Anda di halaman 1dari 15

Step 1

- BTA: singkatan dari bakteri tahan asam , contohnya penyebab dari peny. TBC (m.
Tuberculosis, dan m. Leprae (pada manusia), bovis( hewan)
- BCG: basilus caumelte guanin, vaksin yg dibuat dari mikobakterium bovis, yg dibiakan 1-2 th

Step 2

1. Apa yg menyebabkan pasien mengalami batuk berdahak disertai darah, penurunan nafsu
makan, penurunan bb, keringan malam hari?
2. Mengapa pemeriksaan fisik ditemukan keredupan dan ronki basah di apex paru?
3. Mengapa dilakukan 3x pemeriksaan BTA?
4. Apa dd dan diagnosis dari skenario?
5. Bagaimana etiologi dari skenario?
6. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi ?
7. Bagaimana penularan dari penyakit tsb?
8. Bagaimana mencegah penularan penyakit pada skenario?
9. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit tsb ?
10. Apa komplikasi dari skenario?
11. Apa saja pemeriksaan pemeriksaan fisik dan penunjang?
12. Apa saja penatalaksanaan dari skenario?

Step 3
1. Apa yg menyebabkan pasien mengalami batuk berdahak disertai darah, penurunan nafsu
makan, penurunan bb, keringan malam hari?
- Batuk berdahak disertai darah: infeksi dari bakteri bisa menyerang perdarahan di bronkus
dan pulmo, dan menimbulkan iritasi reflek batuk, sehingga bisa timbul batuk berdahak
Timbul stlh infeksi primer: infeksi pertama kali yg terkena ke tubuh, karna terjadi respon
imun, jadi terjadi inflamasi, tubuh mengenali infeksi. Ketika stlh imunistas terbentuk kuman
TB dihentikan proliferasi, di hancurkan, timbul klasifikasi di jar. Pru terjadi kalsifikasi, terjadi
eksudasi, cairan eksudadi penumpukan.nekrosis meninbilkan pengikisan pemb. Darah,
pankrem mengalami nekrosis timbul perdarahan karna pemb. Darah di dlm parenkim paru
rusak, lalu bocor, perdarahan mengalami batuk berdarah.
- Penurunan nafsu makan: sama dari infeksi, timbul inflamasi bisa mengeluarkan IL masuk
kesirkulasi, bisa masuk jga ke hemato esenpalic barier. Sehingga bisa interraksi dgn
hipotalamus, hipotalamus bsa produksi prostaglandin, prostraglandin bisa stimulasi
hipotalamus, hipotalamus ada 2 nukleus, ada ventromedial(pusat kenyang), dan lateralis
(pusat laper). Prostaglandin bisa stimulasi ventromedian (efeknya kenyang trus) jadi nafsu
makan menurun.
- BB turun:Ada hub. Dgn ventromedial (pusat kenyang) Mengalami peningkatan metabolisme
tubuh, karna adanya peningkatan dari energi yg metabolik, efek sampingnya bisa mengalami
penurunan BB
- Keringan mlm hari: dari infeksi , aktivasi makrofag, TNF alfa, respon dari TF alfa dikeluarkan
makrofag bereaksi untuk membashi bakteri infesius, bisa dikeluarkan berlebihan( demam
dan keringan mlm,karakteristik dari TB)
- BMR: tubuh metabolisme meningkat, baik dlm aktifitas maupun istirahat. Jadi malam hari
tubuh bisa mengeluarkan keringat.
2. Mengapa pemeriksaan fisik ditemukan keredupan dan ronki basah di apex paru(ciri kuman
dari TB)?
Apex paru (di lobus atas).Dari sifat bakteri TB suka o2, karna dareah apex kadar o2 lbh tinggi,
jadi bakteri suka berkembang di paru atas, terjadi eksudat terjadi ronksi basah dan
terdengar redup.
3. Mengapa dilakukan 3x pemeriksaan BTA?
Alur penegakkan: pasien punya resiko mengalami BTA, pada pemeriksaan
Untuk memastika pasien terkena Tb sebagai berikut:
Pagi hari’: diakukan sblm melakukan makan,minum dan aktivitas. (paling baik)
Pasien diminta berkumur , lalu tarik nafas kuat dan batuk pertama mengeluarkan sputum
Sewaktu : saat pasien dtng
Pagi: ketika blm melakukan aktv
Sewaktu: kapan saja, minimal 2 hari
4. Apa hub pasien dengan teman yg punya peny. Yg sama?
Bakteri yg ada penularannya bisa lewat sal. Pernafasan :melalui udara, terjadi inflamasi
droplet (bakteri kuman basil tuberkal yg terinfeksi. mekanismenya, sal. Pencernaan dan luka
terbuka pada kulit,
Basil tuberkel masuk melaui udara  - basil yg lbj bsr cenderung bertahan di sal. Hidung
sampai cabang besar bronkus
Karena cara penularan (airway droplet) bisa masuk ke orang lain yg kondisi sehat, bisa
menimbulkan peradangan, dan bisa terkena
5. Apa hubungan BCG dgn penyakit skrng (transmisi dan penularan penyk.) ?
Dari kecil sudah dapat imunisasi BCG, jika ada serangan 1 masuk pasti sel T punya sel T
memory punya sel pertahanan, jika tdk dapat BGC otomats akan menilbulkan resiko
penyakit, mekanismenya hipersensitivitas tipe 4 (lambat)
Imunisasi tdk mencegah tapi menurangi TB, TB berat ada miningitis, tb Milier. Saat dilakukan
imunisasi, ada efek samping reaksi imun (demam) normal. Lokasi penyuntikan (terbentuk
pustul, indurasi dari penyuktiakn), pustul akan pecah dan terjadi bekas, menimbulkan jar.
Parut. Pemberain BCG dabawh usia 3 bulan, optimalnya 2 bulan.
Ketika tdk dapan imunitas BCG tdk dpat imunitas memory, hanya menyerang imunitas lini 1
(makrofag) lipid mengandung asam mikolat, mencegah fagolisoson, bakteri berkembang dlm
makrofag, selama proses nya imunitas seluler (waktu 10 minggu) , proliferasi dari bakteri
mikrobakterium. Jadi orang yg punya imunitas BCG lbh aman
Jika diberikan stlh 3 bulan dilakukan tas tuberkulin terlebih dahulu
Bayi di imunitas BCG mendapat kekebalan.
6. Apa dd dan diagnosis dari skenario?
Dd
- Tb paru: primer (ada suatu bentuk peny, yg blm terpajan pada pasien /1, ) sekunder (penyk.
Yg muncul pada penjamu yg sblm nya sudah ada)
- Pneumoni : karena waktu px fisik di temuka ronki basah halus , di foto roncgen terdapat
infiltrat dikedua lapang rapu,
- Tb paru: samasama ronki basah halus,
- Pleuritis eksudatif: bakteri suka di apex paru, ketika bakteri sdg di pleura , pleura akan
menghasilkan cairan pleura. Bakterinya sama yg lainnya.
Diagnosis: tb paru
7. Bagaimana etiologi dan faktor resika dari skenario?
- Karena infeksi bakteri
- Negara maju tb jarang terjadi
- Asia sering terkena
- udara
Faktor resiko:
- Lingkungan:ventilasi bakteri (suhu rendah)
- Blm mendapat imunisasi BCG
- Orang yg pernah terinfeksi TB
- Rokok: merusak mikrosilia
- Sosial ekonomi: pendidikan, asupan makanan, nutrisi
- Alkohol: penuruna daya tahan tubuh
- Narkoba: orang yg terkena HIV, predileksi TB
- Penggunaan terapi kortikosterois jangka panjang
8. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi ?
- Patogenesis:
- Patofisiologi:
Penyebaran hematogen,
Limfogen,
Limfohematogen,
9. Bagaimana mencegah penularan penyakit pada skenario?
- Primer: orang yg blm terkena, mingkatkan daya tahan tubuh, melakukan imunisasi BCG,
menjaga kebersihan lingkungan.
- Sekunder: case finding, dilakukan px foto thorak scr masal/ px tes mountoux
- Tersier: membuat strategi penyembuhan tb paru dgn pemberian paduan obat efektif dgn
konsep DOTS, penderita dgn insialdrugresisten yg tinggi terhadap INH diberi obat etambutol
- Pengobatan teratur 9-12 bln
- Penggunaan alat pelindung diri.
- Alat’’ pribadi disendirikan, tempat tidur di jemur setiap hari,
10. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit tsb ?
a. Batuk darah
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus  membuang produk2 radang luar
b. Sesak nafas
Ringan  blm terasa
Terasa saat lebih lanjut yang infiltrasinya meliputi setengah bagian paru2
c. Nyeri dada
Jarang ditemukan
Apabila infiltrasi radang sudah mengenai pleura  pleuritis
d. Malaise
Bersifat radang menahun
Ditemukan berupa : anoreksia, bb menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot
e. Demam
Sub febris
11. Apa komplikasi dari skenario?

12. Apa saja pemeriksaan pemeriksaan fisik dan penunjang?


13. Apa saja penatalaksanaan dari skenario?
14. Terkain dgn efek samping, mnotoringnya apa saaja?
15. Klasifikasi penyk. Dan tipe penderita tb?
Klasifikasi berdasarkan status HIV1
 Kasus TB dengan HIV positif adalah kasus TB konfirmasi bakteriologis atau klinis
yang memiliki hasil positif untuk tes infeksi HIV yang dilakukan pada saat ditegakkan
diagnosis TB atau memiliki bukti dokumentasi bahwa pasien telah terdaftar di
register HIV atau obat antiretroviral (ARV) atau praterapi ARV.

 Kasus TB dengan HIV negatif adalah kasus TB konfirmasi bakteriologis atau klinis
yang memiliki hasil negatif untuk tes HIV yang dilakukan pada saat ditegakkan
diagnosis TB. Bila pasien ini diketahui HIV positif di kemudian hari harus disesuaikan
klasifikasinya.

 Kasus TB dengan status HIV tidak diketahui adalah kasus TB konfirmasi bakteriologis
atau klinis yang tidak memiliki hasil tes HIV dan tidak memiliki bukti dokumentasi
telah terdaftar dalam register HIV. Bila pasien ini diketahui HIV positif dikemudian
hari harus disesuaikan klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis dan uji resistensi obat
Semua pasien suspek / presumtif TB harus dilakukan pemeriksaan bakteriologis untuk
mengkonfirmasi penyakit TB. Pemeriksaan bakteriologis merujuk pada pemeriksaan apusan
dahak atau spesimen lain atau identifikasi M. tuberculosis berdasarkan biakan atau metode
diagnostik cepat yang telah mendapat rekomendasi WHO (Xpert MTB/RIF).
(+) Pada wilayah dengan laboratorium jaminan mutu eksternal, kasus TB paru dikatakan
apusan dahak positif berdasarkan terdapatnya paling sedikit hasil pemeriksaan apusan
dahak BTA positif pada satu spesimen pada saat mulai pengobatan. Pada daerah tanpa
laboratorium dengan jaminan mutu eksternal maka definisi kasus TB apusan dahak positif
bila paling sedikit terdapat dua spesimen pada pemeriksaan apusan dahak adalah BTA
positif.
(-) Kasus TB paru apusan negatif adalah:
1. Hasil pemeriksaan apusan dahak BTA negatif tetapi biakan positif untuk M. tuberculosis
2. Memenuhi kriteria diagnostik berikut ini:
 keputusan oleh klinisi untuk mengobati dengan terapi antiTB lengkap; DAN
 temuan radiologis sesuai dengan TB paru aktif DAN:
o terdapat bukti kuat berdasarkan laboratorium atau manifestasi klinis; ATAU
o bila HIV negatif (atau status HIV tidak diketahui tetapi tinggal di daerah
dengan prevalens HIV rendah),tidak respons dengan antibiotik spektrum luas
(di luar OAT dan fluorokuinolon dan aminoglikosida).
Kasus TB paru tanpa pemeriksaan apusan dahak tidak diklasifikasikan apusan negatif tetapi
dituliskan sebagai “apusan tidak dilakukan”.

Anda mungkin juga menyukai