Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu bahan pangan yang
penting di Indonesia karena jagung merupakan sumber karbohi-drat kedua
setelah beras. Di samping itu, jagung juga merupakan bahan baku industri
dan pakan ternak. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi
meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk kebutuhan pakan
ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun (Roesmarkam
dan Yuwono, 2002).
Seperti tanaman lain, jagung juga memer-lukan unsur hara untuk
kelangsungan hidup-nya. Unsur hara tersebut terdiri dari C, H, O, N, P, K,
Ca, Mg, S, Fe, B, Cu, Zn, Mo, Mn, Cl, Si, Na, dan Co (Salisbury dan Ross,
1992). Unsur hara tersebut berasal dari pela-pukan batuan dalam tanah.
Namun, kemam-puan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman
sangat terbatas karena mikro-organisme yang berperan dalam proses
pelapukan tersebut jumlahnya berbeda antara jenis dan lapisan tanah satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, pemupukan merupakan salah satu cara
untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan
dapat meningkatkan hasil panen jagung baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Hal ini dise-babkan pemupukan dapat meningkatkan ke-
tersediaan unsur hara, kesehatan tanaman dan menekan perkembangan
penyakit (Prahasta, 2009). Pupuk yang biasa digunakan untuk tanaman
jagung ialah pupuk organik (contoh-nya pupuk kandang dan pupuk kompos)
maupun pupuk anorga-nik (contohnya pupuk urea, pupuk KCL dan pupuk
TSP).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada jagung adalah media tanamnya yaitu, tanah. Di
lingkungan kita terdapat banyak jenis tanah, di antaranya tanah humus,

1
2

tanah pasir, tanah liat, tanah vulkanik, tanah mineral, tanah kapur, dan
sebagainya.
Pada praktikum ini jenis tanah yang digunakan adalah tanah mineral, tanah
gambut, dan tanah pasir dengan pemberian amileoran pupuk urea, TSP, dan
KCL pada masing-masing jenis tanah tersebut.
Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman
adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah masam memberikan
pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai
rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu dilakukan usaha pemberian
kapur kedalam tanah. Kapur yang digunakan untuk pengapuran tanah
adalah kapur pertanian yang berupa bahan alamiah yang mengandung
senyawa Kalsium (Ca) atau Magnesium (Mg). Kapur pertanian dapat
berupa kapur tohor, kapur tembok, kapur karbonat (kalsit dolomit), kulit
kerang dan terak baja.

B. Tujuan
Praktikum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman ditinjau dari aspek media tumbuh (
tanah mineral, gambut, dan pasir ) dan ketersediaan unsur hara bagi
tanaman.
3

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu : 10 Oktober 2016 – 19 Desember 2016
Tempat : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Plastik polibag ukuran 40 x 50 cm
2. Timbangan
3. Cangkul
4. Ayakan
5. Karung

Bahan :

1. Tanah Mineral, Gambut, Pasir


2. Kapur
3. Pupuk, Urea (N), TSP (P), KCL (K), Kompos
4. Benih Jagung

C. Prosedur Kerja
1. Persiapkan media tanam berupa tanah mineral, gambut, dan pasir yang
telah dihaluskan (diayak) (kecuali pasir) masing-masing seberat 10 kg.
2. Timbang pupuk Urea, TSP, dan KCL sesuai dengan dosis yang telah
ditetapkan
3. Timbang kapur sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan
4. Campurkan media tumbuh dengan kapur yang telah ditimbang sesuai
dengan dosis yang telah ditetapkan
5. Biarkan media tersebut kurang lebih 1 (satu) minggu untuk dilakukan
inkubasi

3
4

6. Setelah dilakukan inkubasi, campurkan media tumbuh yang telah


tercampur dengan kapur (cara ke 4) tersebut dengan pupuk yang telah
ditimbang dengan dosis yang telah ditetapkan
7. Setelah itu media yang telah siap dimasukkan kembali ke dalam polibag
dan disiram sampai keadaan kapasitas lapang (lambab)
8. Tutup kembali media tumbuh, biarkan sampai keesokan harinya untuk
dilakukan penanaman benih
9. Tanam benih jagung pada masing-masing polibag sebanyak 3 benih
dengan pola sejajar (usahakan ada benih yang ditanam pada posisi
ditengah polibag) dengan kedalaman ± 5-7 cm
10. Tutup kembali lobang tanam dengan meddia yang agak ringan agar
tidak menghambat keluarnya bakal tunas/kecambah dari dalam tanah
11. Setelah kurang labih satu minnggu tanaman mulai tumbuh, usahakan
tanaman terkena matahari agar tidak terjadi etiolai pada tanaman
12. Amati dan ukur tinggi dan jumlah daun pada tanaman
13. Apabila terdapat tanaman yang mati dilakukan penyulaman pada umur
tanaman kurang dari 2 minggu
14. Setelah berumur sekitar ± 3 minggu pilih salah satu tanaman yang
tumbuhnya baik untuk dijadikan objek utama pengukuran
15. Lakukan pengukuran tinggi tanaman setiap harinya sekalian dilakukan
penyiraman dan perawatan
5

D. Metode Perlakuan
Dosis Kebutuhan Pemberian Amelioran perPerlakuan
Jenis Tanah Perlakuan Kapur (g) Urea (g) TSP (g) KCL (g)
P0 80 0 0 0
P1 80 - 6 2
MINERAL P2 80 8 - 2
P3 80 8 6 -
P4 80 8 6 2

P0 80 0 0 0
P1 80 - 6 2
GAMBUT P2 80 8 - 2
P3 80 8 6 -
P4 80 8 6 2

P0 80 0 0 0
P1 80 - 6 2
PASIR P2 80 8 - 2
P3 80 8 6 -
P4 80 8 6 2

Dosis Kebutuhan Pemberian Amelioran perPerlakuan kelompok IV

Jenis Tanah Perlakuan Kapur (g) Urea (g) TSP (g) KCL (g)
MINERAL P1 80 - 6 2
GAMBUT P3 80 8 6 -
PASIR P4 80 8 6 2
6

E. Parameter Pengamatan
Adapun Pengamatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman ( Setiap Hari )
2. Jumlah Daun ( Setiap Hari )
3. PH Tanah ( Awal, Setelah Inkubasi, dan Akhir Praktikum )
7

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Data Praktikum


1. Data per Kelompok
a. Tinggi Tanaman
Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman (TT) diukur setiap
minggu, pengukuran dimulai pada minggu ke-3

Rata-Rata Tinggi Tanaman


Jenis Tanah Perlakuan
M1 M2 M3 M4
MINERAL P1 60,55 27,11 20,32 0
GAMBUT P3 58,67 23,41 31,17 31,08
PASIR P4 23,94 21,77 17,35 1,74

Tabel 1.1 tinggi tanaman jagung selama 4 minggu dengan


jenis tanah dan perlakuan berbeda.

70
60
50
40
30
20
10
0
M1 M2 M3 M4

MINERAL P1 GAMBUT P3 PASIR P4

Gambar 1.2 Grafik tinggi tanaman jagung selama 4 minggu


dengan jenis tanah dan perlakuan berbeda.

7
8

b. Jumlah Daun
Rata-rata jumlah daun (JD) dihitung setiap hari, penghitungan
dimulai pada minggu ke-3

Rata-Rata Jumlah Daun


Jenis Tanah Perlakuan
M1 M2 M3 M4
MINERAL P1 2,85 2 0,57 0
GAMBUT P3 7,57 2,85 2,14 1,57
PASIR P4 2,71 1,42 0,71 0,14

Tabel 2.1 jumlah daun tanaman jagung selama 4 minggu


dengan jenis tanah dan perlakuan berbeda.

8
7
6
5
4
3
2
1
0
M1 M2 M3 M4

MINERAL P1 GAMBUT P3 PASIR P4

Gambar 2.2 Grafik jumlah daun jagung selama 4 minggu


dengan jenis tanah dan perlakuan berbeda.
9

2. Data per Kelas


- TANAH MINERAL

Rata Rata Tinggi Tanaman Dan Jumlah Daun Tanaman Jagung


Tabel 3.1
tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) per
T. Batang / J. minggu
Perlakuan
Daun Minggu Minggu minggu ke- minggu ke-
ke-1 ke-2 3 4
tinggi batang 60,55 35,54 30,6 4,71
P0
jumlah daun 6,55 2,85 1,71 0,14
tinggi batang 42,34 27,11 20,32 0
P1
jumlah daun 2,85 2 0,57 0
tinggi batang 39,31 19,81 21,35 7,85
P2
jumlah daun 6,42 3,71 3,28 0,71
tinggi batang 15,27 19,51 21,94 0
P3
jumlah daun 2,72 2 1,74 0
tinggi batang 1 24,92 24,81 3,14
P4
jumlah daun 0,42 1,85 1,71 0,28

Gambar 3.2

Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman


jagung
tinggi tanaman dan jumlah daun

70
P0 tinggi batang
60
P0 jumlah daun
50
P1 tinggi batang
40
P1 jumlah daun
30
P2 tinggi batang
20
P2 jumlah daun
10
P3 tinggi batang
0
P3 jumlah daun
1 2 3 4
P4 tinggi batang
Waktu Pengukuran perminggu
10

- TANAH GAMBUT

Rata rata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung


Tabel 4.1
tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) per
T. Batang / J. minggu
Perlakuan
Daun minggu ke- minggu ke- minggu ke-
minggu ke-4
1 2 3
tinggi batang 41,51 50,12 58,34 64,71
P0
jumlah daun 6,28 6,14 5,57 5,86
tinggi batang 48,18 42,2 52,84 64,47
P1
jumlah daun 7,28 5,42 4,71 5
tinggi batang 66,74 36,67 43,85 51,35
P2
jumlah daun 6,28 3,14 4,42 4,28
tinggi batang 58,67 23,41 31,17 31,08
P3
jumlah daun 7,57 2,85 2,14 1,57
tinggi batang 42,24 32,68 39,97 51,22
P4
jumlah daun 6,57 3,28 5 4,42

Gambar 4.2

Rata rata tinggi tanaman dan jumlah daun


80
P0 tinggi batang
tinggi tanaman dan jumlah daun

70
P0 jumlah daun
60
P1 tinggi batang
50
P1 jumlah daun
40
P2 tinggi batang
30
P2 jumlah daun
20
P3 tinggi batang
10
P3 jumlah daun
0
1 2 3 4 P4 tinggi batang
Waktu Pengukuran perminggu P4 jumlah daun
11

- TANAH PASIR

Rata rata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung


Tabel 5.1
tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) per
T. Batang / J. minggu
Perlakuan
Daun Minggu minggu ke- minggu ke-
minggu ke-4
ke-1 2 3
tinggi batang 71,97 35,58 39,55 33,97
P0
jumlah daun 7,57 3,42 3 2
tinggi batang 81,52 43,61 40,77 39,5
P1
jumlah daun 5,42 2,42 2,14 1,42
tinggi batang 36,16 32,98 42,51 44,04
P2
jumlah daun 5,71 3 3 3
tinggi batang 28,32 34,94 40,14 37,03
P3
jumlah daun 3,57 3 3,28 1,57
tinggi batang 23,94 21,77 17,35 1,74
P4
jumlah daun 2,71 1,42 0,71 0,14

Gambar 5.2

Rata rata tinggi tanaman dan jumlah daun


90
P0 tinggi batang
tinggi tanaman dan jumlah daun

80
70 P0 jumlah daun
60 P1 tinggi batang
50 P1 jumlah daun
40 P2 tinggi batang
30 P2 jumlah daun
20
P3 tinggi batang
10
P3 jumlah daun
0
1 2 3 4 P4 tinggi batang
Waktu Pengukuran perminggu P4 jumlah daun
12

B. Pembahasan

1. Data per Kelompok


a. Tinggi Tanaman
Salah satu parameter yang diukur pada praktikum ini adalah
tinggi tanaman. Tinggi tanaman dihitung dari pangkal batang
hingga ujung daun terpanjang terakhir sebelum bunga. Tinggi
tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai
indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk mengukur
pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan karena tinggi
tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah
dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995).
Hasil rerata tinggi tanaman jagung pada akhir pengamatan
(minggu ke-4 setelah tanam) disajikan pada Tabel 1.1 . Hasil
analisis pertumbuhan tinggi tanaman jagung pada semua jenis
perlakuan nampak bervariasi. Perbedaan media tanam berupa tanah
pasir, tanah gambut dan tanah mineral dengan perlakuan berbeda
tiap jenis tanahnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi
jagung, rerata tinggi tanaman pada semua jenis tanah pada minggu
pertama sampai minggu terakhir menunjukkan penurunan yang
sangat drastis contohnya pada jenis tanah mineral dengan
perlakuan P1 rerata tinggi tanaman pada minggu pertama sebesar
60,55 dan minggu ke empat sebesar 0 (tanaman mengalami
kematian). Pada jenis tanah gambut tidak menunjukkan penurunan
yang sangat drastis dan dapat disimpulkan bahwa rerata yang
paling tinggi padda jenis tanah gambut dengan perlakuan P3.

b. Jumlah Daun
Parameter pertumbuhan vegetatif kedua yang diamati ialah
jumlah daun. Pengamatan jumlah daun sangat diperlukan karena
13

selain sebagai indikator pertumbuhan parameter jumlah daun juga


diperlukan sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses
pertumbuhan yang terjadi. Hasil rerata jumlah daun tanaman jagung
pada akhir pengamatan (minggu ke-4 setelah tanam) disajikan pada
Tabel 2.1.
Hasil analisis jumlah daun tanaman jagung pada semua
jenis perlakuan nampak tidak begitu jauh berbeda. Perbedaan media
tanam berupa pasir, gambut dan mineral dengan perlakuan tertentu
berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman jagung, di mana rerata
jumlah daun tanaman jagung pada tanah gambut dengan perlakuan
P3 lebih tinggi daripada tanah pasir dan mineral. Diduga tingginya
kadar unsur hara yang terdapat pada tanah gambut tersebut dapat
memacu aktivitas hormonal dalam pembentukan daun. Goldsworthy
dan Fisher (1992) menyatakan bahwa pembentukan daun
dipengaruhi oleh banyak rangsangan hormonal.
2. Data per Kelas
Berdasarkan pada tabel 3.1 menunjukkan pada minggu ke1
sampai ke 4 terlihat perbedaan pertumbuhan tanaman pada perlakuan
P0, P1, P2, P3, P4 . rerata paling tinggi pada perlakuan P2, sedangkan
pada perlakuan P1 dan P3 tanaman mengalamai penurunan sampai
mengalami kematian.
Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan pada minggu ke1
sampai ke4 terlihat perbedaan pertumbuhan tanaman pada perlakuan
P0, P1, P2, P3, P4. Rerata paling tinggi pada perlakuan P0 dan rerata
paling rendah pada perlakuan P3 . pada jenis tanah gambut ini terlihat
pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan dengan jenis tanah
mineral.
Berdasarkan pada tabel 5.1 menunjukkan pada minggu ke1
sampai minggu ke4 terlihat perbedaan pertumbuhan tanaman pada
perlakuan P0, P1, P2, P3, P4. Rerata paling tinggi pada perlakuan P2
dan rerata paling rendah P4 .
14

Panjang batang tanaman akan mempengaruhi jumlah ruas


batang yang menjadi tempat keluarnya daun, sehingga jika tanaman
mempunyai ukuran batang yang panjang maka jumlah daun tanaman
itu juga lebih banyak yang akan berkaitan dengan proses asimilasi
tanaman (Sintia, 2011). Semakin banyak jumlah daun pada suatu
tanaman maka semakin banyak pula cahaya yang terserap oleh
tanaman untuk proses fotosintesis, sehingga sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Gardneret al.,
1985).
15

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan diatas adalah :
Jagung yang ditanam pada tanah gambut memiliki pertumbuhan yang lebih
baik dan berbeda signifikan dibandingkan tanah mineral dan tanah pasir .
Panjang batang tanaman akan mempengaruhi jumlah ruas batang yang
menjadi tempat keluarnya daun, sehingga jika tanaman mempunyai ukuran
batang yang panjang maka jumlah daun tanaman itu juga lebih banyak yang
akan berkaitan dengan proses asimilasi tanaman (Sintia, 2011).
B. Saran
Disarankan untuk melakukan pengamatan lanjutan tentang praktikum ini
dan lebih diperhatikan perawatan setelah tanam agar dapat melihat produksi
tanaman jagung yang lebih tinggi, serta dapat menemukan solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah yang terjadi pada praktikum ini, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

www.repository.unib.ac.id/10390/1/IV,V,LAMP,III-14-fer-FP.pdf

diakses pada tanggal 5 Januari 2017

www.digilib.iain-palangkaraya.ac.id/187/3/BAB%20II%20RD.pdf

diakses pada tanggal 5 Januari 2017

Diah Ekowati and Mochamad Nasir.2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea


Mays L.) Varietas Bisi-2 Pada Pasir Reject Dan Pasir Asli Di Pantai Trisik
Kulonprogo (The Growth Of Maize Crop (Zea Mays L.) Bisi-2 Variety On
Rejected And Non Rejected Sand At Pantai Trisik Kulon Progo). J. MANUSIA
DAN LINGKUNGAN, Vol. 18, No.3, Nov. 2011: 220 – 231.
Diambil dari :
http://pslh.ugm.ac.id/id/wp-content/uploads/18-3.8-Diah-Ekowati.pdf
(5 Januari 2017 )
17

LAMPIRAN

Rata-rata pH tanah perkelas

Suhu (oC ) dan pH tanah


Jenis 17/10/2016 24/10/2016 28/11/2016 04/12/2016
tanah Sebelum Setelah waktu setelah
inkubasi inkubasi tanam praktikum
Gambut 20,39 23,14 29,5 28,5
PMK 25,53 37,13 34,5 33
Pasir 37,23 42,55 32,5 34,5

Gambar pada saat pengukuran

16
17

Anda mungkin juga menyukai