Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW V KELURAHAN BINUANG
KP. DALAM KECAMATAN PAUH
PADANG

Oleh :

DILLA PARYANTI, S.Kep


YOSY VINAELA,S.Kep
JENNITA AZIZAH, S.Kep
RIDHA MARDIAH, S.Kep
ILHAM SANJAYA, S.Kep
RIDHA AGUSTINA, S.Kep
KURNIA DWI YOZA, S.Kep
SEPTIA RONA IMAMI, S.Kep
SUCI DWI YOANDA, S.Kep
MEUTIA USMAN, S.Kep
SRI KENDIYOL JELISA, S.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sasaran : Anak Usia Sekolah (I – III) di RW V Kelurahan Binuang Kp. Dalam
Tempat : SDN 07 Kp. Dalam
Hari/Tanggal : Selasa , 27 Oktober 2015
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, kebiasaan, kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan
individu. Pada anak usia sekolah menjaga kebersihan diri sangatlah penting seperti mandi,
sikat gigi, mencuci tangan, memotong kuku,. Keempat aspek tersebut menjadi perhatian
karena kulit dan mukosa merupakan pertahanan utama terhadap serangan kuman-kuman
penyakit.
Dampak yang sering timbul pada masalah kebersihan diri diantaranya berdampak
pada fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata, telinga, dan kaki.
Dampak psikososial yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebar di RW V Kelurahan Binuang Kp.
Dalam Padang didapatkan data bahwa , 50% anak usia sekolah di RW V Kelurahan
Binuang Kp. Dalam memiliki gigi berlubang dan hitam ,dan 63% anak yang memiliki
kebiasaan kadang-kadang mencuci tangan setelah bermain. Dari hasil kuisioner didapatkan
hasil bahwa anak usia sekolah mencuci tangan tanpa sabun, anak usia sekolah tidak tahu
cara menggosok gigi yang benar.
Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kebersihan diri yang
sering diabaikan, sehingga dalam rangka memepertahankan derajat kesehatan anak usia
sekolah di RW V Kelurahan Binuang Kp. Dalam perlu dilakukan penyuluhan perilaku
hidup bersih dan sehat.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan anak usia sekolah yang
berada di RW V Parna Indah dapat mengetahui konsep dan praktek kebersihan diri
dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan anak usia sekolah dapat :
1) Mengetahui tujuan dan cara sikat gigi
2) Mengetahui tujuan dan cara mencuci tangan

C. Materi (Terlampir)
D. Pelaksanaan
1. Topik
Kebersihan diri pada anak usia sekolah.

2. Sasaran
Sasaran umum : Seluruh anak usia sekolah yang berada di SDN 07 Kp. Dalam
Sasaran Khusus : Siswa kelas 1-3 SDN 07 Kp. Dalam

3. Metode

a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi

4. Media dan alat


a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. Video
e. Peralatan kebersihan diri
5. Waktu dan Tempat
Hari : Selasa , 27 Oktober 2015
Jam : 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : SDN 07 Parna Indah Kel. Binuang Kp. Dalam

6. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ridha Agustina, S.Kep
Moderator : Septia Rona Imami, S.Kep
Pemateri : Ridha Mardiah, S.Kep
Observer : Jennita Azizah, S.Kep
Ridha Agustina, S.Kep
Fasilitator : Ilham Sanjaya, S.Kep
Suci Dwi Yoanda, S.kep
Kurnia Dwi Yoza,S.Kep
Sri Kendiol Jelisa, S.Kep
Meutia Usman, S.Kep
Dilla Paryanti, S.Kep

7. Setting Tempat
M

P P A M

V V V F V V V

V F V V V F V

V V V F V V V

V F V V V F V
V V F

O O

Keterangan :
P : Pembimbing F : Fasilitator L : Media
A : Pemateri O : Observer
M : Moderator V : Peserta

8. Uraian Tugas
1. Penanggun Jawab
 Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Pemateri
 Mempresentasikan materi
3. Moderator
a. Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
 Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
 Menjelaskan tata tertib penyuluhan
b. Kegiatan Inti
 Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
 Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta.
c. Pada acara penutup
 Menyimpulkan dan menutup diskusi
 Mengucapkan salam
4. Fasilitator
 Memotivasi peserta agar berperan aktif
 Membuat absensi penyuluhan
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

E. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu


1 Pembukaan
- Moderator memberi - Menjawab salam
5 mnt
salam - Mendengarkan dan
- Moderator memperhatikan
memperkenalkan anggota
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Moderator memperhatikan
memperkenalkan
pembimbing klinik dan
pembimbing akademik - Mendengarkan dan
- Moderator menjelaskan memperhatikan
tentang topik penyuluhan
- Mengemukakan pendapat
- Menjelaskan dan
membuat kontrak waktu, 50 mnt
2 bahasa, tujuan dan tata tertib
penyuluhan

Pelaksanaan - Mengemukakan pendapat


- Mengkaji pengetahuan
audiens tentang Kebersihan
diri - Mendengarkan dan
- Memberi reinforcement memperhatikan
(+)
- Mengkaji pengetahuan - Mengemukakan pendapat
audien tentang tujuan - Mendengarkan dan
kebersihan diri memperhatikan
- Memberi reinforcement
(+) - Mendengarkan dan
- Menjelaskan tujuan memperhatikan
kebersihan diri
- Mendengarkan dan
- Menjelaskan jenis-jenis
memperhatikan
kebersihan diri
- Menjelaskan dan
- Mendengarkan dan
mendemonstrasikan cara sikat
memperhatikan
gigi dan cuci tangan
- Pemutaran video
- Redemonstrasikan cara - Memperhatikan
3 sikat gigi dan cuci tangan
bersama semua peserta - Melakukan
- Memberi kesempatan
audiens untuk bertanya - Mengajukan pertanyaan 5 mnt
- Menjawab pertanyaan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
Penutup
- Meminta audiens
mengulang beberapa
informasi yang telah
diberikan - Mengemukakan pendapat
- Memberi reinforcement
positif - Mendengarkan
- Bersama peserta - Bersama mahasiswa
menyimpulkan materi menyimpulkan
- Menutup dengan salam
- Menjawab salam

F. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
 75 % peserta menghadiri acara
 Alat dan media sesuai dengan rencana
 Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2) Evaluasi proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3) Evaluasi hasil
 Peserta mampu menyebutkan tujuan dan 6 dari 8 cara sikat gigi
 Peserta mampu menyebutkan tujuan dan 6 cara mencuci tangan

Lampiran
Materi Penyuluhan

KEBERSIHAN DIRI

A. MENCUCI TANGAN
1. Tujuan mencuci tangan
a. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan ke orang lain.
b. Menjaga kebersihan perorangan
2. Cuci tangan sangat penting ketika:
a. Sebelum dan sesudah menggunakan toilet; sebelum atau sesudah melakukan
aktivitas tertentu.
b. Ketika batuk dan bersin.
c. Sebelum & sesudah menyiapkan makanan ketika memasak/ membungkus
makanan. Ketika menangani makanan jangan menggaruk/ memegang telinga,
hidung, mulut, atau luka terbuka.
d. Cuci tangan setelah menggunakan sarung tangan atau tissue.
3. Cara mencuci tangan yang baik:
 Basahi tangan dibawah kran dan gunakan sabun batang/ sabun cair. Semua bagian
tangan harus terkena air, semua permukaan kulit termasuk jari tangan, kuku dan
bagian belakang telapak tangan disikat dengan busa sabun masing masing langkah
dilakukan selama 5 hitungan atau 5 detik.

Enam langkah cuci tangan menurut WHO tahun 2010

Keterangan:
1. Gosok telapak tangan secara bersamaan.
2. Gosok punggung kedua telapak tangan dengan gerakkan searah
3. Silangkan jari-jari lalu sikat tangan secara bersamaan.
4. Jari-jari dalam posisi saling mengunci lalu gosok punggung jari-jari kedua tangan
dengan gerakkan searah
5. Gosok ibu jari dengan cara memutar diikuti dengan jari-jari berikutnya.
6. Gosok ujung jari-jari kedua tangan di atas telapak tangan dengan gerakkan melingkar.

B. Manfaat Apabila Mencuci Tangan Dengan Benar


Manfaat mencuci tangan yang paling penting adalah mencegah dari terinfeksi
sejumlah penyakit berbahaya. Orang yang ceroboh dan jarang mencuci tangan mereka
berada pada resiko yang lebih tinggi terkena penyakit flu. Tidak mencuci tangan juga
dapat menyebabkan sakit diare.

C. Akibat Apabila Tidak Mencuci Tangan


Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak
melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak
mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman
dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke
orang lain dengan menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka
sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak
tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan
sistem 13 pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan
penyakit terkait makanan seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa mengalami
gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare. (Lestari, 2008).

Adapun jenis-jenis penyakit apibila tidak mencuci tangan dnegan benar yaitu:
1. Diare.
Cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penderita diare hingga separuh.
Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat
sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja 14 dan air
kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui
tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah,
dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat
makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan
angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah : Mencuci
tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan
kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).

2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).


ISPA adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Kematian karena
penyakit ISPA seringkali disebabkan karena penderita yang datang untuk berobat sudah
dalam keadaan menderita penyakit ISPA yang berat dan sering disertai penyulit-penyulit
serta kurang gizi. Sementara itu dimasa tumbuh kembangnya setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan pasien di
Puskesmas adalah disebabkan oleh penyakit ISPA

3. Infeksi Cacing, Infeksi Mata dan Penyakit Kulit.


Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernafasan
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi
mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

B. KESEHATAN GIGI DAN MULUT


1. Defenisi
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh
gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan
mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap. Kondisi ini hanya dapat dicapai
dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya
dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali
tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah
parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi (Sahip, 2007). Gigi merupakan salah satu
organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah,
lidah serta saluran-saluran penghasil air ludah (Tarigan, 1995: 1) .

Kebersihan mulut dapat dilihat dari beberapa tingkat yaitu:


 Debris: lapisan titis yang melekat dalam permukaan gigi (sisa makanan yang
halus dan kuman)
 Karag gigi (Plak): sisa makanann yang melekat pada plak lama dan tidak
dibersihkan bercampur zat kapur didalam ludah mengindap menjadi keras.

2. Penyakit Gigi (Karies Gigi)


Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi
yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat
dicegah.
Penilaian risiko karies ini harus dilakukan pada setiap anak sebagai suatu
pemeriksaan dasar rutin. Menurut American Academy of Pediatric Dentistry,
penilaian risiko karies pada anak berdasarkan atas tiga bagian besar indikator karies
yaitu: kondisi klinik, karakteristik lingkungan, dan kondisi kesehatan umum.
Resiko karies ditandai dengan sensitivitas gigi yang meningkat, berlanjut ke
sakit yang tidak intens (nyeri ringan), berlanjut ke sakit sekali dan terakhir bisa
menjadi abses (mati).

3. Penyebab Dan Pencegahan Penyakit Gigi


Penyebab Kares Gigi
Penyebab dari karies gigi karena kerusakan yang disebabkan oleh bakteri dalam plak
PLAK
 Plak adalah endapan lunak yang tidak berwarna dan melekat erat pada
permukaan gigi.
 Plak terbentuk dari air ludah, sisa makanan yang halus, serta kuman.
 Tidak bisa hilang hanya dengan berkumur
 Sisa makanan (tempat ideal kuman oleh kuman)
 Penyakit dalam (DM)
 Kekentalan saliva.

Karies juga terdapat dari bagian luar gigi (email) sehingga gigi menjadi sakit, dan
meneyebabkan gigi mati dan terinfeksi dan berujung pada pembengkakan
Pencegahan Penyakit Gigi (Karies Gigi)
Tindakan pencegahan primer adalah suatu bentuk prosedur pencegahan yang
dilakukan sebelum gejala klinik dari suatu penyakit timbul dengan kata lain
pencegahan sebelum terjadinya penyakit.
Tindakan pencegahan primer ini meliputi:
1. Modifikasi kebiasaan anak
Modifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kebiasaan anak yang
salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur
pemeliharaan dan pencegahan karies. Modifikasi kebersihan anak dengan cara:
enghilangkan kebiasaan buruk seperti mengkonsumsi makanan yang manis dan
lengket, cara sikat gigi yang tidak benar dan meminum sususebelum tidur.

2. Pendidikan kesehatan gigi harus ditingkatkan


Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi
gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang
berisiko karies tinggi. Pemberian informasi ini sebaiknya bersifat individual dan
dilakukan secara terus menerus kepada ibu dan anak. Dalam pemberian informasi,
latar belakang ibu baik tingkat ekonomi, sosial, budaya dan tingkat pendidikannya
harus disesuaikan sedangkan pada anak yang menjadi pertimbangan adalah umur
dan daya intelegensi serta kemampuan fisik anak. Informasi ini harus
menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan
mulutnya.Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak dapat dilakukan melalui
puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.

3. Kebersihan mulut
Penyikatan gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak dan
tatacara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi. Pencegahan
primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Anak sebaiknya menyikat gigi dua kali
sehari yaitu satu jam setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

9. TINDAKAN YANG DILAKUKAN MENCEGAH KARIES GIGI (MENGGOSOK


GIGI)

4. Cara Menyikat Gigi Yang Benar


1. Pemilihan sikat gigi yg benar
(gosok gigi secara benar & teratur 2x sehari)

Gogok gigi yang baik dan benar sehingga sisa makanan dan plak dapat
dibersihkan. Pilih sikat gigi yang benar: Gagang lurus, kepala sikat sesuai dengan
mulut, bulu sikat halus.
2. Oleskan pasta gigi sebesar biji jagung, pegang sikat gigi senyaman mungkin dengan
posisi 450. Sikat/sapukan pada bagian gigi kanan ke kiri secara memutar dan pelan-
pelan.
3. Kemudian sikat bagian permukaan gigi kanan dan kiri secara menyikat, setelah itu
sapu gigi depan bagian dalam kearah luar.
4. Lakukan hal yang sama pada gigi bagian bawah.
5. Bersihkan llidah dan langit-langit lidah., lalu berkumur.
6. Simpan sikat gigi di tempat yang bersih, untuk mengindari terinfeksi bakteri. Jangan
lupa untuk ganti sikat gigi 3 bulan sekali. Pakai sikat gigi untuk 1 orang saja.
DAFTAR PUSTAKA

Bullechek, G. 2008. Nursing interventions classification (NIC). Ed.5. Philadelphia: Elseviers


Health Science Righyt Departement
Hygiene .http://en.wikipedia.org/wiki/Hygiene/Hygiene.Diaksespadatanggal 12 Oktober,
......(2011).konsep-personal-hygiene.http://adhie-helene.blogspot.com/2009/09/konsep-
personal-hygiene.Diaksespadatanggal 12 Oktober,
Kozier. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik. Jakarta : EGC ;
2010
Potter & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik.
Jakarta : EGC
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/09%20Kesehatan%20Gigi%20&%20Mulut.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf
https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/gimul-tutorial-files-of-drsmed.pdf
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-06.pdf
http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/18/15

Anda mungkin juga menyukai