Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Kelompok 4B

Mirna Ajeng Pramesti P. (1761050030)


Nadya Aulianisa Fitri (1761050031)
Wisnu Satrio Erlangga L. (1761050050)
Muhammad Taufik Yuki I. (1761050054)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
II. 1. TEST BENEDICT
DASAR PERCOBAAN
Larutan benedict mengandung Kuprisulfat (CuSO4), Natrium
Karbonat (NaCO3) dan Natrium sitrat (C6H5). Uji benedict atau tes benedict
digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan gula pereduksi.
Tembaga sulfat dalam reagen benedict dalam suasana basa akan bereaksi
dengan karbohidrat yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas dan
akan membentuk kuprooksida (Cu2O) yang tidak larut berwarna kuning atau
merah.
ALAT DAN BAHAN:
1) Tabung reaksi 6) Larutan benedict
2) Gelas ukur 10 ml 7) Amilum 1%
3) Penjepit 8) Sukrosa 0,1 M
4) Rak tabung reaksi 9) Glukosa 0,1 M
5) Penangas air 10) Glukosa 0,01 M
CARA KERJA:
1. Masukkan 2,5 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 4 tetes bahan uji yang diperiksa.
3. Didihkan dengan api langsung selama 2 menit atau panaskan dalam
penangas air selama 5 menit.
4. Dinginkan dan perhatikan warna yang terjadi.
HASIL PERCOBAAN

NO BAHAN UJI TEORI PRAKTIKUM

Tidak berubah warna Tidak berubah warna


1. Amilum 1% (-)
(-)

Tidak berubah warna Tidak berubah warna


2. Sukrosa 0,1M (-)
(-)
3. Glukosa 0,1M Merah bata (++) Merah bata (++)

4. Glukosa 0,01M Kekuningan (+) Kekuningan (+)

PEMBAHASAN

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi.


Dimana gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus karbonil bebas
berupa gugus aldehid atau gugus keton yang bisa mereduksi ion logam yang
memiliki muatan.

Prinsip dari uji Benedict ini adalah berdasarkan adanya gugus karbonil
bebas yang mereduksi Cu2+dalam kondisi basa membentuk Cu2O (endapan
warna merah bata ataukuning kehijauan). Pada gula pereduksi terdapat gugus
aldehid dan OH laktol. OH laktol ini merupakan OH yang terikat pada atom C
pertama yang menentukan karohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan.

Reaksi yang terjadi ialah:


Gambar 1. Hasil uji benedict pada sampel
Hasil percobaan menunjukkan bahwa kedelapan sampel selain pati,
sukrosa, glukosa 0,1 dan glukosa 0,01 M menunjukkan hasil negatif. Hal ini
disebabkan karena pati merupakan polisakarida dan tidak mempunyai gugus
aldehid ataupun keton bebas.
Pada sukrosa hasil menunjukkan negatif mengandung gula pereduksi
karena sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena
keduanya sudah saling terikat. Hal ini dapat dilihat dari gambar struktur
sukrosa di bawah ini:

Hasil positif ditunjukkan oleh glukosa yang berkonsentrasi besar


juga oleh fruktosa dan sukrosa. Glukosa yang memiliki konsentrasi paling
rendah tidak terdeteksi oleh pereaksi ini karena konsentrasi yang kecil tersebut
menyulitkan pereaksi agar bereaksi dengan sampel uji.
Meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki
gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict.

Berikut reaksi yang terjadi pada proses uji benedict :


II. 2. TEST MOLISCH
DASAR PERCOBAAN
Furfural atau turunannya (hidroksimetil-furfural) dapat dibentuk sebagai hasil
dehidrasi karbohodrat oleh asam sulfat pekat. Furfural atau turunannya akan
berkondensasi dengan alfa-naftol dan membentuk senyawa kompleks yang berwarna
ungu atau merah ungu dalam bentuk seperti cincin.
Percobaan ini memberikan hasil positif untuk semua karbohidrat, baik dalam
bentuk bebas maupun terikat. Walaupun percobaan ini tidak spesifik akan tetapi hasil
negative merupakan bukti yang baik untuk memperhatikan bahwa tidak terdapat
karbohidrat dalam zat yang diperiksa.
ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung Reaksi
2. Pereaksi Molisch 5. Glukosa 0,1 M
3. Asam Sulfat Pekat 6. Sukrosa 0,1 M
4. Penjepit Tabung 7. Kanji 1%
8. Selulosa dalam Air
CARA KERJA:
1. Masukan 2 ml zat yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch ke dalamnya
3. Miringkan tabung dan alirkan dipinggir tabung sebanyak 2 ml asam sulfat
pekat secara perlahan-lahan (gunakan penjepit tabung untuk mengambil asam
sulfat pekat)
4. Perhatikan apakah terbentuk cincin ungu pada perbatasan kedua cairan
tersebut
HASIL PERCOBAAN SECARA TEORI DAN PRAKTIKUM
No Bahan Uji Teori Praktikum

1 Glukosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu Terbentuk cincin ungu

2 Sukrosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu Terbentuk cincin ungu

3 Kanji 1% Terbentuk cincin ungu Terbentuk cincin ungu

4 Selulosa dalam air Terbentuk cincin ungu Terbentuk cincin ungu


PEMBAHASAN
Pada percobaan uji ini terdapat 4 larutan yang diuji yaitu Glukosa, sukrosa,
kanji, selulosa dalam air. Hasil menunjukan terbentuknya cincin ungu pada larutan .
Dalam larutan asam encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil.
Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat pekat, monosakarida menghasilkan
furfural atau derivatnya
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat
terhidrolisis oleh H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida
tersebut masih dengan H2SO4 terkondensasi membentuk furfural yang kemudian
bereaksi dengan alfanaftol sehingga membentuk senyawa kompleks ungu (cincin
ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat pekat yang masuk melalui pinggir
yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi
terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat menjadi tiga bagian
yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah asam,
bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas
adalah sampel yang diduga mengadung karbohidrat.
II. 3. TEST SELIWANOFF
DASAR PERCOBAAN
Pemanasan ketosa dengan pereaksi Seliwanof, yaitu larutan resorsinol (1,3
dihidroksi benzene) dalam HCl mula-mula menghasilkan 4-hidroksimetil furfural
yang kemudian bereaksi dengan resorsinol dan membentuk senyawa berwarna merah.
Glukosa muda dapat memberi warna merah muda pada pemanasan yang lama,
demikian juga bila glukosa atau gula yang lain yang terdapat dalam jumlah banyak.
ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Ukur 6. Larutan Glukosa 0,1M
3. Penjepit 7. Larutan Fruktosa 0,1M
4. Rak Tabung Reaksi 8. Larutan Sukrosa 0,1M
5. Penangas Air 9. Pereaksi Seliwanoff

CARA KERJA:
1. Masukan 0,3M larutan yang akan diperiksa kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 ml pereaksi seliwanoff
3. Campur dan didihkan selama 30 detik tepat atau panaskan dalam penangan air
mendidih selama 60 detik
4. Perhatikan warna yang terjadi

HASIL PERCOBAAN
No. Bahan Uji Teori Praktikum

1 Kuning
Glukosa 0,1 M Kuning
2 Merah bata
Fruktosa 0,1 M Merah bata
3 Merah coklat
Sukrosa 0,1 M Merah coklat
4 Kuning
1ml Glukosa 0,1 M Kuning
PEMBAHASAN
Uji Seliwanoff digunakan untuk membedakan adanya gugus ketosa dan
aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan ketosa memiliki gugus
keton.
Dari data hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa pada fruktosa dan
sukrosa dicampur pereaksi seliwanoff dan dipanaskan maka dihasilkan warna merah,
yang menunjukan bahwa sampel ini termasuk ketosa.
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat
dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami tranformasi menjadi ketosa
sebelum dehidrasi. Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol
yang kemudian menghasilkan zat berwarna merah.
Pada glukosa setelah dicampur dengan larutan seliwanoff dan dipanaskan maka tidak
menghasilkan warna merah. Hal ini menunjukan glukosa termasuk golongan aldosa, yaitu
golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.
II. 4 TEST BARFOED
DASAR PERCOBAAN
Larutan tembaga dalam suasana asam dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid atau keton bebas dan akan terbentuk suatu senyawa
kompleks yang berwarna biru tua atau biru gelap. Tujuan percobaan ini adalah untuk
membedakan monosakarida dari disakarida.
ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi
2. Penangas Air 6. Sukrosa 0,01 M
3. Pereaksi Barfoed 7. Glukosa 0,01 M
4. Maltosa 0,01 M 8. Sukrosa 0,02 M
5. Laktosa 0,01 M 9. Laktosa 0,02 M
10. Pereaksi Warna Fosfomolibdat
CARA KERJA:
1. Masukkan 1 ml pereaksi Barfoed ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml zat yang diperiksa.
3. Panaskan dalam penangas air mendidih selama tiga menit.
4. Dinginkan dalam air dingin selama dua menit.
5. Tambahkan 1 ml pereaksi warna fosfomolibdat.
6. Perhatikan warna yang terjadi.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM


Bahan Uji Teori Praktikum

1. Maltosa 0,01 M Biru Muda Biru Muda

2. Laktosa 0,01 M Biru Muda Biru Muda

3. Sukrosa 0,01 M Biru Muda Biru Muda

4. Glukosa 0,01 M Biru Tua Biru Muda

5. Sukrosa 0,02 M Biru Muda Biru Tua

6. Laktosa 0,02 M Biru Muda Biru Muda


PEMBAHASAN
Glukosa merupakan monosakarida yang mengandung gugus aldehid bebas
sehingga dalam suasana asam dapat mereduksi larutan tembaga sehingga terbentuk
senyawa kompleks berwarna biru tua. Sedangkan maltosa, laktosa, dan sukrosa
merupakan disakarida sehingga tidak terbentuk senyawa kompleks berwarna biru tua.
II. 5. TEST IODIUM
DASAR PERCOBAAN
Adisi Iodium pada molekul amilum menimbulkan warna biru, dekstrin akan
menimbulkan warna ungu anggur, sedangkan glikogen yang terhidrolisis bereaksi
dengan iodium menghasilkan warna merah coklat.

ALAT DAN BAHAN:


1. Karbohidrat
2. Test Plate
3. Iodium Encer
CARA KERJA:
1. Masukan sedikit karbohodrat ke lekukan pring ( test plate)
2. Tambahkan 1 tetets larutan iodium encer
3. Perhatikan warna yang terjadi

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM


Test Iodium
No. Bahan Uji
Teori Praktikum

1 Amilum Biru Tua Biru Tua

2 Dekstrin ungu anggur Ungu anggur

PEMBAHASAN
Uji iodium merupakan salah satu uji dalam uji karbohidrat yang bertujuan
untuk menentukan polisakarida. Prinsip pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui
kandungan polisakarida seperti adanya dekstrin, amilum atau pati dan glikogen pada
bahan yang diujikan. Amilum atau pati pada iodium menghasilkan warna biru tua,
dekstrin menghasilkan warna merah ungu. Semakin pekat perubahan warna pada
bahan makanan yang diujikan, semakin besar kandungan polisakarida yang
terkandung didalamnya.
Bila ditambahkan dengan sejumlah iodine, amilum akan membentuk
kompleks amilosa-iodine berwarna biru kehitaman, dengan cara Iodin masuk ke
dalam rongga –rongga molekul amilosa. Pada uji iodium, hanya amilum yang
menunjukan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena
dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini dapat
menyebabkan warna biru tua pada komplek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai