Anda di halaman 1dari 5

JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662 http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104
jipf@fkip.unsri.ac.id

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHTERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 LAHATPADA MATERI SUHU DAN KALOR
Karina Eka Putri 1, Sardianto MS 2, Abidin Pasaribu 2
1
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
2
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA
Negeri 2 Lahat pada materi suhu dan kalor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuasi eksperimen (quasi-eksperimental) dengan desain non equivalent
control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2
Lahat tahun ajaran 2015/2016, dimana kelas X.E sebagai kelas eksperimen menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah dan kelas X.B sebagai kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk tes subjektif (esai) dan non-tes
berupa lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah. Analisa data
instrumen tes menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai post-
test yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 76 dan rata-rata nilai post-test yang
diperoleh siswa kelas kontrol adalah 70. Secara statistik dengan perhitungan menggunakan
Uji t pada taraf signifikan (α) = 0,05 diperoleh zhitung 3,12 sedangkan ztabel = 2,00, terlihat
bahwa zhitung> ztabel. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci : model pembelajaran berbasis masalah,kemampuan berpikir kritis

PENDAHULUAN berjalan dengan baik. Guru sebagai pendidik tentu


Pendidikan adalah sesuatu yang universal akan menemui masalah dalam menghadapi
dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke seluruh siswanya serta siswa sebagai peserta didik
generasi dimana pun di dunia ini (Tirtarahardja, pada kenyataannya mengalami kesulitan dalam
2008:82). Pendidikan memiliki dua fungsi yang belajar.
memberikan arah kepada segenap kegiatan Fisika sebagai salah satu bagian dari
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin pelajaran IPA di sekolah memiliki berbagai bahan
dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan kajian yang menarik untuk dipelajari, dipahami,
(Tirtarahardja, 2008:37). Dunia pendidikan tentu dikembangkan, dan diterapkan dalam kehidupan
ada beberapa aspek yang terlibat di dalamnya sehari-hari. Namun, pada kenyataannya fisika
antara lain guru sebagai pendidik, siswa sebagai justru dikenal sebagai mata pelajaran yang
peserta didik serta lembaga terkait lainnya. Guru dianggap kurang menarik bagi siswa.
sebagai pendidik diharapkan dapat mampu Kecenderungan ini biasanya berawal dari
memberikan ilmu sebaik mungkin kepada peserta pengalaman belajar siswa yang menemukan
didik. Supaya nantinya para peserta didik dapat kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
menerapkan ilmu yang mereka dapat sebelumnya serius yang tidak jauh dari persoalan konsep dan
dalam memajukan bangsa dan negara. Guru penyelesaian soal-soal yang rumit melalui
sebagai pendidik juga harus mampu menguasai pendekatan matematis tanpa memahami konsep
jalannya proses belajar mengajar. Ketika proses yang dipelajari dengan jelas. Salah satu cara agar
belajar mengajar berlangsung tidak semuanya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
1
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah.Karina Eka Putri , Sardianto Markos Siahaan , Abidin Pasaribu

baik serta mampu mengubah persepsi siswa dalam kelas X SMA N 2 Lahat Pada Materi Suhu dan
mata pelajaran fisika yang dianggap sulit adalah Kalor.
dengan cara menggunakan suatu model
pembelajaran baru dalam kegiatan belajar METODE PENELITIAN
mengajar. Metode yang digunakan padapenelitian ini
Berdasarkan kompetensi dasar pada adalah metode kuasi ekperimen (Quasi-
silabus fisika KTSP di kelas X semester 2 pada experimental) dimana subyek yang diteliti tidak
materi suhu dan kalor yaitu menganalisis pengaruh boleh dibedakan antara satu dengan yang lain
kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara seperti misalnya mendapat perlakuan karena
perpindahan kalor dan menerapkan asas Black berstatus grup kontrol (Darmadi,2011 : 36).
dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar Desain penelitian yang digunakan adalah
tersebut dapat terlaksana dalam pembelajaran “Nonequivalent Control Group Design”. Populasi
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
masalah, dalam hal ini model pembelajaran di SMA Negeri 2 Lahat tahun ajaran 2015/2016.
berbasis masalah menurut Arends (Trianto, 2009) Sampel dalam penelitian ini diambil melalui
merupakan suatu model pembelajaran dimana teknik “purposive sampling”. Purposive sampling
siswa mengerjakan permasalahan kehidupan nyata yaitu teknik penentuan sampel dengan
(otentik), dengan maksud untuk menyusun pertimbangan tertentu (sugiyono,2010:68).
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan Sampel yang diambil yaitu siswa kelas X di SMA
inquiri dan kemampuan berpikir tingkat lebih N 2 Lahat tahun ajaran 2015/2016. Sampel terdiri
tinggi, mengembangkan pendirian dan percaya dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
diri. Model pembelajaran berbasis masalah siswa kontrol. Kelas X.E berjumlah 31 siswa sebagai
berperan sebagai center, dengan demikian kita kelas eksperimen dan kelas X.B berjumlah 31
dapat melihat sejauh mana kemampuan berpikir siswa sebagai kelas kontrol.
kritis siswa dengan diterapkannya model Variabel penelitian adalah segala sesuatu
pembelajaran berbasis masalah pada siswa sekolah yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
menengah atas. peneliti unntuk dipelajari sehingga diperoleh
Berdasarkan penelitian terdahulu yang informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
dilakukan oleh Nur Laila pada tahun 2015 bahwa kesimpulannya (Sugiyono,2013 : 60). Dalam
terdapat pengaruh yang signifikan model penelitian ini terdapat dua variabel. Variabel bebas
pembelajaran berbasis masalah terhadap dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
kemampuan generik sains siswa kelas X Model menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran berbasis masalah berpengaruh sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
terhadap pembentukan sikap ilmiah dan berpikir kritis siswa kelas X. Model pembelajaran
kemampuan berpikir kritis, sehingga diharapkan berbasis masalah yang dimaksud pada penelitian
dapat memberikan motivasi dan minat belajar ini adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
siswa agar dapat berpikir kritis pada pembelajaran melakukan suatu eksperimen untuk memecahkan
fisika di sekolah menengah atas, oleh karena itu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh model hari dan disetiap kegiatannya di sesuaikan dengan
Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap tahapan-tahapan yang ada pada model
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan
2 Lahat Pada Materi Suhu dan Kalor. berpikir kritis tercermin dari hasil belajar dengan
Berdasarkan latar belakang dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
penelitian ini maka penulis merumuskan masalah melalui test subjektif (esai) yang diberikan di
sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh model akhir pembelajaran.
pembelajaran berbasis masalah terhadap Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N tahap. Pertama tahap persiapan yaitu merumuskan
2 Lahat Pada Materi Suhu dan Kalor?”. Adapun masalah penelitian; membuat instrumen penelitian
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tes dalam bentuk (esai) sesuai indikator berpikir
tidaknya pengaruh model pembelajaran berbasis kritis, kemudian di validasi oleh dosen
masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pembimbing; menyiapkan lembar kerja siswa
(LKS) di lengkapi dengan instrumen observasi. ;
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662 http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104
jipf@fkip.unsri.ac.id

merancang kegiatan pembelajaran dengan Data Pre-Test Data Post-Test


menggunakan rencana pelaksanaan pembelajran Keterangan
(RPP) sesuai dengan model pembelajaran berbasis Kelas Kelas Kelas Kelas
masalah. Kedua, tahap pelaksanaan yaitu Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
mengelompokkan sampel penelitian menjadi dua Nilai 69 52 94 83
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol; Tertinggi
melakukan tes awal (pretest) pada kelas Nilai 23 17 60 54
eksperimen dan kelas kontrol; melaksanakan Terendah
pembelajaran pada kelas eksperimen sesuai Rata-rata 43,79 33,04 77,59 69,38
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) homogenitas dengan menggunakan data hasil pre-
menerapkan model pembelajaran berbasis test dan post-test antara kelas eksperimen dan
masalah; memberikan soal posttest kepada peserta kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3. Pengujian
didik untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis hipotesis yang digunakan yaitu uji-z, karena
peserta didik setelah perlakuan. Ketiga, tahap sampel > 30 dapat dilihat pada tabel 4.
penyelesaian yaitu menganalisis data ; menarik Tabel 2 Hasil uji normalitas data post-test
kesimpulan dari hasil pengolahan data pada Post-Test
penelitian. Kelas Keterangan
Ada beberapa langkah – langkah yang χ 2hitung χ 2tabel
dapat dilakukan pada saat menganalisis data yaitu
analisa instrumen test dengan validitas isi (Content Eksperimen 5.1497 11,070 Normal
Validity) apakah bahan ajar sudah sesuai dengan Kontrol 9,0369 11,070 Normal
standar kompetensi , kompetensi dasar, indikator
pembelajaran, dan materi pembelajaran Tabel 3. Hasil uji homogenitas data pre-test
selanjutnya validitas konsep/konstruk (construct dan post-test
validity). Validitas konstruk yaitu tes yang butir- Pre-Test Post-Test
butir soalnya mengukur aspek berpikir sesuai Keterangan
dengan konsep atau pendekatan untuk mengurai Fhitung Ftabel Fhitung Ftabel
aspek berpikir tersebut (sudidjono,2005:110).
1,66 1,84 1,21 1,84 Homogen
Data yang diperoleh dari hasil penelitian
akan di uji normalitas menggunakan uji chi-
Tabel 4. Hasil uji hipotesis data post-test
kuadrat selanjutnya uji homogenitas dilakukan
untuk membuktikan kesamaan varians dua zhitung ztabel Keterangan
kelompok yang membentuk sampel tersebut dan Ha diterima : zhitung>
3,66 1,96
teknik analisis data yang digunakan dalam zttabel
penelitian ini adalah menggunakan uji z Berdasarkan hasil uji hipotesis data post-
dikarenakan sampel > 30. test diatas terlihat bahwa thitunglebih besar
dibandingkanztabel, maka dapat disimpulkan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa “Ada pengaruh model pembelajaran
Berdasarkan data hasil penelitian berbasis masalah terhadap Kemampuan Berpikir
didapatkan nilai pre-test dan post-test tes Kritis siswa kelas X SMA N 2 Lahat pada materi
kemampuan berpikir kritis pada kedua kelas suhu dan kalor”.
penelitian diperoleh data pada tabel 1. Tes
kemampuan berpikir kritis yang diberikan Penelitian dilaksanakan dengan
sebanyak 12 soal essai. menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
Tabel 1. Hasil pre-test dan post-test kelas ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh
eksperimen dan kelas kontrol model pembelajaran berbasis masalah terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Awalnya
Hasil data penelitian didapat dengan diberikan perlakuan yang sama pada kelas
perhitungan menggunakan aplikasi Microsoft eksperimen dan kelas kontrol yaitu diberikan soal
Excel dengan uji statistik yang digunakan yaitu uji pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
normalitas dapat dilihat pada tabel 2, uji siswa, kemudian diakhir pertemuan kelas
3
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah.Karina Eka Putri , Sardianto Markos Siahaan , Abidin Pasaribu

eksperimen dan kelas kontrol diberikan post-test kembali data posttest menggunakan uji hipotesis
untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dengan uji z. Data hasil perhitungan uji hipotesis
siswa. data posttestdari kelas eksperimen dan kelas
Perbedaan rata-rata nilai post-test kelas kontrol diperoleh nilai zhitung> ztabel, maka H0
eksperimen daripada rata-rata nilai post-test kelas ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada
control pada tabel 4.1, yang kemudian didapatkan pengaruh dari model pembelajaran berbasis
nilai rata-rata lebih tinggi pada kelas eskperimen masalahterhadap kemampuan berpikir kritis siswa
disebabkan karena kelas eksperimen menerapkan kelas X SMA N 2 Lahat pada materi suhu dan
model pembelajaran berbasis masalah dalam kalor.
pembelajarannya, model pembelajaran berbasis Pada proses penelitian ini dilihat dari
masalah sangat baik digunakan pada materi suhu langkah-langkah model pembelajaran berbasis
dan kalor karena dalam pembelajaran model ini masalah dimana pada pelaksanaan model ini
diberikan suatu masalah berupa gambaran konteks diberikan lembar kerja siswa sebagai bahan
kehidupan nyata yang berkaitan dengan suhu dan pendukung model pembelajaran yang telah
kalor pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa divalidasi oleh dosen pembimbing sesuai dengan
lebih mudah memahami pembelajaran pada materi kemampuan berpikit kritis siswa, sedangkan pada
tersebut selanjutnya dalam masalah yang metode ceramah pembelajaran guru hanya
diberikan dapat memicu kemampuan berpikir memberikan penjelasan materi kepada siswa dan
kritis siswa dengan beberapa pertanyaan yang memberikan soal-soal latihan. Pembelajaran
diberikan pada lembar kerja siswa. Instrumen soal berbasis masalah pada kelas eksperimen yang
pada pre-test dan post-test yang diberikan kepada berjumlah 31 siswa dilaksanakan secara
siswa dibuat berdasarkan indikator kemampuan berkelompok setiap pertemuannya, yang
berpikir kritis menurut Ennis, pada instrumen soal kemudian pada menit terakhir pembelajaran siswa
ini ranah kognitifnya hanya dibatasi sampai C4, mempersentasikan hasil lembar kerja siswa
namun jika dilihat tingkat berpikir kritis siswa mereka yang telah dikerjakan bersama-sama.
pada taksonomi Bloom mencapai pada ranah Lembar kerja siswa yang diberikan dapat
kognitif C4,C5, dan C6. membantu kemampuan berpikir kirtis, dimana
Selanjutnya data nilai kemampuan siswa bersama-sama temannya bertukar pendapat
berpikir kritis siswa pada posttest dianalisis secara dalam memecahkan masalah yang telah diberikan
statistik menggunakan uji normalitas, uji sesuai dengan model yang digunakan yaitu model
homogenitas dan yang terakhir uji hipotesis. pembelajaran berbasis masalah akan tetapi ada
Pertama dianalisis dengan menggunakan uji beberapa kelompok yang tidak menjawab
normalitas untuk mengetahui apakah data pertanyaan dalam lembar kerja siswa dikarenakan
terdistribusi normal atau tidak. Data hasil keterbatasan waktu dalam berdiskusi.
perhitungan uji normalitas data pre-test diperoleh Pada kelas kontrol yang berjumlah 31
2 2
bahwa  hitung <  tabel yang menunjukkan bahwa siswa dilaksanakan pembelajaran dengan metode
ceramah dimana siswa terfokus pada guru yang
data pre-test kedua kelompok terdistribusi
memberikan bahasan materi, kemudian soal-soal
normal, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas
latihan yang dikerjakan siswa secara individu agar
tersebut sebelumnya memiliki kemampuan yang
dapat melihat hasil kognitif siswa yang kemudian
sama begitu juga pada hasil normalitas post-test
diberikan soal post-test yang telah berdasarkan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
indikator berpikir kritis siswa kelas eksperimen
didapatkan berdistribusi normal setelah
memperoleh rata-rata persentase lebih besar
mendapatkan perlakuan yang berbeda dapat dilihat
dibandingkan kelas kontrol. Siswa kelas
pada tabel 4.2, kemudian dianalisis dengan
eksperimen mampu menyelasaikan soal
menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa dengan baik
apakah sampel memiliki varians dan karakteristik
dibandingkan kelas kontrol,
yang sama besar. Data hasil perhitungan uji
homogenitas data pre-test dan posttest yang
dilakukan diperoleh Fhitung< Ftabel sehingga data
PENUTUP
pre-test dan posttest dinyatakan homogen, setelah Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiantentang
didapat data yang normal dan homogen dianalis
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662 http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104
jipf@fkip.unsri.ac.id

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X Gunawan,Muhammad Ali. 2015. Statistik
SMA N 2 Lahat pada materi suhu dan kalor, dapat Penelitian Bidang Pendidikan,
disimpulkan bahwa : Psikologi dan Sosial.Yogyakarta :
1. Hasil uji z diperoleh nilai zhitung Parama Pubsiling.
sebesar 3,66 dengan ztabelsebesar 1,96 dengan taraf
kesalahan α = 5%, karena zhitung >ztabel maka Ha Johnson,Elaine B. 2014. Contextual Teaching
diterima bahwa terdapat pengaruh model and Learning : Menjadikan Kegiatan
pembelajaran berbasis masalah terhadap Belajar-Mengajar mengasyikkan dan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di SMA bermakna. Terjemahan oleh Ibnu
N 2 Lahat. Setiawan. Bandung : Kaifa.
2. Hasil rata-rata nilai pre-test yang
diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 43,79 Komalasari,Kokom. 2010. Pembeljaran
dan rata-rata nilai pre-test yang diperoleh siswa Kontesktual : Konsep dan Aplikasi.
kelas kontrol adalah 33,04 Hasil rata-rata nilai Bandung : PT. Refika Aditama.
post-test yang diperoleh siswa kelas eksperimen
adalah 77,59 dan rata-rata nilai post-test yang Ridwan.2014.Belajar Mudah Penelitian untuk
diperoleh siswa kelas kontrol adalah 69,38. Hasil Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
rata-rata nilai pre-test jika dibandingkan dengan Bandung :Alfabeta.
nilai post-test mengalami peningkatan serta hasil Rusman.2012. Model-model Pembelajaran.
rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih
Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
besar daripada rata-rata nilai post-test pada kelas
kontrol. Sudidjono, A.2005.Pengantar Statistik
Pendidikan. Rajawali PersJakarta.
Saran
Saran yang dapat peneliti berikan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
berdasarkan hasil penelitian yaitu dalam proses Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
pembelajaran untuk mengukur kemampuan Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan
berpikir kritis siswa membutuhkan waktu yang : Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan
cukup banyak, sehingga perlu dibagi waktu sebaik
R&D.Bandung: Alfabeta.
mungkin pada rencana pelaksanaan pembelajaran
serta dalam instrumen soal berpikir kritis hanya Suherman, Erman.2003. Evaluasi
mencapai C4 supaya dapat dilanjutkan mencapai Pembelajaran
ranah kognitif C5 dan C6. Matematika.Bandung:JICA UPI.
Supraptojiel.2008. Menggunakan Kemampuan
DAFTAR PUSTAKA Berpikir untuk Meningkatkan mutu
Arikunto,Suharsimi.2005.Manajemen Pembelajaran [online]. Tersedia:
Penelitian.Jakarta : PT Rineka Cipta http://fisika21.wordpress.com/2009/11/
15/kemampuan-berpikir-kritis.
Darmadi,Hamid.2011.Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung : Alfabeta. Trianto.2013.Model Pembelajaran Terpadu:
Konsep, Strategi, dan Implementasinya
Ennis,Robert H.1995.Critical Thinking.New dalam kurikulum Tingkat Satuan
Jersey:Prentice Hall,University of Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT.Bumi
lllinios. Aksara.
Filsaime,D.K.2008.Menguak Rahasia
Berpikir Kritis Dan
Kreatif.Jakarta:Pretasi Pustaka.
Fisher,Alec. 2009.Berpikir Kritis;Sebuah
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
5

Anda mungkin juga menyukai