Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN INVERTER 3 FASA UNTUK

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI

Agus Cahya1, Dedid Cahya2,Agus Indra2,Rusminto2


1
Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS
2
Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA
Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114
email :agus8915@gmail.com
dedidch@yahoo.com

Abstrak

Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan di bidang industri dibandingkan
motor jenis lain. Ini dikarenakan motor induksi tiga fasa memiliki banyak keunggulan. Tetapi terdapat juga suatu
kelemahan dari motor induksi tiga fasa yaitu kesulitan dalam mengatur kecepatan. Karena pengaturan kecepatan
motot induksi tiga fasa pada dasarnya dapat dilakukan dengan mengubah jumlah kutub motor atau mengubah
frekuensi suplai motor. Pengaturan kecepatan dengan mengubah jumlah kutub sangat sulit karena dilakukan dengan
merubah konstruksi fisik motor, jadi pengaturannya akan sangat terbatas sedangkan pengaturan kecepatan motor
induksi tiga fasa dengan mengubah frekuensi suplai motor akan jauh lebih mudah dan tidak terbatas tanpa harus
merubah konstruksi fisik motor. Inverter ini menggunakan enam buah mosfet yang dipicu oleh ic IR2130 dan
dikendalikan oleh mikrokontroller ATMega 16. Modul ini diuji dengan motor induksi tiga fasa menggunakan sistem
open loop dengan pembebanan rem. Kecepatan motor akan ditampilkan oleh tachometer yang dikendalikan oleh
mikrokontroller ATMega 16 lainnya. Modul dalam tugas akhir ini akhirnya sudah dapat digunakan mengatur
kecepatan motor induksi tiga fasa rotor bajing terhubung segitiga 220 volt dari kecepatan sekitar 150 rpm pada
frekuensi 5 hz sampai sekitar 1100 rpm pada frekuensi 50 hz.
Modul ini terdiri dari rangkaian penyearah tidak terkontrol, dan Inverter 3 fasa yang digunakan untuk menggerakkan
motor induksi 3 fasa. Modul ini mendapat sumber dari jala-jala 1 fasa yang dihubungkan pada rangkaian penyearah
yang diatur melalui rangkaian tca 785 dengan keluaran 50 - 210 VAc kemudian masuk ke rangkaian penyearah
dengan keluan maksimal 310 Vdc. Dengan keluaran tegangan inverter untuk menjalankan motor induksi 3 fasa.
Teknik switching yang digunakan untuk penyulutan mosfet pada inverter adalah PWM (Pulse Width Modulated)
dengan mode switching tegangan konduksi 180°, dimana Pembangkitan sinyal PWM ini dikontrol melalui
mikrokontroler ATmega 16.

Kata Kunci : TCA 758, rangkaian penyearah, mikrokontroller, inverter 3 fasa, motor induksi 3-fasa.

I. PENDAHULUAN banyaknya kendaraan bermotor yang digunakan


sebagai alat transportasi. Dari semua penyebab polusi
Seiring dengan berkembangnya populasi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai
manusia di kota-kota besar maka kebutuhan akan penyumbang pencemaran udara tertinggi di
transportasi juga meningkat. Hal ini tentu saja Indonesia, yakni sekitar 85 persen[1]. Berbagai solusi
menimbulkan masalah baru diantaranya adalah ditawarkan, termasuk dengan mengembangkan
kualitas udara di kota besar yang terus menurun mode transportasi baru yang dapat digunakan sebagai
akibat adanya polusi udara yang disebabkan kendaraan massal pada masyarakat. Salah satunya
adalah dengan mengembangkan mobil hybrid yang

1
menggunakan 2 sumber energi pada mesinnya (BBM 1.2 Rumusan Masalah
dan listrik) yang dapat digunakan secara bersamaan
sehingga penggunaan BBM sebagai gahan bakar Permasalahan yang dihadapi pada proyek akhir
mesin konvensional dapat ditekan oleh penggunaan ini adalah :
tenaga listrik. Dengan begitu, selain dapat menjadi
solusi atas polusi udara, penggunaan mobil hybrid 1. Kinerja Rangkaian inverter untuk
juga dapat dijadikan sarana untuk menghemat menjalankan motor dalam berbagai
penggunaan BBM. beban.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada 2. Pengaruh parameter – parameter
mobil hybrid penggunaan energi listrik dari rangkaian inverter bila dicoba di
accumulator tidak sekedar sebagai energi tambahan berbagai motor induksi.
dan pelengkap pada kendaraan seperti pada 3. Pengaruh besar kecilnya arus yang
kendaraan konvensional pada umumnya. dikeluarkan oleh inverter terhadap
Accumulator sebagai sumber energi listrik pada motor induksi dengan merubah
mobil hybrid juga berperan penting mengingat energi frekuensi.
listrik yang dimaksud juga digunakan sebagai energi 4. Pemilihan komponen yang tepat agar
primer untuk menyuplai motor listrik yang juga menjadikan kinerja inverter tidak turun
digunakan untuk menggerakkan sistem transmisi ketika dibebani.
pada mobil hybrid bersama dengan motor
konvensional yang menggunakan energi dari BBM. 1.2 Batasan Masalah
Mengingat pentingnya fungsi energi listrik
dan komponen pendukungnya, maka sangat
Adapun batasan masalah yang dibuat adalah
dibutuhkan sebuah sistem manajemen untuk
sebagai berikut :
mengatur konsumsi daya listrik itu sendiri. Salah
satunya adalah yang akan dibahas dalam proyek akhir
1. Motor Induksi yang digunakan adalah
ini yaitu pembuatan sistem penelitian yang akan
motor induksi 3 fasa yang dipinjami
digunakan sebagai metoda penggunaan motor induksi
oleh pembimbing pertama dengan
sebagai penggerak mobil listrik, penelitian ini
dihubungkan bintang.
mengembangkan permodelan motor induksi dengan
2. Pengaturan kecepatan motor induksi 3
menggunakan metoda untuk mendapatkan informasi
fasa dilakukan dengan mengatur
karakteristik motor induksi yang akan dapat
frekuensi sumber antara 5 Hz sampai
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
50 Hz dengan range kenaikan 5 Hz.
sistem secara keseluruhan.
3. Sistem pengaturan yang digunakan
adalah open loop.
1.1 Tujuan dan Manfaat 4. Penyulutan pada Mosfet menggunakan
metode switching PWM ( Pulse Width
Proyek akhir dengan judul “RANCANG Modulated) mode konduksi 1800.
BANGUN INVERTER 3 FASA UNTUK 5. Mikrokontroller yang digunakan adalah
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ATmega 16.
INDUKSI” ini bertujuan untuk menciptakan sebuah 6. Program untuk implementasi adalah
sistem inverter yang digunakan untuk mengatur code vision AVR
kecepatan motor induksi secara optimal.
Dengan adanya proyek akhir ini diharapkan : 1.3 METODOLOGI
1. Pembuatan rangkian inverter yang
digunakan sebagai penggerak motor 1.3.1 StudiLiteratur
induksi.
2. Rangkaian inverter tidak mengalami turun Studi literatur dilakukan dengan cara mencari
tegangan ketika dibebani motor induksi. sumber data yang diperoleh dari makalah-makalah,
2. Kinerja motor induksi pada berbagai buku teks yang relevan dengan bahasan proyek akhir.
macam kecepatan dan beban. Diantaranya referensi mengenai :
 Paper-paper dan presentasi yang membahas
motor induksi tiga phase
 Paper-paper dan presentasi yang membahas
pengaturan kecepatan motor

2
Dari literatur atau sumber yang ada, kita dapat Untuk merancang inverter 3 phase yang dapat
mengambil poin-poin yang relevan dengan pokok disulut melalui mikrokontroller kami menggunakan
bahasan sehingga dapat membantu terselesainya rangkaian IR2130 sebelum masuk ke rangkaian
proyek akhir ini.
inverter untuk menghasilkan pulsa penyulutan yang
menyediakan death time antara pulsa Hi dan Low,
II. Perencanaan dan Pembuatan Sistem
rangkaian IR2130 adalah sebagai berikut :
Inverter yang saya rancang menggunakan
komponen utama yaitu 6 buah mosfet. Dan tegangan
masukan berasal dari sumber 1 fase atau jala-jala,
yaitu dari 220 volt Ac kemudian saya masukkan ke
rangkaian penyearah menjadi 310 volt dc. Sebagai
masukan rangkaian inverter 3 phasa yang digunakan
untuk masukan motor induksi 3 phasa. Gambar 2.1
adalah blok diagram sistem inverter secara utuh, tapi
kami disini hanya mengerjakan rangkaian yang
diblok.

Ac 220 Penyear Inverte Motor 3--


phasa Gambar 2.3 Konfigurasi Rangkaian Mosfet
volt ah r 3-
phasa
Untuk penyulutan inverter ini ada tiga
IR213 masukan penyulutan yaitu Qa, Qb dan Qc ketika Qa
0 sensor
on maka Q1 akan on dan Q4 akan off, ketika Qb on
Mikroko maka Q3 akan on dan Q6 off dan ketika Qc on maka
ntroller Q5 on dan Q2 off, dari karakteristik tersebut maka
untuk mendrive inverter ini dibutuhkan rangkaian
Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem inverter
logika not untuk mendrive Q2, Q6 dan Q2 sehingga
2.1 PEMBUATAN PERANGKAT KERAS blok diagram dengan sistem keseluruhan adalah :

Pada tahap pembuatan perangkat keras ini


terdiri dari AT-Mega 16, Inverter 3-Phase, Sensor
Kecepatan (Optocoupler).Adapun blok digram dari
rancangan hardware adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Rangkaian Perencanaan Inverter 3


Phase

2.1.2 Perencanaan Penyearah Jembatan Penuh

Gambar 2.2 Peletakkan tiap blok dari sistem Pada tugas akhir ini menggunakan penyearah
gelombang penuh dengan menggunakan dioda
2.1.1 Perencanaan Inverter 3 fasa
jembatan (bridge) dan sisi keluarannya dihubung
paralel dengan 2 buah kapasitor bipolar 470 μF/400
V yang masing-masing dihubung seri dan 2 buah

3
resistor 51 kW/5 W yang masingmasing dihubung terdapat kesalahan (error) maka proses download
seri pula. Kapasitor ini digunakan supaya hasil dapat dilakukan.
tegangan dc lebih besar dan halus sedangkan
resistornya digunakan untuk membuang muatan yang
ada dalam 2 kapasitor tersebut apabila sistem dalam
keadaan berhenti. Dan untuk pengamannya
digunakan sebuah kontak dari kontaktor. Simbol
untuk rangkaian diatas dapat ditunjukkan gambar 2.4
sebagai berikut :

Gambar 2.5 Gambar rangkaian penyearah

Gambar 3.13 merupakan rangkaian penyearah,


yaitu merubah tegangan AC 220 volt menjadi
tegangan DC 310 volt. Rangkaian ini berhubungan
langsung ke tegangan 1 fase, kemudian masuk diode
bridge lalu masuk ke elco. Elco berfungsi sebagai
penghilang ripple pada sisi output rangkaian
penyearah tersebut. Lalu resistor digunakan untuk
membuang muatan yang ada dalam 2 kapasitor
tersebut apabila sistem dalam keadaan berhenti.

2.2 PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

Dari hasil perancangan perangkat lunak, Gambar 2.6 flowchart penyulutan Inverter
dibuatlah program yang telah dirancang
mengguanakan Code Vision AVR. Code Vision AVR III Pengujian Dan Analisa
Merupakan suatu software yang digunakan dalam
penulisan program yang nantinya akan di download 3.1 Pengujian mikrokontroller
pada microcontroller AVR ATmega 16. Dalam
penggunaan microcontroller AVR menggunakan Untuk pengujian mikrokontroler yang
software CodeVision AVR. Seperti umumnya berkaitan dengan software maka kami membutuhkan
microcontroller, program untuk microcontroller AVR supply dc minimum system, dan seperangkat kabel.
ditulis menggunakan bahasa assembly. CodeVision Dalam pengambilan data saya melakukan percobaan
AVR merupakan software C-cross compiler, dimana atau mengambil data pwm yang dikeluarkan oleh
program dapat ditulis menggunakan bahasa-C. minimum system. Seperti terlihat pada gambar
dengan menggunakan pemrograman bahasa-C dibawah ini:
diharapkan waktu desain (deleloping time) akan
menjadi lebih singkat. Setelah program dalam
bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak

4
PortC.3
Potensi Mikroko Osciloscope
ometer ntroller
PortC.4
ATmega
Gambar 3.116Blok diagram pengujian
Mikrokontroller ATMega 16

Gambar 3.3 Rangkaian Perencanaan Inverter 3


Phase

Gambar3.2 Gelombang keluaran sinyal U dan V


dari minimum system

Pada gambar 3.1 terlihat ada dua gelombang


yang aktif dan offnya berbeda sesuai dengan apa
yang diprogramkan. Gelombang tersebut dihasilkan
dari program pwm. Yaitu antara U, V, W berbedak
waktu aktifnya. Itu dikarenakan Menggunakan
metode pemrograman 1800, yang digunakan untuk
penyulutan mosfet secara bergantian.
Gambar3.4 Gelombang penyulutan IC IR2130

3.2 Pengujian Driver IR 2130 3.3 Pengujian Mosfet IRF 460

Untuk pengujian inverter kami membutuhkan Untuk pengujian mosfet kami membutuhkan
sumber penyulutan sumber DC. dengan memberikan sumber penyulutan sumber DC. dengan memberikan
data penyulutan pada Qa,Qb dan Qc maka penulis data penyulutan pada kaki-kaki gatenya. Pengaturan
dapat menguji keluaran dari inverter untuk masing- frekuensi pada inverter dilakukan dengan mengatur
masing tabel switching. Pengaturan frekuensi pada perubahan frekuensi pada sinyal PWM 3 phase.
inverter dilakukan dengan mengatur perubahan Amplitudo PWM pada proyek akhir ini sebesar 15
frekuensi pada sinyal PWM 3 phase. Amplitudo V,dilpilih besar tegangan 15V karena MOSFET
PWM pada proyek akhir ini sebesar 15 V,dilpilih IRFP460 bekerja pada 15 V. Untuk mengamankan
besar tegangan 15V karena MOSFET IRFP460 rangkaian switching dan beban dari arus lebih dan
bekerja pada 15 V. Untuk mengamankan rangkaian gangguan lainnya maka digunakan IC driver IR2130.
switching dan beban dari arus lebih dan gangguan Driver ini juga menyediakan dead time, sehingga
lainnya maka digunakan IC driver IR2130. Driver ini tidak memerlukan lagi dead time pada pembangkitan
juga menyediakan dead time, sehingga tidak PWM 3 phase. Berikut gambar hasil pengujian
memerlukan lagi dead time pada pembangkitan pembangkitan PWM yang digunakan untuk
PWM 3 phase. Berikut gambar hasil pengujian pengaturan frekuensi rangkaian inverter 3 Phase :
pembangkitan PWM yang digunakan untuk
pengaturan frekuensi rangkaian inverter 3 Phase :

5
Tabel 3.2 Data hasil pengukuran Tegangan Output
Out U
Mikroko Inverte (praktik)
Oscil
ntroller
Potensi r3 Out V oscop
ATmega
ometer fasa e
16 Tegangan Input Tegangan
Out W NO
(Volt) Output
1 5 3,7
Gambar 3.5 Blok diagram pengujian IC IR2130
2 10 7,7
3 15 11,5
4 20 15,4
5 25 19,3
6 30 24,3
7 150 119
8 310 230

Dari table 6.1 dan 6.2 dapat dilihat adanya perbedaan


antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
teori tidak terlalu besar. Dan itu mungkin disebabkan
karena pemilihan komponen yang kurang bagus, dan
juga bias dari rangkaiannya. Bias juga karena
tegangan input yang diberikan oleh rangkian
Gambar 3.6 Gelombang keluaran rangkaian inverter penyearah dari 220 volt ac ke dc terjadi penurunan
pada phase R-S frekuensi 20 Hz tegangan. Karena komponen dari rangkaian
penyearah kurang bagus, missal capasitor yang
3.4 Pengujian keseluruhan sistem digunkan kurang besar maka tingkat penurunan lebih
besar.
Tabel 3.1 Data hasil pengukuran Tegangan Output
(teori)  Perhitungan % error :
Dengan rumus :
Tegangan Input
NO Tegangan Output teori  praktikum
(Volt) Error  )x100%
1 5 3,9 teori
2 10 7,8
3 15 11,7 3,9  3,7
1. Data 1= )x100% = 5,1 %
4 20 15,6 3,9
5 25 19,5 7.8  7,7
2. Data 2= )x100% = 1,2 %
6 30 24,4 7,8
7 150 117 11,7  11,5
3. Data 3= )x100% = 1,7 %
8 310 241 11,7
15,6  15,4
Tabel 6.1 diperoleh hasil dengan merubah-ubah nilai 4. Data 4= )x100% = 1,2 %
tegangan input dengan frekuensi yang tetap. Hasil 15,6
tersebut diperoleh dengan perhitungan menggunakan 19,5  19,3
5. Data 5= )x100% = 1 %
rumus V=0.78 x Vdc. Jika dibandingkan dengan hasil 19,5
pengukuran sebenarnya maka tidak beda jauh
perhitungan sebenarnya dapat dilihat dalam table 24,4  24,3
6. Data 6= )x100% = 0.4 %
dibawah ini: 24,4
117  119
7. Data 7= )x100% = 1,7 %
117

6
241  230 mosfet. Jika dibandingkan tegangan yang keluar dari
8. Data 8= )x100% = 4,5 % inverter sebelum dan sesudah dikasih beban maka
241
perbedaanya tidak terlalu besar, maka inverter ini
system kerjanya lumayan bagus. Karena kalo
Dari perhitungan di atas dapat dilihat error
frekuensi tinggi maka seharusnya kecepatanya harus
dari membandingkan antara tegangan input dan
semakin tinggi juga.
tegangan output. Rata-rata errornya kecil paling besar
errornya 5 persen pada percobaan yang pertama atau
3.4.2 Pengujian Pengaruh frekuensi terhadap inverter
pada pengambilan data pertama. Paling kecil errornya
pada pengambilan data keenam dengan input
tegangan dc sebesar 30 volt secara teori hasilnya Sumbe Rangkaia Inve Out U Amp
sebesar 24,4 volt dan secara praktik sebesar 24,3 volt. r n rter ere
220vol 3
Out V mete
penyeara
3.4.1 Hasil pengukuran tegangan output dan t ac fasa r
kecepatan motor dengan penambahan beban Out W

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran tegangan output dan Potensi


kecepatan motor dengan pengereman ometer
(F)
Tegan Dg mtr + beban
Dengan Motor Gambar 3.7 blok diagram percobaan pengukuran
gan 1,5 Kg tegangan output inverter
N Freku
output Teganga Teganga
O ensi RP RP
inverte n output n output Pengujian pengaruh frekuensi terhadap
r inverter
M inverter
M
inverter atau pengarug pengaturan kecepatan motor
1. 5 Hz 105 85 82 80 75 induksi dengan mengubah frekuensi dapat dilihat
pada tabel 4.10. Sesuai dengan teori pada buku Zuhal
2. 10 Hz 108 95 142 91 142
bahwa pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa
3. 15 Hz 110 100 240 90 195 dengan cara merubah frekuensinya maka
4. 20 Hz 111 102 322 91 0 kelemahannya adalah apabila frekuensi yang
diberikan ke inverter kecil maka arus yang
5. 25 Hz 111 103 405 81 0 dikeluarkan akan semakin besar. Dan apabila
6. 30 Hz 111 103 487 84 0 frekuensi yang diberikan besar mencapai 50 Hz maka
arus yang dikeluarkan inverter akan semakin kecil.
7. 35 Hz 111 102 570 87 0
Untuk membuktikan teori tersebut maka kita dapat
8. 40 Hz 111 101 630 90 0 melihat pada hasil percobakan tabel 4.10 .
9. 45 Hz 111 101 682 92 0
10 50 Hz 111 101 735 96 0

Pengukuran diatas dengan memberikan beban


pada motor yaitu dengan cara mengerem agak
kencang, maka didapatkan hasil seperti diatas. Pada
frekuensi tinggi motor tidak dapat berputar karena
arus yang dikeluarkan kecil, maka tidak kuat
memutar motor. Tetapi tegangannya turun sedikit.
Untuk frekuensi yang rendah seperti yang terlihat
diatas yaiti antara 15 Hz sampai 5 Hz motor bias
bekerja karena arus yang dikeluarkan oleh inverter
mampu menyulut pergerakan motor. Kecepatan Gambar 3.8 Hasil pengukuran arus pada inverter
motor tertinggi terdapat pada frekuensi 30 Hz karena
perbandingan antara arus yang dikeluarkan oleh
inverter sebanding dengan tegangan yang dikeluarkan Pada gambar 3.5 merupakan arus terbesar
yang dikeluarkan inverter dengan menerima input
oleh inverter. Tetapi pada frekuensi 20Hz tegangan
yang keluar besar dan kecepatannya rendak karena frekuensi sebesar 10 Hz. Arus tersebut sudah
melebihi dari arus motor induksi yang saya gunakan.
frekuensi yang diberikan kecil maka akan
mempengaruhi pada lebar pulsa pada penyulutan

7
Tabel 3.4 Hasil pengukuran arus pada inverter pada motor induksi. Pengaturan kecepatan motor
induksi dilakukan dengan cara mengubah-ubah
Input Arus (A) frekuensi kerapatan fluk tidak akan setimbang. Maka
No F agar menjaga kerapatan fluk , pengubahan frekuensi
DC U V W
harus dilakukan bersamaan dengan pengubahan
1 5 2 2 2 tegangan.
2 10 1,9 1,9 1,9 Pengaturan frekuensi untuk mengendalikan
kecepatan motor induksi biasanya dibarengi juga
3 15 1,2 1,2 1,2 dengan pengaturan tegangan masukan V1 yang
3
4 20 0,7 0,7 0,7 sebanding dengan frekuensi tersebut karena untuk
1
mendapatkan fluk konstan, diperlukan v1≈ f.
5 0 25 0,5 0,5 0,5
6 V 30 0,4 0,4 0,4
7 O 35 0,3 0,3 0,3
L
8 40 0,2 0,2 0,2
T
9 45 0,2 0,2 0,2
10 50 0,2 0,2 0,2

Pada tabel 3.4 dapat dianalisa bahwa semakin


kecil frekuensi maka semakin besar arus yang
dikeluarkan oleh inverter. Dan sebaliknya semakin
basar frekuensi maka semakin kecil pula arus yang
dikeluarkan oleh inverter. Dari data tersebut maka
apabila arus yang dikeluarkan oleh inverter terlalu
besar maka dapat merusak motor induksi. Beban Gambar 3.7 Rangkaian secara keselurtuan
disini saya menggunakan motor induksi 3 fasa
dengan spek maksimal 1,25 A, tetapi pada
kenyataanya arus yang dikeluarkan oleh inverter
mencapai 2 A.

A
2.5
2
1.5
ARUS
1
0.5
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 F

Gambar 3.6 Grafik perbandingan antara arus dan


frekuensi

Pada gambar 4.14 adalah perbandingan antara Gambar 3.8 Gambar bok tampak dari luar
besarnya arus berbanding terbalik dengan besarnya
frekuensi. Apabila arus besar maka frekuensi kecil
dan apabila arus kecil maka frekuensi besar.
Kenyataan seperti itu akan menyebabkan kerusakan

8
IV. KESIMPULAN Fasa (Mikrokontroller sebagai Driver pada Buck-
Boost Konverter Inverter Tiga Fasa)”, Proyek
Setelah melalui beberapa proses perencanaan, Akhir PENS –ITS 2008.
pembuatan dan pengujian alat serta dari data yang [8] A.M. Gole, Sinusoidal Pulse width modulation,
didapat dari perencanaan dan pembuatan Three phase Power Electronics, Internet, 2000
Inverter, maka dapat disimpulkan: [9] Datasheet AVR ISP Programmer, diakses 1
Februari 2011,
1. Inverter bekerja pada frekuensi antara 5 Hz http://www.avrispprogrammer.com/literature
sampai 50 Hz dengan step 5 Hz. [10] Pengertian dan manfaat mosfet, diakses 3
2. Inverter bekerja maksimal dengan beban motor februari 2011,
induksi arus yang dikeluarkan sebasar 2 A pada http://id.wikipedia.org/wiki/MOSFET
frekuensi 5 Hz. [11] Datasheet ATMega8535 8-bit Microcontroller
3. Inverter dapat digunakan untuk pengaturan motor with 16K Bytes In- System Programmable
induksi dari kecepatan 150 RPM pada frekuensi 5 Flash diakses 1 Februari 2011,dari alldatasheet.
Hz sampai sekitar 1100 RPM pada frekuensi 50 http://www.alldatasheet.com/datasheet-
Hz. pdf/pdf/78532/ATMEL/ATMEGA8535.html
4. Tegangan output dari inverter sebesar 218 volt
AC pada frekuensi 50 Hz. Untuk mendapatkan
tegangan output maksimal sampai 220 Volt AC 3
fasa pada inverter bisa didapat dari pemilihan
komponen switching yang tepat, dalam hal ini
adalah tipe MOSFET.

V. SARAN-SARAN

Dalam pengerjakan dan penyelesaian Proyek


Akhir ini tentu tidak lepas dari berbagai macam
kekurangan dan kelemahan, baik itu pada sistem
maupun pada peralatan yang telah dibuat. Untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dari peralatan,
maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Inverter ini dapat dikembangkan dengan


menambah filter harmonisa pada sisi outputnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Zuhal “Dasar Tenaga Listrik” ITB BANDUNG


2000.
[2] Kristianto H “ Inverter Treprogram Berbasis
Atmega 8535sebagai sumber listrik untuk
penerangan” Proyek akhir PENS ITS 2010.
[3] Andrianto heri “Pemrograman Mikrokontroller
AVRATMEGA16” Informatika, 2008.
[4] Winoto ardi “Mikrokontroller AVR Atmega
8/32/16/8535” informatika, 2008.
[5] Dimas Pungky,”Rancang Bangun Inverter Satu
Fase pada Daya Rumah Tangga(switching
PWM)”,Proyek Akhir PENS-ITS 2010.
[6] Muhammad H.Rashid,”Power Electronics
Circuits,Devices,and Application 3”, Prentice
Hall 2004.
[7] Hasna Abadiningrum , “Sepeda Elektrik
Menggunakan Penggerak Motor Induksi Tiga

Anda mungkin juga menyukai