PENDAHULUAN
peradaban era modern sangatlah penting, faktor manusia menjadi kunci pokok
faktor penentu keberhasilan suatu organisasi tersebut. Dalam kaitan ini, manusia
mencapai tujuan organisasi. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai
merupakan masalah sentral dalam wadah organisasi, dan hal ini dapat tercermin
organisasi, senang tidaknya orang bekerja, serta tercapai atau tidaknya tujuan
tersebut.
manusia sadar akan dirinya dan tidak ada sekelompok manusia pun dalam
dianggap turut menentukan usaha memperoleh apa yang menjadi kebutuhan cita-
cita masyarakat itu sendiri, pemimpin adalah orang yang membimbing dan
mengarahkan seluruh pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan kata
maupun organisasi militer bukan saja sebagai pelengkap dalam jaringan mata
rantai kegiatan pencapaian tujuan saja, tetapi sudah harus menjadi faktor penentu
keberhasilan segala aktivitas yang dilakukan. Saat ini pola pikir pimpinan
Manusia yang ada pada suatu organisasi, sehingga SDM dipandang sebagai mitra
kerjasama secara berdaya guna. Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah
dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, pegawai merupakan kunci
penentu keberhasilan perusahaan. Untuk itu setiap pegawai selain dituntut untuk
pengalaman, motivasi, disiplin diri, dan semangat kerja tinggi, sehingga jika
kinerja pegawai perusahaan baik maka kinerja perusahaan juga akan meningkat
ditularkan ke bahawannya dan juga seorang pemimpin ialah yang mengetahui apa
itu sendiri tidak terlepas dari semangat kerja yang tinggi pula dari karyawan,
(Sastrohardiwiryo 2008:30).
motivasi tersendiri bagi karyawan untuk melakukan suatu guna mencapai tujuan
yang diinginkan. Keseluruhan rangkaian yang baik yang bersifat formal maupun
informal antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, antara bawahan
diterima oleh karyawan dalam bentuk finansial dan non finansial karena telah
karyawan supaya tidak keluar dari organisasi atau perusahaan, dengan kata lain
yang diterima. Semakin besar kompensasi yang diberikan oleh perusahaan maka
pula, sebaliknya bila tingkat kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kecil
maka semangat kerja karyawan dalam melaksanakan tugas atau kewajiban nya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektif tidaknya sumber daya
manusia yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Semangat kerja memiliki
peranan yang sangat penting karena semangat merupakan suatu tolak ukur
tugasnya dengan baik dan benar maka akan memiliki semangat kerja yang tinggi
pula. Sebaliknya pegawai yang kerjanya asal-asalan maka bisa dikatakan memiliki
semangat kerja yang rendah. Dalam dunia organisasi, semangat kerja pegawai
Sebagai suatu bagian dari organisasi bisnis yang berfungsi untuk meningkatkan
semangat kerja yang tinggi sangatlah penting agar organisasi koperasi ini dapat
karakteristik dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Koperasi ini menjadi
Pegawai Pemerintah Kota Bandung meliputi usaha simpan pinjam dan usaha
niaga.
pada awalnya bernama Koperasi Pegawai Otonom Kota Praja atau disingkat
Di tahun 2016, Pemerintak Kota Bandung terus memacu daya saing koperasi
terdapat sekitar 2.500 koperasi yang terdaftar dan sebanyak 2.140 atau 84 %
Asean atau (MEA). Kemajuan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas
tanggungjawab yang tinggi dari karyawan itu sendiri. Berikut ini laporan
rencana keuntungan jasa kredit barang tidak tercapai. Dimana dari tahun 2011
sampai 2014 terjadi penurunan jumlah pemohon yang drastis, yang membuat
Namun setiap tahunnya, rencana keuntungan jasa kredit barang selalu tidak
tercapai. Di tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah pemohon namun tetap rencana
keuntungan jasa kredit barang tidak tercapai. Tentunya hal ini jauh dari harapan
perusahaan yang menginginkan para karyawan memiliki semangat kerja yang baik
Tanpa
Bulan Sakit Izin Jumlah
Keterangan
Oktober 2015 2 17 0 19
November 2015 0 18 0 18
Desember 2015 7 15 0 22
Januari 2016 10 10 0 20
Februari 2016 5 16 0 21
Maret 2016 0 21 5 25
Sumber : Rekap Absen Karyawan/ Karyawati KPKB bulanan tahun 2015-2016
pegawai KPKB. Dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Maret 2016, pegawai
yang tidak hadir dengan alasan izin sangat dominan dibandingkan dengan
pegawai yang tidak hadir dengan alasan sakit dan tanpa keterangan. Tentunya
dari organisasi dapat tercapai. Penulis beranggapan bahwa data yang ditampilkan
diatas belum cukup untuk penulis jadikan sebagai landasan pelaksanaan penulis,
oleh karena itu dari hasil arahan pembimbing dan dengan tujuan memperkuat
fenomena apa saja yang terjadi di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung,
sebagai berikut:
4. Masih banyak pegawai yang belum mempunyai pendidikan yang baik atau
cukup
5. Kepemimpinan dari pimpinan kurang begitu tegas bisa dilihat dari waktu jam
istirahat sudah habis akan tetapi masih banyak pegawai yang masih keluar dari
kantor dll.
pisahkan meski semangat kerja pengaruh yang cukup besar terhadap semangat
kerja. Dengan meningkatnya semangat kerja dan gairah kerja, maka pekerjaan
akan lebih cepat diselesaikan dan semua pengaruh buruk dari menurunnya
semangat kerja seperti absensi dan selanjutnya akan dapat diperkecil dan
selanjutnya menaikkan semangat dan gairah kerja yang berarti diharapkan juga
dapat diartikan juga sebagai suatu iklim atau suasana kerja yang terdapat di dalam
pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja secara lebih baik dan produktif.
bawahan
2. Kepuasan para petugas terhadap tugas dan pekerjaannya karena memperoleh
3. Terdapat satu suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan anggota
dengan pekerjaan.
5. Adanya tingkat kepuasan ekonomis dan kepuasan nilai yang memadai sebagai
imbalanyang dirasakan adil terhadap jerih payah yang telah diberikan kepada
organisasi
segala sesuatu yang dapat memahayakan diri pribadi dan karir dalam
perjalanan.
sebagai berikut :
pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi penurunan produktivitas, maka hal ini
berarti indikasi dalam organisasi tersebut telah terjadi penurunan semangat kerja.
Pada umumnya, bila semangat kerja menurun, maka karyawan dihinggapi rasa
malas untuk bekerja. Apalagi kompensasi atau upah yang diterimanya tidak
dikenakan potongan saat mereka tidak masuk bekerja. Dengan demikian dapat
menimbulkan penggunaan waktu luang untuk mendapatkan penghasilan yang
mereka berniat bahkan memutuskan untuk mencari tempat pekerjaan lain yang
lebih sesuai dengan alasan mencari kenyamanan dalam bekerja. Manajer harus
dalam pekerjaan berkurang. Selain itu dapat juga terjadi kecerobohan dalam
5. Kegelisahan dimana-mana
7. Pemogokan
Pemogokan adalah wujud dari ketidakpuasan, kegelisahan dan sebagainya.
Jika hal ini terus berlanjut maka akan berunjung ada munculnya tuntutan dan
pemogokan.
karyawan, dalam hal ini kepemimpinan dari pimpinan harus ditingkatkan lagi.
bersemangat atau dalam hal ini dapat menumbuhkan semangat kerja karyawan,
dalam hal ini kompensasi harus tetap diberikan kepada karyawan karena ini
pegawai atas apa yang dibeirikan kepada organisasi. Sehingga dapat diketahui
mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri penerima
kompensasi atau insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih
baik atau dalam arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan atau instansi dapat terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai alat
tidaknya suatu tujuan perusahaan serta dapat pula membantu pimpinan dalam
membuat keputusan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah malah semangat kerja pegawai
Inti dari kajian penelitian ini adalah mengenai semangat kerja pada
antara lain adalah faktor minat terhadap pekerjaan, faktor upah atau gaji, faktor
sosial berdasarkan jabatan, faktor kondisi insentif atau bonus, faktor tujuan yang
insentif atau kompensasi dan kepemimpinan. Oleh karena itu masalah semangat
kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif kepemimpinan dan
(KPKB).
(KPKB).
Bandung (KPKB).
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengkaji hal-hal sebagai berikut :
kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian baik kegunaan teoritis maupun
praktis.
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan kajian bagi perkembangan teori dan
pegawai. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi