Anda di halaman 1dari 6

PENYULUHAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN CUCI TANGAN 6

LANGKAH
PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR
1. LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Salah satu PHBS
adalah membiasakan mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air dan sabun
ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih.
Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan tangan. Kuman
penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara kasat mata
sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan dengan
sabun namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan
benar pada saat yang penting. Mencuci tangan dengan sabun dilakukan
pada waktu penting: sebelum makan, sesudah makan, sesudah buang
air, setelah bermain, setelah memegang hewan dan sebelum tidur.
Di tempat-tempat dimana mencuci tangan merupakan praktik
umum yang dilakukan sehari-hari, dan banyak terdapat sabun dan air
bersih, orang tidak menyadari untuk mencuci tangannya dengan sabun.
Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa hanya separuh
orang yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang hajat
besar/kecil. Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter
disana terungkap bahwa dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah
menangani pasien satu dan berganti pasien lainnya dengan frekuensi
yang cukup tinggi. Pada lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh,
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan benar dapat
menurunkan separuh(50%) dari penderita diare. Penelitian ini
dilakukan di Karachi, Pakistan dengan intervensi pencegahan penyakit
dengan melakukan kampanye mencuci tangan dengan sabun secara
benar yang intensif pada komunitas secara langsung. Komunitas yang
mendapatkan intervensi dan komunitas pembanding yang mirip yang
tidak mendapatkan intervensi menunjukkan bahwa jumlah penderita
diare berkurang separuhnya.
Keterkaitan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan
penyakit diare, penelitian intervensi, kontrol kasus, dan lintas sektor
dilakukan menggunakan data elektronik dan data yang terkumpul
menunjukkan bahwa resiko relatif yang didapat dari tidak mencuci
tangan dari percobaan intervensi adalah 95% menderita diare, dan
mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko diare hingga
47%.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif
untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab
utama kematian anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan
ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit,
mata, kecacingan, dan flu burung. Sebuah penelitian menyatakan bahwa
perbandingan bayi yang dirawat oleh perawat yang tidak mencuci tangan
dengan sabun lebih signifikan, lebih sering, dan lebih cepat terkena patogen
S. aureus dibandingan dengan bayi yang dirawat oleh perawat yang mencuci
tangan dengan sabun.
2. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Tingkat kepatuhan yang kurang atau sangat rendah telah dilaporkan
oleh WHO terjadi pada negara berkembang maupun negara maju. Kebiasaan
masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini masih
tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi
penyakit diare. Survei Departemen Kesehatan pada tahun 2006 menunjukkan
rasio penderita diare di Indonesia 423 per 1000 orang dengan jumlah kasus
10.980, angka kematian 277 (CFR 2,52%). Penyakit diare menjadi penyebab
kematian nomor 2 pada balita, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 untuk semua
umur. Artinya dorongan kognitif bahwa sabun bermanfaat untuk membunuh
bakteri atau kuman masih lemah di masyarakat. Kesadaran masyarakat
Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah,
tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(CTPS).
Penyebab rendahnya pelaksanaan PHBS dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor perilaku dan non perilaku (fisik, sosial ekonomi). Oleh
sebab itu peningkatan masalah kesehatan tersebut harus ditujukan kepada dua
faktor tersebut. Banyak hal lain yang menjadi penyebab menurunnya
pelaksanaan PHBS seperti faktor teknis, faktor geografi, sosial ekonomi, serta
kurangnya upaya promotif tentang kesehatan khususnya mengenai PHBS dari
puskesmas dan instansi kesehatan lainnya

3. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka saya
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Cuci Tangan 6
Langkah”. Adapun materi yang disampaikan pada penyuluhan ini
diantaranya pengertian cuci tangan, manfaat mencuci tangan, waktu
mencuci tangan dan langkah-langkah mencuci tangan.

4. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai cara mencuci tangan 7 langkah ini
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 6 Desember 2017, Penyuluhan ini
bertempat di Puskemas Bara-Baraya.
Penyuluhan ini dibawakan dengan penjelasan secara lisan disertai
dengan penyampaian materi melalui media powerpoint. Selama
penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi mengenai pengertian cuci
tangan , manfaat mencuci tangan, waktu mencuci tangan dan langkah-
langkah mencuci tangan. Kemudian di akhir sesi, pemateri memberi
kesempatan kepada para audience untuk bertanya seputar materi cuci
tangan 6 langkah.
Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah sebuah
cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya. Sebaiknya
agar tercapai hidup sehat, dari lingkungan kita sendiri kita sudah menanamkan
perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya agar
tercapainya lingkungan yang sehat. Salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang cuci tangan tidak hanya melalui penyuluhan
dapat pula media media seperti poster, leaflet dll.

5. EVALUASI
Kesimpulan
Penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah ini pada masyarakat sangat
penting diadakan guna meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya mencuci
tangan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari

Saran
Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah sebuah
cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya. Sebaiknya
agar tercapai hidup sehat, dari lingkungan kita sendiri kita sudah menanamkan
perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya agar
tercapainya lingkungan yang sehat. Salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang cuci tangan tidak hanya melalui penyuluhan
dapat pula media media seperti poster, leaflet dll.

PESERTA PENDAMPING

dr. Mentari Nurul Mutmainnah dr. Hj. Dahlia Abbas

Anda mungkin juga menyukai