh bayi
3. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh bayi yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi ynag dilahi rkan atau ditempatkan didalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas
4. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi
6. ASI (Air Susu Ibu)
~ Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
~ ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin.
~ Manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi
a) Merupakan makanan alamiah yang sempurna
b) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna
c) Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi
d) Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi (diare, batuk pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernapasan)
e) Melindungi bayi dari alergi
f) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar
g) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat, dapat diberikan kapan saja dan dimana saja
h) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi

7. Refleks Pada Bayi


Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya
terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan.
Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Refleks Walking : Bila telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada suatu tempat yang datar, maka bayi akan bereaksi seperti berjalan.
Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan
berusaha mencari puting untuk menyusu.
- Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

8. Tindakan Resusitasi Jantung Paru pada Anak / Neonatus


- Pengertian
Resusitasi adalah upaya untuk membuka jalan napas agar udara (oksigen) masuk kedalam tubuh bayi dengan cara meniupkan napas kedalam mulu t bayi dan
menggerakkan jantung dengan hati-hati (resusitasi jantung) sampai bayi bernapas spontan dan jantungnya berdenyut spontan dan teratur (Departemen
Kesehatan RI, 1995)
Resusitasi adalah usaha menghidupkan kembali dengan pernapasan buatan atau pijat dan rangsangan jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN BEDAH SESAR DI RSU GMIM “KALOORAN” AMURANG
I. Pengkajian
A. Biodata
Nama : By U. K
Umur : Neonatus 60 menit setelah lahir
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Laki- laki
Tanggal lahir : 30 Oktober 2009 jam 03.40 WITA

Nama ibu : Ny J.L


Umur : 25 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Watulambot , Tondano

Nama ayah : Tn S. K
Umur : 34 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Watulambot , Tondano

B. Riwayat kelahiran sekarang


Tanggal 30 Oktober 2009 jam 03.50 WITA lahir bayi laki-laki dengan tindakan bedah sesar dengan berat badan 3600 gram dan panjang badan 50 cm
dengan APGAR skor 9-10 ditolong olehbidan dan mahasiswa.r.
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Lingkar kepala 36 cm, tidak ada benjolan, persebaran rambut merata
2. Mata
Simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterus
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, ada lubang telinga dan ada kartilago
4. Hidung
Ada lubang hidung, terdapat mukus yang berlebihan
5. Mulut
Palatum utuh, lidah ada, refleks menghisap (+)
6 Leher
Tidak ada pembengkakan
7. Dada
Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34 cm, terlihat prosesus xipoideus
8. Abdomen
Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan, tidak kembung
9. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, terdapat Labia
10. Anus
Ada lubang anus, pengeluaran mekonium (+)
11. Punggung
Refleks melengkung batang tubuh aktif
12. Kulit
Warna merah muda, halus
13. Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap
14. Ekstremitas bawah
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap, pergerakan aktif
15. Tubuh
Tubuh menggigil

APGAR Skor
Setelah 1 Setelah 5
Tanda 0 1 2
menit menit
Badan merah,
Seluruh tubuh 2 2
Warna Kulit Pucat/ biru ekstremitas
kemerahan
biru
Frekuensi Tidak ada < 100 > 100 2 2
jantung
Reaksi Sedikit
Tidak ada Menangis, 2 2
terhadap gerakan
batuk/bersin
rangsangan mimik
Ekstremitas
Tonus Otot Lumpuh dalam fleksi Gerakan aktif 2 2
sedikit
Usaha Lambat/
bernafas Menangis
Tidak ada menangis 1 2
kuat
lemah
Jumlah 9 10

D. Pemeriksaan fisik Bayi


- Pengukuran umum
Lingkar kepala : 36 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 160 x/menit
Respirasi : 36 x/menit
Suhu badan : 36,2 o C

E. Pengelompokan Data
* Data Subjektif
-
* Data Objektif
- Terdapat air ketuban pada saluran napas
- Bayi bersin dan batuk
- Tubuh menggigil
- Suhu tubuh 36,2 0C
- Tali pusat masih basah, terdapat Luka, Panjang tali pusat 5 cm
- Akral dingin
- Pernapasan ireguler 36x/m

F. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Ds. - Bayi baru lahir Bersihan jalan
napas tak efektif
Do.- Terdapat sisa air ketuban pada saluran
napas
Dinding alveoli terbungkus oleh
- Bayi bersin dan batuk
cairan
- Pernapasan ireguler 36x/m
Merangsang sekresi surfaktan

Adanya tekanan negatif

Alveoli mengembang

Mukus dieksresikan ke jalan


napas

Tertumpuknya mukus pada saluran


napas
Ds. - Terpajan dengan lingkungan Risiko
ekstrauteri penurunan suhu
Do.: tubuh
- Tubuh menggil
Tubuh beradaptasi dengan
- Suhu badan 36,2 0C
lingkungan
- Bayi gemetar

Proses pelepasan panas yang


berlebihan

Suhu tubuh menurun


Ds Terpotong tali pusat Risiko infeksi
-
Do Luka
- Tali pusat masih basah
Jalan masuk (port d entree
- Panjang ± 5 cm
mikroorganisme

Resiko infeksi

II. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan tertumpuknya mukus pada saluran napas ditandai dengan :
Ds : -
Do :- Terdapat air ketuban pada saluran napas
-Bayi bersin dan batuk
- Pernapasan Ireguler 36x/m

2. Risiko penurunan suhu tubuh berhubungan dengan proses pelepasan panas yang berlebihan yang ditandai dengan :
Ds : -
Do : - Tubuh menggigil
- Suhu badan 36,2 C
- Akral dingin

3. Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat yang ditandai dengan :


Ds : -
Do : Tali pusat masih basah
Panjang tali pusat 5 cm
Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak efektif b/d Bersihan 1.
jalan Hisap mukus1. Untuk membantu1. Menghisap mukus yang ada S:-
tertumpuknya mukus pada saluran napas kembali pada saluran mengeluarkan mukus pada saluran napas melalui O:
napas ditandai dengan efektif dengan napas dengan cepat dan mulut dan hidung - Mukus pada saluran
Ds : - kriteria hasil : membersihkan jalan menggunakan slim suigher. pernapasan
Do : Terdapat mukus yang- Mukus pada saluran napas. 2. Mengatur posisi bayi yaitu berkurang
berlebihan pada saluran napas pernapasan 2. Posisi yang tepat dapat miring kiri dan miring kanan - Pernapasan bayi
berkurang membantu normal yaitu : 40
2. Atur posisi tidur mengeluarkan mukus x/menit
bayi yang ada pada saluran A. Masalah teratasi
pernapasan sebagian
3. Untuk mengetahui3. Mengobservasi vital sign : P. Tindakan dilanjutkan
- N :160x/menit
pernapasan bayi dan
untuk - R : 40x/menit
menentukan
intervensi berikutnya - Sb : 36,2 o C

3. Observasi vital
sign
2 Risiko penurunan suhu tubuh b/d Tidak terjadi 1. Bersikan bayi1. Membersihkan bayi dari1. Membersihkan bayi dari sisa- S.:-
proses pelepasan panas yang penurunan suhu dengan tidak kotoran yang ada di sisa lendir dan darah O. Sb. 36,4 0C
berlebihan yang ditandai dengan tubuh dengan terlalu tubuh menggunakan kain bedung A. Masalah tidak terjadi
Ds : - kriteria hasil : 2. Menghindarkan tubuh bayi danP. Pertahankan intervensi
Do : pertahankan suhu 2. Mencegah kehilangan memakaikan pakaian serta keperawatan
– Tubuh menggigil tubuh 36-37 oC 2. Keringkan tubuh panas akibat membungkus bayi dengan
– Suhu badan 36,2 0C
bayi perpindahan menggunakan selimut hangat
lingkungan 3. Memantau suhu tubuh bayi,
suhu badan 36,4 0S
4. Menempatkan bayi dalam
lingkungan hangat
3. Stabilisasi suhu
mungkin tidak terjadi 8-
3. Pantau suhu 12 jam setelah lahir
tubuh bayi 4. Mencegah kehilangan
panas melalui konduksi

4. Tempatkan bayi
dalam lingkungan
hangat
3 Risiko infeksi b/d terpotongnya tali Infeksi tidak terjadi1. Cuci tangan 1. Mencuci tangan adalah1. Mencuci tangan dengan sabun S:-
pusat yang ditandai dengan : dengan kriteria hasil sebelum merawat faktor yang penting sebelum merawat tali pusaat O:
Ds : - : tali pusat untuk melindungi bayi - tali pusat masih basa

Do : Tali pusat masih basah - tidak ada tanda- baru lahir dari infeksi - vital sign : suhu
tanda infeksi 2. Mengetahui tanda- 2. Mengkaji keadaan tali pusat, badan 36 oC, nadi :
- tali pusat kering, tanda infeksi tidak bau, tidak ada nana dan 140 x/menit, respirasi
tidak bau, tidak ada2. Kaji keadaan tali tidak ada perdarahan 40 x/menit
nana dan tidak ada pusat dari tanda- 3. Merawat tali pusat dengan gaas A : masalah teratasi
perdara tanda infeksi 3. Mencegah terjadinya alkohol setiap selesai mandi sebagian
infeksi P : lanjutkan
3. Rawat tali pusat intervensi
dengan teknik 4. Mendemonstrasikan kepada ibu keperawatan
aseptik dan 4. Meningkatkan dan keluarga cara merawat tali
antiseptik pemahaman tentang pusat dengan menggunakan
cara merawat tali pusat gaas beralkohol yang
4. Latih dan yang baik dibungkus pada tali pusat
demonstrasikan
pada ibu dan
keluarga cara
merawat tali
pusat

DAFTAR PUSTAKA

- Kamus Kedokteran Edisi V, 2008


- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Edisi II. 198
- Gunawan, Nardho. Pedoman Penunjang Kegawat – Daruratan Obstetri dan Neonatal. Jakarta. 1995
- Guyton, Artur. Buka Ajar FISIOLOGI Kedokteran. EGC. Jakarta. 1983
- Untoro, Rachmi. ASI. Depkes RI. 2005
- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. EGC. 1990
- Wiknjosastro, Gulardi.dkk. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta. 2007

Anda mungkin juga menyukai