Anda di halaman 1dari 10

Misalnya:

non-RRC

non-Indonesia

pan-Islamisme

pan-Afrikanisme

(2) unsur maha dan peri dalam gabungan kata ditulis serangkai dengan unsur berikutnya, yang
berupa kata dasar. Akan tetapi, jika diikuti kata berimbuhan kata maha dan peri itu ditulis
terpisah.

Ada ketentuan khusus, yaitu kata maha yang diikuti oleh esa ditulis terpisah walaupun diikuti
kata dasar.

Misalnya:

1) Semoga Yang Mahakuasa merahmati kita semua.


2) Jika Tuhan Yang Maha Esa mengizinkan, saya akan ujian sarjana bulan depan.
3) Kita harus memperhatikan perilaku yang baik.
4) Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.
5) Segala tindakan kita harus berdasarkan peri kemanusian dan peri keadilan.
d. kata ganti ku dan kau— yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau – ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya; kata ganti ku, mu dan nya—yang ada pertaliannya dengan aku, kamu, dan
dia—ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya.

Misalnya:

1) Pikiranmu dan kata-katamu berguna untuk memajukan negeri ini.


2) Kalau mau, boleh kauambil buku itu.
3) Penemuannya dalam bidang mikrobiologi sangat mengejutkan dunia ilmu dan teknologi.
4) Masalah banjir kukemukakan dalam diskusi antar departemen .
5) Apa yang kulakukan boleh kaukritik.

e. Kata depan , di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa
gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
1) Saya pergi ke beberapa daerah untuk mencarinya tetapi belum berhasil.
2) Ketika truk Belanda sudah bergerak ke timur, gerilyawan yang bersembunyi di bawah kaki
bukit lari ke arah barat.
3) Semoga perkonomian kita pada masa yang akan datang lebih cerah daripada keadaan pada
tahun-tahun lalu.
4) Para pramuka sedang berkerumun di sekitar api unggun.

f. Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah hampir seperi kata lepas.
Misalnya:
1) Ia sudah sering ke desa ini, tetapi sekali pun ia belum pernah singgah ke rumah saya.
2) Jika saya pergi, dia pun ingin pergi.
3) Dengan devaluasi pun perekonomian Indonesia belum tertolong.
4) Tidak satu pun negara anggota OPEC yang tidak setuju jika harga minyak dinaikan menjadi
18 dolar AS.
Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai.
Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya ada dua belas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun (yang berarti walaupun),
sungguhpun, dan walaupun.
Misalnya:
1) Meskipun ia sering ke jakarta, satu kali pun ia belum pernah ke Taman Mini Indonesia Indah.
2) Bagaimanapun sulitnya, saya harus menempuh ujian sekali lagi.
3) Walaupun tidak mempunyai uang, ia tetap gembira.
4) Biarpun banyak rintangan, ia berhasil menggondol gelar kesarjanaan.

g. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ’demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat
yang mendampinginya.
Misalnya:
1) Harga kain itu Rp10.000,00 per meter.
2) Saya diangkat menjadi pegawai negeri per Oktober 1974.
3) Semua orang yang diduga mengetahui peristiwa itu dipanggil satu per satu.
4) Setelah dinyatakan bersalah, Ali ditahan oleh yang berwajib. Istrinya terpaksa menghemat
belanja harian menjadi Rp2.000,00 per hari.

h. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan
angka Arab atau angka Romawi. Angka digunakan untuk menyatakan (a)ukuran panjang, berat,
dan isi, (b) satuan waktu, dan (c) nilai uang. Selain itu, angka lazim juga dipakai untuk menandai
nomor jalan , rumah, apatemen, atau kamar pada alamat dan digunakan juga untuk menomori
karangan atau bagian-bagiannya.
Misalnya:

Hotel Sahid Jaya, Kamar 125 5 cm

Bab XV, Pasal 26 10 kg

Surah Ali Imran, Ayat 12 15 jam

Tata Bahasa Indonesia I Rp1000,00

i. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakuakan sebagai berikut.


1) Dua ratus tiga puluh lima (235)
2) Seratus empat puluh delapan (148)
3) Tiga dua pertiga (3 ⅔)
4) Delapan tiga perlima (8⅗)

j. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut.
1) Abad XX ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
2) Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
3) Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
4) Jutaan penonton televisi hanyut dalam emosi kegembiraan yang meluap setelah Elly Pical
memukul roboh penantangnya dari Korea Selatan, Lee Dong Chun, pada ronde ke-8.
5) Presiden Bill Clinton mengirimkan 250 orang wartawan ke Afrika Selatan. Ke-250 orang itu
mengalami kesulitan di sana.
Berdasarkan contoh di atas, penulisan bilangan tingkat seperti ke XX atau ke-XX, 20, dan ke
dua puluh termasuk penulisan yang tidak baku (salah).

k. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut.
1) Sutan Takdir Alisyahbana adalah pujangga tahun 30-an.
2) Bolehkah saya menukar uang dengan lembaran 1.000-an?
3) Angkatan Balai Pustaka sering disebut Angkatan Tahun 20-an.
4) Walaupun keluaran tahun 60-an, mesin mobil ini masih dalam kondisi baik.

l. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf, kecuali
jika beberapa lambang dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian atau pemaparan.
1) Dia sudah memesan dua ratus bibit cengkeh.
2) Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima di akademi itu.
3) Kendaraan yang beroperasi di DKI Jakarta terdiri atas 1000 bajaj, 500 bemo, 200 oplet, 100
metro mini, dan 50 bus kota.
4) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, tahun ini memeriksa 125 perkara yang terdiri atas 20
perkara pencurian, 43 perkara tanah, dan 62 perkara kawin cerai.

m. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah
sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal
kalimat. Kita sering melihat penulisan lambang bilangan yang salah seperti dibawah ini.
1) 12 orang menderita luka berat dalam kecelakaan itu.
2) 150 orang tamu diundang oleh Panitia Reuni ITI Serpong.
3) 20 helai kemeja terjual pada hari itu.
4) 350 orang pegawai mendapat penghargaan dari Pemerintah.
Penulisan angka yang benar seperti pebaikan berikut.
1) Dua belas orang menderita luka berat dalam kecelakaan itu
2) Sebanyak 150 orang tamu diundang oleh Panitia Reuni ITI Serpong
3) Dua puluh helai kemeja terjual pada hari itu.
4) Sebanyak 350 orang pegawai mendapat penghargaan dari Pemerintah.

n. Kecuali didalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan
angka dan huruf sekaligus dalam teks.
Bentuk tidak baku
1) Jumlah pegawai di perusahaan itu 12 (dua belas) orang.
2) Di perpustakaan kami terdapat 350 (tiga ratus lima puluh) buah buku.
3) Sebanyak 150 (seratus lima puluh) orang peserta ikut dalam pertandingan itu.
Bentuk baku
1) Jumlah pegawai di perusahaan itu dua belas orang.
2) Di perpustakaan kami terdapat 350 buah buku.
3) Sebanyak 150 orang peserta ikut dalam pertandingan itu.
Penulisan unsur serapan

Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar.

Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle,
shuttle cock, l’exploitation de l’homme par l’homme, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi penguapannya masih mengikuti cara asing.

Kedua, unsur asing yang pegucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh.
Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar,
implemen, dan objek.

Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang
sering digunakan oleh pemakai bahasa.

Kata Asing Penyerapan Yang Salah Penyerapan Yang Benar


risk resiko risiko
system sistim sistem
effective efektip Efektif
technique,techniek tehnik, tehnologi teknik, teknologi
echelon esselon eselon
method metoda metode
charisma harisma karisma
frequency frekwensi frekuensi
practical, practisch praktek praktik
percentage prosentase persentase
stratosfeer stratosfir stratosfer
description diskripsi deskripsi
conduite kondite konduite
trotoir trotoir trotoar
kuitantie kwitansi kuitansi
qualiteit, quality kwalitas kualitas
formeel, formal formil formal
rationeel, ratonal rasionil rasional
directeur, director directur direktur
ideal, ideaal idial ideal
management managemen manajemen
coordination kordinasi koordinasi
survey survei survai
carier karir karier
mass media mass media media massa
ambulance ambulan ambulans
hypotesis hipotesa hipotesis
analysis analisa analisis
patient pasen pasien
activity,activitiet aktip, aktifitas aktif, aktivitas
solidarity solidariteit solidaritas
complex komplek kompleks
psychology psikology psikologi
efficient effisien efisien
presidential presidentil presidensial
contingent kontingent kontingen
taxi taxi taksi
latex latek lateks
apotheek apotik apotek
februari pebruari februari
november nopember november

Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mencakup
pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung,
(6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda
kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis miring, dan
(16) penyikat (apostrof).

1. Tanda titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang
Misanya:
1) W.S. Rendra
2) Abdul Hadi W.M
3) Ach. Sanusi
4) Hadi N.

b. tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
1) Dr. (doktor)
2) Dr. (dokter)
3) S. Ked. (sarjana kedokteran)
4) M.Hum. (magister humaniora)
5) Kol. (kolonel)
6) Sdr. (saudara)
7) Ny. (nyonya)
c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum yang ditulis dengan
huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda titik, sedangkan
singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik.
Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
1) S/d (sampai dengan) 1) s.d. (sampai dengan)
2) a/n (atas nama) 2) a.n. (atas nama)
3) d/a (dengan alamat) 3) d.a. (dengan alamat)
4) u/p (untuk perhatian) 4) u.p. (untuk perhatian)
5) d.k.k. (dan kawan-kawan) 5) dkk. (dan kawan-kawan)
6) t.s.b. (tersebut) 6) tsb. (tersebut)
7) d.s.b. (dan sebagainya) 7) dsb. (dan sebagainya)

d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan,
dan seterusnya.
Misalnya:
1) Tebal buku itu 1.150 halaman.
2) Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah.
3) Jarak dari desa ke kota itu 30.000 meter.
Akan tetapi jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah tanda titik tidak digunakan
Misalnya:
1) tahun 2000
2) halaman 1230
3) NIP 130519999
e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku
kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).
Misalnya:
1) DPR
2) SMA Negeri XX
3) Sekjen Depdikbud
4) tilang
5) radar
f. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran,
timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
1) Lambang Cu adalah lambang kuprum.
2) Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan.
3) Harga karton manila itu Rp500,00 per meter.
g. Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala
ilustrasi tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
1) Acara Kunjungan Menteri A.S. Hikam
2) Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945
3) Azab dan Sengsara
4) Wanita Indonesia di Pentas Sejarah

h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat serta di belakang
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
1) Jalan Harapan III/AB 19
2) Jakarta, 10 Agustus 1998
3) Yth. Sdr. Imam Kurnia
Jalan Cisarua 12
Tasikmalaya

2. Tanda Koma
Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan.
a. Tanda koma harus digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian dan
pembilangan.
Misalnya:
1) Saya menerima hadiah dari Paman berupa jam tangan, raket, dan sepatu.
2) Satu, dua, ..... tiga!
3) Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya.
Catatan:
Jika penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan
tanda koma. Akan tetapi, jika penggabungannya terdiri atas lebih dari dua unsur, di antara
unsur-unsurnya ada koma,sebelum unsur terakhir dibubuhkan kata dan.

b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Misalnya:
1) Dia bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya.
2) Saya bersedia membantu, tapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu.
3) Dialog Kristen-Islam Regional di Bali tidak menghasilkan simpulan, tetapi dialog seperti
itu sangat berguna.
4) Pembangunan industri bukan berarti membangun pabrik besar dan kecil saja, melainkan
membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat yang terlibat dalam seluruh proses
industrialisasi.

c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya . biasanya anak kalimat didahului oleh
kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan
sebagainya.
Misalnya:
1) Apabila belajar sungguh-sungguh, saudara akan berhasil dalam ujian.
2) Karena harus ditandatangani oleh Gubernur, surat itu di atas kertas berkepala surat resmi.
3) Karena uangnya habis, ia tidak jadi menonton pertandingan PSMS melawan Persib sore
ini.
4) Agar cita-cita Saudara tercapai, Saudara harus bekerja keras.

d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara itu,
sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya,pertama,
kedua, misalnya, sebenarnya, bahkan, selain itu, kalau begitu, kemudian, malah, padahal, dan
sebagainya.
Misalnya:
1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.
2) Jadi, hak asasi di Indonesia sudah benar-benar dlindungi
3) Namun, kita harus tetap waspada.
4) Selanjutnya, kita akan membicarakan masalah lain.
5) Dalam hubungan itu, masyarakat perlu dirangsang kreativitasnya untuk mengembangkan
industri kecil dan kerajinan.

e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
1) Kasihan, dia harus mengikuti lagi ujian akhir semester 1 tahun depan.
2) Aduh, betulkah saya lulus Sipenmaru?
3) O, kalau begitu saya setuju.
4) Wah, kabarnya Anda mendapat gadiah dari Bank Surya sebesar Rp5.000.000,00.
5) Ya, boleh kamu lebih dulu.

f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
1) “saya sedih sekali,” kata Paman, “karena kamu tidak lulus.”
2) Kata petugas, “ kamu harus berhati-hati di jalan raya.”
3) “Polisi tetap yakin bahwa pelaku pembunuhan peragawati cantik, Dietje, adalah Siradjudin
alias Romo,” demikian penjelasan Polda Metro Jaya.
4) “Pokoknya, besok kita akan membuat APBN yang realistik,”tutur Ketua Bappenas, Dr.
Boediono, ketika ditanya pers seusai acara resmi.
Berdasarkan contoh-contoh diatas, penggunaan titik dua (:) sebelum tanda petik dalam
petikan langung dianggap salah; tanda baca yang benar adalah koma(,).

g. Tanda koma digunakan di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat
dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
1) anak saya mengikuti kuliah di Jurusan Perbankan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas,
Jalan Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan.
2) Bandung, 10 April 1998
3) Jakarta, Indonesia
h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
1) Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 1, Bandung: Pustaka Prima.
2) Tjiptadi, Bambang. 1984. Tata bahasa Indonesia. Cetakan II. Jakarta: Yudistira.
3) Halim, Amran. Editor. 1976. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

i. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
Misalnya:
1) A. Ansori, S.H.
2) Ny. Maimunah, M.A.
3) Sobur, M.Sc.
4) Sudarsono, S.E., M.A.

j. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Misalnya:
1) seorang warga, selaku wakil RT 02, mengemukakan pendapatnya.
2) Produsen minyak terbesar dalam OPEC, Arab Saudi, sudah mengusulkan supaya harga
minyak dapat ditetapkan 18 dolar per barel.
3) Di daerah kami, misalnya, masih banyak warga yang buta huruf
4) Pada bulan depan, kalau saya tidak salah, akan diselenggarakan pertemuan tahunan
keluarga kita.
k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
1. Presiden Ronald Reagen diberitakan frustasi karena dua tokoh kunci dalam staf
IK AK
pembantunya menyatakan menolak mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang
skandal penjualan senjata ke Iran.
2. Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan.
IK AK
3. Semua orang akan berhasil dalam hidup jika bekerja keras.
IK AK
4. Tenaganya sudah berkurang sehingga hasil karyanya tidak sempurna lagi.
IK AK
5. Jendral Richard Scord menutup kantornya di AS setelah Letkol Oliver Norta dipecat oleh
IK AK
Ronald Reagan.

3. Tanda Titik Koma (;)


Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan
tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan.

4. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhiran suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya:
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai 3 jurusan: Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi
Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum.

b. Tanda titik dua tidak dipakai kalu rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi,
dan Sekolah Tinggi Hukum.

5. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan :
tiga-puluh dua-pertiga (30 ⅔) dan
tiga-puluh-dua pertiga (32⁄3 )
mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan)
mesin potong-tangan (mesin khusus untuk memotong tangan)
b. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikannya (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf
kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
1) Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja se-Jawa Timur di
Surabaya.
2) Ke- 315 orang itu berasal dari Mesir.
3) Negara-negara yang meraih kemerdekaan pada akhir dekade 1950-an dan awal 1960-an
kini sibuk membangun, mengisi kemerdekaan masing-masing.
4) Warga DKI yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP DKI.
5) Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI.

6. Tanda Pisah (---)


Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas, dan dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di
antara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’, panjangnya dua ketukan.
Misalnya:
1) Kemerdekaan bangsa itu –saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2) Pemerintahan Habibie tahun Mei 1998 — Desember 1999.
3) Bus kramatjati jurusan Banjar — Jakarta.
4) (Moeliono, 1980: 15—31).

7. Tanda Petik (“...”)


Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang
mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
Misalnya:
Kata Hasan, “saya ikut.”
Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.
Ia memakai celana “cutbrai”

8. Tanda Petik Tunggal


Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
“lailatul Qadar’ malam bernilai”

Anda mungkin juga menyukai