Anda di halaman 1dari 34

Batuan Sedimen Klastik

Hendro Purnomo

TEKNIK PERTAMBANGAN STTNAS


2017
Pembagian Batuan Sedimen Berdasarkan
Proses Pembentukannya
Batuan Sedimen klastik (Detrital /clastic) – Proses
Mekanis.
Terbentuk dari butiran sedimen, yang berasal dari batuan yang
telah ada sebelumnya, kemudian tersemenkan oleh proses
diagenesa. Contoh: batupasir, konglomerat dll.

Batuan Sedimen kimiawi (Chemical sedimentary rocks) –


Proses Kimiawi
Terbentuk dari proses presipitasi/ penguapan larutan ion-ion dalam
air. Contoh gypsum, halit.

Batuan Sedimen Organik (Organic sedimentary rocks) –


Proses Organik
Terbentuk dari akumulasi bahan-bahan organik. Contoh batubara,
batugamping, dolomit.
Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik terbentuk dari proses siklus sedimentasi,


meliputi pelapukan dari batuan yang telah ada – transportasi –
sedimentasi – lithifikasi/diagenesa.

Batuan sedimen klastik terjadi karena proses mekanis oleh media


air, angin dan es (glassier). Dicirikan oleh banyaknya mineral
allogenik (mineral yang terbentuk di tempat lain), mineral
detritus dan bertekstur klastik.
Batuan sedimen klastik
dapat terbentuk dari
partikel-partikel yang telah
melalui multi siklus.

Pada setiap siklus akan


membuat batuan lebih
mature (dewasa).

Siklus pembentukan batuan sedimen klastik


Proses Pembentukan Batuan Sedimen Klastik
Fase Pembentukan Endapan
• Proses pelapukan
• Proses erosi
• Proses transportasi
• Proses pengendapan/ sedimentasi
Fase Pembentukan Batuan Sedimen Klastik
• Pemadatan (compaction)
• Pemampatan (desication), keluarnya air dari rongga-
rongga batuan
• Sementasi
• Pembatuan (lithification), membatunya endapan yang
sudah kompak
Proses Lithification
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukkan batuan sedimen :
• Jenis batuan asal (batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorfosa, batuan piroklastik)
• Stabilitas dari mineral-mineral yang ada
• Kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang
dapat ditransport ikut menentukan berapa banyak
material yang dapat/akan diendapkan

Transportasi pada pembentukkan batuan sedimen


akan menghasilkan sorting/pemilahan dan
“roundness/kebundaran”
 Proses diagenesa dapat mengubah tekstur batuan dan dapat
menyebabkan rekristalisasi.
Seri reaksi Bowen dan stabilitas mineral
Pelapukan, Transportasi,
Sedimentasi dan Litifikasi.
Intensitas pelapukan dan transport

Pelapukan

transport
Pembagian batuan sedimen berdasarkan
tekstur

• Batuan sedimen bertekstur klastik


• Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)
Batuan sedimen bertekstur klastik :

• Terdiri dari material hasil pecahan/rombakan, memperlihatkan


tekstur klastik dengan butiran fragmen berukuran mulai dari
lempung sampai bongkah.
• Memperlihatkan struktur sedimen: bedding, cross bedding,
graded bedding dll, yang dapat menunjukan lingkungan
pengendapannya.
• Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi
• Dapat dipelajari tentang sumber material (provenance),
lingkungan pengendapan/fasies, diagenesa
Komponen Dasar Klasifikasi
• Komponen komposisi pada batuan sedimen terbagi atas:
– komposisi kimia
– komposisi mineral

• Faktor yang mempengaruhi susunan komposisi:


– Besar butir: serpih/lempung (Al2O3, K3O, FeO), pasir halus
(SiO2).
– Tingkat Maturity/kedewasaan adalah keadaan batuan sedimen
klastik dibandingkan dengan batuan induknya. Tingkat maturity
didasarkan pada tekstur, dan komposisi mineral.
– Tingkat maturity terdiri dari: super mature, mature, submature
dan immature.
Makin tinggi tingkat maturitynya maka makin banyak mineral stabil
yang dikandungnya.
Tekstur Maturity
Tekstur sedimen dan komposisi mineral merefleksikan tingkat
maturity dari sedimen.
Perubahan bentuk dan ukuran butir.

Tekstur maturity naik

Tingkat pemilahan naik

Tingkat kebundaran naik

Tingkat sphericity naik


Mineral-mineral yang umum dijumpai pada
batuan sedimen klastik:
• Mneral utama:
– Kuarsa
– Felspar
– Mika
– Lempung
• Mineral ikutan/tambahan:
– Zircon
– Garnet
– Magnetit
– Tourmalin
– Piroksen
• Komposisi mineral dapat menunjukan: komposisi batuan
induk, nama batuan, mengetahui proses pembentukan,
mengetahui lingkungan pengendapan dan kepentingan
ekonomi.
Hubungan antara besar butir dan nama batuan

http://www.eos.ubc.ca/courses/eosc221/sed/sili/siligsize.html#size
Besar butir ditentukan oleh:
1.Jenis pelapukan
– Kimia – butiran halus
– Mekanis – butiran kasar
2.Jenis transportasi
3.Waktu dan jarak transportasi
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik

• Butiran (grain) : butiran klastik (yang tertransport) disebut


sebagai fragmen
• Matriks (matrix) : lebih halus dari butiran/fragmen,
diendapkan bersama-sama dengan fragmen
• Semen (cement) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen
dan matriks, diendapkan setelah fragmen dan matriks
Pemilahan (sorting) menunjukkan derajat
keseragaman antar butir
Kebundaran/roundness

• Menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran,


yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi
• Merupakan sifat permukaan dari butiran
• Disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran
Kemas/fabric

Merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi


butir dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran
tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas
dan permeabilitas batuan
• Kemas :
- Terbuka : kontak antar butiran tidak bersentuhan
- Tertutup : kontak antar butiran bersentuhan
Batupasir
Klasifikasi batupasir :

• Batupasir silisiklastik (butiran terigen)


Batupasir epiklastik : endapan yang berasal dari rombakan batuan
terdahulu akibat pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan
non-volkanik

Batupasir Voklaniklastik : terdiri dari material volkanik (hasil rombakan


maupun yang tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan
epiklastik

• Batupasir non-silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)


Batupasir :
• Tekstur : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00mm), bentuk butiran
(menyudut, membundar dll), sorting, kemas butiran (mencakup
orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan
matriks), texture maturity, porositas, permeabilitas,
struktursedimen.
• Textural maturity :
- Texturally immature sediment : matriks dominan,
sorting buruk, butiran menyudut
- Texturally mature sediment : matriks sedikit,
sortasi sedang – baik, butiran membundar tanggung
sampai membundar.
• Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, feldspar
dan mineral-mineral lainnya), matriks dan semen
Klasifikasi batupasir

• Parameter : butiran (stabil dan tidak stabil) : kuarsa,


feldspar, fragmen litik
• Matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi
batuan)
Kehadiran matriks lempung :
- Arenit (matriks < 15%)
- Wacke (matriks > 15%)
• Pembagian secara umum (Gilbert, 1982), dan (Folk,
1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose, batupasir
litik, batupasir greywacke
• Batupasir kuarsa (quartz Arenite)
• Batupasir arkose (arkoses)
• Batupasir litik (litharenite)
• Batupasir wacke (greywackes)
Konglomerat dan Breksi

• Kenampakan yang penting untuk mendeskripsi batuan ini adalah


jenis klastik yang hadir dan tekstur batuan tersebut

• Berdasarkan asal usul klastik penyusun konglomerat dan breksi :


- Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan,
banyak fragmen mudrock atau batugamping mikritik yang
dilepaskan oleh erosi atau pengawetan sepanjang garis pantai
- Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan
dan lebih tua daripada sedimen yang melingkupi cekungan
tersebut
Batuan Sedimen Klastik/Detrital Rocks

Conglomerate-
Pebbles/cobbles
Membundar baik : long transport
High-energy environments:
Beach, River
Clastic/Detrital Rocks

Breccia-
Pebbles/cobbles
Poorly-rounded: short transport
High-energy environments:
Beach, River, Fault zone

Breccia
Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik :

• Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-


macam jenis klastik yang berbeda

• Konglomerat monomik/oligomiktik : terdiri dari satu


jenis klastik
Mudrock

• Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen


yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau
– lempung, mineral lain mungkin juga hadir

• Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan


river floodplain, lake, low energy shoreline, delta,
outer marine shelf dan deep ocean basin
References

• Ehlers, E.G., Blatt, H.,1982, Petrology Igneous, Sedimentary and


Metamorphic. W.H. Freeman and Company.
• Tim Horner, CSU Geology Department.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai