Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi bagi pembaca dalam hal mengenai
Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca tentang mengenai Keseluruhan
Perencanaan dan Program Audit.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Surabaya,09 Desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penjualan dan penagihan adalah hal yang tak dapat dipisahkan, setiap ada transaksi
penjualan secara otomatis akan terjadi transaksi pencatatan baik pengeluaran atau
penagihan sebagai bukti invoice. Agar dapat mengatahui bagaimana prosedur yang
terjadi dalam suatu perusahaan maka kita harus mengetahui bagaimana konsep-konsep
pengauditan diterapkan pada bagian-bagian audit tertentu di setiap posnya, karena setiap
akun dalam pos-pos terkadang dicatat secara terpisah. Oleh karena itu oerlu mengetahui
kelompok-kelompok transaksii dan saldo-saldo akun dalam siklus penjualan dan
penagihan karena sebagian besar audit atas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan ini akan melibatkan dokumentasi dan catatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja akun-akun yang termasuk dalam kelompok siklus penjualan dan
penagihan ?
2. Apa fungsi dari dokumntasi dan catatan penjualan dan penagihan ?
3. Bagaimana cara melakukan pengendalian internal pada penjualan dan penagihan ?
4. Metodelogi apa yang harus digunakan agar tidak terjadi kesalahan ?

1.3 Tujuan
1. Mengindentifikasi akun-akun dan kelompok-kelompok transaksi dalam siklus
penjualan dan penagihan
2. Mengetahui cara memilih jenis pengujian yang tepat untuk dilaksanakan.
3. Memahami pengendalian internal dan melakukan pengujiannya
4. Menerapkan metodelogi untuk pengendalian siklus penjualan dan penagihan serta
penghapusan piutang tak tertagih.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Akun-Akun Dan Kelompok-Kelompok Transaksi Dalam Siklus Penjualan
Dan Penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai
dengan SAK. Sifat dari akun ini bisa bervariasi tergantung dari industri dan kliennya.
Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi yaitu:
1.Penjualan (tunai dan kredit )
2.Penerimaan kas
3.Retur dan pengurangan penjualan
4.Penghapusan piutang tak tertagih
5.Beban piutang tak tertagih

2.2 Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan Serta Dokumen
Dan Catatan yang Terkait
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan-keputusan dan proses-
proses yang diperlukan untuk memindahkan kepemilikan barang dan jasa kepada
pelanggan setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual.
Sebelum auditor dapat mengukur resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substantif, maka auditor perlu memahami fungsi-fungsi
bisnis beserta dokumen dan catatan dalam suatu bisnis.

 Pemrosesan Pesanan Pelanggan


Sebuah permintaan pelanggan atas barang akan memulai keseluruhan siklus.
 Permintaan Pelanggan merupakan permintaan barang yang dilakukan
oleh pelanggan.
 Pesanan Penjaulan merupakan suatu dokumen yang menginformasikan
deskripsi, kuantitas, serta informasi lainya yang terkait untuk barang yang
dipesan oleh pelanggan.
 Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otorisasi yang sah harus
menyetujui permohonan kredit dari seorang pelanggan.

 Pengiriman Barang
Fungsi ini sangat penting karena merupakan titik pertama dalam siklus ini
dimana perusahaan menyerahkan asetnya, dan sebagian perusahaan akan mengakui
adanya penjualan jika pada saat barang dikirim.
Dokumen Pengiriman dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai
pengiriman barang, yang mengindikasikan deskripsi barang, kuantitas yang dikirim
seta data lainnya yang relevan.

Kelas transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Penjualan Penjualan piutang Pemroses Pesanan pelanggan Pesanan
usaha pesanan pelanggan penjualan Pesanan pelanggan
Pemberian kreditatau pesanan penjualan Dokumen
Pengiriman barang pengiriman Faktur penjualan File
Penagihan pelanggan transaksi penjualan Jurnal
dan pencatatan penjual penjualan atau listing File induk
an piutang usaha Neraca saldo
piutang usaha Laporan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank ( Pemroses Remittance advice Prelisting
debet dari dan pencatatan peneri penerimaan kas File transaksi
penerimaankas ) maan kas penerimaan kas Jurnal penerimaan
piutang usaha kas atau listing
Retur Retur Pemroses Memo kredit Jurnal retur
DanPengurangan dan pengurangan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Penjualan penjualan Pitang dan
usaha pengurangan penjualan
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan piutang Formulir otorisasi piutang tak
Piutang Penyisihan usaha tak tertagih tertagih Jurnal umum
takTertagih untuk piutang tak
tertagih
Beban Piutang Beban piutang tak Penyediaan piutang Jurnal Umum
tak Tertagih tertagih tak tertagih
Penyisihan
untuk piutang tak
tertagih

 Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan


Karena penagihan pelanggan merupakan sebuah cara agar pelanggan
diinformasikanmengenai jumlah tertagih atas barang yang dibeli, penagihan ini harus
dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Aspek-aspek berikut merupakan hal yang
paling penting dalam penagihan :
- Semua pengiriman yang dilakukan telah ditagih (kelengkapan).
- Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
- Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (akurasi).

Faktur Penjualan Merupakan suatu dokumen yang mengindikasikan


deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, biaya pengiriman,
asuransi, syarat-syarat, serta data terkait lainnya.
Arsip Transaki Penjualan Merupakan arsip yang dihasilkan oleh
komputer yang memasukkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh
sistem akuntansi untuk suatu periode, di mana satu periode tersebut dapat
berupa satu hari, satu minggu atau satu bulan.
Jurnal Atau Daftar Penjualan Merupakan sebuah daftar atau laporan
yang dihasilkan dari arsip transaksi penjualan yang biasanya mencakup
nama pelanggan, tanggal, dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap
transaksi, seperti divisi atau lini produk.
Arsip Utama Akun Piutang Dagang Merupakan arsip komputer yang
digunakan untuk mencatat setiap penjualan, penerimaan kas serta retur
penjualan dan pengurangan harga untuk setiap pelanggan dan untuk
mencatat saldo akun piutang pelanggan.
Neraca Saldo Akun Piutang Dagang Merupakan daftar atau laporan
yang menunjukkan jumlah yang terutang dari setiap pelanggan pada setiap
titik waktu.
Laporan Penagihan Bulanan Merupakan dokumen yang dikirimkan
melalui pos atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang berisi
informasi saldo awal piutang mereka, jumlah dan tanggal dari setiap
penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit yang diterbitkan,
dan saldo akhir yang terutang.
 Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk penerimaan, penyetoran
dan pencatatan kas. Kas termasuk uang kertas dan logam, cek, serta transfer dana
elektronik. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya
pencurian terhadap kas.
Slip Pembayaran ( Remittance Advice) Merupakan sebuah dokumen
yang dikirimkan kepada para pelanggan dan biasanya dikembalikan
kepada penjual beserta pembayaran kasnya.
Daftar Awal Penerimaan Kas Adalah suatu daftar yang disusun ketika
kas diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk
melakukan pencatatan penjualan, piutang dagang, atau kas dan tidak
memiliki akses terhadap catatan akuntansi.
Arsip Transaksi Penerimaan Kas Merupakan arsip yang dihasilkan oleh
komputer yang mencakup semua transaksi penerimaan kas yang diproses
oleh sistem akuntansi pada suatu periode tertentu, misalnya satu hari, satu
minggu atau satu bulan.
Daftar Atau Jurnal Penerimaan Kas Adalah daftar atau laporan yang
dihasilkan dari arsip transaksi penerimaan kas serta mencakup semua
transaksi di suatu periode waktu tertentu.

 Pemrosesan dan Pencaatatan Retur Penjualan dan Pengurangan Harga


Retur penjualan dan pengurangan harga dicatat dalam arsip transaksi retur penjualan
dan pengurangan harga, demikian pula di arsip utama piutang dagangnya. Memo
kredit kemudian diterbitkan untuk retur penjualan dan pengurangan harga untuk
membantu dalam mengendalikan dan memfasilitasi pencatatan.
Memo Kredit Merupakan dokumen yang mengindikasikan adanya
pengurangan dalam jumlah yang tertagih dari suatu pelanggan karena
adanya barang yang dikembalikan.
Jurnal Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Adalah suatu jurnal
yang digunakan untuk mencatat retur penjualan dan pengurangan harga.
 Menghapus Piutang Tak Tertagih
Tanpa melihat ketentuan yang diterapkan oleh departemen kredit, ada beberapa
pelanggan tidak mampu membayar tagihan mereka. Setelah menyimpulkan bahwa
suatu jumlah tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapuskannya.
Formulir Otorisasi Piutang Tak tertagih Merupakan dokumen yang
digunakan secara internal untuk menandai adanya otoritas untuk
menghapus piutang sebagai tidak tertagih.
Beban Piutang Tak Tertagih Karena perusahaan tidak dapat berharap
untuk menagih 100% penjualan kredit mereka, prinsip akuntansi
mengharuskan mereka untuk mencatat beban piutang tak tertagih sejumlah
nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

2.3 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN
Figur 12-2 mengilustrasikan metodologi untuk mendapatkan suatu pemahaman
tentang pengendalian internal dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian
subtantif untuk tansaksi penjualan.

 Memahami Pengendalian Internal-Penjualan


Auditor mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal dengan
menggunakan suatu pendekatan yang tipikal untuk penjualan, auditor mempelajari
bagan arus klien, menyusun kuesioner pengendalian internal serta melakukan pengujian
penelusuran penjualan.

 Mengukur Resiko Pengendalian yang Direncanakan-Penjualan


Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internal untuk menilai resiko pengendalian.Terdapat empat langkah yang penting
dalam pengendalian ini yaitu :
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendali
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahannya bagi penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitkannya dengan tujuan .
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan menge
valuasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Pemisah Tugas yang Tepat Dapat membantu mencegah beragam jenis
salah saji yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan.

Otorisasi yang Tepat Auditor sangat memperhatikan mengenai otorisasi


di tiga titik penting, yaitu kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum
terjadi penjualan, barang harus dikirimkan hanya setelah ada otorisasi yang
tepat, dan harga termasuk syarat-syarat dasarnya, pengiriman, serta diskon,
harus diotorisasi.

Dokumen dan Catatan yang Memadai Karena setiap perusahaan


memiliki sistem yang unik dari sejak memulai, memproses dan mencatat
transaksi, auditor mungkin kesulitan untuk mengevaluasi apakah prosedur
klien dirancang untuk pengendalian maksimum.
Dokumen Telah Diberi Nomor Terlebih Dahulu Penomoran terlebih
dahulu dimaksudkan untuk mencegah kegagalan untuk menagih atau
mencatat penjualan serta terjadinya duplikasi penagihan dan pencatatan.

Laporan Tagihan Bulanan Mengirimkan tagihan bulanan merupakan


pengendalian yang sangat berguna karena penagihan ini akan memacu
respons pelanggan jika saldonya disajikan dengan tidak tepat.

Prosedur Verifikasi Internal Program komputer atau personel yang


independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi
penjualan telah memenuhi keenam tujuan audit terkait transaksi.

 Menentukan Keluasan Pengujian Pengendalian


Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada
keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat dian
dalkan untuk mengurangi resiko pengendalian.

 Merancang Pengujian Pengendalian Untuk Penjualan


Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus
dirancang untuk memverifikasi efektivitasnya. Dalam hampir sebagian besar
pengauditan, akan lebih mudah untuk menentukan sifat pengujian pengendalian internal
dari sifat pengendaliannya.
 Merancang Pengujian Subtantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan
beberapa prosedur dalam setiap pengauditan tanpa melihat kondisinya, sedangkan yang
lainnya bergantung pada pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian.
 Penjualan yang Dicatat Benar-Benar Terjadi.
Auditor sangat memperhatikan kemungkinan tiga jenis salah saji berikut :
- Penjualan dimasukkan ke dalam jurnal yang mana tidak ada pengiriman yang
dilakukan.
- Penjualan dicatat lebih dari sekali.
- Pengiriman dilakukan kepada pelanggan yang fiktif dan dicatat sebagai
penjualan.
 Penjualan yang Dicatat adalah Untuk Barang yang Tidak Pernah Dikirimkan
ke Pelanggan.
 Penjualan Dicatat Lebih dari Sekali.
 Pengiriman Dilakukan Kepada Pelanggan Fiktif.
 Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat.
 Arah Pengujian Auditor.
 Penjualan Telah Dicatat dengan Akurat.
 Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan pada Arsip Utama dan Telah
Diikhtisarkan dengan Benar.
 Penjualan yang Dicatat Telah Diklasifikasikan dengan Benar.
 Penjualan Dicatat pada Tanggal yang Benar.

 Ikhtisar Metodologi Penjualan


Auditor menentukan pengujian pengendalaian dan pengujian substantif transaksi untuk
penjualan setelah pengendalian internal dan kelemahannya telah diindentifikasikan.
 Merancang dan Menjalankan Susunan Pelaksanaan Prosedur Audit
Metodologi ini membantu auditor dalam merancang suatu program audit yang efektif
dan efisien, yang mampu mengatasi risiko salah saji material yang unik pada setiap
klien. Setelah prosedur audit yang tepat untuk kondisi tertentu telah dirancang, program
audit tersebut tentunya harus dijalankan.

2.4 Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga


Retur Penjualan dan pengurangan harga, auditor biasanya menekankan pengujian
pengendalian yang dicatat untuk membongkar setiap pencurian kas dari penagihan
piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif.

Jika akan mengaudit retur penjualan dan pengurangan harga, maka harus mampu
menerapkan logika yang sama untuk mendapatkan pengendalian, pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang tepat sehingga mampu
memverifikasi jumlah retur penjualan dan pengurangan herga tersebut. Tujuan
kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akununtuk
menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun.

2.5 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBTANTIF TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendaliandan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunak
an untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian, pengujian substansif
atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti
yang digunakan untuk penjualan,tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini :
 Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
 Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan resiko pengendalian
 Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi
setiap tujuan.
 Menentukan Apakah Kas yang Diterima Telah Dicatat

Merupakan praktik yang wajar untuk menelusuri dari slip penerimaan kas atau daftar
awal penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku besar pembantu piutang
sebagai pengujian substantif pencatatan transaksi penerimaan kas aktual.

 Menyiapkan Pembuktian Penerimaan Kas

Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat pada jurnal penerimaan
kas untuk suatu periode tertentu, seperti misalnya satu bulan, direkonsiliasi dengan
setoran yang benar-benar dilakukan ke rekening bank selama periode yang sama.

 Pengujian untuk Mengungkapkan Lapping dalam Piutang Dagang

Lapping dalam piutang dagang merupakan penundaan penjurnalan piutang yang


sudah ditagih untuk menutupi kekurangan kas yang ada.

2.6 Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tak Tertagih


Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah
kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha
yangsudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi kejadian ). Pengendalian
yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas
penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk
hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak
mampu membayar.

2.7 Pengendalian Internal Tambahan Terhadap Saldo Akun Serta Penyajian


Dan Pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian
serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebag
ai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi.
Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempengaruhi tuj
uan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan
empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.

2.8 Dampak Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Subtantif Transaksi


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian
substansif atas rincian saldo.
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus penjualan dan penagihan
adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang
tak tertagih

2.9 Ikhtisar
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi,
dalam konsep ini, sama untuk kelima kelompok transaksi dan mencakup langkah-langkah
berikut :

- Memahami pengendalian internal


- Mengukur resiko pengendalian yang direncakan
- Menentukan keluasan pengujian pengendalian
- Merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi untuk tujuan
audit terkait transaksi

Setelah merancang pengendalian dan pengujian subtantif transaksi untuk setiap tujuan
dan setiap tujuan kelompok transaksi telah diselesaikan, auditor menyusun prosedur ke
dalam susunan pelaksanaan program audit.
BAB III

PENUTUP
 KESIMPULAN

 Siklus Audit Penjualan dan Penagihan Meliputi 1) Penjulan, baik secara tunai maupun
kredit, 2) Penerimaan Kas, 3) Retur penjualan dan pengurangan harga, 4) Penghapusan
piutang tak tertagih, 5) Estimasi beban piutang tak tertagih.
 Metodologi Pengujian Langkah pertama untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian subtantif transaksi penjualan langkah pertama adalah memahami pengendalian
internal dari penjualan tersebut, mengukur resiko pengendalian yang direncakan, yang
kemudian merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
 Pengujian Subtantif Auditor juga merancang pengujian subtantif transaksi untuk setiap
kelompok transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi-transaksi telah
dicatat dengan benar. Dimana merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelompok
transaksi, focus auditor adalah pada pengujian pengendalian internal yang ingin mereka
andalkan untuk mengurangi resiko pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai