Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FADHIL AKROM

NPM :
NAMA : SATRYIA CIK ILHAM HAKIKI
NPM :

PRINSIP-PRINSIP SILOGISME
Silogisme sebagai prosedur penalaran menurunkan konklusi yang benar atas dasar premis yang benar.
Mengapa di dalam silogisme itu kalau premisnya benar, konklusinya juga harus benar ?
Sebabnya karena prosedur silogisme itu mempunyai dasar yang berupa proposi-proposi asasi yang jelas
dengan sendirinya self evildent sehingga tidak dapat dibantah.

Dasar-dasar itu disebut asas-asas atau prinsip-prinsip silogisme.


Prinsip-prinsip silogisme menurut Soekadijo (1988) ada dua yakni:
1. Prinsip persamaan (principium convientiae; the principle of convenience).
Prinsip ini mengatakan bahwa dua hal adalah sama, kalau kedua-duanya sama dengan hal
ketiga. S = M = P, jadi S = P
2. Prinsip perbedaan (principium discrepantiae; the principle of convenience).
Prinsip ini mengatakan bahawa dua hal itu berbeda yang satu dengan yang lainnya kalau yang
satu sama dengan hal yang ke tiga, sedangkan yang lain tidak. S = M ≠ P, jadi S ≠ P.
Apabila silogisme itu tidak memenuhi kedua prinsip tersebut, maka kebenaran konklusi silogisme
tidak dapat dipastikan.

Dua Prinsip Penerapan Silogisme


Kedua prinsip penerapan itu sebagaimana dikemukakan Sukedijo (1988) yaitu:
1. Prinsip distribusi (dictum de omni).
Bahwa apa yang berlaku secara distributif untuk suatu kelas, yaitu berlaku ....... untuk semua
dan masing-masing anggotanya, berlaku tiap-tiap anggotanya masing-masing.
Contoh:
“Semua pahlawan adalah orang yang berjasa.”
Kartini adalah pahlawan” (Kartini adalah anggota kelas pahlawan).
Jadi, Kartini adalah seorang yang berjasa (orang berjasa berlaku untuk Kartini).
2. Prinsip distribusi negatif (dictum de nullo).
Bahwa apa yang diingkari tentang suatu kelas secara distributif, juga diingkari pada tiap-tiap
anggotanya masing-masing.
Contoh:
“Toyota bukan sedan bermesin disel.” (term sedan bermesin disel diingkari .......oleh Toyota
secara distributif). “Mobil Adam itu adalah sebuah Toyota”
(Mobil Adam adalah anggota kelas Toyota)
Jadi, mobil Adam itu bukan sedan bermesin disel (sedan bermesin disel juga diingkari pada
mobil Adam).

Asas-Asas Penalaran (firs principle: frima principia).


Asas-asas penalaran (firs principle: frima principia) terdiri dari tiga asas yaitu:
1. Asas indentitas (the principle of indentity; principium indentitatis)
Yakni segala sesuatu itu indentik dengan dirinya sendiri, A = A.
2. Asas kontradiksi (the principle of contradiction; principium contradictionis)
Yakni tidak ada sesuatu sifat tertentu. Tidak mungkin A = B (A sama dengan B) dan sekaligus
A ≠ B. (A tidak sama dengan B).
3. Asas tiada jalan tengah (the principle of excluded middle; princium exclusi tertii)
Yakni sesuatu pasti memiliki atau tidak memiliki sifat tertentu, A = B atau A ≠ B, tidak ada
kemungkinan lain.
Refrensi:
Buku Logika pengarang Karomani, hal 87-88.

Anda mungkin juga menyukai