PENDAHULUAN
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang ditandai dengan
keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus
eksternal dibandingkan dengan keadaan terjaga. Pemantauan tidur yang ketat merupakan bagian
penting praktik klinis; gangguan tidur sering menjadi gejala awal penyakit jiwa yang akan
Gangguan tidur merupakan salah satu masalah klinis yang paling sering dihadapi dalam
pengobatan dan kasuk psikiatri. Tidur yang tidak memadai dapat sangat mengganggu kualitas
hidup pasien. Gangguan tidur dapat diakibatkan oleh penyebab primer atau oleh berbagai kondisi
kejiwaan dan medis. Kelainan tidur primer diakibatkan oleh gangguan endogen dalam
mekanisme bangun tidur atau mekanisme waktu. Gangguan tidur dapat dibagi menjadi 2 kategori
berikut:2
a. Parasomnias : Ini adalah pengalaman atau perilaku yang tidak biasa yang terjadi saat tidur,
seperti sleep terror disorder, sleepwalking dan gangguan mimpi buruk (Nightmares
Disorder) yang terjadi saat fase rapid eye movement (REM) tidur).
b. Dyssomnias : Ini ditandai dengan kelainan/abnormalitas dalam jumlah, kualitas, atau waktu
tidur, seperti insomnia primer dan hypersomnia, narkolepsi, gangguan tidur terkait nafas
(yaitu, sleep apnea), dan kelainan ritme sirkadian (circadian rhythm sleep disorder).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tidur Fisiologis
terdapat postur tubuh yang khas (terkait dengan termoregulasi yang baik); inaktivitas
fisik; lebih banyak stimulasi yang diperlukan untuk bangun ketimbang pada keadaan
sadar; tempat yang spesifik untuk perilaku ini; dan kejadian harian yang teratur.3
Pada tidur NREM, yang terdiri atas tahap 1 sampai 4, sebagian fungsi fisiologis
sangat berkurang dibandingkan dengan keadaan terjaga. Tidur REM merupakan jenis
tidur yang secara kualitatif berbeda ditandai dengan tingginya tingkat aktivitas otak dan
tingkat aktivitas fisiologis yang menyerupai tingkat aktivitas terjaga. Kira-kira 90 menit
setelah awitan tidur, NREM menghasilkan episode REM pertama malam tersebut.1
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti
oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20 jam/hari,
anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun
2
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu: Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium
yaitu:4-5
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur yang disebut juga twilight
sensation. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak
gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah
sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa,
betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan
Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang,
tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta
simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K.
Fase 2 ini berjalan relatif lebih lama dari fase 1 yaitu antara 20 sampai 40 menit dan
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih
banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle.
Fase ini lebih lama pada dewasa tua, tetapi lebih singkat pada dewasa muda. Pada dewasa
3
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi
oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Pada fase 4 ini
Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 90 menit sampai 100 menit,
setelah itu akan masuk ke fase REM. Fase REM umumnya dapat dicapai dalam waktu
90-110 menit kemudian akan mulai kembali ke fase permulaan fase 2 sampai fase 4 yang
lamanya 75-90 menit. Setelah itu muncul kembali fase REM kedua yang biasanya lebih
lama dari eye movement (EM) dan lebih banyak dari REM pertama. Keadaan ini akan
berulang kembali setiap 75 – 90 menit tetapi pada siklus yang ketiga dan keempat, fase 2
menjadi lebih panjang fase 3 dan fase 4 menjadi lebih pendek. Siklus ini terjadi 4 – 5 kali
setiap malam dengan irama yang teratur sehingga orang normal dengan lama tidur 7 – 8
jam setiap hari terdapat 4-5 siklus dengan lama tiap siklus 75 – 90 menit.4-5
Tidur REM juga dinamakan tidur paradoksal. Denut jantung, pernapasan, dan
tekanan darah pada manusia semuanya tinggi saat tidur REM. Hampir semua periode
REM pada laki-laki disertai dengan ereksi penis parsial atau penuh. Perubahan fisiologis
lain yang terjadi selama tidur REM adalah paralisis hampir semua otot rangka (postural),
sehingga gerakan tubuh tidak ada selama tidur REM. Mungkin cirri tidur REM yang
paling khas adalah mimpi. Orang ang tebangun saat tidur REM sering (60-90%)
- Tahap 2 45%
- Tahap 3 12%
4
Tahap 4 13%
Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%
diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung
meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya.
Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut
menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan
psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol. Menurut data internasional of sleep disorder,
(61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%),
(10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%), gangguan
perubahan jadwal kerja (2- 5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit
klasifikasi gangguan tidur adalah gangguan tidur primer gangguan tidur yang berkaitan
dengan gangguan jiwa lainnya dang gangguan tidur lainnya) akibat keadaan medis umum
5
Gangguan Tidur Primer
Disomnia
1. Insomnia Primer
didiagnosis jika keluhan utama adalah tidur yang tidak bersifat menyegarkan atau
kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini terus berlangsung
sedikitnya satu bulan. Istilah primer menunjukkan bahwa insomnia bebas dari adanya
Meskipun sebagian besar insomnia kronik disertai masalah medis, psikiatri atau
perilaku beberapa orang mengalami tidur buruk yang lama tanpa gangguan apapun
yang nyata di area-area ini. Keadaan ini dapat disebut “insomnia kronik primer”, dan
dapat terjadi pada keadaan tidur di siang hari dan/atau gangguan mood dan
kesehatan.3
penderita yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan,
6
4. Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain
5. Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
2. Hipersomnia Primer
Hipersomnia adalah suatu keadaan tidur dan serangan tidur di siang hari yang
berlebih, yang terjadi secara teratur atau rekuren untuk waktu singkat, dan
Hipersomnia primer didiagnosis jika tidak ada penyebab lain yang ditemukan
untuk somnolen berlebihan yang terjadi dalam waktur sedikitnya satu bulan.
Beberapa orang memiliki keluhan subjektif berupa rasa kantuk tetapi tanpa temuan
objektif. Mereka tidak memiliki kecenderungan jatuh tertidur lebih sering daripada
Pasien dengan hipersomnia primer tidur selama 10-12 jam pada malam hari dan
mengantuk serta tidur pada siang hari. Hipersomnia sering kali mulai pada usia
remaja akhir.6
sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang) ang tampak baik dengan
7
episode tidur lama atau episode tidur siang yang terjadi hampir tiap hari
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain
3. Rasa mengantuk sebaiknya tidak disebabkan oleh insomnia dan tidak hanya
terjadi selama perjalanan gangguan tidur lain dan tidak dapat disebabkan
4. Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain
Tentukan jika:
setidaknya selama 3 hari terjadi beberapa kali dalam setahun selama sedikitnya 2
tahun.
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
3. Narkolepsi
adalah 3 bulan) dari suatu episode tidur di siang hari yang singkat, sering dan
menyegarkan, serta manifestasi abnormal tidur rapid eye movement (REM) yang
terjadi setiap hari. Serangan tidur ini khasnya terjadi dua sampai enam kali sehari dan
8
a. Serangan tidur di siang hari, pasien tertidur dalam detik atau menit (aktivitas
REM pada EEG) di siang hari walaupun beusaha untuk tetap sadar. Biasana
pasien tertidur selama 10-30 menit dan bangun dengan perasaan segar, dan
b. Katapleksi (70% pasien), hilangnya tonus otot secara tiba-tiba, biasanya otot
wajah dan leher, tetapi kadang-kadang dapat terjadi kolaps fisik ang
mimpi dan sering mengalami halusinasi baik audiotorik maupun visual, terjadi
saat onset tidur ataupun saat bangun. Pasien sering merasa ketakutan sesaat
tetapi dalam satu hingga dua menit mereka kembali ke kerangka pikiran yang
mengerikan yang berakhir dalam beberapa detik pada saat pasien dengan
kesadaran penuh, baik sedang dalam keadaan bangun ataupun sedang tidur.
1. Serangan tidur yang menyegarkan dan tidak dapat ditahan yang terjadi setiap
9
a. Katapleksi
b. Gangguan unsure tidur REM berulang ke dalam transisi antara tidur dan
3. Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
pernafasan saat tidur: central sleep apnea, obstruction sleep apnea syndrom, sleep-
Pada central sleep apnea, biasanya pada orang tua, upaya bernapas yang berhenti
sebentar pada malam hari akibat kemoreseptor yang abnormal dan menimbulkan
kekurangan udara berulang dan insomnia. Pada obstruction sleep apnea syndrome,
aliran udara berhenti tetapi upaya pernapasan meningkat selama periode apnea, pola
ini menunjukkan adanya suatu obstruksi pada jalan napas dan upaya bertambah oleh
otot-otot abdomen dan toraks untuk mendorong udara meleati obstruksi ini. Laki-laki
lebih banyak 10:1, mayoritas obesitas dan berumur lebih dari 50 tahun dengan leher
10
Kriteria diagnostic DSM-IV-TR Gangguan Tidur yang Terkait dengan Pernapasan
2. Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan gangguan jiwa lain dan tidak
disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan medis umum.
Catatan pemberian kode: beri kode juga gangguan pernapasan yang terkait-
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
Gangguan tidur irama sikardian mencakup suatu kisaran luas keadaan yang
melibatkan ketidaksejajaran antara periode tidur yang sebenarnya engan periode tidur
sirkardian:1
a. Tipe Fase Tidur Tertunda, ditandai dengan waktu tidur dan waktu bangun
yang lebih lambat dari yang diinginkan, keluhan utama pasien biasanya adalah
kesulitan jatuh tertidur pada waktu yang diinginkan seperti biasa, dan
b. Tipe Jet Lag, bergantung pada lama perjalanan dai Timur-Barat dan
sensitivitas individu, tipe Jet Lag biasanya hilang spontan dalam 2 hingga 7
hari.
11
c. Tipe Kerja Giliran, terjadi pada orang yang berulang kali merubah jadwal
kerja mereka dengan cepat dan kadang-kadang pada orang dengan jadwal
tidur yang kacau yang dibuat sendiri. Gejala paling sering adalah periode
d. Tak Tergolongkan, terbagi atas sindrom memajukan fase tidur dan pola
tidur-bangun kacau.
gangguan irama sikardian yang tidak memenuhi criteria disomnia apapun. Namun
c. Sindrom Kleine-Levin, keadaan yang relatif jarang dan terdiri atas episode
kesadaran jernih pada transisi dari tidur menjadi benar-benar bangun, yang
12
Parasomnia
yang memicu terbangunnya dari tidur. Saat terbangun, individu menjadi sangat
waspada dan berorientasi dan memiliki ingatan terperinci tentang mimpi buruk, yang
biasanya melibatkan bahaya yang mengancam atau sangat memalukan bagi individu
(ICD 10). Jika penderita memiliki gangguan mimpi buruk, penderita mungkin takut
akan tidur atau khawatir setiap malam untuk mengalami mimpi buruk lagi yang sama.
Penderita mungkin juga merasa cemas dan takut saat terbangun dari mimpi buruk dan
tidak dapat tidur kembali. Akibatnya, penderita mungkin mengalami kantuk di siang
hari.8, 9
Seperti mimpi lain, mimpi buruk hampir selalu terjadi selama tidur REM dan
1. Bangun berulang dari periode tidur utama atau tidur siang dengan ingatan
yang rinci mengenai mimpi yang lama dan sangat menakutkan, biasanya
2. Saat bangun dari mimpi yang menakutkan, orang tersebut dengan cepat
penderita secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau
13
area fungsi penting lain
4. Mimpi buruk tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain dan
tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat atau keadaan medis umum
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
Gangguan terror tidur adalah bangun pada sepertiga awal malam selama non-
REM yang dalam (tahap 3 dan 4). Gangguan ini hampir selalu diawali dengan jeritan
atau tangisan pilu dan disertai manifestasi perilaku ansietas hebat ang hampir
mendekati panic. Khasnya, pasien bangun dengan ekspresi ketkutan, berteriak keras,
dan kadang-kadang bangun secepatna dengan perasaan terteror yang intens. Terror
1. Episode berulang bangun tidur secara tiba-tiba, biasanya terjadi pada sepertiga
2. Rasa takut yang hebat serta tanda adanya bangkitan otonom, seperti
14
4. Tidak ingat mimpi dengan rinci dan terdapat amnesia untuk episode ini
6. Gangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat atau keadaan
medis umum
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
Gangguan ini juga dienal sebagai somnambulisme, terdiri atas rangkaian perilaku
kompleks yang diawali pada sepertiga pertama malam selama tidur NREM yang
dalam (tahap 3 dan 4) dan sering, meskipun tidak selalu, dilanjutkan-tanpa kesadaran
penuh atau ingatan mengenai episode tersebut-untuk meninggalkan tempat tidur dan
beberapa menit kebingungan; lebih sering lagi, mereka kembali tidur tanpa mengingat
1. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat sedang tidur dan berjalan
2. Selama berjalan di dalam tidur, orang tersebut memiliki wajah yang kosong
dan menetap, relative tidak responsive terhadap upaya orang lain untuk
15
berbicara dengan mereka dan sangat sulit dibangunkan
4. Didalam beberapa menit setelah bangun dari episode berjalan di dalam tidur,
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain
6. Gangguan ini tidak disebabkan efek fisiologis langsung zat atau keadaan
medis umum
Disorders. 4th ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Assosiation;
e. Paralisis Tidur
Penatalaksanaan Umum4
16
1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:
(depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita
f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong
g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)
i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
Pendekatan Farmakologis1, 3, 10
17
Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utamauntuk
mengatasi insomnia baik primer maupun sekunder. Obat hipnotik hendaklah digunakan
dalam waktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Dosis harus kecil
dan durasi pemberian harus singkat. Benzodiazepin dapat direkomendasikan untuk dua
atau tiga hari dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali. Penggunaan jangka panjang
dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi penyakit yang mendasari.
Benzodiazepin dapat mengganggu ventilasi pada apnea tidur. Efek samping berupa
penurunan kognitif dan terjatuh akibat gangguan koordinasi motorik sering ditemukan.
Oleh karena itu, penggunaan benzodiazepin pada lansia harus hati-hati dan dosisnya
serendah mungkin. Benzodiazepin dengan waktu paruh pendek (triazolam dan zolpidem)
merupakan obat pilihan untuk membantu orang-orang yang sulit masuk tidur. Sebaliknya,
Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama untuk
mengatasi insomnia, baik primer maupun sekunder. Melatonin merupakan hormon yang
disekresikan oleh glandula pineal. Ia berperan mengatur siklus tidur. Efek hipnotiknya
terlihat pada pasien gangguan tidur primer. Ia juga memperbaiki tidur pada penderita
depresi mayor. Melatonin juga dapat memperbaiki tidur, tanpa efek samping, pada lansia
Untuk terapi hipersomnia primer, terdiri atas obat stimulant seperti amfetamin, yang
di berikan pada pagi atau sore hari. Obat antidepresan nonsedasi seperti buproprion dan
stimulant baru seperti modafinil juga mungkin berguna untuk beberapa pasien.
18
Terapi untuk gangguan tidur narkolepsi sebenarnya tidak ada, namun pengelolaan
gejala mungkin dapat dilakukan. Suatu regimen untuk memaksa tidur siang pada aktu
yang teratur kadang-kadang dapat membantu pasien , stimulant adalah obat yang paling
lazim digunakan. Ahli masalah tidur sering meresepkan obat trisiklik atau SSRI untuk
mengurangi katapleksi.
Nasal continous positive airway pressure (nCPAP) adalah terapi pilihan untuk apnea
tidur obstruksi. Prosedur ini mencakup penurunan berat badan, operasi hidung,
dalam menerapi apnea tidur. Hipoventilasi pusat dapat diterapi dengan beberapa bentuk
Biasanya tidak ada terapi spesifik untuk ganguan mimpi buruk. Agen ang menekan
tidur REM, seperti obat trisiklik, dapat mengurangi mimpi buruk, dan benzodiazepine
juga telah digunakan. Pada gangguan terror malam, terapi spesifik juga jarang diperlukan.
Pemeriksaan situasi keluarga yang menimbulkan stress mungkin penting, dan terapi
19
BAB III
KESIMPULAN
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang ditandai dengan
keadaan relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus
- Parasomnias : Ini adalah pengalaman atau perilaku yang tidak biasa yang terjadi saat
tidur, seperti sleep terror disorder, sleepwalking dan gangguan mimpi buruk
(Nightmares Disorder) yang terjadi saat fase rapid eye movement (REM) tidur).
waktu tidur, seperti insomnia primer dan hypersomnia, narkolepsi, gangguan tidur terkait
nafas (yaitu, sleep apnea), dan kelainan ritme sirkadian (circadian rhythm sleep
disorder).
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Benjamin James Sadock, Virginia Alcott. 2010. Tidur Normal dan Gangguan Tidur.
Dalam: Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed Ke- 2. EGC: Jakarta. Hal 337-
351.
2. Roy H Lubit, MD, PhD. Sleep Disorders. 2015 Jan. 18. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/287104-overview
3. Puri, B.K., Laking, P.J., & Treasaden, I.H., 2011. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta :
EGC.
4. Dr. Iskandar Japardi. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran, Bagian Bedah Universitas
5. Arief Riadi Arifin, Ratnawati dan Erlina Burhan. Fisiologi Tidur dan Pernapasan.
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI SMF Paru. RSUP
Persahabatan, Jakarta.
6. David A. Tomb. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta,
Disorders and Diagnostic Procedures. European Sleep Research Society. Milan; Italy.
2014.
8. Daniel R Neuspiel, MD, MPH, FAAP. Nightmare Disorder. 2015 May 11, Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/914428-overview
21
9. American Academy of Sleep Medicine. Nightmares. 2017 . Available from:
http://www.sleepeducation.org/sleep-disorders-by-
category/parasomnias/nightmares/treatment
10. Nafrialdi ; Setawati, A., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen
22