Cabang-Cabang Filsafat22
Cabang-Cabang Filsafat22
Jika kita mengamati karya-karya besar filsuf, seperti Aristoteles (384-322 SM)
dan Immanuel Kant (1724-1804), ada tiga tema besar yang menjadi fokus kajian dalam
karya-karya mereka, yakni kenyataan, nilai, dan pengetahuan. Ketiga tema besar
tersebut masing-masing dikaji dalam tiga cabang besar filsafat. Kenyataan merupakan
bidang kajian metafisika, nilai adalah bidang kajian aksiologi, dan pengetahuan
1. Filsafat Umum/Murni
masyarakat, bahkan etika. Ini misalnya tampak dari filsafat Heidegger. Dalam
bukunya yang terkenal, Being and Time (1979), dia menulis bahwa filsafatnya
dimaksudkan untuk mencari dan memahami “ada”. Akan tetapi dia mengakui
bahwa “ada” hanya dapat ditemukan pada eksistensi manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam bukunya itu dia membahas mengenai
kehidupan sehari-hari.1
A. Metafisika
karakteristik-karakteristik yang sangat umum dan paling dasar dari kenyataan yang
dan waktu, kesadaran, jiwa dan materi, ada (being), eksistensi, perubahan, substansi dan
kenyataan (reality). Ada sejumlah aliran yang mencoba mengungkap hakikat kenyataan
bahwa kenyataan paling dasar pada prinsipnya sama dengan peristiwa material dan
natural.
Sejak zaman Yunani kuno sebagian besar filsafat diwarnai oleh pemikiran-
pemikiran metafisik, kendati cukup banyak juga filsuf yang meragukan dan menolak
metafisika. Para filsuf yang menolak metafisika beralasan bahwa metafisika tidak
terlalu luas dan spekulatif, sehingga tidak dapat dibuktikan dan diukur kebenarannya.
Dalam perkembangannya, metafisika kemudian dibagi lagi menjadi tiga sub cabang,
yaitu:
1
1) Ontology
Menurut bahasa, ontology berasal dari bahasa Yunani yaitu: On/Ontos (ada),
dan Logos (ilmu). Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang
maupun rohani/abstrak.2
Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat tentu juga akan mengalami dinamika
lain, yang biasanya mengalami percabangan. Filsafat sebagai suatu disiplin ilmu
telah melahirkan tiga cabang kajian. Ketiga cabang kajian itu ialah teori hakikat
“apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan
ilmu mengenai esensi benda. Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu On
(being), dan Logos (logic). Jadi, ontologi adalah The Theory of Being Qua Being
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
dalam setiap kenyataan, dan menjelaskan yang ada dan yang meliputi semua
bahwa ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin
tahu, atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai yang “ada”.
2
Menurut Sidi Gazalba, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir
dari kenyataan. Karena itu, disebut ilmu hakikat yang bergantung pada
Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan ontologi berasal dari kata
yang berwujud. Ontologi adalah teori/ilmu tentang wujud tentang hakikat yang
ada. Ontologi tak banyak berdasar pada alam nyata tetapi berdasar pada logika
semata-mata.
Aliran-aliran Ontologi
berupa “Apakah yang ada itu? (What is being?)”, “Bagaimanakah yang ada
itu? (How is being?)”, dan “Dimanakah yang ada itu? (What is being?)”.
a. Aliran Monoisme
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin
dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal
bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi,
fakta.
bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udara
jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom itulah yang
Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam
jiwa.4 Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada
sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru
terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran
selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah
dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam
4
nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari
alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar
wujud sesuatu.
b. Aliran Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa terdiri dari dua macam hakikat sebagai
asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh,
jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri
kehidupan dalam alam ini Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650
hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang
(1646-1716M).5
c. Aliran Pluralisme
kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua
identitas.
5
Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan
Empedocles, yang menyatakan bahwa sustansi yang ada itu terbentuk dan
terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern
bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat
tetap, yang berdiri sendiri, dan lepas dari akal yang mengenal.
d. Aliran Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak
ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.
Rusia.
yang eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga,
sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan
kepada orang lain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-
kreativitas manusia. Mata manusia tidak lagi diarahkan pada suatu dunia di
e. Aliran Agnotisisme
Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-
manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku
individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam
M), yang mengatakan bahwa satu-satunya yang ada itu ialah manusia,
lainnya adalah, Jean Paul Sartre (1905-1980 M), yang mengatakan bahwa
2) Kosmologi
3) Humanologi
4) Teologi
Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang berarti
pengetahuan dan “logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata “episteme” dalam
bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya menundukan, menempatkan,
atau meletakkan. Maka, secara harfiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya
intelektual untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu
pertanyaan yang mengenai definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang
epistemologinya.
dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain
sebagainya.
adalah P. Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang
adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa epistemologi sebagai cabang filsafat
yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-
pengandaian serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegas bahwa
philosophy which invetigates the origin, structure, methods and validity of knowledge.
Itulah sebabnya kita sering menyebutnya dengan istilah epistemologi untuk pertama
kalinya muncul dan digunakan oleh J.F Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971-1994).6
Aliran-aliran Epistemologi
a. Empirisme
Kata empiris berasal dari kata Yunani empieriskos yang berasal dari
mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin.
ujungnya pada pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan
6
Karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan aliran ini
kecil, sebenarnya benda itu kecil ketika dilihat dari jauh, sedangkan kalau
b. Rasionalisme
kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Descartes (1596-
1650). Descartes seorang filosof yang tidak puas dengan filsafat scholastik
baru, yaitu metode keragu-raguan. Jika orang ragu terhadap segala sesuatu,
berpikir itu tentu ada dan jelas ia sedang erang menderang. Cogito Ergo Sun
membawa orang kepada kebenaran. Yang benar hanya tindakan akal yang
tuhan kepada seorang yang dilahirkan (idea innatae = ide bawaan). Sebagai
pemberian tuhan, maka tak mungkin tak benar. Karena rasio saja yang
filsafat. Dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas
a. Positivisme
untuk mengukur jarak kita harus menggunakan alat ukur misalnya meteran,
kiloan. Dan dari itulah kemajuan sains benar benar dimulai. Kebenaran
diperoleh dengan akal dan didukung oleh bukti empirisnya. Dan alat bantu
bukanlah suatu aliran yang dapat berdiri sendiri. Aliran ini menyempurnaka
b. Intuisionisme
tidak hanya indera yang terbatas. Akal juga terbatas. Objek yang selalu
tetap. Intelektual atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu
objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal itu
manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak dapat memahami
c. Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana
metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri dari nilai yang tinggi dari akal,
melampui akal.
d. Idealisme
fisik hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan jiwa dan roh. Istilah
idealisme diambil dari kata idea yaitu suatu yang hadir dalam jiwa.
C. Logika
Logika sebagai salah satu cabang filsafat pada dasarnya adalah cara untuk
menarik kesimpulan yang valid. Secara luas logika dapat didefinisikan sebagai
pengkajian untuk berfikir secara sahih. Ada banyak cara menarik kesimpulan. Namun
secara garis besar, semua itu digolongkan menjadi dua cara yaitu logika induktif dan
logika deduktif.
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif
kesimpulan yang bersifat khusus atau individual. Bail logika induktif maupun logika
pengetahuan yang dianggap benar. Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga
hal, yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan
pengambilan keputusan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak terpenuhi
D. Aksiologi
Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani “axios” yang berarti
bermanfaat dan “logos” berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Secara istilah, aksiologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut
kefilsafatan. Sejalan dengan itu, Sarwan menyatakan bahwa aksiologi adalah studi
tentang jakikat tertinggi, realitas, dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan, dan
kebenaran).
Dengan demikian aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai
etika dan estetika. Dengan kata lain, apakah yang baik atau bagus itu.
Definisi lain mengatakan bahwa aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji
dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan menjaganya,
salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai atau norma-norma
Berbicara mengenai nilai itu sebndiri dapat kita jumpai dalam kehidupan seperti
kata-kata adil dan tidak adil, jujur dan curang. Hal itu semua mengandung penilaian
nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
memberi nilai (menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang
menggambarkan nilai tertentu).7 Nilai ini terkait juga dengan etika dan nilai estetika.
Nilai etika adalah teori perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik atau buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral. Sedangkan nilai estetika adalah telaah manusia
terhadapnya. Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral
persoalan karena menyangkut tanggung jawab, baik tanggung jawab pada diri sendiri,
jawab, baik tanggung jawab ilmiah maupun tanggung jawab moral. Tanggung jawab
ilniah adalah sejauh mana ilmu pengetahuan melalui pendekatan metode dan sistem
jawab ini, ilmu pengetahuan tidak dibenarkan untuk mengejarkan kebohongan, dan hal-
Berdasar dari apa yang telah diuraikan dipahami ilmu pengetahuan mengandung nilai,
dan kebenaran nilai ilmu pengetahuan yang dikandungnya bukan untuk kebesaran ilmu
pengetahuan semata yang berdiri hanya mengejar kebenaran objektif yang bebas nilai
7
Aksiologi dalam pandangan aliran filsafat dipengaruhi oleh cara pandang dan
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah William James (1842-
1910), Hans Vahinger, Ferdinant Sciller, Georger Santayana, dan Jhom Dewey. 8
Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan,
atau manusia.
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran ini adalah Desiderius Erasmus, John
Herbanth (1776-1841), dan William T. Horris (1835-1909). Bagi aliran ini, nilai-
kosmos karena itu seseorang dikatakan baik, jika banyak berinteraksi dalam
8
pelaksanaan hukum-hukum itu. Menurut idealisme, sikap, tingkah laku, dan
ekspresi perasaan juga mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.
Orang yang berpakaian serba formal seperti dalam upacara atau peristiwa lain
yang membutuhkan suasana tenang haruslah bersikap formal dan teratur. Untuk
menyatakan bahwa “nilai” itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep
atau nilai-nilai, namun tetap mengakui bahwa pribadi secara aktif menentukan
Tokoh utama ini diantaranya Aristoteles (394 SM) St. Thomas Aquinas.
lingkungan sosial dan kultural yang lain. Sedangkan menyangkut nilai aliran ini
yang abadi. Dengan asas seperti itu, tidak hanya ontologi, dan epistemologi yang
didasarkan pada teologi dan supernatural, tetapi juga aksiologi. Tingkah laku
manusia dipengaruhi oleh potensi kebaikan dan keburukan yang ada pada dirinya.
khususnya tingkah laku manusia. Jadi, hakikat manusia terletak pada jiwanya.
Oleh karena itulah hakikat manusia itu juga menentukan hakikat perbuatan-
perbuatannya.
Nilai yang menjadi kajian aksiologi ada dua, itu sebabnya aksiologi dibagi menjadi
1. Etika.
seharusnya manusia bersikap dan bertingkah laku, apa makna etika atau
akan hakikat kehidupannya dan hakikat suatu kebenara. Filsafat menelaah segala
masalah yang dapat dipikirkan oleh manusia. Oleh karena itu filsafat dikenal juga
sebagai induk dari semua ilmu “the mother of the sciences” Hal ini sesuai dengan arti
menitikberatkan pada satu kajian yang sama. Dan berdasarkan objek kajian tersebut,
Ontology
Kosmologi
Humanologi
Teologi
2. Epistemologi
3. Logika
Etika
Estetika
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-
sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang
mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara
ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan
sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base.
Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek,
property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu
domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang
Peristiwa Alam/Sosial
(Fakta)
Ontologi
9 Sumber: kuliahdoktoralunairs3.files.wordpress.com/2012/10/filsafat2.pptx. (29 September 2014).
What
Analisis (Indrawi) Analisis (Teori)
Epistemologigi
Why How
Akar Penyebab
Aksiologi
Nilai Kegunaan
Tindakan
(What For)