Anda di halaman 1dari 17

KONFLIK SOSIAL

PENDAHULUAN
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan.
Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada
lingkup yang luas.

Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu
timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu kelompok, namun terdapat
perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap
perkembangan kelompok.

Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam


konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di
dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan,
yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.

RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang di maksud dengan konflik sosial ?

B. Bagaimana bentuk-bentuk konflik sosial ?

C. Apa saja faktor-faktor konflik sosial?

D. Akibat- akibat Konflik sosial ?

E. Bagaimana Cara menangani Konflik sosial ?

F. Apa dampak dari konflik sosial ?

G. Apa Saja Contoh-contoh Konflik Sosial ?


PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik Sosial
Secara sederhana, pengertian konflik adalah saling memukul (configere). Namun,
konflik tidak hanya berwujud pada pertentangan fisik. Secara umum, Pengertian
Konflik Sosial (Pertentangan) adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak
atau lebih ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar belakang adanya konflik
adalah adanya perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik
itu perbedaan kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat.

Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak
ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap masyarakat
pasti pernah mengalami konflik, baik konflik dalam cakupan kecil atau konflik
berskala besar. Konflik yang cakupannya kecil, seperti konflik dalam keluarga, teman,
dan atasan/bawahan. Sementara itu, konflik dalam cakupan besar, seperti konflik
antargolongan atau antar kampung.

B. Bentuk-bentuk Konflik Sosial


Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk konflik yang terjadi dalam
masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial,
konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang


disebabkan karena masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya
perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya
dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian
warisan dalam keluarga.
2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau
tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa
dilihat dari perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan
ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh
yang mudah dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda
menjelang pemilu atau pilkada.
3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang
berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling
berbenturan. RG Squad bisa mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam
konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi
ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya
perbedaan keentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Misalnya
konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan
upah.
5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan
beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-masing
negara. Konflik semacam ini sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea
Selatan, ISIS dan negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.

C. Faktor – Faktor Penyebab Konflik Sosial


Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :

1) Perbedaan individu

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian
perasaan yang berbeda-beda satu sama yang lainnya. Perbedaan individu di
maksudkan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang terlibat di
dalam suatu proses sosial.

2) Perbedaan latar belakang kebudayaan

Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3) Perbedaan kepentingan

Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang


berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik
akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antar kelompok
dengan individu.

4) Perubhan-perubahan nilai yang cepat

Perubhan nilai terjadi setiap masyarakat. Artinya nilai-nilai sosial, baik nilai
kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami
perubahan. Perubahan adalah suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial.
Suatu konflik mempunyai satu kecenderungan atau kemungkinan untuk
mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial
dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian
kelompok tersebut.

D. Akibat – Akibat Konflik Sosial

1. Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok


Artinya tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi
politik, dan sebagainya.Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2. Retaknya Hubungan AntarIndividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat
menimbulkan keretakan hubungan.contoh : konflik dengan temanmu, dapat
menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik,
namun dalam beberapa hari akhrnya mereka akan saling bermaafkan.
3. Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu
Dapat terjadi pada kedua belah pihakyang mengalami konflik.kedua
belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing
mempertahankan kebenaran yang di yakini.
4. Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan
kerusakan dan hilanganya nyawa manusia.contoh: konflik yang diakhiri
dengan peperangan.
5. Terjadinya Akomodasi, Dominasii, Bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang
Terlibat dalam Pertikaian

E. Cara Menangani Konflik Sosial

1). Menghindar

Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya lai melanjutkan konflik dengan orang
lainn atau kelompok lain.disebabkan oleh keyakinan bahwa dia tidak akan menang
menghadapi konflik. Dia, mengorbankan tujuan pribadi atau pun hubungannya
dengan orang lain. Dan berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik
ataupun orang yang bertentangan dengannya.

2). Memaksakan Kehendak

Individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling
benar. Oleh karena itu konflik harus berkhir dengan kemenanan di pihaknya, mereka
berusaha dan memeksa lawannya agar mengikuti kehendak mereka, mementingkan
urusan pribadi dan bukan hubungan dengan orang lain.

3). Menyesuaikan kepada Keinginan Orang Lain

Individu atau kelompok yang ingin diterima dan di sukai orang lain, konflik harus
diindari demi keserasian (harmoni) yakin,konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak
hubungan baik.bila konflik terus berlanjut akan menghancurkan hubngan pribadi,
mengorbankan tujuan pribadi demi hubungan dengan orang lain.

4). Tawar Menawar

Proses ini, Individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan
onflik mengorbankan tujuannya juga.

5). Kolaborasi

Memandang konflik sebagai maslah yang harus diselesaikan, mencari car untuk
mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Menyelesaikan maslah yang membuat
kedua belah pihak puas.

F. Dampak Konflik Sosial

Konflik sosial dalam masyarakat dapat mendatangkan hal-hal yang bersifat negatif
maupun positif, diantaranya sebagai berikut

 Dampak positif konflik sosial:

Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas
ditelaah, misalnya perbedaan pendapat terhadap suatu masalah dalam suatu diskusi
atau seminar.

Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai serta


hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan
individu dalam kelompok.
Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antara individu dengan
kelompok.

Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma dan menciptakan norma-


norma baru.

Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-


kekuatan dalam masyarakat.

 Dampak negatif konflik sosial:

 Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in group solidarity)


yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
 Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok.
 Perubahan kepribadian dari individu.
 Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
 Akomodasi, dominasi dan bahkan penaklukkan salah satu pihak yang
terlibat dalam pertikaian.

Suatu masyarakat dapat dikatakan telah mencapai kondisi tertib jika keselarasan
antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.

G. Contoh

 Konflik sosial Demo dan Tawuran FPI & GMBI

Konflik ini terjadi karena adanya pertentangan dari Anggota FPI (Front Pembela
Islam) dan GMBI pada tahun 2017. Konflik ini bahkan menyita pertain sekala
nasional, karena pada saat itu kisruh FPI dan terhadap kasus penistaan agama yang
dilakukan Ahok sedang menyita perhatian publik, konflik ini terjadi dengan
melakukan demo dan saling bertawuran atau bentrok .
 Konflik Ekonomi Rakyat Rohingya

kekerasan yang dialami warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar bukan
merupakan konflik agama.

Tetapi, terdapat konflik kepentingan ekonomi yang melatarbelakangi peristiwa


kekerasan tersebut. Tak hanya itu, kepentingan ekonomi itu dibungkus agar seolah-
olah yang terjadi merupakan konflik antar-agama."Sama sekali ini bukan persoalan
agama. Ada konflik kepentingan ekonomi di balik persoalan Rohingya. Di situ ada
jalur sumber energi, minyak dan gas. Kepentingan itu dibungkus dengan konflik
agama dan dipelihara oleh militer Myanmar.konflik antar-etnis di Myanmar sudah
terjadi sejak masa penjajahan Inggris. Inggris, kata Daniel, memang menggunakan
politik yang memecahbelah etnis dan terus dipelihara sebagai sebuah peta konflik.

tragedi kemanusiaan terhadap warga Rohingya tidak bisa dilihat sebagai konflik
antara pemeluk agama Budha dan warga Rohingya yang mayoritas memeluk
Islam."Di dalam Budha itu tidak ada satu ayat pun yang membenarkan pemeluk
agama itu terlibat dalam perang. Apalagi menimbulkan pembunuhan. Itu langsung
dianggap melakukan dosa yang sangat besar,"

Sementara itu, dikutip dari situs berita Deutsche Welle, kepala bidang penelitian
pada South Asia Democratic Forum (SADF) Siegfried O Wolf berpendapat, krisis yang
dialami warga Rohingya lebih bersifat politis dan ekonomis.Siegfried menuturkan,
komunitas warga Rakhine yang beragama merasa didiskriminasi secara budaya, juga
tereksploitasi secara ekonomi dan disingkirkan secara politis oleh pemerintah pusat,
yang didominasi etnis Burma.Di sisi lain etnis Rohingya dianggap sebagian warga
Rakhine sebagai pesaing tambahan dan ancaman bagi identitas mereka
sendiri.Selain itu, kelompok Rakhine merasa dikhianati secara politis, karena warga
Rohingnya tidak bisa memberikan suara bagi partai politik mereka.Siegfried
memandang kekerasan terhadap warga Rohingya juga memiliki aspek ekonomi.
Rakhine, lanjut Siegfried, adalah salah satu negara bagian dengan warga paling
miskin, walaupun kaya sumber daya alam.Warga Rohingya dianggap menjadi beban
ekonomi tambahan, jika mereka bersaing untuk mendapat pekerjaan dan
kesempatan untuk berbisnis.Pekerjaan dan bisnis di negara bagian itu sebagian besar
dikuasai kelompok elit Burma."Jadi bisa dibilang, rasa tidak suka warga Buddha
terhadap Rohingya bukan saja masalah agama, melainkan didorong masalah politis
dan ekonomis," ucapnya.
INTEGRASI SOSIAL

PENDAHULUAN
Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi dari
suatu kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di
dalam masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar individu,
individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Demikian pula halnya dengan
consensus, consensus dapat pula terjadi antar individu, individu dengan kelompok,
dan antarkelompok. Menurut R. William Liddle, consensus nasional yang
mengintegrasikan masyarakat yang pluralistic pada hakikatnya adalah mempunyai
dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang
tangguh. Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-
batas territorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka sebagai
warganya. Kedua, apabila sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat
mengenai struktur pemerintah dan aturan-aturan dari proses politik yang berlaku
bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan. Nasikun
menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya akan
berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat
poitik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut. Kemudian,
suatu consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan mendasari hubungan-
hubungan social di antara anggota suatu masyarakat negara.

Rumusan Masalah
A. Apa yang di maksud dengan integrasi sosial?

B. Bagaimana bentuk-bentuk integrasi sosial ?

C. Apa saja faktor-faktor integrasi sosial?

D. Bagaimana penyebab Konflik sosial ?

E. Apa Syarat – Syarat Integrasi sosial ?

F. Proses integrasi Dilakukan ?

G. Apa Saja Contoh-contoh Konflik Sosial ?


PEMBAHASAN

A. Pengertian
Integrasi sosial adalah penyatuan dua atau lebih unsur sosial menjadi satu
kesatuan utuh yang dapat diterima dengan baik. Kata integrasi berasal dari bahasan
inggrisyaitu “Integration” yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi
sosial juga dapat diartikan sebagai proses adaptasi antara kelompok kelompok yang
berbeda dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Tujuan umum dari integrasi sosial
adalah untuk melakukan pengendalian terhapad konflik dan penyimpangan sosial
serta untuk menyatukan unsur unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat.
Integrasi sosial penting untuk menjaga masyarakat agar siap menghadapi tantangan,
baik beruapa tantangan fisik atau mental yang terjadi dalam kehidupan sosial.

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam


masyarakat sehingga menadi satu kesatuan. Unsur- unsur yang berbeda tersebut
dapat meliputi ras, etnis, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dll.

B. Bentuk – bentuk Integrasi Sosial

 Integrasi Normatif

Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi karena norma-norma tertentu yang
berlaku dalam masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang mampu
mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.

 Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi fungsi tertentu dari masing
masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.

 Integrasi Koersif

Integrasi koersif adalah integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan
yang dimiliki oleh penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.

 Integrasi ideologis

Integrasi ideologis adalah integrasi yang tidak tampak secara visual, terbentuk
karena adanya ikatan spiritual atau ideologis yang kuat berdasarkan proses alamiah
tanpa adanya paksaan. Interaksi ideologis menggambarkan adanya persamaan
kepahaman dalam memandang nilai sosial, persepsi, serta tujuan antara anggota
masyarakat dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

C. Faktor yang Mempenaruhi Cepat Lambatnya proses Integrasi

1. Homogenitas Kelompok

Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau kesamaan dalam suatu kelompok


masyarakat baik itu kepribadian, ciri atau adat istiadat. Kesepakatan yang dapat
disetujui bersama akan lebih mudah tercapai dengan mempertimbangkan
homogenitas dalam masyarakat yang bersangkutan.

2. Besar Kecilnya Kelompok Masyarakat

Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan yang muncul akan semakin banyak
pula. Dalam kelompok yang relatif kecil, maka hubungan pribadinya cenderung lebih
akrab dan berlangsung secara informal, sehingga lebih mudah tercapainya suatu
kesepakatan.

3. Mobilitas Geografis (Perpindahan Fisik)

Perpindahan atau pergerakan penduduk secara geografis akan menimbulkan banyak


keanekaragaman dalam suatu wilayah. Masyarakat yang masuk ke suatu daerah
baru membawa ideologi, kebiasaan, budaya dan kepribadian dari tempat asalnya.
Oleh karena itu mobilitas sosial sangat mempengaruhi terbentuknya suatu integrasi
sosial.

4. Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi

Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada
umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara)
dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak,
contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu. Tetapi
komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan
sikap tertentu, ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh
satu pihak dapat diterima dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah
terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

D. Penyebab Integrasi Sosial


Ada 3 (tiga) unsur penyebab integrasi sosial, antara lain :

1. adanya unsur-unsur dalam kehidupan sosial yang tidak sama, seperti tata
susunan masyarakat, organisasi sosial, dan manajemen pemerintahan

2. adanya proses penyesuaian dari unsur-unsur yang berbeda

3. terciptanya pola kehidupan yang serasi sehingga tumbuh rasa kesatuan

E. Syarat – Syarat Integrasi Sosial


Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota
masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu
wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.

Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur


kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi
lagi adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna
mempertahankan keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di
bentuk sekaligus manandai batas dan corak masyarakatnya.

Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu


integrasi social adalah:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik
berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh
budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu
saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.

b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai


norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam
berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag
menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara
konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku
dalam melangsungkan proses interaksi social.

F. Proses Integrasi Dilakukan


integrasi sosial terbagi menjadi :

a. Asimilasi

Asimilasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang hasilnya


menghilangkan ciri khas dari kebudayaan asli, artinya hasil dari asimilasi merupakan
sebuah kebudayaan baru yang diterima oleh semua kelompok dalam lingkungan
masyarakat yang bersangkutan.

b. Akulturasi

Akulturasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan


ciri khas dari kebudayaan asli di lingkungan tersebut. Biasanya kebudayaan asing
yang masuk akan mendapatkan penolakan terlebih dahulu, tetapi kemudian seiring
berjalannya waktu kebudayaan ini akan diterima dan dimanfaatkan dengan tanpa
menghilangkan ciri khas dari kebudayaan awal.

G.Conto Contoh
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks
Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia
(waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka
macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas
daerah, dan sebagainya.

2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan


teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan
mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra,
belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan
dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga
terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu
masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk
agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu
agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.

4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga


tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan
Olahraga Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para
atlet daerah untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.

Anda mungkin juga menyukai