Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 2527 – 5917, Vol.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA PADA MATERI SUHU DAN


KALOR

1)Elfa Ma’rifah (Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri


Malang)
E-mail: elfaciffa@gmail.com
2) Parno (Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri

Malang)
E-mail: parno100@yahoo.co.id
3) Nandang Mufti (Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika

Universitas Negeri Malang)


E-mail: nandangmufti@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa pada
materi suhu dan kalor dengan menggunakan tes diagnostik. Penelitian dilakukan
di SMA Negeri 4 Malang dan SMA Negeri 7 Malang, dengan subjek penelitian
adalah siswa kelas XI, terdiri atas 70 siswa. Penelitian menggunakan metode
survey dengan teknik pengumpulan data melalui tes dan angket. Dilakukan pula
wawancara pada beberapa guru yang telah mengajar materi suhu dan kalor.
Angket digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa dan proses pembelajaran di kelas. Tes pada penelitian ini menggunakan tes
diagnostik dalam bentuk uraian. Tes digunakan untuk mengetahui jenis-jenis
kesulitan siwa. Berdasarkan hasil angket, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa meliputi bakat, minat, dan motivasi. Hasil angket menunjukkan sebanyak
96% siswa mengatakan bahwa pembelajaran dikelas dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan hasil tes, siswa mengalami kesulitan dalam memahami fisika yang
disajikan dalam bentuk grafik dan gambar yakni 58,57%, kesulitan memahami
konsep-konsep 68,57%, kesulitan yang berhubungan dengan perhitungan angka
atau penggunaan rumus 40,0%, dan kesulitan membuat kesimpulan berdasarkan
analisis 60,0%.

Kata kunci: kesulitan belajar, suhu dan kalor, tes diagnostic.

124
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

miskonsepsi akan terbawa sampai


PENDAHULUAN
jenjang pendidikan berikutnya.
Fisika dianggap sebagai mata Kesulitan belajar merupakan suatu
pelajaran yang penting untuk kondisi dimana siswa mengalami
dikuasai oleh siswa Sekolah kesulitan dalam hal menerima atau
Menengah Atas (SMA). Fisika menyerap pelajaran. Kesulitan
merupakan ilmu pengetahuan yang belajar antara lain dapat disebabkan
paling fundamental sebab merupakan karena adanya kesulitan bahasa,
dasar dari semua bidang sains kesulitan memperoleh informasi,
(Tipler, 1998). Fisika adalah mata kesulitan penguasaan keterampilan,
pelajaran yang menuntut fakta, dan konsep prasyarat,
intelektualitas yang relatif tinggi. kesulitan dalam asosiasi dan
Proses pembelajaran fisika kesulitan menerapkan aturan atau
hendaknya dapat menumbuhkan strategi yang relevan (Moushivits &
berbagai macam kemampuan dan Zaslavsky, 1987). Kesulitan belajar
keterampilan. Pembelajaran fisika akan menimbulkan suatu keadaan
diharapkan dapat menumbuhkan dimana siswa tidak dapat belajar
kemampuan pemecahan masalah, sebagaimana mestinya sehingga
kemampuan bernalar, dan kebiasaan dapat berdampak pada pretasi belajar
berpikir untuk memahami konsep yang rendah (Jamal, 2014). Oleh
(Kim & Pak, 2001., Waldrip dkk karena itu, perlu untuk dilakukan
2011., Etkina dkk, 2006). Selain itu, identifikasi kesulitan belajar kepada
menurut PISA (2014) siswa siswa.
diharapkan memiliki kemampuan Identifikasi kesulitan belajar
komunikasi. merupakan penentuan dalam rangka
Banyak siswa yang berpandangan menemukan gejala kesulitan belajar
bahwa fisika merupakan pelajaran yang dialami siswa yang sehingga
yang sulit (Angell dkk, 2004). timbul hambatan-hambatan tertentu
Padahal sebenarnya fisika sangatlah dalam mencapai tujuan
dekat dengan kehidupan sehari-hari. pembelajaran. Kesulitan belajar
Salah satu sifat mata pelajaran fisika dapat diketahui dengan melakukan
adalah bersyarat, artinya setiap penyelidikan atau identifikasi yakni
konsep fisika yang baru ada kalanya dengan mengadakan beberapa hal
menuntut prasyarat pemahaman atas yaitu observasi, interview, tes
konsep sebelumnya. Oleh sebab itu, diagnostik, dan dokumentasi.
jika terjadi kesulitan belajar pada Observasi digunakan untuk
salah satu pokok bahasan akan memperoleh data dengan langsung
terbawa ke pokok bahasan mengamati objek, interview
berikutnya, atau jika terjadi digunakan untuk wawancara

125
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

langsung dengan siswa yang yang disajikan dalam bentuk grafik


diselidiki atau terhadap orang lain dan gambar, kesulitan memahami
yang dapat memberi informasi konsep, kesulitan yang berhubungan
tentang siswa tersebut, tes diagnostik dengan perhitungan angka atau
yaitu mengumpulkan data dengan penggunaan rumus, dan kesulitan
tes, sedangkan dokumentasi membuat kesimpulan berdasarkan
digunakan untuk mengetahui analisis. Kesulitan yang dihadapi
sesuatu denganmelihat catatan- siswa dalam menyelesaikan soal-soal
catatan arsip/ dokumen siswa yang fisika yang dimaksud dalam
diselidiki (Rosilowati,2007). penelitian ini adalah kesalahan yang
Jika kesulitan belajar seorang dilakukan oleh siswa dalam
siswa terus menerus muncul, maka memecahkan soal fisika tes
perlu diadakan pengkajian mendalam diagnostik dalam bentuk uraian pada
mengenai hal tersebut. Salah satu materi Suhu dan Kalor.
diantaranya dengan melakukan Materi Suhu dan Kalor
diagnosis terhadap hasil tes, sehingga merupakan materi fisika yang
sumber penyebab kegagalan belajar penting untuk dipahami siswa.
tertentu dapat di identifikasi. Guru Konsep mengenai Suhu dan Kalor
bertanggung jawab terhadap proses sangat berkaitan dengan kehidupan
belajar mengajar, maka sudah sehari-hari (Sözbilir, 2003).
seharusnya guru memahami Pemahaman konsep mengenai Suhu
permasalahan-permasalahan yang dan Kalor adalah kunci untuk
dihadapi siswanya dan mengetahui memahami konsep-konsep lainnya
gejala-gejala kesulitan belajar siswa. (Sözbilir, 2003). Jika penguasaan
Pemahaman ini merupakan dasar konsep siswa pada materi ini rendah,
dalam usaha memberikan bantuan maka siswa akan mengalami
kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami materi
kesulitan belajar. Dengan pada tingkatan yang lebih tinggi.
diketahuinya letak kesulitan siswa, Tujuan penelitian ini adalah untuk
guru akan terbantu dalam mengidentifikasi kesulitan-kesulitan
menentukan strategi pembelajaran siswa pada materi Suhu dan Kalor.
yang sesuai dengan kebutuhan
siswanya, sehingga permasalahan
yang menjadi penghambat siswa
dalam belajar dapat diatasi (Ornek
dkk, 2008). METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini penyebab
kesulitan belajar ditinjau dari Pada penelitian ini digunakan
kesulitan dalam memahami fisika metode survey dengan teknik

126
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

pengumpulan data melalui tes dan Skor yang diperoleh


Nilai =
angket. Selain itu dilakukan pula Skor maksimal
wawancara kepada beberapa guru × 100%
Fisika. Penelitian dilakukan di SMA Data yang diperoleh dari
Negeri 4 Malang dan SMA Negeri 7 pertanyaan yang ada di lembar angket
Malang, dengan subjek penelitian berupa data kualitatif, agar dapat
adalah siswa kelas XI, terdiri atas 70 diukur, maka diadakan transformasi
siswa. dari data kualitatif menjadi kuantitatif
Data yang diharapkan adalah dengan cara pemberian skor dari
dokumentasi berupa hasil tes setiap jawaban soal. Data angket
diagnosis siswa yang disertai dianalisis secara deskriptif dengan
langkah-langkah penyelesaiannya. rumus sebagai berikut:
Hasil tes diagnosis siswa ini Tingkat kesulitan
kemudian dianalisis dan digunakan Jumlah skor
=
untuk memetakan kesulitan belajar Skor total
fisika. Kumpulan data berupa skor × 100%
dianalisis untuk mengetahui Perhitungan dimaksudkan untuk
persentase tingkat kesulitan belajar mengetahui persentase kesulitan
fisika siswa. Sedangkan, angket yang belajar siswa berdasarkan faktor
digunakan dalam penelitian ini penyebab yang melatar belakanginya.
adalah angket tertutup. Butir-butir Adapun kriteria deskriptif tingkat
pada angket digunakan untuk kesulitan belajar siswa dapat dilihat
mengetahui faktor-faktor penyebab pada Tabel 1.
kesulitan belajar siswa dalam
mempelajari fisika. Data hasil Tabel 1. Kriteria Tingkat
wawancara guru tentang kegiatan Kesulitan Belajar
pembelajaran fisika untuk Interval Kriteria
mengetahui jenis kesulitan belajar tingkat tingkat
dan faktor-faktor yang kesulitan kesulitan
mempengaruhinya dianalisis secara belajar belajar
deskriptif kualitatif. 80% - 100% Sangat Kuat
Penentuan nilai akhir data hasil tes 61% - 80 % Kuat
identifikasi kesulitan belajar 41% - 60% Cukup
ditentukan berdasarkan hasil tes pada 21% - 40% Lemah
siswa yang nilainya di bawah KKM 0 - 20% Sangat lemah
(<78). Nilai siswa dihitung dengan (Ratumanan & Laurens, 2003)
menggunakan rumus (Arikunto,
2006): PEMBAHASAN

127
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Sebanyak 70 siswa diberikan 80,00%


tes diagnostik berupa soal uraian dan 68,57%
70,00%
angket. Soal-soal tes berisi konsep 60%
58,57%
suhu dan kalor, yaitu konsep 60,00%

pengaruh kalor terhadap perubahan 50,00%


suhu benda dan ukuran benda 40%
40,00%
(pemuaian panjang), pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan wujud 30,00%

zat, dan perpindahan kalor untuk 20,00%


menentukan jenis kesulitan dalam 10,00%
hal kesulitan dalam memahami fisika
0,00%
yang disajikan dalam bentuk grafik
Jenis Kesulian Belajar
dan gambar, kesulitan memahami Kesulitan dalam memahami fisika yang
konsep, kesulitan yang berhubungan disajikan dalam bentuk grafik dan gambar
Kesulitan memahami konsep-konsep
dengan perhitungan angka atau
penggunaan rumus, dan kesulitan Kesulitan yang berhubungan dengan
membuat kesimpulan berdasarkan perhitungan angka atau penggunaan rumus
Kesulitan membuat kesimpulan
analisis. berdasarkan analisis
Persentase dari bentuk-bentuk
kesulitan belajar yang dialami oleh
Gambar 1. Diagram persentase
siswa kelas XI berdasarkan analisa
jumlah siswa yang mengalami
tes dapat dilihat pada diagram
kesulitan
gambar berikut.

Kesulitan memahami fisika


yang disajikan dalam bentuk grafik
dan gambar 58,57%. Kelemahan
dalam memahami grafik dan gambar
dapat dilihat dari banyaknya siswa
yang belum dapat menganalisis dan
menyimpulkan secara tepat ketika
disajikan grafik proses pemanasan
air berdasarkan konsep pengaruh
kalor terhadap perubahan suhu dan
wujud benda. Penyebabnya adalah
selama ini siswa dalam pembelajaran
kurang memahami cara membaca
grafik. Padahal salah satu
kemampuan yang harus dimiliki
siswa dalam menyelesaikan

128
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

persoalan fisika adalah kemampuan penggunaan rumus 40,0%.


menerjemahkan dan membaca grafik Kelemahan dalam menghitung dapat
(Ornek dkk, 2008). dilihat ketika disajikan soal
Dari hasil tes yang dilakukan, mengenai penyambungan dua logam
diketahui bahwa 68,57% siswa masih yang berbeda panjang, jenis, dan
kesulitan memahami konsep suhunya, beberapa siswa masih
Kelemahan dalam memahami konsep mengalami kesulitan dalam
materi Suhu dan Kalor dapat dilihat menentukan suhu pada sambungan
dari banyaknya siswa yang belum kedua logam. Sebagian besar siswa
dapat menjelaskan beberapa sudah tepat namun hasil akhir yang
peristiwa dalam kehidupan sehari- salah. Kesalahan ini disebabkan
hari berdasarkan konsep pengaruh siswa kurang teliti dalam
kalor terhadap perubahan suhu dan menggunakan operasi perhitungan
wujud benda. Ketika disajikan suatu matematika dalam menyelesaikan
permasalahan mengenai peristiwa soal materi Suhu dan Kalor, dan
pengompresan demam, sebagian sebagian siswa juga kurang
besar siswa tidak dapat menganalisis memahami penggunaan operasional
permasalahan tersebut berdasarkan matematika. Kesulitan membuat
konsep pengaruh kalor terhadap kesimpulan berdasarkan analisis
perubahan suhu dan wujud benda. sebesar 60,0%. Kesalahan membuat
Hal ini menunjukkan siswa masih kesimpulan berdasarkan analisis
mengalami kesulitan memahami dapat dilihat ketika siswa diberikan
konsep suhu dan kalor. Pemahaman data hasil eksperimen pemuaian pada
konsep merupakan hal yang sangat berbagai jenis logam, dengan
penting dalam mempelajari fisika, panjang mula-mula, kenaikan suhu
agar tidak terjadi miskonsepsi dalam dan pertambahan panjang yang
memahami fisika (Purnomo, 2011). berbeda-beda pada tiap percobaan,
Hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih
meskipun siswa sudah pernah mengalami kesulitan menyimpulkan
mempelajari materi suhu dan kalor, faktor apa saja yang mempengaruhi
ternyata masih banyak yang masih pemuaian melalui analisis dengan
kesulitan memahami konsep. Hal ini pengontrolan variabel. Kesalahan ini
sesuai dengan penelitian Nottis karena siswa kurang memahami
(2010) bahwa kesulitan siswa tentang bagaimana hubungan antar
memahami konsep dapat berlanjut variabel ketika ada variabel lain yang
bahkan setelah siswa tersebut selesai dikontrol.
mempelajarinya. Berdasarkan wawancara
Kesulitan yang berhubungan dengan beberapa guru, masalah yang
dengan perhitungan angka atau terjadi pada siswa saat

129
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

menyelesaikan soal fisika pada angket dapat diketahui bahwa siswa


materi Suhu dan Kalor adalah kurang kurang mempersiapkan materi
mampu mengaitkan konsep-konsep sebelum mengikuti pelajaran fisika.
fisika antara konsep yang satu Hal ini menunjukkan bahwa minat
dengan yang lainnya. Hal ini belajar siswa berpengaruh terhadap
tercermin dengan ketidakmampuan hasil belajar. Pada aspek bakat
siswa saat menyelesaikan soal fisika diperoleh persentase untuk indikator
yang diberikan oleh guru. Ketika pemahaman terhadap fisika sebesar
siswa diberikan soal-soal latihan, 74,28% (kategori kuat menyebabkan
mereka tidak tahu apa yang harus kesulitan belajar) dan kemampuan
dilakukan. Hal ini dikarenakan siswa menyelesaikan soal fisika sebesar
tidak memahami soal yang 70% (kategori kuat menyebabkan
ditanyakan. Selain itu kebanyakan kesulitan belajar). Pada aspek
siswa bekerja kurang sistematis dan motivasi diperoleh persentase untuk
kurang memperhatikan langkah- indikator perhatian terhadap
langkah penyelesaiannya. Mereka pembelajaran fisika sebesar 51,43%
hanya mementingkan hasil akhir (kategori cukup menyebabkan
jawaban, sehingga banyak langkah- kesulitan belajar) dan usaha untuk
langkah yang tidak ditempuh, belajar fisika sebesar 61,42%
padahal itu merupakan langkah yang (kategori kuat menyebabkan
menentukan hasil akhir jawaban. kesulitan belajar).
Berdasarkan data yang Dari data angket juga diketahui
diperoleh, keadaan tersebut beberapa hal yang menjadi penyebab
dimungkinkan terjadi. Hal ini rendahnya hasil belajar siswa pada
disebabkan oleh beberapa faktor mata pelajaran fisika, salah satu
yang saling berperan dalam diantaranya adalah proses
menyebabkan kesulitan belajar pada pembelajaran yang tidak melibatkan
siswa. Faktor kesulitan belajar dapat siswa secara aktif. Dalam hal ini
dipengaruhi oleh minat, bakat, dan siswa hanya bersifat sebagai
motivasi (Yasa, 2007). Faktor-faktor pendengar sementara guru lebih
ini dapat diketahui melalui angket dominan yang biasa disebut dengan
yang dibagikan dan diisi oleh siswa. pembelajaran yang berpusat pada
Pada aspek minat belajar guru (teacher centered). Hal ini
menunjukkan bahwa perolehan dapat dilihat berdasarkan hasil
persentase untuk indikator kebiasaan angket yang menunjukkan sebanyak
belajar fisika sebesar 62,85% 96% siswa mengatakan bahwa
(kategori kuat menyebabkan pembelajaran dikelas dijelaskan oleh
kesulitan belajar). Berdasarkan guru. Hal ini menyebabkan siswa
pertanyaan yang digunakan pada menjadi pasif dalam pembelajaran.

130
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Pembelajaran yang pasif dapat


menghambat pemahaman konsep Saran
siswa (Aziz dkk, 2014). Selain itu, Penelitian ini sebaiknya juga
kebiasaan siswa belajar fisika juga dilakukan di sekolah lain dan pada
mempengaruhi rendahnya hasil pokok bahasan yang berbeda,
belajar. Sebagian siswa menyatakan sehingga kelemahan dan kesulitan
bahwa mereka belajar fisika dengan siswa dapat diketahui. Bagi guru
cara menghapal rumus dan latihan fisika disarankan untuk menjadikan
soal. Hal ini karena sebagian besar hasil penelitian ini sebagai rujukan
siswa memandang bahwa fisika untuk memperbaiki proses
merupakan pelajaran yang lebih pembelajaran fisika. Selain itu, hasil
banyak menerapkan perhitungan penelitian ini diharapkan dapat
dalam pembelajarannya. menjadi rujukan bagi sekolah dalam
pengambilan kebijakan pada proses
pembelajaran yang dilakukan.
PENUTUP
Simpulan
Kesimpulan yang dapat DAFTAR PUSTAKA
dibuat berdasarkan hasil penelitian Angell, C., Guttersrud, Ø.,
ini adalah: kesulitan belajar fisika Henriksen, E. K. & Isnes, A.
dapat diungkap berdasarkan hasil tes 2004. Physics: Frightful, but
diagnostik dalam bentuk uraian dan fun, Pupils’ and teachers’
angket yang diberikan, serta views of physics and physics
wawancara terhadap guru. Secara teaching. Science Education,
umum siswa di SMA Negeri 4 88, 683-706.
Malang dan SMA Negeri 7 Malang
Arikunto, S. 2006. Prosedur
masih mengalami kesulitan belajar
Penelitian Suatu Pendekatan
Fisika khususnya materi Suhu dan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Kalor. Kesulitan siswa belajar materi
Suhu dan Kalor yaitu kesulitan Aziz, M.S., Zain, A.N., Samsudin,
dalam memahami fisika yang M.A., & Saleh, S. 2014. The
disajikan dalam bentuk grafik dan impact of PBL on
gambar 58,57%, kesulitan Undergraduate Physics
memahami konsep-konsep Students' Understanding of
68,57%,kesulitan yang berhubungan Thermodynamics.International
dengan perhitungan angka atau Journal of Academic Research
penggunaan rumus 40,0%, dan in Economics and Management
kesulitan membuat kesimpulan Sciences, 3 (4): 100-112.
berdasarkan analisis 60,0%.

131
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Jamal, F. 2014. Analisis Kesulitan Science (Volume I, Revised


Belajar Siswa dalam Mata edition, February 2014), PISA,
Pelajaran Matematika pada OECD Publishing.
Materi Peluang Kelas XI IPA Purnomo, H. 2011. Pembelajaran
SMA Muhammadiyah Fisika Bervisis SETS Sebagai
Meulaboh Johan Pahlawan. Upaya Peningkatan
Jurnal Pendidikan Kompetensi Mahasiswa.
Matematika, 1 (1): 18-36. ORBITH, 7(1): 62-67.
Kim, E & Pak, S.J. 2001. Student Do Ratumanan, T.G. & Laurens, T.
Not Overcome Conceptual 2003. Evaluasi Hasi Belajar
Difficulties After Solving 1000 yang Relevan dengan
Traditional Problems. American Kurikulum Berbasis
Asssociation of Physics Teacher, Kompetensi. Surabaya: Unesa
70 (7). University Press.
Movshovits, N. & Zastavsky, D. Rosilowati, Ani. 2007. Diagnosisi
1989. An empirical Kesulitan Belajar Fisika Siswa
classification model for error in SD, SMP, SMA dengan teknik
hight school mathematics. General Diagnostik dan
Journal for Research in Analytic Diagnistic. Prosiding
Mathematics Education, 18: 3- Seminar Nasional 25 Agustus
14. 2007, 243-252.
Nottis, K. E. K., Prince, M. J., & Sözbilir, M. 2003. A Review of
Vigeant, M. A. (2010). Selected Literature on Students
Building an understanding of Misconceptions of Heat and
heat transfer concepts in Temperature. Boğaziçi
undergraduate chemical University Journal of
engineering courses. US-China Education, 20 (1): 25-40.
Education Review, 7(2), 1-10. Tipler P.A. 1998. Fisika untuk Sains
Ornek, F., Robinson, W.R., & dan Teknik Jilid 1. Jakarta:
Haugan, M.P. 2008. What Erlangga.
makes physics difficult?. Waldrip, B., Prain, V., & Carolan, J.
International Journal of 2010. Using Multi-Modal
Environmental & Science Representationto Improve
Education, 3 (1): 30-34. Learning in Junior Secondary
PISA. 2014. PISA 2012 Results: Science. Research in Science
What Students Know and Can Education. 40, 65-80.
Do – Student Performance in Yasa, P. 2007. Strategi Pembelajaran
Mathematics, Reading and Berbasis Masalah untuk

132
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Meningkatkan Kompetensi
Dasar Fisika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 5:
622-637.

133

Anda mungkin juga menyukai