Disusun Oleh:
KELOMPOK V
No NAMA MAHASISWA NIM
1 RIZKY AMALIA 140405010
2 ANDRY H. SIANTURI 140405033
3 ISKANDAR ZULKARNAIN 140405066
4 SAID HANIEF 140405070
5 IMMANUEL P. R. H 140405071
6 YUNAL M. PANE 140405094
7 REGY A. PUTRA GINTING 140405096
8 NOVITA WAHYUNI 140405098
9 MHD DEDI ANGGREAWAN 150405060
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Perancangan Alat
Proses mengenai Alat Kristalisasi (Crystallizer) dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas
Mata Kuliah Perancangan Alat Proses dan untuk melengkapi persyaratan yang telah
ada pada pelaksanaan perkuliahan.
Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil studi literatur yang telah dilakukan
yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Dosen Pembimbing mata kuliah Perancangan Alat Proses, Ibu Prof. Dr.
Zuhrina Masyithah, S.T., MSc.
3. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang ikut dalam proses penyusunan
hingga terselesaikannya makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat oleh penulis. Namun demikian penulis menyadari
bahwa makalah ini belum sempurna dan masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca khususnya dosen
pembimbing untuk peningkatan mutu makalah selanjutnya di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya, penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, 05 Januari 2018
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari pembuatan makalah perancangan alat proses
mengenai alat kristalisasi (crystallizer) ini yaitu:
1. Bagaimana terjadinya suatu proses kristalisasi?
2. Bagaimana cara mendesain alat proses yang akan digunakan dalam industri
berdasarkan proses kristalisasi?
3. Bagaimana pertimbangan bahan konstruksi yang digunakan dalam proses
perancangan alat kristalisasi (crystallizer)?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kristalisator jenis ini mengkombinasikan antara pendingin dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh).
4
Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan dengan hasil yang masih belum
padatan, dialirkan dengan paksa atau forced circulation, serta adanya Heat
Exchanger dapat membuat kenaikan titik didih yang sempurna. Kenaikan titik
didih pada Heat Exchanger pada Evaporator untuk dapat membuat larutan
menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 – 10oF untuk sekali lewat. Bila kenaikan
titik didih yang diharapkan untuk mendapatkan kristal yang baik tidak sesuai,
maka dapat digunakan beberapa evaporator untuk menaikkan titik didih,
dimana konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan juga. Karena mengalir
secara paksa menggunakan pompa, maka kecepatan aliran cukup tinggi,
sehingga akan mengakibatkan ketinggian permukaan larutan pada crystallizer
tidak tetap atau naik turun. Umumnya, crystallizer jenis ini dibangun dengan
diameter 2 feet atau pada skala industri sekitar 4 feet atau lebih [1].
5
menuju ke Vapor Separation (pemisahan uap). Lalu mengalami proses
nukleasi (pembentukan inti kristal), kristal yang terbentuk akan
mengendap ke dasar larutan dan sebagian akan naik ke permukaan.
Kristal yang mengendap akan mengalami pemisahan antara kristal halus
dengan kristal kasar pada settling zone (zona penyelesaian), dimana
sebagian kristal akan dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya
dijadikan umpan bersama cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi
guna melarutkan partikel-partikel halus yang masih mengendap.
2) Proses Klarifikasi
Terjadi pemisahan pada bentuk kristal. Kristal yang sesuai dengan
keinginan akan diambil dan kristal yang belum sesuai (ukuran besar atau
kasar) akan dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
Produk yang diperoleh dengan menggunakan Draft Tube Baffle (DTB)
crystallizer adalah:
a. Natrium Karbonat (Sodium Carbonate)
b. Sodium Sulfat (Sodium Sulfate)
c. Natrium Nitrat (Sodium Nitrate)
d. Tembaga Sulfat (Copper Sulfate)
e. Sodium Sulfit (Sodium Sulfite)
f. Kalsium Klorida (Calcium Chloride)
g. Amonium Sulfat (Ammonium Sulfate)
h. Kalium Klorida (Potassium Chloride)
Keuntungan dari penggunaan Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer antara
lain sebagai berikut:
a. Mampu memproduksi kristal-kristal dalam bentuk tunggal.
b. Siklus operasionalnya lebih panjang.
c. Biaya operasi lebih rendah.
d. Kebutuhan ruang minimum.
e. Instrumen dapat dikendalikan dengan mudah.
f. Kesederhanaan operasi, memulai dan penyelesaian.
6
3. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer
Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi cairan atau larutan
iknduk, dimana umpan maupun hasil kristalisasi akan masuk ke dalam Shell
and Tube Heat Exchangers untuk didinginkan.
7
Gambar 2.3 OSLO Evaporative Crystallizer [1]
8
ini ukuran kristal yang diinginkan dapat diatur dengan mengatur kecepatan
pompa sirkulasi. Kalau sirkulasinya lambar, maka kristal yang kecil-kecil pun
akan larut mengendap [1].
9
continuous dengan dilengkapi pengaduk dan apabila menggunakan pengaduk,
pembentukan kristal terutama pada secondary nucleation akan lebih besar bila
dibandingkan dengan tanpa pengaduk [1].
Gambar 2.6 Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil [1]
10
Gambar 2.7 Direct Contact Refrigeration Crystallizer [1]
4. Twinned Crystallizer
Jenis crystallizer ini sebenarnya berbentuk tangki yang di dalamnya terdapat
dua pengaduk yang dipisahkan oleh sekat atau baffle. Pada tiap pengaduk
terdapat medium pemanas dimana yang salah satunya bekerja pada suhu
saturasi, sedangkan satunya bekerja pada suhu supersaturasi atau lewat jenuh.
Namun bila suhu operasi pada cristallizer ini sama pada kedua medium
pemanas, umumnya akan didapatkan keseragaman ukuran. Tetapi waktu yang
diperlukan akan lebih lama, walaupun terdapat dua pengaduk dalam satu tangki
tersebut [1].
11
crystallizer. Terlihat bahwa umpan masuk dari sebelah kanan atas, karena
adanya pergerakan pengaduk, cairan induk bersikulasi dan juga disebabkan
karena adanya sekat antara kedua pengaduk tersebut. Semakin cepat gerakan
pengaduk dan semakin tinggi perbedaan suhu yang ditukarkan, maka semakin
cepat dan baik kristal yang didapatkan. Produk berupa kristal dapat diambil
pada bagian bawah crystallizer, karena kristal akan jatuh atau mengendap di
bawah karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis [1].
12
penenggelam (drowning-out agent) atau pendamping reaksi. Sistem kemudian
menempatkan diri untuk mendapatkan termodinamik melalui nukleasi dan
pertumbuhan dari nuklei. Jika suatu larutan mengandung partikel padatan dari luar
daripada kristal dari tipenya sendiri, maka nuklei dapat terbentuk hanya dengan
nukleasi homogen (homogeneus nucleation). Apabila terdapat keberadaan partikel
dari luar, nukleasi difasilitasi dan proses dikenal sebagai nukleasi heterogen
(heterogeneous nucleation). Kedua jenis nukleasi mengambil tempat dalam
kehadiran kristal dari larutan itu sendiri dan secara kolektif dikenal sebagai nukleasi
primer (primary nucleation). Ini didapatkan ketika keadaan spesifik yang sangat
jenuh, dikenal sebagai super saturasi metastabil yang didapatkan dalam sistem. Akan
tetapi, semi komersil dan kristalizer dalam industri, telah diamati bahwa terdapat
nuklei bahkan pada saat super saturasi rendah ketika larutan dari kristalnya sendiri
ada [1].
13
Gambar 2.9 Oslo Crystalization Open System
Pengklasifikasian kristalisasi ruang adalah bagian bawah unit. Bagian atas
adalah area pemisahan cairan-uap jenuh di mana dikembangkan oleh penghilangan
pelarut (air untuk sebagian besar aplikasi). Cairan sedikit jenuh mengalir turun
melalui pipa tengah dan jenuh yang lega dengan kontak dengan fluidized bed kristal.
Desupersaturation terjadi secara progresif sebagai larutan induk beredar bergerak ke
atas melalui tidur pengklasifikasian sebelum dikumpulkan di bagian atas ruangan.
Kemudian daun melalui pipa beredar dan setelah penambahan pakan segar, melewati
penukar panas di mana panas make-up disediakan. Hal ini kemudian didaur ulang ke
bagian atas.
Perlu diingat bahwa biaya operasi unit jenis crystallizer Oslo jauh lebih rendah
daripada dengan jenis lain . Ini Oslo Jenis crystallizer (diklasifikasikan - crystallizer
suspensi) memungkinkan siklus panjang produksi antara periode cuci. Selain operasi
proses biasa, Oslo Jenis crystallizer juga menemukan sejumlah aplikasi yang
menarik, misalnya untuk reaksi kristalisasi dan pemisahan kristal jika beberapa
spesies kimia yang terlibat. Untuk itu, jenis peralatan kristalisasi ini layak untuk
dikembangkan.
Adapun prinsip kerja alat kristalisasi tipe oslo adalah:
14
Awalnya dirancang sebagai mengklasifikasikan crystallizers, unit Oslo sering
dioperasikan dalam modus campuran suspensi untuk meningkatkan produktivitas,
meskipun hal ini mengurangi ukuran kristal produk. Dengan modus
pengklasifikasian operasi, larutan umpan pekat panas dimasukkan ke kapal pada titik
tepat di atas inlet ke pipa sirkulasi. Larutan jenuh dari daerah atas crystallizer,
bersama dengan sejumlah kecil bahan baku, disirkulasikan melalui tabung penukar
panas dan didinginkan oleh sirkulasi paksa air atau air garam. Dengan cara ini,
larutan menjadi jenuh, meskipun harus diperhatikan untuk menghindari nukleasi
spontan. Kristal produk magma dihapus dari daerah yang lebih rendah dari kapal.
Keuntungan alat kristalisasi jenis oslo adalah :
- Biaya operasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis lain dari
crystallizer perawatan yang rendah.
- Memungkinkan siklus produksi yang panjang antara periode cuci.
15
BAB III
STUDI KASUS DAN CONTOH SOAL
Kristal asam sitrat monohidrat dalam sebuah MSMPR (mixed suspension mixed
product removal) pada 30C dengan ukuran kristal dominan LD = 0,833 mm (20
mesh). Density kristal 1.54 g/mL, volume shape factor = 1 dan kelarutannya 39,0
wt %. Rasio supersaturasi yang digunakan C/C0 = 1,05. Kecepatan pertumbuhan
kristal, G = 4 10-8 m/s.
Jika kecepatan produksi kristal = 15 kg/jam, hitung kecepatan nukleasi dan gambar
distribusi massa diferensial dari kristal yang dihasilkan.
Penyelesaian :
G dL dt 4 108 m s 0.144 mm jam
Hubungan antara ukuran dominan dengan besaran lain:
LD 0,833 3G
0,833
1,93 jam
30.144
Untuk kecepatan produksi 15 kg/jam:
M ' 15
Kecepatan nukleasi dihitung dengan persamaan dibawah ini:
1,5 M '
B0
c L3pr
1,515
11,50,833 103 3
= 2,595 1010nuklei/m3 jam
Distribusi massa diferensial dinyatakan dalam persamaan:
dm x 3 e x
dx 6
Dengan:
L L
x 3,60 L
G 0,1441,93
Maka diperoleh :
dm 3,60 L e 3, 60 L
3
dx 6
16
Maka gambar distribusi massa diferensial dari kristal yang dihasilkan.
0.25
0.20
0.15
dm / dx
0.10
0.05
0.00
0 1 2 3 4
L (mm)
Gambar 3.1 Distribusi Massa Diferensial Kristal
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Kristalisasi merupakan salah satu satuan proses yang sering digunakan dalam
industri kimia, seperti pemekatan susu menjadi berwujud powder dan
sebagainya.
2. Alat-alat yang digunakan dalam proses kristalisasi disebut dengan Crystallizer
dimana alat ini sering ditemukan di berbagai industri pabrik di dunia.
3. Terdapat beberapa jenis dari Crystallizer yang dikelompokkan berdasarkan ada
tidaknya sirkulasi magma yang berupa larutan pekat di dalam alat crystallizer.
4. Proses kristalisasi pada umumnya merupakan suatu proses evaporasi dimana
hal ini terjadi pada kondisi larutan yang supersaturated sehingga terjadi
perubahan fasa dari fasa cair ke fasa padatan.
4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan dari makalah ini adalah:
1. Sebaiknya agar lebih memahami mengenai kristalisasi beserta alatnya, maka
diperlukan langkah-langkah cara mendesain crystallizer dengan ketentuan
sesuai dengan umpan yang akan dikristalkan.
2. Diharapkan mahasiswa untuk mencari penerapan mengenai proses kristalisasi
di dalam kehidupan sehari-hari untuk lebih meningkatkan pemahaman sebagai
seorang Ahli Teknik Kimia di bidang perancangan alat kristalisasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cyntia, Rizky Fajar, Ornastya Pratiwi Wulandari, Ahmad Aldi Wijanarko.
2015. Crystallizer. Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
[2] Coelfen, H dan Antonietti, M. 2008. Mesocrystals and Nonclassical
Crystallization. United Kingdom (UK): John Wiley and Sons Ltd.
[3] McKetta, John J. 2003. Unit Operation Handbook Volume 1 Mass Transfer.
New York: Marcel Dekker.
[4] Surdiansyah, Eko Aji dan Radityo Pungky P. 2012. Evaporator dan
Kristalisator. Universitas Negeri Malang: Malang
19