Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Fiber Optik (Serat Optik)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
II. PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian Fiber Optik......................................................................
B. Sejarah Fiber Optik............................................................................
C. Komunikasi Fiber Optik....................................................................
D. Keunggulan Dan Kelemahan Fiber Optik.........................................
E. Karakteristik Komunikasi Fiber Optik
F. Aplikasi Fiber Optik………………………………………………...

III. PENUTUP..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di
bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba
Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang
Pencipta dengan tulus.Salain itu, dalam kehidupan sehari- hari manusia tidak dapat
lepas dari alat- alat teknologi yang pada setiap waktu teknologi- teknologi tersebut
terus bekembang. Serta umat manusia dituntut untuk mengembangkan dan mengikuti
perkembangan teknologi tersebut..

B. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
informasi bagi yang membacanya dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiber Optik

Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari
kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan
adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan
transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta
dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.Serat optik terdiri dari 2 bagian,
yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai
indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :

 Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati
panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-
pantul ke dinding cladding.
 Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang
dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core :

 Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.
 Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin
kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang
paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth
yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate).
Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain
mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat
mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan
persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah
kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat
diperkirakan besarnya.

B. Sejarah Fiber Optic

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak


digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman
mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama
serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang
dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan
penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para
ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai
sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya.
Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para
ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan
gambar.Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati
gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras
itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah
frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi
gelombang mikro.Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan
merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah.
Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya
gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran
laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan
jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi,
kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat
bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon,
seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat
menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.Seperti halnya laser, serat
optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium
transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun
setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat
atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi
material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan
tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar.
Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao
diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu
Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak
sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.

1. Time Line Pengembangan Fiber Optik

1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah


teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di
Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave amplification by
stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan
menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide
Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi
molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek
pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur
Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat
untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang
konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)

1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser


Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan
Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser.
1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan
insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan
menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber
demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar
laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup
kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak
ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi
cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby
laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang
pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-
Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical
Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk
menghancurkan tumor pada retina pasien.
1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu
General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan
mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara
langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan
untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963
Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures,
kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi
kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien.
Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan
elektronik lainnya.

1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham
yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris
mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat
mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang
digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus
pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi
standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz,
dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang
telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri
atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya
kurang dari 20 decibels per kilometer.

Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels
per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell
Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan
semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua
penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber
optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor
pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process
yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat
diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975
Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs
mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan
pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic
Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang
menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang
sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang
menghubungkan 2 s switching station.

1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T
mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara
Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan
untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers David Payne di
University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh
elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa
harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.

1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang


pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya
dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel
Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of
Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel
fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih
cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan
optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan
fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati
samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan
Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000
panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link
Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang
menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

2. Generasi Perkembangan Serat Optik

Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO)


dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :

1. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi
sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara)
menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang,
berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar
sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan
receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat
decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja
melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah
melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi
sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas
transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

2 Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode
tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan
sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang
dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai
kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

3. Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser
berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga
transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6
mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus
Gb.km/s.

4. Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai


bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah
lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga
kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat
menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat
perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi
masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya
potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

5. Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi
repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah
diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan
doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom
erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila
ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan
serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission)
Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi
ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater
adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal
gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi
pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat
sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun
kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

6. Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton
adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang.
Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit,
dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat
dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal
yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus
(wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton
minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan
laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika
dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang
berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang
gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan
jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk
menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di
receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang
ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan
ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem
komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang
sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia
komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi
serat optik.
C. Komunikasi Serat Optik

Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca.
Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari
hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan,
suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah
alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi
dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media
komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia,
yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang
kaca berbentuk kabel, total internal reflection.

Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah
patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel
akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk
satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai
transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam
sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core
hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa
lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi
data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT).
Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang.
Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus
untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di
sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat
optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon,
dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa
plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah
terlalu signifikan ukuran diameternya.

Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil.
Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga
yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah
mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat
nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan
nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan
untuk dikupas.

Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi.


Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat
sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan
single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection
Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik. Dalam
kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke
dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa
cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi
kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer
dengan skala bandwidth gigabit.
Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil
dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya
yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-
1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.

Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan
penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination
Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal
disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge
(converter to ethernet UTP).

Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat
khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar
pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut
meleleh. Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang
dipanaskan. Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah
sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan
biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan
terminasinya.

Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang


paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal
menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya
perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC.
Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada
penjual, FC, SC, ST, atau LC.

Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan


menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan
didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel
totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya
relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel
laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus
diperbaiki dan disambung kembali.

Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak
ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin
murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga
switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah
di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya
SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan
OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri
(switch/bridge).

D. Keunggulan & Kelemahan Serat Optik

Keunggulan Fiber Optic

1. Less expensive – Beberapa mil kabel optik dapat dibuat lebih murah dari
kabel tembaga dengan panjang yang sama.

2. Thinner – Serat optik dapat dibuat dengan diameter lebih kecil (ukuran
diameter kulit dari serat sekitar 100 µm dan total diameter ditambah dengan jaket
pelindung sekitar 1 – 2 mm) daripada kabel tembaga, dan juga karena serat optik
membawa light (cahaya) maka tentunya memiliki light weight (berat yang
ringan). Maka kabel serat optik mengambil tempat yang lebih kecil di dalam
tanah.

3. Higher carrying capacity – Karena serat optik lebih tipis dari kabel tembaga
maka kebanyakan serat optik dapat dibundel ke dalam sebuah kabel dengan
diameter tertentu maka beberapa jalur telepon dapat berada pada kabel yang
sama atau lebih banyak saluran televisi pada TV cable dapat melalui kabel. Serat
optik juga memiliki bandwidth yang besar ( 1 dan 100 GHz, untuk multimode
dan single-mode sepanjang 1 Km).

4. Less signal degradation – Sinyal yang loss pada serat optik lebih kecil ( kurang
dari 1 dB/km pada rentang panjang gelombang yang lebar) dibandingkan dengan
kabel tembaga.
Keunggulan-keunggulan Kabel Serat Optik dibanding dengan Kabel Coaxial
antara lain:

Kabel Coaxial Kabel Serat Optik

Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km

- aman dari penyadapan - aman daripenyadapan


Keamanan
- tidak dapat di jamming - tidak dapat di jamming

Jenis Kanal Ducting Subduct/Microduct

Penambahan kanal memasang kabel baru memasang kabel baru

Kapasitas kanal sedang-besar sedang-besar sekali

Transmisi TV baik, tidak ekonomis baik dan ekonomis

Transmisi data baik, tidak praktis baiksekali

Umur sistem lebih dari 25 tahun lebih dari 25 tahun

Media fiber optik, merupakan media yang memiliki banyak kelebihan,


terutama dari segi performa dan ketahanannya menghantarkan data. Media ini
tampaknya masih menjadi media yang terbaik saat ini dalam media komunikasi
kabel. Kelebihan yang dimiliki media ini memang membuat komunikasi data menjadi
lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. Maka dari itulah, media ini menjadi pilihan
banyak orang untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas.Media ini tidak cuma
mampu menggelar komunikasi antargedung, antarblok, antarkota, tetapi media ini
juga sudah sejak lama dipercaya untuk menghubungkan benua-benua dan pulau-pulau
di dunia ini. Fiber optik juga telah lama dipercaya untuk menjadi media komunikasi
inti (backbone) dari Internet di seluruh dunia. Untuk menghubungkan jaringan di
negara satu dengan negara seberangnya, atau benua satu dengan benua lainnya, fiber
optic telah cukup lama berperan dalam komunikasi dunia ini. Semua itu karena
kualitas koneksinya, cara kerjanya, dan kekebalan informasi yang dibawa dalam
media inilah yang membuatnya begitu dipercaya.

Kehebatan media ini akan coba dibahas satu per satu dalam artikel ini.
Meskipun tidak terlalu detail dan ilmiah, namun cukup untuk menunjukkan betapa
hebatnya teknologi ini hingga begitu dipercaya oleh masyarakat dunia.

Kelemahan Fiber Optic

Di samping semua keuntungan yang ditawarkan namun Fiber Optic juga


memiliki kelemahan, berikut adalah kelemahan Fiber Optic :

1. Biaya yang mahal untuk peralatannya.


2. Perlu konversi data listrik ke Cahaya dan sebaliknya yang rumit.
3. Perlu peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya. d.
Untuk perbaikan yang kompleks perlu tenaga yang ahli di bidang ini.
4. Bisa menyerap hidrogen yang bisa menyebabkan loss data.
5. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan
lapisan penguat sebagai proteksi.
6. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang
berlebihan.
7. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada
pemasangan repeater.

8. Akan ada kemungkinan kehilangan sinyal, Pengiriman ke tujuan yang


berbeda-beda dapat mempengaruhi besarnya informasi yang dikirimkan, Fiber
masih sulit untuk disatukan dan ketika telah mencapai titik akhir maka fiber
harus diterima secara akurat untuk menghasilkan transmisi yang jernih,
Komponen FO masih sangat mahal.

E. Karakteristik Komunikasi Fiber Optik


Teknologi komunikasi fiber optik ternyata cukup banyak jenis dan
karakteristiknya. Jenis dan karakteristik ini akhirnya membuat jenis-jenis konektor,
jenis kabel, jenis perangkat yang bervariasi pula. Hal ini dikarenakan perbadaan
karakteristik yang juga membuat perbedaan cara kerja dan fitur-fitur yang
dihasilkannya.

Teknologi komunikasi fiber optik menjadi terbagi-bagi menjadi beberapa jenis


disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor struktural dari media pembawanya dan faktor
properti dari sistem transmisinya. Kedua faktor inilah yang menyebabkan perbedaan
kualitas dan harga pada komunikasi fiber optik secara garis besar. Faktor struktural
lebih banyak berkutat pada fisik dari media pembawanya, yaitu serat kaca. Fisik dari
serat tersebut cukup berpengaruh untuk kelangsungan transmisi data. Sedangkan,
faktor properti sistem transmisi akan lebih banyak berkutat mengenai bagaimana
sinar-sinar data tersebut diperlakukan di dalam media pembawa. Modifikasi dari
kedua faktor tersebut akan membuat teknologi fiber optik menjadi bervariasi
produknya.

Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak
diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:

*Single mode fiber optic

Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik.
Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem
transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks
sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah
sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber
optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun
lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja.

Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik
yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang
diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang
sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja.
Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310 atau
1550 nanometer.

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar
dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan
sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah
sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali
lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan
untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi
mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan
overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode
fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.

* Multi mode fiber optic

Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di
dalam media fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari
satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic
merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan
beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan
mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.

Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga
100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini
bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang
diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core
dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini
juga bertambah.

Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan


teknologi fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan
dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar
antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di
dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29.
Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik
Multi mode ini.

Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan
bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa
di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para
penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu
disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing,
keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal
yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan
LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda
menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED
merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai
sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan
penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini
cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan dengan single mode.

Namun, teknologi ini juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya.


Ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion
juga meningkat. Modal dispersion (intermodal dispersion) adalah sebuah efek di
mana mode-mode cahaya yang berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya
dengan waktu yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan
menyebabkan pulsa-pulsa cahaya menjadi tersebar penerimaannya.

Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak
dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya. Para
pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya
sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling
maksimal.

F. Apliksi Fiber Optik

Sebuah Fiber Optik line adalah media yang sangat atraktif untuk produksi
video. Karena sangat ringan maka bisa menjadi aset yang berharga dalam pembuatan
peralatannya. Kapasitasnya juga menjadi penarik perhatian dalam bidang TV digital.
Selain untuk TV optik fiber juga mampu untuk mendukung kinerja LAN. Industri
telepon dan kabel juga menaruh perhatian yang besar pada teknologi ini. Underwater
LinesAT&T telah mengepalai suatu konsorsium untuk pengembangan jaringan fiber
optik bawah laut, transatlantik, antara Amerika dan Eropa. Fiber-Optic Lines and
Satellites Sekarang sebuah FO line telah memiliki kapasitas saluran yang besar dan
tahan lama, dan akan sangat efektif untuk aplikasi jarak jauh.
Sebuah transmisi satelit sangat terpengaruh oleh keadaan atmosfer dan traffic
dari satelit itu sendiri, namun FO line tidak terpengaruh dua hal ini. Fiber juga
mempunyai segi keamanan yang jauh lebih baik. Aplikasi Lainnya Dalam bidang
kedokteran terdapat operasi tipe laser yang memanfaatkan teknologi ini. Para
ilmuwan juga telah mengaplikasikan teknologi ini dalam beberapa material yang
berguna unuk menciptakan sebuah pesawat terbang hingga sebuah space station.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik
http://yulian.firdaus.or.id/fiber-optic/

http://www.pcmedia.co.id

http://www.waena.org/

Anda mungkin juga menyukai