PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan membahas tentang “Definisi Pembelajaran Pemecahan
Masalah Matematika Menurut Para Ahli”.
C. Tujuan
Dapat memahami definisi pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus
dilakukan yaitu :
2
diketahui? Apakah kondisi itu tidak memadai? Ataukah berlebih-lebihan? Apakah
kontradiktif? Tuliskan hal-hal itu, bila perlu buatlah gambar, gunakan simbol, atau
lambang yang sesuai;
b. Merencanakan pemecahannya (devising a plan) yakni, menemukan hubungan
antara data dengan hal-hal yang belum diketahui atau mengaitkan hal-hal yang
mirip secara analogidengan masalah. Apakah pernah mengalami masalah yang
mirip? Apakah mengetahui masalah yang berkaitan? Teorema apa yang dapat
digunakan? Apakah ada pola yang dapat digunakan?
c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, yakni menjalankan
rencana untuk menemukan solusi, melakukan dan memeriksa setiap langkah
apakah sudah benar, bagaimana membuktikan bahwa perhitungan, langkah-
langkah dan prosedur sudah benar.
d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back) yakni, melakukan
pemeriksaan kembali terhadap proses dan solusi yang dibuat untuk memastikan
bahwa cara itu sudah baik dan benar. Selain itu untuk mencari apakah dapat dibuat
generalisasi untuk menyelesaikan masalah yang sama, menelaah untuk
pendalaman atau mencari kemungkinan adanya penyelesaian lain.
3
5. Menurut Sumarmo (Firdaus, 2009)
Sumarmo (Firdaus, 2009) mengartikan pemecahan masalah sebagai kegiatan
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika
dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan atau menciptakan atau
menguji konjektur. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan Sumarmo tersebut, dalam
pemecahan masalah matematika tampak adanya kegiatan pengembangan daya matematika
(mathematical power) terhadap siswa.
4
7. Menurut Hudoyo (1929:165)
Hudoyo (1929:165) mengatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu hal
yang esensial dalam pembelajaran matematika sebab:
a. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan, kemudian
menganalisanya dan akhirnya meneliti hailnya.
b. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam, merupakan masalah intrinsik bagi
siswa.
c. Potensi intelektual siswa meningkat.
d. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan
penemuan.
5
11. Menurut Branca (Firdaus, 2009)
Branca (Firdaus, 2009), menyatakan bahwa, pemecahan masalah merupakan bagian
kurikulum dari matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin (Choto, 2010).
Pentingnya kemampuan penyelesaian masalah oleh siswa dalam matematika menurut
Branca (Firdaus, 2009), adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pengajaran
matematika.
b. Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan
proses inti dan utama dalam kurikulum matematika .
c. Penyelesaian masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Pandangan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum
pengajaran matematika, mengandung pengertian bahwa matematika dapat membantu dalam
memecahkan persoalan baik dalam pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karenanya kemampuan pemecahan masalah ini menjadi tujuan umum pembelajaran
matematika. Pandangan pemecahan masalah sebagai proses inti dan utama dalam kurikulum
matematika, berarti pembelajaran pemecahan masalah lebih mengutamakan proses dan
strategi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikannya daripada hanya sekedar hasil.
Sehingga keterampilan proses dan strategi dalam memecahkan masalah tersebut
menjadi kemampuan dasar dalam belajar matematika
6
13. Menurut Baroody (1993)
Masalah matematika berbeda dengan soal matematika. Soal matematika tidak
selamanya merupakan masalah. Soal matematika yang dapat dikerjakan secara langsung
dengan aturan/hukum tertentu tidak dapat disebut masalah.
Secara lebih rinci, Baroody (1993) membedakan soal ke dalam 3 bagian, yaitu latihan,
masalah, dan enigma. Suatu soal disebut latihan jika seseorang sudah mengetahui strategi
untuk menyelesaikannya dengan menggunakan prosedur atau rumus secara langsung. Suatu
soal disebut masalah jika seseorang tidak dapat mengetahui secara langsung cara yang dapat
digunakan untuk menyelesaikannya. Menurut Baroody (1993), masalah memiliki tiga
komponen yaitu, dapat mendorong seseorang untuk mengetahui sesuatu, tidak ada cara
langsung yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya, dan mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya. Suatu soal disebut enigma jika seseorang secara langsung
mengabaikannya atau menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak dapat dikerjakan, karena
seseorang tidak punya keinginan untuk menyelesaikannya atau sudah yakin bahwa tidak
dapat diselesaikan, maka enigma tidak memerlukan pemikiran dua kali dan langsung
ditinggalkan.
7
17. Menurut Hudojo (2002)
Hudojo menyatakan bahwa, pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah
mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan belajar mengajar matematika, sehingga
siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema, dan
keterampilan yang dipelajarinya. Hudojo menyatakan masalah yang disajikan ke siswa adalah
masalah kontekstual yaitu masalah yang memang semestinya dapat diselesaikan siswa sesuai
dengan pengalaman siswa dalam kehidupannya. Menurut Hudojo (1997 : 191), jenis-jenis
masalah matematika adalah sebagai berikut.
a. Masalah transalasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk
menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke bentuk matematika.
b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan berbagai macam-maacam keterampilan dan
prosedur matematika.
c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah merumuskan pola
dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Masalah seperti ini dapat
melatih keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga menjadi
terbiasa menggunakan strategi tertentu.
d. Masalah teka-teki, seringkali digunakan untuk rekreasi dan kesenangan sebagai
alat yang bermanfaat untuk tujuan afektif dalam pembelajaran matematika.
8
19. Menurut Utari (1994)
Utari (1994) menegaskan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide
baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam pembelajaran matematika, selain
pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut juga mempunyai interpretasi
yang berbeda. Misalnya menyelesaikan soal cerita atau soal yang tidak rutin dalam kehidupan
sehari-hari.
21. Menurut David Johnson dan Johnson (dalam Wina Sanjaya 2009:217)
David Johnson dan Johnson (dalam Wina Sanjaya 2009:217) menyatakan ada 5
langkah dalam pemecahan masalah, yakni:
a. Mendefenisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah yang akan dikaji.
b. Mendiagnosa masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah serta
menganalisis berbagai faktor baik yang menghambat maupun faktor pendukung
dalam penyelesaian masalah.
c. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah
dirumuskan melalui diskusi kelas.
d. Menentukan dan menetapkan strategi pilihan yaitu pengambilan keputusan
tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
e. Melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa definisi pembelajaran pemecahan masalah menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan usaha nyata dalam rangka mencari jalan
keluar atau ide berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemecahan masalah matematika
adalah suatu proses di mana sesorang dihadapkan pada konsep, ketrampilan, dan process
matematika untuk memecahkan masalah matematika. Sedangkan pembelajaran pemecahan
masalah matematika adalah pembelajaran yang difokuskan pada strategi pemecahan masalah
secara umum dengan memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk
menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, siswa belajar bagaimana menggunakan pemecahan
masalah model Polya dan strategi pemecahan masalah yang lain dalam memecahkan masalah
yang menantang bagi siswa. Pembelajaran melalui pemecahan masalah perlu dirancang
dengan baik, sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk membangun ide-ide
baru dalam matematika.
10
DAFTAR PUSTAKA
11