BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan atau bahan kental (semi
ovarium.
8
9
bahan-bahan tambang.
c. Perut buncit
e. Sulit hamil
f. Penderita hipotiroid
b. Kista fungsional
2) Kista folikel
lanjut.
coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang
daripada kista folikel, dan yang pertama bisa menjadi lebih besar
kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
mengorbankan ovarium.
4) Kista theka-lutein
2010:103).
antara lain:
d) Mandul.
e) Berjerawat.
f. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium (Corvin, E.J 2008: 649).
16
sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada ovarium
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada
5) Perubahan keganasan
a. Anamnesa
tumor adneksa. Pertanyaan tentang rasa nyeri, lokasi, dan derajat nyeri
penegakan diagnosis.
b. Pemeriksaan fisik
gejala klinis atau tanda dari suatu infeksi atau tumor neoplastik sangat
payudara.
19
pelvis.
1) Ultrasonografi (USG)
detik=Hz).
tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari
a) Transabdominal sonogram
urinaria terisi/penuh.
b) Endovaginal sonogram
c) Kista endometriosis
d) Polikistik ovarium
2) CT-Scan
memberikan petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI
4) CA-125
proses keganasan.
a. Observasi
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini
tindakan operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada
22
dengan seksama.
Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar terkena kenker
jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini disebut
1) Balutan dari kamar operasi dapat dibuka pada hari pertama pasca
operasi.
2) Luka harus dikaji setelah operasi sampai hari pasca operasi sampai
diganti.
b. Pemberian cairan
c. Diet
jam pasca operasi berupa air putih atau air teh yang jumlahnya dapat
d. Nyeri
e. Mobilisasi
6-10 jam pertama pasca operasi setelah klien sadar. Latihan pernafasan
Pada hari kedua pasien dapat latihan duduk selama 5 menit dan tarik
berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi.
f. Kateterisasi
(balon kateter) yang terpasang 24-48 jam atau lebih lama tergantung
jenis operasi. Dengan cara ini urine dapat ditampung dan diukur dalam
g. Pemberian Obat-obatan
3) Obat-obatan lainnya
26
h. Perawatan Rutin
adalah:
dan suhu.
Etiologi:
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
Pertumbuhan folikel tidak seimbang
Degenerasi ovarium
Infeksi ovarium
Gangguan reproduksi
Konservatif:
Observasi 1-2 bulan
Ovarian Salpingo-
cystectomy oophorectomy
Bagan 2.1 Pathways Kista Ovarium (Taufan Nugroho, 2010 & Imam Rasjidi, 2010)
28
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
langkah.
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
1) Data subyektif
a) Identitas pasien
(1) Nama
(2) Umur
reproduksi.
(3) Agama
gangguan reproduksi.
(4) Pendidikan
(5) Suku/bangsa
sehari-hari pasien.
31
(6) Pekerjaan
ekonominya.
(7) Alamat
diperlukan.
b) Alasan Kunjungan
uangkapan.
c) Keluhan Utama
kesehatan reproduksi.
d) Riwayat Kesehatan
pasien.
e) Riwayat Perkawinan
f) Riwayat menstruasi
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk
h) Riwayat KB
(1) Nutrisi
(2) Eliminasi
sebaliknya.
(4) Istirahat
(6) Aktivitas
kesehatannya.
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan umum
(2) Kesadaran
(c) Nadi
(d) Pernafasan
b) Pemeriksaan Fisik
kaki.
35
(1) Kepala
(2) Muka
(3) Mata
(4) Hidung
(5) Telinga
atau tidak.
(6) Mulut
(7) Leher
(8) Ketiak
(9) Dada
(10) Abdomen
pembesaran perut.
atau tidak.
(13) Genitalia
(14) Anus
c) Pemeriksaan khusus
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
abdomen.
d) Pemeriksaan Penunjang
1) Diagnosa Kebidanan
a) Data Subyektif
dialami ibu.
b) Data Obyektif
2) Masalah
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
Potensial
menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi lainya bisa saja tidak
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu
bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
81).
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
4. Data Perkembangan
a) S (Subjektif)
b) O (Objektif)
c) A (Assessment)
d) P (Planning)
mempertahankan kesejahteraannya.
a. Pasal 9
berencana.
43
b. Pasal 12
berwenang untuk:
c. Pasal 13
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan.
pemerintah.
44
tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan tidak hanya kepada
Konseling dalam hal ini adalah mengenai Kista Ovarium pada wanita
dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko wanita yang dapat